Anda di halaman 1dari 43

Teganya

Togos Samuel LT
405110098
LO1. definisi
Transplantasi adalah memindahkan suatu organ atau jaringan
tubuh manusia yang masih berfungsi baik, baik dari orang yang
masih hidup maupun yang sudah meninggal, ke tubuh manusia
lain.
Transplantasi sangat menguntungkan bagi orang-orang yang
menderita penyakit yang tidak tersembuhkan. Transfusi darah
merupakan transplantasi yang paling sering di lakukan.
Transpalntasi organ tubuh biasanya melibatkan :
Pencarian donor yang sesuai
Kemungkinan terjadinya resiko akibat pembedahan
Pemakaian obat-obat immunosupresan
Kemungkinan terjadinya penolakan dari tubuh resipien
Kemungkinan terjadi komplikasi/kematian
Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi,
yaitu :
1. Eksplantasi, yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia
yang hidup atau yang sudah meninggal.
2. Implantasi, yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh
tersebut kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang


keberhasilan tindakan transplantasi, yaitu:
1. Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri
orang hidup yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara
biologis dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan / organ.
2. Adaptasi resepien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima
jaringan / organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau
menolak jaringan / organ tersebut, untuk berfungsi baik, mengganti
yang sudah tidak dapat berfungsi lagi.
Biasanya yang paling banyak pendonor transplantasi
adalah orang yang masih hidup, karena angka
keberhasilannya tinggi.
Jantung, hati, dan komponen mata (kornea dan
lensa) hanya bisa di dapatkan dari orang yang baru
saja meninggal dan biasanya akibat kecelakaan
bukan sakit.
Sejarah dan Perkembangan Transplantasi

Tahun 600 SM di India, Susruta telah melakuakan


transpalantasi kulit. Semantara jaman Renaissance, seorang ahli bedah
dari Itali bernama Gaspare Tagliacozzi juga telah melakukan hal yang
sama.
Diduga John Hunter ( 1728 1793 ) adalah pioneer bedah
eksperimental, termasuk bedah transplantasi. Dia mampu membuat
criteria teknik bedah untuk menghasilkan suatu jaringan trnsplantasi
yang tumbuh di tempat baru. Akan tetapi sistim golongan darah dan
sistim histokompatibilitas yang erat hubungannya dengan reaksi
terhadap transplantasi belum ditemukan.
Pada abad ke 20, Wiener dan Landsteiner menyokong perkembangan
transplantasi dengan menemukan golongan darah system ABO dan
system Rhesus. Saat ini perkembangan ilmu kekebalan tubuh makin
berperan dalam keberhasilan tindakan transplantasi.
Perkembangan teknologi kedokteran terus meningkat searah
dengan perkembangan teknik transplantasi. Ilmu transplantasi modern
makin berkembeng dengan ditemukannya metode metode
pencangkokan, seperti :

a. Pencangkokkan arteria mammaria interna di dalam operasi lintas


koroner olah Dr. George E. Green.

b. Pencangkokkan jantung, dari jantung kera kepada manusia oleh


Dr. Cristian Bernhard, walaupun resepiennya kemudian meninggal
dalam waktu 18 hari.

c. Pencakokkan sel sel substansia nigra dari bayi yang meninggal


ke penderita Parkinson oleh Dr. Andreas Bjornklund.
LO2
Macam-macam Transplantasi Organ
Transplantasi Ginjal.
Transplantasi hati.
Transplantasi Paru
Transplantasi Jantung
Transplantasi kulit.
Transplantasi Kornea
Transplantasi tulang
Transplantasi Pembuluh darah
Transplantasi Pankreas.
Transplantasi ditinjau dari segi genetik antara
donor-resipien, dapat dibedakan menjadi:
1. Autotransplantasi, yaitu pemindahan
suatu jaringan atau organ ke tempat lain
dalam tubuh orang itu sendiri.
2. Homotransplantasi, yaitu pemindahan
suatu jaringan atau organ dari tubuh
seseorang ke tubuh orang lain.
3. Heterotransplantasi, yaitu pemindahan
suatu jaringan atau organ dari suatu spesies
ke tubuh spesies lainnya.
Berdasarkan jenis transplantasi
Transplantasi organ. misalnya jantung, ginjal, dsb.
Transplantasi jaringan. misal kornea mata.
Beberapa jenis transplantasi(guyton : 2007)
1. Autograft, yaitu pemindahan dari satu tempat ke
tempat lain dalam tubuh itu sendiri.
2. Allograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke
tubuh lain yang sama spesiesnya.
3. Isograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke
tubuh lain yang identik, misalnya pada kembar
identik.
4. Xenograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke
tubuh yang lain yang tidak sama ke spesiesnya.
LO4. Tujuan
Tujuan dasar transplantasi
1. Kesembuhan dari suatu penyakit, misalnya rusaknya jantung,
ginjal, dll.
2. Pemulihan kembali fungsi suatu organ, jaringan atau sel yang
telah rusak atau mengalami kelainan, tapi sama sekali tidak
terjadi kesakitan biologis, misalnya bibir sumbing.

Dilihat dari segi tingkatan tujuannya


1.Tingkat dihajatkan yaitu transplantasi semata-mata hanya sebagai
pengobatan dari sakit atau cacat yang jika tidak dilakukan dengan
pencangkokan tidak akan menimbulkan kematian, seperti
transplantasi kornea mata dan bibir sumbing.
2. Tingkat darurat yaitu transplantasi sebagai jalan terakhir yang jika
tidak dilakukan akan menimbulkan kematian, seperti
transplantasi ginjal, hati dan jantung.
Pada homo-transplantasi akan terjadi tiga
kemungkinan:
Apabila resipien dan donor adalah saudara kembar
yang berasal dari satu telur, maka transplantasi
hampir selalu tidak menyebabkan reaksi penolakan.
Pada golongan ini hasil transplantasinya serupa
dengan hasil transplantasi pada auto-transplantasi.
Apabila resipien dan donor adalah saudara kandung
atau salah satunya adalah orangtua, maka reaksi
penolakan pada golongan ini lebih besar daripada
golongan pertama, tetapi masih lebih kecil dari
golongan ketiga.
Apabila resipien dan donor adalah dua orang yang
tidak ada hubungan saudara, maka kemungkinan
besar transplantasi selalu menyebabkan reaksi
penolakan.
LO6. pandangan agama
buddha
Dalam pengertian Budhis, seorang terlahir kembali dengan
badan yang baru. Oleh karena itu, pastilah organ tubuh
yang telah didonorkan pada kehidupan yang lampau tidak
lagi berhubungan dengan tubuh dalam kehidupan yang
sekarang. Artinya, orang yang telah mendanakan anggota
tubuh tertentu tetap akan terlahir kembali dengan organ
tubuh yang lengkap dan normal. Ia yang telah
berdonor kornea mata misalnya, tetap akan terlahir
dengan mata normal, tidak buta. Malahan, karena donor
adalah salah satu bentuk karma baik, ketika seseorang
berdana kornea mata, dipercaya dalam kelahiran yang
berikutnya, ia akan mempunyai mata lebih indah dan sehat
dari pada mata yang ia miliki dalam kehidupan saat ini.
Islam
Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup.
Misalnya mendonorkan organ tunggal yang dapat
mengakibatkan kematian si pendonor, seperti
mendonorkan jantung, hati dan otaknya.Hukumnya
tidak diperbolehkan,
Berdasarkan firman Allah SWT dalam Al Quran :
1) surat Al Baqorah ayat 195
dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke
dalam kebinasaan
2) An Nisa ayat 29
dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri
3) Al Maidah ayat 2
dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran.
Transplantasi Organ dari Donor yang Sudah meninggal

Allah telah mengharamkan pelanggaran terhadap


kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran terhadap kehor-
matan orang hidup. Allah menetapkan pula bahwa menganiaya
mayat sama saja dosanya dengan menganiaya orang hidup.
Diriwayatkan dari Aisyah Ummul Muminin RA bahwa Rasulullah
SAW bersabda : Memecahkan tulang mayat itu sama dengan
memecahkan tulang orang hidup. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan
Ibnu Hibban).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Amar bin Hazm Al Anshari RA,
dia berkata,Rasulullah pernah melihatku sedang bersandar pada
sebuah kuburan. Maka beliau lalu bersabda : Janganlah kamu
menyakiti penghuni kubur itu ! Hadits-hadits di atas secara jelas
menunjukkan bahwa mayat mempunyai kehormatan sebagaimana
orang hidup. Begitu pula melanggar kehormatan dan menganiaya
mayat adalah sama dengan melanggar kehormatan dan
menganiaya orang hidup.
Kristen
Di alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan
organ tubuh, selama niatnya tulus dan tujuannya
kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk
membantu kelangsungan hidup suatu nyawa (nyawa
orang yang membutuhkan donor organ) bukan karena
mendonorkan untuk mendapatkan imbalan berupa
materi, uang untuk si pendonor organ. Akan lebih baik
lagi bila si pendonor sudah mati dari pada saat si
pendonor belum mati karena saat kita masih hidup
organ tubuh itu bagaimanapun penting, sedangkan
saat kita sudah mati kita tidak membutuhkan organ
tubuh jasmani kita.
Katolik
Gereja menganjurkan kita untuk mendonorkan organ tubuh
sekalipun jantung kita, asal saja sewaktu menjadi donor kita sudah
benar-benar mati artinya bukan mati secara medis yaitu otak kita
yang mati, seperti koma, vegetative state atau kematian medis
lainnya. Tentu kalau kita dalam keadaan hidup dan sehat kita
dianjurkan untuk menolong hidup orang lain dengan menjadi
donor.
Kesimpulannya bila donor tidak menuntut kita harus mati, seperti
donor darah, sum-sum, ginjal, kulit, mata, rambut, lengan, jari,
kaki atau urat nadi, tulang maka kita dianjurkan untuk
melakukannya. Sedangkan menjadi donor mati seperti jantung
atau bagian tubuh lainnya dimana donor tidak bisa hidup tanpa
adanya organ tersebut, maka kita sebagai umat Katolik wajib untuk
dinyatakan mati oleh ajaran GK. Ingat, kematian klinis atau medis
bukan mati sepenuhnya, jadi kita harus menunggu sampai si donor
benar-benar mati untuk dipanen organ, dan ini terbukti tidak ada
halangan bagi kebutuhan medis dalam pengambilan organ.
Hindu
Menurut ajaran Hindu transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan
alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar dia
bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan,
jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh
manusia yang telah meninggal. Perbuatan ini harus dilakukan diatas
prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus iklas tanpa pamrih dan bukan
dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan material.
Alasan yang lebih bersifat logis dijumpai dalam kitab Bhagawadgita II.22
sebagai berikut: Wasamsi jirnani yatha wihaya nawani grihnati
naroparani, tatha sarirani wihaya jirnany anyani samyati nawani dehi
Artinya: seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru dan membuka
pakaian lama, begitu pula Sang Roh menerima badan-badan jasmani yang
baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tiada berguna.
Ajaran Hindu tidak melarang bahkan menganjurkan umatnya unutk
melaksanakan transplantasi organ tubuh dengan dasar yajna (pengirbanan
tulus ikhlas dan tanpa pamrih) untuk kesejahteraan dan kebahagiaan
sesama umat manusia. Demikian pandangan agama hindu terhadap
transplantasi organ tubuh sebagai salah satu bentuk pelaksanaan ajaran
Panca Yajna terutama Manusa Yajna.
LO7. pandangan hukum
Dari segi hukum, transplantasi organ, jaringan dan sel tubuh
dipandang sebagai suatu hal yang mulia dalam upaya menyehatkan
dan mensejahterakan manusia, walaupun ini adalah suatu perbuatan
yang melawan hukum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan,
tetapi mendapat pengecualian hukuman, maka perbuatan tersebut
tidak lagi diancam pidana,dan dapat dibenarkan.
Dalam PP No.18 tahun 1981 tentana bedah mayat klinis, beda mayat
anatomis dan transplantasi alat serta jaringan tubuh manusia
tercantum pasal tentang transplantasi (Arifin, 2009) sebagai berikut :
Pasal 1.
c. Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringa tubuh yang
dibentuk oleh beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk serta
faal (fungsi) tertentu untuk tubuh tersebut.
d. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mmempunyai bentuk dan
faal (fungsi) yang sama dan tertentu.
E. Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk
pemindahan dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari
tubuh orang lain dalam rangka pengobatan untuk menggantikan
alat dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
f. Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan
tubuhnya kepada orang lain untuk keperluan kesehatan.
g. Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli
kedokteran yang berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan, dan
atau denyut jantung seseorang telah berhenti.
Ayat g mengenai definisi meninggal dunia kurang jelas, maka IDI
dalam seminar nasionalnya mencetuskan fatwa tentang masalah
mati yaitu bahwa seseorang dikatakan mati bila fungsi spontan
pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti
atau irreversible, atau terbukti telah terjadi kematian batang
otak.
Pasal 10.
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia
dilakukan dengan memperhatikan ketentuan yaitu
persetujuan harus tertulis penderita atau keluarga
terdekat setelah penderita meninggal dunia.
Pasal 11
1.Transplantasi organ dan jaringan tubuh hanya boleh
dilakukan oleh dokter yang ditunjuk oleh menteri
kesehatan.
2.Transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia tidak
boleh dilakukan oleh dokter yang merawat atau
mengobati donor yang bersangkutan
Pasal 12
Penentuan saat mati ditentukan oleh 2 orang dokter yang tidak ada
sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi.
Pasal 13
Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudkan yaitu dibuat diatas
kertas materai dengan 2 (dua) orang saksi.
Pasal 14
Pengambilan alat atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan
transplantasi atau bank mata dari korban kecelakaan yang meninggal
dunia, dilakukan dengan persetujuan tertulis dengan keluarga
terdekat.
Pasal 15
1. Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh
manusia diberikan oleh donor hidup, calon donor yang bersangkutan
terlebih dahulu diberitahu oleh dokter yang merawatnya, Termasuk
dokter konsultan mengenai operasi, akibat-akibatya, dan
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
2.Dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus yakin
benar, bahwa calon donor yang bersangkutan telah
meyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut.
Pasal 16
Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak
berhak dalam kompensasi material apapun sebagai imbalan
transplantasi.
Pasal 17
Dilarang memperjualbelikan alat atau jaringan tubuh
manusia.
Pasal 18
Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh
manusia dan semua bentuk ke dan dari luar negeri.
Selanjutnya dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, dicantumkan
beberapa pasal tentang transplantasi sebagai berikut :
Pasal 33.
1. dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan
tranplantasi organ dan jaringan tubuh tranfusi darah,implan obat dan alat
kesehatan, sreta bedah plastik dan rekonstruksi.
2. transplantasi organ dan jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan
larangan untuk tujuan komersial.
Pasal 34.
1. Trasplantasi organ dan jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan
dilakukan disarana kesehatan tertentu.
2. pengambilan organ dan jaringan tubuh dari seorang donor harus
memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan
ahli waris atau keluarga.
3. ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.
LO8. pandangan medis
Etika
Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang
pasien degan kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya. Dari segi
etik kedokteran, tindakan ini wajib dilakukan jika ada
indikasi,berlandaskan beberapa pasal dalam kodeki, yaitu :
Pasal 2.
seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut
ukuran tertinggi.
Pasal 10.
Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya
melindungi hidup insani.
Pasal 11.
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala
ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita.
Pasal-pasal tentang transplantasi dalam PP No. 18 tahun 1981,
pada hakekatnya telah mencakup aspek etik, terutama
mengenai dilarangnya memperjual belikan alat dan jaringan
tubuh untuk tujuan transplantasi ataupun meminta
kompensasi material lainnya.
Selain itu, isu-isu etis dari donor organ hidup harus
mempertimbangkan dalamempat dasar prinsip etika biomedis
yaitu:
a. Prinsip Beneficience, yaitu prinsip moral yang mengutamakan
tindakan yang kebaikan pasien. Prinsip ini menentukan
seorang dokter untuk melakukan yang baik bagi orang lain
terutama bila tidak ada resiko yang terlibat bagi pendonor.
Dalam konteks donasi organ hidup tujuan kebaikan dapat
mengesampingkan prinsip non-malleficence jika kemungkinan
manfaatnya lebih besar dari resikonya
B. Prinsip Non-malleficence, yaitu dalam operasi pengambilan organ
untuk transplantasi sebenarnya kerugian secara fisik akan dialami
oleh donor yang sehat dan baik. Donor akan mengalami resiko
kematian dan morbidilitas baik secara fisik maupun psikologis.
Tindakan donor organ hidup dengan demikian harus
dipertimbangkan keseimbangan antara resiko dan manfaat.
Beberapa anggapan bahwa donor mungkin tidak akan mendapat
keuntungan secara langsung dengan tindakannya, tetapi
pendonor akan merasa puas bahwa mereka telah
melakukansesuatu yang besar atau terpuji terhadap orang yang
mereka cintai.
c. Pinsip Autonomis (otonomis), yaitu merupakan prinsip moral
yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi
pasien. Dalam transplantasi organ dokter menekankan altruisme
(sikap mementingkan kepentingan orang lain) sebagai dasar
untuk donasi organ. Proses memberikan persetujuan tanpa
paksaan(informed consent) merupakan tindakan altruisme.
Donor hidup akan membuat keputusan untuk menyumbangkan
organnya tanpa paksaan jika prinsip otonomi ditegakkan. Salah
satu pembenaran dalam donor organ hidup adalah dilaksanakan
secara otonomi individu.
Kebanyakan donor telah membuat keputusan
sesuaikehendak mereka sendiri. Meskipun dalam faktanya
masih terdapat unsur paksaansecara halus dalam
mendonorkan organ, seperti keluarga yang secara
ekonomitergantung terhadap salah satu keluarga yang
membutuhkan organ, denganmelihat keadaan seperti itu,
merasa memiliki kewajiban untuk melakukan donasiorgan.
Seorang dokter membantu calon donor dalam membuat
keputusannyasendiri dengan independen dan objektif
termasuk resiko jangka panjang dan pendek.

d. Prinsip Keadilan, yaitu pada prinsip ini donasi organ hidup


dilakukan secara adiltanpa dipengaruhi oleh faktor lain
seperti untuk kepentingan suatu lembagatertentu untuk
status sosial atau lainnya, namun hanya untuk pasien yang
memang benar-benar membutuhkan karena masalah
kesehatannya, sehingga dalam alokasiorgan benar-benar
terjaga
Syarat transplantasi
1. Transplantasi organ ketika pendonor masih hidup
yang dimaksud disini adalah donor anggota tubuh manusia bagi
siapa saja yang memutuhkan pada saat si donor masih hidup.
syaratnya yaitu, donor tersebut tidak mengakibatkan kematian si
pendonor.
2. Transplantasi organ yang dilakukan pada pendonor yang sudah
mati
adapun transplantasi setelah kehidupan ; hukumnya berbeda
dengan donor ketika masih hidup. Dengan mengkaji anggota
tubuh yang akan ditrandplantasikan, maka :
Adakalanya penyelamatan hidup manusia tergantung pada
transplantasi seperti jantung, hati maupun kedua ginjal
Adakalanya transplantasi anggota tubuhyang tidak
berhubungan dengan penyelamtan hidup. Misalnya
transplantasi kornea, atau pupil atau mata secara keseluruhan
dari orang yang telah mati
Syarat transplantasi dari segi agama dan HAM
1. Keamanan : Tindakan operasi harus aman bagi donor
maupun penerima organ. Secara umum keamanan
tergantung dari keahlian tenaga kesehatan,
kelengkapan sarana dan alat kesehatan
2. Voluntarisme : Transplantasi dari donor hidup maupun
mati hanya bisa dilakukan jika telah ada persetujuan
dari donor dan ahli waris atau keluarganya(pasal 34
ayat 2 UU No.23/1992). Sebelum meminta persetujuan
dari donor dan ahli waris atau keluarganya,dokter wajib
memberitahu resiko tindakan transplantasi tersebut
kepada donor (pasal 15PP 18/1981)
Pada transplantasi organ yang melibatkan donor organ hidup,
pengambilan organ dari donor harus memperhatikan
kesehatan donor yang bersangkutan. Pengambilan organ baru
dapat dilakukan jika donor telah diberitahu tentang resiko
operasi, dan atas dasar pemahaman yang benar tadi donor
dan ahli waris atau keluarganya secara sukarela menyatakan
persetujuannya (pasal 32 ayat 2 UU No. 23/1992).
Transplantasi dari donor hidup wajib memenuhi
4 persyaratan:
1. Resiko yang dihadapi oleh donor harus proporsional dengan
manfaat yang didatangkanoleh tindakan tersebut atas diri
penerima
2. Pengangkatan organ tubuh tidak boleh mengganggu secara
serius kesehatan donor ataufungsi tubuhnya
3. Perkiraan penerimaan organ tersebut oleh penerima
4. Donor wajib memutuskan dengan penuh kesadaram dan
bebas, dengan mengetahuiresiko yang mungkin terjadi
Perjuangan, Natalie Cole dalam melawan penyakit masih
terus diuji. Setelah sebelumnya divonis mengidap penyakit
Hepatitis C di tahun 2008, kini penyanyi berkulit hitam
tersebut didiagnosa mengalami gagal ginjal. Saat ini dirinya
sedang menanti seorang pendonor. Vonis gagal ginjal
diterima saat Ia sedang menjalani perawatan untuk
penyakit Hepatitis C yang dideritanya. Secara rutin, tiga kali
dalam seminggu Ia harus memeriksakan diri untuk penyakit
ginjalnya. Namun penyakit itu hanya bisa disembuhkan bila
ia menerima transplantasi ginjal. Semula,
puteranya Robert, bersedia menjadi pendonor ginjal bagi
sang Ibu. Namun sayangnya hasil check up menunjukan
bahwa lelaki berusia 31 tahun tersebut tidak memenuhi
syarat untuk mendonorkan ginjalnya.
a. Donor Hidup
Adalah orang yang memberikan jaringan / organnya
kepada orang lain ( resepien ). Sebelum memutuskan
untuk menjadi donor, seseorang harus mengetahui dan
mengerti resiko yang dihadapi, baik resiko di bidang
medis, pembedahan, maupun resiko untuk
kehidupannya lebih lanjut sebagai kekurangan jaringan
/ organ yang telah dipindahkan. Disamping itu, untuk
menjadi donor, sesorang tidak boleh mengalami
tekanan psikologis. Hubungan psikis dan omosi harus
sudah dipikirkan oleh donor hidup tersebut untuk
mencegah timbulnya masalah.
b. Jenazah dan donor mati
Adalah orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan
atau berniat dengan sungguh sungguh untuk memberikan
jaringan / organ tubuhnya kepada yang memerlukan
apabila ia telah meninggal kapan seorang donor itu dapat
dikatakan meninggal secara wajar, dan apabila sebelum
meninggal, donor itu sakit, sudah sejauh mana pertolongan
dari dokter yang merawatnya. Semua itu untuk mencegah
adanya tuduhan dari keluarga donor atau pihak lain bahwa
tim pelaksana transplantasi telah melakukan upaya
mempercepat kematian seseorang hanya untuk mengejar
organ yang akan ditransplantasikan
c. Keluarga donor dan ahli waris
Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat
diperlukan untuk menciptakan saling pengertian
dan menghindari konflik semaksimal mungkin
atau pun tekanan psikis dan emosi di kemudian
hari. Dari keluarga resepien sebenarnya hanya
dituntut suatu penghargaan kepada donor dan
keluarganya dengan tulus. Alangkah baiknya
apabila dibuat suatu ketentuan untuk mencegah
tinmulnya rasa tidak puas kedua belah pihak.
d. Resipien
Adalah orang yang menerima jaringan / organ orang lain. Pada
dasarnya, seorang penderita mempunyai hak untuk mendapatkan
perawatan yang dapat memperpanjang hidup atau meringankan
penderitaannya. Seorang resepien harus benar benar mengerti
semua hal yang dijelaskan oleh tim pelaksana transplantasi. Melalui
tindakan transplantasi diharapkan dapat memberikan nilai yang
besar bagi kehidupan resepien. Akan tetapi, ia harus menyadari
bahwa hasil transplantasi terbatas dan ada kemungkinan gagal. Juga
perlu didasari bahwa jika ia menerima untuk transplantasi berarti ia
dalam percobaan yang sangat berguna bagi kepentingan orang
banyak di masa yang akan datang.
Dokter dan tenaga pelaksana lain
Untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus
mendapat parsetujuan dari donor, resepien, maupun
keluarga kedua belah pihak. Ia wajib menerangkan hal hal
yang mungkin akan terjadi setelah dilakukan transplantasi
sehingga gangguan psikologis dan emosi di kemudian hari
dapat dihindarkan. Tnaggung jawab tim pelaksana adalah
menolong pasien dan mengembangkan ilmu pengetahuan
untuk umat manusia. Dengan demikian, dalam
melaksanakan tugas, tim pelaksana hendaknya tidak
dipengaruhi oleh pertimbangan pertimbangan
kepentingan pribadi.
f. Masyarakat
Secara tidak sengaja masyarakat turut
menentukan perkembangan transplantasi.
Kerjasama tim pelaksana dengan cara
cendekiawan, pemuka masyarakat, atau pemuka
agama diperlukan unutk mendidik masyarakat
agar lebih memahami maksud dan tujuan luhur
usaha transplantasi. Dengan adanya pengertian
ini kemungkinan penyediaan organ yang segera
diperlikan, atas tujuan luhur, akan dapat
diperoleh.
Dapus
Blog university padjajaran
Suprapti, S.R. Etika Kedokteran Indonesia.Transplantasi. Edisi 2. Yayasan
BinaPustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2001.
Plueckhahn,V,Cordner,S.
Ethics, Legal Medicine & Forensic Pathology.HumanTissue Transplantation
and The Law, 2nd Edition. Melbourne University Press.Melbourne.1991.
Truog, R, D.The Ethics of Organ Donation by Living Donors. Available
at:http://www.NEJM.com(Accessed: May 30, 2008).
Peraturan Menteri Kesehatan No. 585 tahun 1989 tentang Persetujuan
Tindakan Medis
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam
Medis
Hanafiah M jusuf dan Amir Amri, etika kedokteran dan hukum,edisi 3,
1997.
Achadiat, Chrisdiono.M. 2006. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran
dalamTantangan Zaman.

Anda mungkin juga menyukai