VARICELLA
Disusun Oleh:
Togos Samuel Lumban Toruan
Pembimbing:
dr. Inu Haryo Harimurti
I. KETERANGAN UMUM
Nama : An. RM
Usia : 6 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : CPB 15 no.24 RT.5/RW.3
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 29 Juli 2019
No.RM : 0012148
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Bruntus-bruntus berisi cairan berwarna jernih hingga putih di seluruh tubuh
yang terasa gatal.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan umum : pasien terlihat sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : tidak dilakukan
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36.7 C
Kepala : konjungtiva tidak anemik, sklera tidak ikterik,
conjunctival injection (-)
KGB : terdapat pembesaran KGB di submandibular dextra
dan axilla dextra dengan diameter 1cm, konsistensi kenyal, mobile, dan nyeri
tekan (-).
Thorax : tidak dilakukan
Abdomen : tidak dilakukan
Eksteremitas : tidak ada kelainan
Kulit : lihat status dermatologikus
Status Dermatologikus
Distribusi : Generalisata
Lokasi : Seluruh tubuh
Karakteristik Lesi :
Multipel, diskret, berbentuk bulat dan oval seperti tetesan embun (tear
drops), berukuran 0.3 x 0.4 x 0.2 cm sampai dengan 0.5 x 0.8 x 0.3 cm dan
0,1 x 0,2 cm sampai dengan 0,3 x 0,3 cm, berbatas tegas, sebagian menimbul
dari kulit disekitarnya dan sebagian tidak, lesi berisi cairan jernih sampai
kuning berada diatas permukaan yang eritema, kering.
Efloresensi : Vesikel, pustula, dan krusta yang dikelilingi makula
eritema.
IV. RESUME
Seorang An.RM usia 6 tahun mengeluhkan adanya bruntus-bruntus berisi
cairan berwarna jenih sampai putih di seluruh tubuh yang terasa gatal sejak 3
hari yang lalu. Kelainan kulit berupa bercak kemerahan disertai bruntus-bruntus
yang gatal di daerah dada, yang lama kelamaan bertambah banyak dan menyebar
ke seluruh tubuh, berisi cairan berwarna jernih sampai putih. Pasien juga
memiliki keluarga yang mempunyai keluhan serupa. Awalnya keluhan didahului
dengan adanya demam yang tidak terlalu tinggi sekitar 2 hari sebelum keluhan
bruntus dan gatal muncul.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan adanya pembesaran KGB di
submandibular dan axilla dextra dengan diameter 1cm, konsistensi kenyal,
mobile, dan nyeri tekan (-). Selain itu ditemukan lesi yang generalisata di
seluruh tubuh dengan karakteristik multipel, diskret, berbentuk bulat dan oval
seperti tetesan embun (tear drops), berukuran 0.3 x 0.4 x 0.2 cm sampai dengan
0.5 x 0.8 x 0.3 cm dan 0,1 x 0,2 cm sampai dengan 0,3 x 0,3 cm, berbatas tegas,
sebagian menimbul dari kulit disekitarnya dan sebagian tidak, lesi berisi cairan
jernih sampai kuning serta putih berada diatas permukaan yang eritema dan
kering. Eflouresensi berupa vesikel, pustula, dan krusta yang dikelilingi makula
eritema.
V. DIAGNOSA BANDING
1. Varisela (Chicken Pox) dengan infeksi sekunder
2. Herpes Zoster
3. Variola
VII. PENATALAKSANAAN
Umum :
Menerangkan tentang penyakit dan pengobatannya.
Menjelaskan bahwa penyakit ini bisa menular lewat droplet dan kontak
dengan bruntus nya langsung sehingga pasien sebaiknya dijauhkan daro
orang-orang sekitarnya hingga sembuh.
Menganjurkan penderita untuk menjaga beruntus – beruntus yang masih
utuh agar tidak pecah dan menghindari penggarukkan.
Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang untuk memperkuat
imunitas tubuh.
Khusus :
Topikal
- Asiklovir Krim 5% 3x1 (1)
Sistemik
- Acyclovir : 4x200 mg selama 5 hari
- Asam Ascorbat (Vit.C) tab 50 mg 1x1 selama 5 hari
VIII. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
VARICELLA
Epidemiologi
Varisela merupakan penyakit yang berdistribusi luas di seluruh dunia. Di
Eropa dan Amerika Utara kasus terjadi 90% pada anak dengan usia < 10 tahun dan
sebesar 5% pada individu >15 tahun dan untuk daerah tropis lebih sering
menyerang remaja. Varisela sangat menular dan memiliki attact rate 87% pada
orang yang serumah dengan penderita. Transmisi penyakit ini secara aerogen (
kontak langsung dengan lesi dan dengan rute pernafasan atau cairan vesicular)
dengan replikasi virus terjadi di nasofaring dan konjungtiva.
Masa penularannya ±7hari dihitung dari timbulnya gejala kulit (biasanya 1-
2 hari sebelum muncul rash sampai 6 hari berikutnya), dapat memanjang pada
keadaan imunodefisiensi.
Etiologi
Varicella disebabkan oleh virus, yakni Varicella-Zoster-Virus (VZV)
Virus ini mampu mengkode thymidine kinase, yang rentan terhadap obat
antiviral
VZV ini dapat menginfeksi sel epidermal, sel neuron, sel T, dan fibroblas.
Gambar Varicella Zoster Virus
Patogenesis
VZV , masuk via inhalasi atau kontak langsung
terjadi infeksi awal di mukosa saluran napas
virus bereplikasi di paru-paru
lalu virus akan ke nodus limfatikus
virus ke sirkulasi pembuluh darah (Primary Viremia)
Selanjutnya akan bereplikasi pada sel-sel di RES (reticulo endothelial system)
seperti liver dan spleen
Virus akan ke aliran darah (Secondary Viremia)
Virus menyebar ke seluruh tubuh
Patologi
Lesi papular : epitel akan naik, akibat adanya sel-sel epitel yang
membengkak, edema dan adanya kongesti vaskular
Pada dermis superfisial akan terlihat pembengkakan pada sel endotel kapiler
dan pada nuclei nya terdapat inklusi intranuklei.
Pada kasus ini, diagnosa varicella ditegakan karena dari anamnesa yang
dilakukan, sesuai dengan teori yang ada, yaitu pasien mengeluhkan adanya bruntus
berisi cairan dengan dasar kemerahan yang terasa gatal. Sesuai dengan karakteristik
pasien dengn varicella, bruntus ini muncul diawali dari daerah dada yang lama
kelamaan menyebar hingga ke wajah, perut, punggung dan kedua ekstremitas.
Sebelum keluhan ini muncul, pasien pun mengalami beberapa gejala prodromal
sesuai dengan teori yang ada, yaitu adanya demam, myalgia,arthalgia, dan malaise
Pemeriksaan fisik:
Pada seluruh tubuh tampak vesikel dikelilingi halo macula eritem, pustul,
umbilikasi dan menjadi krusta.
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada seluruh bagian tubuh
pasien, ditemukan vesikel dengan penyebaran generalisata (hampir mengenai
seluruh bagian tubuh namun masih terdapat kulit yang sehat). Beberapa vesikel
masih tampak utuh, namun beberapa lagi tampak terkelupas, cairan keluar dan
basah. Beberapa bagian tampak cairan vesikel yang kerluar dan telah mengering
membentuk crusta
Pemeriksaan penunjang:
1. Tzanck smear
Tzanck test disebut juga tzanck smear atau chickenpox skin test atau hepers
skin test. Tzacnk smear ini adalah suatu test dengan cara men scraping dasar
dari ulcer untuk melihat tzanck cell (multinucleated cell) atau pemeriksaaan
sitologi pada bula yang intact untuk melihat acantholytic cells. Tzanck cell
ini biasanya pada:
Herpes Zoster
Herpes simplex
Varicella
Pemhigus vulgaris
Cytomegalovirus
Tzanck smear ini mengambil bahan dari kerokan dasar vesikel dan akan
didapatkan sel datia berinti banyak. Tzanck smear ini mahal, membutuhkan
waktu yang lama, dan merupakan suatu prosedur yang invasive. Indikasi
diakukannya tzanck smear ini adalah untuk mendeteksi proses
inflamasi/proses infeksi kulit, khususnya infeksi hepes.
Diagnosis Banding
Variola
Lebih berat, memberi gambaran monomorf dan penyebarannya dimulai dari
bagian akral tubuh (telapak tangan dan telapak kaki)
Herpes zoster diseminata
Herpes simpleks diseminata
Penatalaksanaan
Umum: untuk mencegah penularan kepada teman atau rekan kerja sebaiknya
penderita tidak masuk sekolah atau tidak kerja selama lima hari.
Khusus:
Topikal: lotion antipruritus, salep antibiotik (gentamycin), bedak salisil (asam
salisilat 2%).
Sistemik: antihistamin, antipiretik bila ada demam, antivirus yang dapat
digunakan:
Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari (dewasa)
Asiklovir 4 – 5 x 200 mg (max 800 mg/hari) untuk anak-anak
Valasiklovir 3 x 1 g/hari (dewasa) selama 7 hari
Famsiklovir 3 x 200 mg / hari selama 7 hari (dewasa).
Pemberian varicella-zooster immuno globulin (VZIG) diberikan kurang dari
96 jam setelah terpapar, yaitu pada :
o Wanita dengan kehamilan
o Anak dengan gangguan sistem pertahanan tubuh
o Bayi baru lahir dengan ibu tertular varicella dalam 5 hari sebelum
melahirkan atau 48 jam setelah melahirkan
o Bayi prematur usia 28 minggu atau lebih muda dengan orangtua tanpa
riwayat cacar air sebelumnya.
Asiklovir
Asiklovir [9-(2-hidroksietoksimetilguanin)] merupakan obat sintetik jenis
analog nukleosida purin. Sifat antivirus asiklovir terbatas pada kelompok
virus herpes.
Mekanisme Kerja
Asiklovir diambil secara selektif oleh oleh sel yang terinfeksi virus herpes.
Untuk mengaktifkan asiklovir, obat ini harus diubah dahulu ke bentuk
monofosfat oleh timidin kinase milik virus tersebut. Afinitas asiklovir
terhadap timidin kinase asal virus herpes ini 200 kali lebih besar dari yang
asal sel manusia atau mamalia. Setelah terbentuk asiklovir monofosfat
(asiklo-GMP), fosforilasi berikutnya dilakukan dengan enzim dari sel hospes
menjadi asiklo-GDP dan terakhir asiklo-GTP. Bentuk akhir inilah yang secara
selektif menghambat DNA-polimerase virus dengan berkompetisi terhadap
desoksiguanosin-trifosfat. Selain itu asiklo-GTP juga dapat mengakibatkan
terminasi biosintesis rantai DNA virus.
Farmakokinetik
Kadar puncak dalam plasma dapat dicapai setelah pemberian oral 200 mg
dan 600 mg. Pada pasien dengan fungsi ginjal normal, waktu paruh
eliminasi kira-kira 2 ½ jam pada orang dewasa dan 4 jam pada neonates
serta 20 jam pada pasien anuria. Kadar obat juga dapat diukur di saliva,
cairan lesi dan secret vagina. Kadar di cairan serebrospinalis mencapai
setengah kadar plasma. Di ASI kadarnya lebih tinggi. Lebih dari 80% dosis
obat dieliminasi melalui filtrasi glomerulus ginjal dan sebagian kecil
melalui sekresi tubuli. Hanya sekitar 15% dosis obat yang diberikan dapat
ditemukan kembali di urin sebagai metabolit inaktif.
Efek Samping
Dalam penggunaan asiklovir perlu diperhatikan karena Efek samping
asiklovir yang digunakan secara oral dan injeksi meliputi pusing, mual,
diare, sakit kepala, serta reaksi pada lokasi injeksi. Pernah pula
dilaporkan adanya kerusakan ginjal apabila asiklovir digunakan secara
injeksi intravena dalam dosis besar, akibat adanya pembentukan kristal
asiklovir di ginjal.
Bila digunakan secara topikal (obat luar), efek samping yang biasanya
terjadi adalah kulit terasa kering dan terbakar. Sedangkan bila
digunakan pada mata, beberapa pasien akan mengalami rasa tidak enak
pada mata.
Asiklovir bekerja dengan mempengaruhi DNA sel, maka
penggunaannya hendaknya dihindari pada masa kehamilan. Toksisitas
akut (LD50) asiklovir lebih dari 1 g/kg, hal ini disebabkan oleh
rendahnya bioavailabilitas oral obat ini.
Indikasi
Efektif terhadap virus HSV tipe 1 dan 2, ensefalitis, neonates dan VZV.
Kontraindikasi
Ibu hamil
Pencegahan
1. Imunisasi Aktif
- Vaksinasi dengan virus varicella dengan kekebalan yang didapat dapat
bertahan hingga 10 tahun
- Pemberian secara subkutan
- Efektif diatas 1 tahun dan direkomendasikan diberikan pada usia 12 hingga
8 tahun
2. Imunisasi Pasif
- Menggunakan VZIG
- Dapat diberikan kepada :
a. Anak usia diabawah 15 tahun yang belum pernah menderitavaricella
atau zoster
b. Bayi baru lahir dimana ibunya menderita varicella dalam kurun waktu
lima hari sebelujm atau 48 jam setelah melahirkan
c. Bayi prematur dan bayi usia dibawah 14 hari yang ibunya belum pernah
menderita varicella atau herpes zoster
d. Anak-anak yang menderit leukimia dan lymphoma yang belum pernah
menderita varicella
- Dosis 125 U / 10 kg BB, dosis minimum 125 U dan dosis maksimal 625 U
- Diberikan IM tidak IV
- Perlindungan hanya bersifat sementara
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.
2. Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNPAD/RSHS. Standar
Pelayanan Medik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Bandung: Bagian
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNPAD/RS dr. Hasan Sadikin.
2005.
3. Cook G, Zumla A. Manson’s Tropical Disease. Edisi ke-21. London:
Saunders. 2003.