Anda di halaman 1dari 53

PRAKTIK ILEGAL

PEMICU AGAMA 1

TOGOS SAMUEL LT
405110098
LO 1

MM definisi, jenis aborsi,


dampak aborsi
Pengertian Aborsi
Istilah aborsi, dalam bahasa Inggris
disebut abortion, kata aborsi itu sendiri
berasal dari bahasa latin yang berarti
“gugurnya kandungan atau keguguran.”
Berarti pengeluaran hasil konsepsi
(pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan.
Ini adalah suatu proses pengakhiran
hidup dari janin sebelum diberi kesempatan
untuk bertumbuh.
Abortus : fetus dengan berat kurang dari 500
gram atau umur kehamilannya kurang dari
20 minggu pada saat dikeluarkan dari uterus,
yang tidak mempunyai kemungkinan hidup.
(kamus kedokteran Dorland, edisi 29)
Pengertian Aborsi
• Aborsi adalah pengakhiran kehamilan
sebelum masa gestasi 28 minggu atau
sebelum janin mencapai berat 1000
gram. (ensiklopedi Indonesia)
• Aborsi adalah pengakhiran masa
kehamilan atau konsepsi (pembuahan)
sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. (Sardikun Bina Putra, FKI)
Macam” Abortus
 Abortus spontanea merupakan abortus yang
berlangsung tanpa tindakan:
1) Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan
dari uterus pada kehamilan sebelum 28 minggu,
dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan
tanpa adanya dilatasi serviks
2) Abortus insipiens, Peristiwa perdarahan uterus
pada kehamilan sebelum 28 minggu dengan adanya
dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus.
3) Abortus inkompletus, Pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 28 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
4) Abortus kompletus, semua hasil konsepsi sudah
dikeluarkan.
 Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang
sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara menghentikan
kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu.
Pada umumnya bayi dianggap belum dapat hidup
diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai
28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram,
walaupun terdapat beberapa kasus bayi dengan berat
dibawah 1000 gram dapat terus hidup.

 Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik:


1) AbortusProvokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus
2) Abortus Provokatus Kriminalis
MACAM” ABORSI
 Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
1. Aborsi Spontan / Alamiah
2. Aborsi Buatan / Sengaja
3. Aborsi Terapeutik / Medis
 Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan
apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur
dan sel sperma, sedangkan
 Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia
kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan
disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter,
bidan atau dukun beranak).
 Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang
dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil
tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung
yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang
dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan
tidak tergesa-gesa.
Macam2 Aborsi berdasarkan umur
bayi
 Kehamilan Muda (di bawah 1 bulan)
 Pada kehamilan muda, dimana usia janin masih sangat kecil, aborsi dilakukan
dengan cara menggunakan alat penghisap (suction). Kehamilan Lebih Lanjut
(1-3 bulan)
 Pada tahap ini, dimana janin baru berusia sekitar beberapa minggu, bagian-
bagian tubuhnya mulai terbentuk. Aborsi dilakukan dengan cara menusuk
anak tersebut kemudian bagian-bagian tubuhnya dipotong-potong dengan
menggunakan semacam tang khusus untuk aborsi (cunam abortus).
 Kehamilan Lanjutan (3-6 bulan)
 Pada tahap ini, bayi sudah semakin besar dan bagian-bagian tubuhnya sudah
terlihat jelas. Jantungnya sudah berdetak, tangannya sudah bisa
menggenggam. Tubuhnya sudah bisa merasakan sakit, karena
jaringan syarafnya sudah terbentuk dengan baik. Aborsi dilakukan dengan
terlebih dahulu membunuh bayi ini sebelum dikeluarkan.
 Kehamilan Besar (6-9 bulan)
 Pada tahap ini, bayi sudah sangat jelas terbentuk. Wajahnya sudah kelihatan,
termasuk mata, hidung, bibir dan telinganya yang mungil. Jari-jarinya juga
sudah menjadi lebih jelas dan otaknya sudah berfungsi baik. Untuk kasus
seperti ini, proses aborsi dilakukan dengan cara mengeluarkan bayi tersebut
hidup-hidup, kemudian dibunuh.
Contoh aborsi
• Pada kehamilan muda
(dibawah 1 bulan)
Pada kehamilan muda,
dimana usia janin masih
sangat kecil, aborsi dilakukan
dengan cara menggunakan
alat penghisap (suction). Sang
anak yang masih sangat
lembut langsung terhisap dan
hancur berantakan. Saat
dikeluarkan, dapat dilihat
cairan merah berupa
gumpalan-gumpalan darah
dari janin yang baru dibunuh
tersebut.
• Pada kehamilan lebih lanjut (1-
3 bulan)
Pada tahap ini, dimana janin baru
berusia sekitar beberapa minggu,
bagian-bagian tubuhnya mulai
terbentuk. Aborsi dilakukan
dengan cara menusuk anak
tersebut kemudian bagian-bagian
tubuhnya dipotong-potong
dengan menggunakan semacam
tang khusus untuk aborsi (cunam
abortus). Anak dalam kandungan
itu diraih dengan menggunakan
tang tersebut, dengan cara
menusuk bagian manapun yang
bisa tercapai. Bisa lambung,
pinggang, bahu atau leher.
Kemudian setelah ditusuk,
dihancurkan bagian-bagian
tubuhnya. Tulang-tulangnya di
remukkan dan seluruh bagian
tubuhnya disobek-sobek menjadi
bagian kecil-kecil agar mudah
dikeluarkan dari kandungan.
 Aborsi pada kehamilan lanjutan (3
sampai 6 bulan)
Pada tahap ini, bayi sudah semakin
besar dan bagian-bagian tubuhnya
sudah terlihat jelas. Jantungnya sudah
berdetak, tangannya sudah bisa
menggenggam. Tubuhnya sudah bisa
merasakan sakit, karena jaringan
syarafnya sudah terbentuk dengan baik.
Aborsi dilakukan dengan terlebih dahulu
membunuh bayi ini sebelum
dikeluarkan. Pertama, diberikan
suntikan maut (saline) yang langsung
dimasukkan ke dalam ketuban bayi.
Cairan ini akan membakar kulit bayi
tersebut secara perlahan-lahan,
menyesakkan pernafasannya dan
akhirnya setelah menderita selama
berjam-jam sampai satu hari bayi itu
akhirnya meninggal. Selama proses ini
dilakukan, bayi akan berontak, mencoba
berteriak dan jantungnya berdetak
keras. Aborsi bukan saja merupakan
pembunuhan, tetapi pembunuhan
secara amat keji. Setiap w anita harus
sadar mengenai hal ini.
DAMPAK ABORSI
 Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan
maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika
dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia
“tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”.
 Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi
setiap wanita, terutama mereka yang sedang
kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan
yang sudah terjadi.
 Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang
melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis
 Resiko kesehatan dan keselamatan
fisik
 Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa
resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam
buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

• Resiko kesehatan mental
• Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari
segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi
juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental
seorang wanita.
• Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion
Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat
dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam
penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
• Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan
mengalami hal-hal seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
• Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan
dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun
dalam hidupnya.
Faktor Penyebab Abortus
Medis :
 Kelainan telur
Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian
rupa hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor
endogen seperti kelainan chromosom (trisomi & polyploidi)

 Penyakit ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu:
a. Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan
abortus dan partus prematurus
b. Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau
disfungsi kelenjar gondok
c. Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu
d. Gizi ibu yang kurang baik
e. Kelainan alat kandungan:
• Hypoplasia uteri
• Tumor uterus
• Cerviks yang pendek
• Retroflexio uteri incarcerata
• Kelainan endometriumf.Faktor psikologis ibu

 Faktor suami
Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang tua
serta faktor imunologik yang dapat memungkinkan hospes (ibu)
mempertahankan produk asing secara antigenetik (janin) tanpa
terjadi penolakan
 Faktor lingkungan
Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum
minuman beralkohol serta paparan faktor eksogen seperti virus,
radiasi, zat kimia,memperbesar peluang terjadinya abortus

Non Medis :
 Kehamilan di luar nikah akibat dampak globalisasi
 Sudah memiliki banyak anak sehingga kesulitan dalam biaya
hidup
 Pergaulan bebas
 Ketidaksiapan mental untuk memiliki anak
LO 2
 MM Pandangan Agama
Tentang Aborsi
Aborsi menurut sudut pandang
agama Islam
 Manusia berapapun kecilnya adalah ciptaan Allah yang mulia.
(QS. Al-Isrã: 70)
 Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua
orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan
menyelamatkan semua orang. (QS. Al-Mã-idah: 32)
 Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak
memiliki uang yang cukup atau takut akan kekurangan uang.
(QS. Al-Isrã: 31)
 Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan
terhadap perintah Allah. (QS. Al-Mã-idah: 36)
 Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita. (QS.
Al-Najm: 32)
 Tidak ada kehamilan yang merupakan “kecelakaan” atau
kebetulan. Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan
rencana Allah. (QS. Al-Hajj: 5)
 Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi.
Bahkan dalam kasus hamil diluar nikah sekalipun, Nabi sangat
menjunjung tinggi kehidupan.
Aborsi dalam agama islam
1. Secara umum dan keseluruhan, hukum
asal aborsi adalah haram, kecuali ada
alasan-alasan tertentu yang dibenarkan
oleh syariat.
2. Dalam keadaan dimana kehamilan
mengancam nyawa si ibu, maka hukum
aborsi menjadi wajib dan tidak terikat
dengan usia kehamilan
3. Aborsi yang dilakukan terhadap kehamilan
yang diakibatkan zina,hukumnya haram
Toleransi
• Aborsi yang dibolehkan dalam hukum islam meskipun hukumnya
makruh adalah aborsi yang dilakukan:
– Maksimal usia kehamilan mencapai 40 hari
– Wanita yang hamil menderita sakit fisik berat, seperti kanker stadium
lanjut
– Pasutri yang mengidap penyakit jiwa berat yang sulit disembuhkan, dan
secara genetik bisa menurun kepada janinnya
– Janin yang dikandung, secara medis terdeteksi menderita cacat genetik
yang sulit disembuhkan
– Perempuan yang hamil akibat diperkosa
– Perempuan yang hamil karena incest
– Dan alasan-alasan lain yang dapat dibenarkan secara syar’i

• Keputusan dilakukan aborsi harus ditetapkan oleh sebuah tim


(min seorang dokter, seorang wakil keluarga, dan seorang ulama)
• Pelaksanaan aborsi harus dilakukan oleh dokter dan atau tenaga
kesehatan terlatih untuk aborsi tsb, yang pelaksanaannya
dilakukan di fasilitas kesehatan yang ditetapkan dan ditunjuk oleh
pemerintah
• “Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu
karena takut kemiskinan. Kami akan memberikan rizki
kepadamu dan kepada mereka.” (Qs. al-An’aam [6]:
151).
• “Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu
karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan
memberikan rizki kepada mereka dan juga kepadamu
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa
yang besar.” (Qs. al-Isra` [17]: 31).
• “Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-
hidup ditanya. Karena dosa apakah dia dibunuh” (Qs.
At-Takwiir (81): 8-9)
• “Sesungguhnya setiap kamu terkumpul kejadiannya
dalam perut ibumu selama 40 hari dalam bentuk
‘nuthfah’, kemudian dalam bentuk ‘alaqah’ selama itu
pula, kemudian dalam bentuk ‘mudghah’ selama itu
pula, kemudian ditiupkan ruh kepadanya.” [HR.
Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, dan Tirmidzi].
 “Jika nutfah (gumpalan darah) telah lewat empat puluh dua
malam, maka Allah mengutus seorang malaikat padanya,
lalu dia membentuk nutfah tersebut; dia membuat
pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan
tulang belulangnya. Lalu malaikat itu bertanya (kepada
Allah), ‘Ya Tuhanku, apakah dia (akan Engkau tetapkan)
menjadi laki-laki atau perempuan?’ Maka Allah kemudian
memberi keputusan…” [HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud r.a.].
 “Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya.” (Qs. al-Maa’idah [5]: 32) .

 “Jika
berkumpul dua madharat (bahaya) dalam satu hukum,
maka dipilih yang lebih ringan madharatnya.” (Abdul
Hamid Hakim, 1927, Mabadi` Awaliyah fi Ushul Al Fiqh
wa Al Qawa’id Al Fiqhiyah, halaman 35).
Aborsi menurut sudut pandang Kristiani

Semua umat Kristiani bisa membaca kembali


Kitab Sucinya untuk mengerti dengan jelas,
betapa Tuhan sangat tidak berkenan atas
pembunuhan seperti yang dilakukan dalam
tindakan aborsi.
1. Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam
kandungan itu belum memiliki nyawa. (Mzm 139:13-
16)
2. Hukuman bagi para pelaku aborsi sangat keras. (Kel
21:22-25 )
3. Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak
dibenarkan Tuhan. (Yes 45:9-12)
Aborsi menurut sudut pandang Kristiani

4. Aborsi karena ingin menyembunyikan aib tidak


dibenarkan Tuhan. (Rom 8:28)
5. Tuhan tidak pernah memperkenankan anak
manusia dikorbankan. Apapun alasannya. (Ul
12:31 dan 18:10-13)
6. Anak-anak adalah pemberian Tuhan. Jagalah
sebaik-baiknya. (Mzm 127:3-5)
Pandangan Agama Katholik
Gereja Katolik melarang setiap usaha
“penghilangan” makhluk hidup semenjak terjadinya
fertilisasi sehingga Gereja Katolik pun dengan tegas
melarang setiap bentuk kontrasepsi yang dapat
membunuh kehidupan yang telah terjadi dengan cara
menghalangi proses nidasi (perlekatan janin pada rahim).
Hal ini dikarenakan sebelum terjadi nidasi, sudah terlebih
dahulu ada kehidupan, karena nidasi terjadi sekitar 5 hari
setelah terbentuknnya zigot yang merupakan hasil
peleburan sel telur dan sel sperma. Kontrasepsi yang
diketahui dapat menghalangi nidasi janin pada dinding
rahim adalah Alat Kontrasepsi dalam Rahim (spiral), dan
alat KB hormonal seperti : pil KB, KB suntik, KB susuk.
Cacat Fisik/Mental???
• Bayi yang diperkirakan mengalami kecacatan fisik
ataupun mental yang berat yang diperkirakan tidak
mungkin hidup sekalipun setelah dilahirkan, yang
secara medis memenuhi indikasi untuk dilakukan
abortus provokatus terapeutik tetaplah tidak diijinkan
oleh Gereja Katolik untuk diaborsi, selama
keberadaan bayi tersebut tidak membahayakan
nyawa si ibu.
• Alasannya adalah Allah yang menciptakan kehidupan
janin itu ,sehingga manusia tidak berkuasa sedikitpun
atas hidup-matinya janin itu dan janin yang cacat pun
tetap memiliki hak hidup yang sama dan memiliki
martabat yang sama dengan janin yang tidak cacat.
Kehamilan di luar nikah??
 Gereja Katolik tetap berpendapat bahwa konflik
semacam itu tidak dapat diselesaikan dengan
pengguguran. Dalam hal ini harus dituntut sikap
wajar dan manusiawi dari lingkungan. Kewajiban
keluarga dan lingkungan membantunya
memberikan bantuan sosial dan konseling bukan
malah menghukumnya, meskipun tindakannya
jelas salah.
 Gereja Katolik sangat tegas melarang tindakan
aborsi semenjak terjadinya fertilisasi atau
pertemuan antara sel telur dan sel sperma, dan
Kitab Hukum Kanonik mengenakan hukuman
ekskomunikasi (dikeluarkan sebagai anggota
Gereja) pada setiap orang Katolik yang aktif
terlibat dalam “mengusahakan pengguguran
kandungan yang berhasil” (KHK kan. 1398)
Kontrasepsi???
 Demikian kerasnya Gereja Katolik melarang setiap usaha
“penghilangan” makhluk hidup semenjak terjadinya
fertilisasi sehingga Gereja Katolik pun dengan tegas
melarang setiap bentuk kontrasepsi yang dapat
membunuh kehidupan yang telah terjadi dengan cara
menghalangi proses nidasi (perlekatan janin pada
rahim).
 Hal ini dikarenakan sebelum terjadi nidasi, sudah terlebih
dahulu ada kehidupan, karena nidasi terjadi sekitar 5 hari
setelah terbentuknnya zigot yang merupakan hasil
peleburan sel telur dan sel sperma.
 Kontrasepsi yang diketahui dapat menghalangi nidasi janin
pada dinding rahim adalah Alat Kontrasepsi dalam Rahim
(spiral), dan alat KB hormonal seperti : pil KB, KB suntik, KB
susuk. Dr. David Kingsley,MB,ChB,Cert NFP dari organisasi
Respect Life, mengutarakan bahwa pil KB (dan juga alat
kontrasepsi hormonal lainnya) bekerja bukan hanya
sekedar menghambat ovulasi, namun lebih dari itu, pil
tersebut bersifat abortifacient, artinya menggugurkan setiap
kehidupan yang telah terjadi dengan cara menghambat
terjadinya nidasi.
 Karenanya dari sisi moral, khususnya moral Katolik,
penggunaan pil KB untuk tujuan kontrasepsi tidaklah dapat
dibenarkan. Lebih lanjut Dr. David juga menyebutkan efek
samping yang ditimbulkan akibat penggunaan pil KB seperti
kanker payudara, kanker leher rahim, penyakit jantung
koroner, stroke, trombosis pembuluh darah dan sebagainya.
 Pendidikan agama -> keteguhan iman dlm
menghadapi situasi yg mendorong
pergaulan bebas, memahami arti kehidupan
 # melakukan hub seks sblm nikah ( jgn
berzinah)
 Psiapan sblm sakramen pnikahan →
pkawinan monogami (apa yg tlh dsatukan
Allah # dpt diceraikan manusia)
 Pendidikan seksualitas -> remaja tahu
dampak dr seks bebas
Toleransi Agama Thd Tindakan
Aborsi
 Indikasi Medis : Bahaya serius bagi
hidup ibu atau bagi kesehatan ibu yg
diperkirakan akan menderita kerugian
berat.
 Indikasi Vital : Mengutamakan hidup
yang dapat diselamatkan dari pada
hidup yang tidak dapat diselamatkan.
 Hindu
Aborsi dalam Teologi Hinduisme tergolong
pada perbuatan yang disebut "Himsa karma"
yakni salah satu perbuatan dosa yang
disejajarkan dengan membunuh, meyakiti,
dan menyiksa. Oleh karena itulah perbuatan
aborsi disetarakan dengan menghilangkan
nyawa, maka aborsi dalam Agama Hindu
tidak dikenal dan tidak dibenarkan.
Hindu
 alam “Lontar Tutur Panus Karma”, penciptaan manusia yang
utuh kemudian dilanjutkan oleh Hyang Widhi dalam
manifestasi-Nya sebagai “Kanda-Pat” dan “Nyama Bajang”.
 Selanjutnya Lontar itu menuturkan bahwa Kanda-Pat yang
artinya “empat-teman” adalah: I Karen, sebagai calon ari-ari; I
Bra, sebagai calon lamas; I Angdian, sebagai calon getih; dan I
Lembana, sebagai calon Yeh-nyom. Ketika cabang bayi sudah
berusia 20 hari maka Kanda-Pat berubah nama menjadi
masing-masing : I Anta, I Preta, I Kala dan I Dengen.
 Selanjutnya setelah berusia 40 minggu barulah dinamakan
sebagai : Ari-ari, Lamas, Getih dan Yeh-nyom. Nyama Bajang
yang artinya “saudara yang selalu membujang” adalah
kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang tidak berwujud. Jika
Kanda-Pat bertugas memelihara dan membesarkan jabang
bayi secara phisik, maka Nyama Bajang yang jumlahnya 108
bertugas mendudukkan serta menguatkan atma atau roh dalam
tubuh bayi.A
 Rgveda 1.114.7 menyatakan : “Ma no mahantam uta ma no arbhakam”
artinya : Janganlah mengganggu dan mencelakakan bayi. Atharvaveda
X.1.29 : “Anagohatya vai bhima” artinya : Jangan membunuh bayi yang tiada
berdosa. DanAtharvaveda X.1.29 : “Ma no gam asvam purusam vadhih”
artinya : Jangan membunuh manusia dan binatang. Dalam ephos
Bharatayuda Sri Krisna telah mengutuk Asvatama hidup 3000 tahun dalam
penderitaan, karena Asvatama telah membunuh semua bayi yang ada
dalam kandungan istri-istri keturunan Pandawa, serta membuat istri-istri itu
mandul selamanya.
 Oleh karena hubungan sex terjadi melalui upacara pawiwahan dan
dilakukan semata-mata untuk memperoleh anak, jelaslah sudah bahwa
aborsi dalam Agama Hindu tidak dikenal dan tidak dibenarkan.
 Sakralnya hubungan sex dalam Hindu banyak dijumpai dalam Kamasutra.
Antara lain disebutkan bahwa hubungan sex hendaknya direncanakan dan
dipersiapkan dengan baik, misalnya terlebih dahulu bersembahyang
memuja dua Deva yang berpasangan yaitu Deva Smara dan Devi Ratih,
setelah mensucikan diri dengan mandi dan memercikkan tirta pensucian.
Hubungan sex juga harus dilakukan dalam suasana yang tentram, damai
dan penuh kasih sayang. Hubungan sex yang dilakukan dalam keadaan
sedang marah, sedih, mabuk atau tidak sadar, akan mempengaruhi prilaku
anak yang lahir kemudian.
PANDANGAN AGAMA BUDDHA
Agama Buddha menentang dan tidak menyetujui
adanya tindakan aborsi karena telah melanggar
pancasila Buddhis, menyangkut sila pertama yaitu
panatipata. Suatu pembunuhan telah terjadi bila
terdapat lima faktor sebagai berikut :
a) Ada makhluk hidup (pano)
b) Mengetahui atau menyadari ada makhluk hidup
(pannasanita)
c) Ada kehendak (cetana) untuk membunuh
(vadhabacittam)
d) Melakukan pembunuhan ( upakkamo)
e) Makhluk itu mati karena tindakan pembunuhan (
tena maranam)
 Dalam Majjhima Nikaya 135 Buddha bersabda
"Seorang pria dan wanita yang membunuh makhluk
hidup, kejam dan gemar memukul serta membunuh
tanpa belas kasihan kepada makhluk hidup, akibat
perbuatan yang telah dilakukannya itu ia akan
dilahirkan kembali sebagai manusia di mana saja ia
akan bertumimbal lahir, umurnya tidaklah akan
panjang".
Bagi mereka yang menyediakan jasa aborsi tidak
resmi dan ketahuan tentu akan mendapat ganjaran
menurut hukum negara, setelah melalui proses
peradilan berdasarkan bukti-bukti yang ada. Ini juga
sebagai akibat dari perbuatan (karma) buruk yang
dilakukan saat ini.
APLIKASI AJARAN AGAMA
TERHADAP ABORSI
 Buddha Sakyamuni menyadari kehebatan dari hasrat birahi
sehingga menetapkan Sila yang tidak boleh dilanggar oleh
sadhaka, antara lain:
1. Bukan suami atau istri -- bukan pasangan sah yang
telah melewati proses pernikahan.
2. Berniat berzinah -- gemar melakukan perbuatan asusila
pada orang yang salah, waktu yang salah, tempat yang
salah, dan objek yang salah.
3. Jalur yang salah -- lewat mulut, anus, dan jalur lain.
4. Tindakan untuk memuaskan hasratnya --
mewujudkannya dengan cara memaksa, menggoda,
merayu, dan menyesatkan.
Pelaku aborsi !
Pelaku Aborsi
 Wanita yang hendak di aborsi ilegal
 Tenaga medis
LO 5
 MM Pandangan Medis
Tentang Aborsi
PANDANGAN TIM MEDIS
TERHADAP ABORSI
 Meskipun dalam KODEKI, tindakan
aborsi merupakan tindakan terlarang
tetapi apabila hal ini bertujuan untuk
pengobatan (penyelamatan jiwa sang
ibu) maka hal ini dianggap sah-sah saja.
Penyebab Abortus
 Penyebab secara umum: Penyebab yang bersifat lokal:
Infeksi akut Fibroid, inkompetensia serviks.
virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis. Radang pelvis
Infeksi bakteri, misalnya streptokokus. kronis, endometrtis.
Parasit, misalnya malaria. Retroversi kronis.
Infeksi kronis Hubungan seksual yang
Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada berlebihan sewaktu hamil,
trimester kedua. sehingga
Tuberkulosis paru aktif. menyebabkan hiperemia dan
Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, abortus.
air raksa, dll.
 Penyakit kronis, misalnya :
 hipertensi
 nephritis Penyebab dari segi
 diabetes Janin
 anemia berat Kematian janin akibat
 penyakit jantung kelainan bawaan.
 toxemia gravidarum Mola hidatidosa.
 Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, Penyakit
dll.
plasenta dan desidua,
 Trauma fisik.
misalnya inflamasi dan deg
enerasi.
LO 4
 MM Pandangan Hukum, Etika
Tentang Aborsi
HUKUM DAN ABORSI
 Di Indonesia ketentuan mengenai aborsi
diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP), Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
dan Undang-Undang No 23 Tahun 1992
tentang kesehatan. Selain itu ditambah
dengan ketentuan dalam Kodeksi (Kode
Etik Kedokteran) dan Lafal Sumpah
Dokter.
 Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”
 Yang menerima hukuman adalah:
1. Ibu yang melakukan aborsi
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi
 Beberapa pasal yang terkait adalah:
 Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya
supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena
pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib,
bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka
dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
 Pasal 341
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
• Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa
akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa
anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan
pidana penjara paling lama sembilan tahun.
• Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut
serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
• Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh
orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
• Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas
tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara
paling lama lima belas tahun.
• Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
• Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal
346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan
dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
SUDUT PANDANG HUKUM

• Beberapa aturan tentang aborsi di Indonesia:


• UU RI No. 1/1946 ttg KUHP: dgn alasan apa pun,
aborsi = tindakan melanggar Hukum
• UU RI No. 23/1992 ttg Kesehatan: dlm kondisi
tertentu bisa dilakukan tindakan medis tertentu

• Kontradiksi hukum
• Sumapraja (dlm Simposium Masalah Aborsi di
Indonesia, Jakarta, 1 April 2000):
• Ada kontradiksi dari isi UU RI ttg Kesehatan No.
23/1992 psl 15 ayat 1: “Dalam keadaan darurat
sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil
dan atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis
tertentu.”
• Pengguguran kandungan tak pernah diartikan sbg
upaya menyelamatkan janin _ cacat hukum
• Dlm penjelasan Psl 15: “Tindakan medis dalam
bentuk pengguguran kandungan dengan alasan
apapun dilarang, karena bertentangan dengan
norma hukum, norma agama, norma kesusilaan,
dan norma kesopanan. Namun dalam keadaan
darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu
atau janin yang dikandungnya dapat diambil
tindakan medis tertentu.”
• Dasar hukum tindakan aborsi yg cacat hukum & tak
jelas itu menjadikan tenaga kesehatan yg
memberikan pelayanan aborsi rentan di mata
hukum.
 Menurut KODEKI
→ Kewajiban umum : pasal 7 d UU No. 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran berbunyi :
”Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan
kewajiban melindungi hidup insani”, arti : segala
perbuatan dokter terhadap pasien bertujuan
untuk memelihara kesehatan dan kebahagian,
dengan sendirinya dia harus mempertahankan
dan memelihara kehidupan manusia

→ baik dari segi agama, UU negara, maupun


etik kedokteran, seorang dokter tidak dibolehkan
untuk menggugurkan kandungan ( Abortus
Provokatus )
→Abortus hanya dapat dibenarkan hanya
sebagai pengobatan - menolong jiwa ibu dari
bahaya maut (abortus provokatus therapiuticus)

→ UU tentang Kesehatan No.23 tahun 1992 -


Keputusan untuk melakukan abortus, sekurang-
kurangnya 2 dokter, dan persetujuan tertulis
dari istri, suami dan keluarga terdekat, dan
sebaiknya dilakukan di rumah sakit atau sarana
kesehatan yang memadai.
LO 7
 MM Solusi
Solusi
Untuk masyarakat agar dihimbau untuk:
1. Sedapat mungkin menghindari hubungan suami isteri pada
pasangan yang tidak/belum menikah.
2. Bagi para suami isteri yang tidak merencanakan untuk
menambah jumlah anak, agar mengikuti program KB.
3. Bagi para pekerja seks komersial agar selalu menggunakan
kondom pada saat melakukan hubungan intim dengan
pelanggannya.
4. Meningkatkan pengetahuan agama agar selalu terhindar dari
perbuatan yang dilarang oleh agamanya.
5. Menuntut pada pemerintah agar memberikan tindakan
hukuman yang seberat-beratnya bagi para pemerkosa
ataupun pelaku tindakan pelecehan/kekerasan seksual
lainnya, agar para kriminal maupun calon pelaku kriminal
ini berpikir panjang untuk melakukan tindakan- tindakan tersebut

Anda mungkin juga menyukai