Anda di halaman 1dari 4

Lampiran : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CAHAYA SANGATTA

Nomor : 02/II/RSIA-CS/PER/2018
Tentang : PANDUAN PELAYANAN PASIEN HIV/AIDS DENGAN INFEKSI OPRTUNISTIK
(IO)

BAB I
DEFENISI

A. LATAR BELAKANG
Acruired Immune Deficiensy Syndrome atau lebih dikenal dengan istilah AIDS
merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya kelainan yang komplek dalam sistem
pertahanan selular tubuh dan menyebabkan korban menjadi sangat peka terhadap
mikroorganisme oportunistik. Penyakit AIDS disebabkan oleh Human
Immunodeficiency Virus atau disingkat dengan HIV. Penyakit ini merupakan penyakit
kelamin, yang pada mulanya dialami oleh sekelompok kaum homoseksual. AIDS
pertama kali ditemukan di kota san fransisco, Amerika Serikat. Penyakit ini muncul
karena hubungan seksual (sodomi) yang dilakukan oleh komunitas kaum homoseksual
(Varney,2006:151). Menurut data UNAIDS/WHO AIDS epidemic update yang di
publikasikan pada 21 november 2007, diperkirakan 39,5 juta orang dengan HIV/AIDS
(ODHA). Terdapat 4,3 juta infeksi baru pada tahun 2006, 2,8 juta (65%) dari jumlah
tersebut terjadi di Sub-Sahara Afrika, sedangkan kawasan Asia Selatan dan Asia
Tenggara menyumbang angka 860.000 (15%). Sedangkan kanker merupakan penyakit
atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel-sel yang tumbuh abnormal di luar batas
kewajaran dan tidak terkendali perkembangannya. Kanker mempunyai andil besar dalam
kasus kematian penduduk.
Adapun di negara maju yaitu 100 kasus per 100.000 penduduk dan sekitar 40.000
akan meninggal akibat penyakit ini. Pasien yang menderita AIDS dan mengalami kanker
memperlihatkan adanya gangguan psikologis berupa stress dan depresi yang ditunjukan
dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas dalam hidup,
merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya
dan merasa tidak berdaya.

B. TUJUAN
a. Mengurangi angka kejadiaan pasen HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik
b. Meminimalkan kejadian gagal pengobatan lini pertama
c. Penatalaksanaan pasien dengan HIV dapat menyeluruh dan berkesinambungan

C. PENGERTIAN
Infeksi Oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang
biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh
yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
buruk. Mereka membutuhkan “kesempatan” untuk menginfeksi seseorang.
Pasien yang terinfeksi HIV akan mengalami beberapa ifeksi oportunistik akibat
penurunan imunitas. Infeksi oportunistik yang terjadi dapat terlihat secara sistemik
berupa infeksi paru, infeksi gastrointestinal, tumor dan keganasan, serta infeksi
oportunistik oral berupa peningkatan frekuensi peyakit mulut penderita.

RSIA CAHAYA SANGATTA 1


BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan infeksi oportunistik ini membahas gambaran umum infeksi oportunistik dan
tatalaksana HIV yang mencakup:
1. Informasi dasar HIV
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS
(Acruired Immune Deficiensy Syndrome) yang termasuk kelompok retrovirus. Seseorang
yang terinfeksi HIV, akan mengalami infeksi seumur hidup. Kebanyakan orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) tetap asimtomatik (tanpa tanda dan gejala dari suatu penyakit) untuk
jangka waktu lama. Meski demikian sebetulnya mereka telah dapat menulari orang lain.
Jadi, AIDS adalah bentuk lanjut dari infeksi HIV, yang merupakan kumpulan gejala
menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi ini berjalan secara progresif merusak sistem
kekebalan tubuh, sehingga penderita tidak dapat menahan serangan infeksi jamur,
bakteri atau virus. Kebanyakan orang dengan HIV akan meninggal dalam beberapa tahun
setelah tanda pertama AIDS muncul bila tidak ada pelayaann dan terapi yang diberikan.

2. Perjalanan infeksi
Sesudah HIV memasuki tubuh seseorang maka tubuh akan terinfeksi dan virus mulai
mereplikasi diri dalam sel orang tersebut (terutama sel limfosit T CD4 dan makrofag).
Virus HIV akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan menghasilkan antibodi
untuk HIV. Masa antara untuk masuknya virus dengan terbentuknya antibodi yang dapat
dideteksi oleh pemeriksaan laboratorium adalah selama 2-12 minggu dan disebut masa
window period. Selama masa ini pasien sangat infeksius, mudah menularkan kepada
orang lain, meskipun hasil pemeriksaan laboratoriumnya masih negatif.

Orang yang terinfeksi HIV tetap tanpa tanda dan gejala dalam jangka waktu yang
cukup lama, bahkan sampai 10 tahun. Namun orang tersebut bisa menularkan infeksinya
kepada orang lain.

3. Jenis infeksi oportunistik


Infeksi oportunistik yang paling sering terjadi pada pasien AIDS yang tidak dapat diobati
adalah:
a. Protozoa: toxoplasma gondii, isospora belii, spesies cryptosporidium
b. Fungi : Candida albicans, cryptococus neoformans
c. Bakteri : Mycobacterium tuberculosis

RSIA CAHAYA SANGATTA 2


BAB III
TATALAKSANA

Penatalaksanaan infeksi oportunistik yang didapat pada pasien dengan HIV positif
dilakukan secara komperhensif dan integratif sesuai dengan gejala yang timbul sampai
dengan kondisi pasien tersebut stabil dan siap untuk dialih rawat ke rumah sakit yang telah
ditunjuk. Dalam melaksanakan perawatan pasien HIV positif dengan infeksi oportunistik,
petugas melakukan upaya pencegahan penularan dengan menggunakan cara:
1. Menerapkan cuci tangan 6 langkah sesuai standar WHO
2. Menggunakan APD atau alat pelindung diri
3. Penanganan alat medis tajam baik dalam penggunaan, serah terima penyimpanan
maupun pembuangan sebagai limbah medis
4. Penerapan budaya aman dalam kamar operasi maupun kamar bersalin.

RSIA CAHAYA SANGATTA 3


PENUTUP

Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan Pelayanan pasien HIV dengan
infeksi oportunistik sesuai prosedur. Tentu masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
pembuatan panduan ini, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi.
Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada Tim penyusun demi kesempurnaan panduan dikesempatan berikutnya.
Semoga panduan ini berguna bagi Tim MDGs RSIA Cahaya Sangatta.

RSIA CAHAYA SANGATTA 4

Anda mungkin juga menyukai