Analisis Tipologi Klassen
Analisis Tipologi Klassen
pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan
ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah. Dengan menentukan rata -rata
pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan per kapita
cepat ( high growth but low income), dan daerah relatif tertinggal( low growth and low income)
K r i t e r i a ya n g d i gu n a k a n u n t u k m e m b a gi d a e r a h k e c a m a t a n d a l a m
1. D a e r a h c e p a t m a j u d a n c e p a t t u m b u h , y a i t u d a e r a h y a n g m e m i l i k i
rata-ratakabupaten.
2. Daerah maju tapi tertekan, yaitu daerah yang memiliki pendapatan perkapita
rata-rata kabupaten.
3. Daerah berkembang adalah yaitu daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi,tetapi tingkat
4. Daerah relatif tertinggal yaitu adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan dan
pendapatan perkapita yang lebih rendah dibanding dengan rata-rata kabupaten
B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum perencanaan dan pengembangan wilayah
adalah untuk mengetahui cara penetapan Analisis Tipologi Klassen dan menentukan daerah
cepat-maju dan cepat-tumbuh, daerah maju tapi tertekan, daerah berkembang cepat dan daerah
C. Kegunaan Praktikum
Kegunaan yang ingin dicapai dalam praktikum perencanaan dan pengembangan wilayah
adalah untuk menambah ilmu pengetahuan tentang cara penetapan Analisis Tipologi Klassen dan
pengambilan kebijakan kepada pemerintah Kabupaten Aceh Utara di Provinsi Nangroe Aceh
utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah.
Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi
yang berbeda, yaitu: daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh (high growth and high income),
daerah maju tapi tertekan (high income but low growth), daerah berkembang cepat (high growth
but income), dan daerah relatif tertinggal (low growth and low income) (Kuncoro dan Aswandi,
kesempatan dan pembagian hasil-hasil pembangunan. Dengan demikian maka suatu daerah yang
kurang produktif akan menjadi lebih produktif dan berkembang yang pada akhirnya dapat
Todaro dan Smith (2006) mengatakan bahwa ada tiga faktor atau komponen utama
dalam pertumbuhan ekonomi. Pertama, akumulasi modal yang meliputi semua bentuk dan jenis
investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan sumberdaya manusia. Kedua,
pertumbuhan penduduk yang beberapa tahun selanjutnya dengan sendirinya membawa
masyarakat yang terjadi di suatu wilayah, yaitu adanya kenaikan seluruh nilai tambah yang
bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di wilayah tersebut (tanah, modal, tenaga kerja, dan
teknologi) dimana pendapatan tersebut diukur dalam nilai riil (dinyatakan dalam harga konstan).
Hal ini juga dapat menggambarkan kemakmuran daerah tersebut. Kemakmuran suatu
wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta di wilayah tersebut juga oleh
besaran transfer-payment, yaitu bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah pada
periode tertentu adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan nilai tambah (value added)
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang
berlaku pada setiap tahun, sedang PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) menunjukkan nilai
tambah barang dan jasa yang dihitung dengan harga yang berlaku pada satu waktu tertentu
disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan dan
perubahan dalam tingkat harganya dan menunjukkan pendapatan yang dapat dinikmati oleh
penduduk suatu daerah serta menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
PDRB ADHB ini digunakan untuk melihat struktur ekonomi pada suatu tahun. Oleh
karenanya untuk dapat mengukur perubahan volume produksi atau perkembangan produktivitas
secara nyata, faktor pengaruh atas perubahan harga perlu dihilangkan dengan cara menghitung
PDRB ADHK.
Penghitungan atas dasar harga konstan ini berguna antara lain dalam perencanaan
ekonomi, proyeksi dan untuk menilai pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun
sektoral. PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan apabila dikaitkan dengan data
mengenai tenaga kerja dan barang modal yang dipakai dalam proses produksi, dapat memberikan
gambaran tentang tingkat produktivitas dan kapasitas produksi dari masing-masing lapangan
usaha tersebut Penghitungan PDRB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, antara lain
(Adisasmita, 2005).
Menurut Gilis et al (2004), Produk Nasional Bruto (PNB) adalah penjumlahan nilai produk
akhir barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun)
masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi. Nilai PDRB per kapita didapatkan dari
hasil bagi antara total PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB per kapita
sering digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah. Apabila data
Menurut Jhingan (2010), kenaikan pendapatan per kapita dapat tidak menaikkan standar
hidup riil masyarakat apabila pendapatan per kapita meningkat akan tetapi konsumsi per kapita
turun. Hal ini disebabkan kenaikan pendapatan tersebut hanya dinikmati oleh beberapa orang kaya
dan tidak oleh banyak orang miskin. Di samping itu, rakyat mungkin meningkatkan tingkat tabungan
mereka atau bahkan pemerintah sendiri menghabiskan pendapatan yang meningkat itu untuk
(PDRB) Perkapita dan pertumbuhan Pendapatan Regional Bruto Kabupaten Aceh Utara.
C. Metode Analisis
Analisis yang digunakan pada praktikum ini adalah Analisis Tipologi Klassen yaitu
analisis yang digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur
IV. PEMBAHASAN
A. Letak Geografis
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam memiliki letak yang sangat strategis baik dari sudut
ekonomi, politik, maupun geografis. Posisi geografis wilayah yang terletak diantara Selat Malaka
dan Samudera Hindia memiliki nilai yang sangat strategis dari sudut geografis,
politik/pertahanan, dan ekonomis. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam memiliki wilayah seluas
57.365,57 Km2, yang terdiri atas kawasan hutan lindung 26.440,81 Km2, kawasan hutan
budidaya 30.924,76 Km2 dan ekosistem Gunung Leuser seluas 17.900 Km2, dengan puncak
Batas-batas wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sebelah utara dengan Laut
Andaman, Sebelah timur dengan Selat Melaka, Sebelah selatan dengan Provinsi Sumatera Utara,
Sebelah barat dengan Samudra Hindia. Daerah Melingkupi : 119 Pulau, 35 Gunung, 73 Sungai
Banyaknya Dati II, 21 Kabupaten, Banyaknya Kecamatan : 228, Mukim : 642, Kelurahan :
Aceh Utara berada pada jalur yang sangat strategis yang merupakan titik tengah antara
Banda Aceh sebagai Ibukota Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan Medan sebagai
ibukota Sumatera Utara. Disamping itu Kabupaten Aceh Utara mempunyai daerah penyangga
yang cukup luas yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Timur
Aceh Utara pada pesisir aceh bagian utara juga mempunyai hubungan perdagangan
dengan Malaysia dan Thailand. Dukungan yang paling strategis adanya sarana dan prasarana
perhubungan laut yang relatif memadai dibandingkan dengan kabupaten yang lain dalam
Jumlah kapasitas pasang dari data produksi air yang didapat adalah 435 lt/dt, jumlah
ini melebihi kapasitas desain dan kapasitas produksi. Untuk jumlah sambungan air yang ada
kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota Banda Aceh.
Kota Banda Aceh dengan jumlah penduduk 264.091 jiwa, membutuhkan air bersih sebesar
26.409.100 liter/hari. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 100 liter/orang/hari. Namun
PDAM Kota Banda Aceh baru dapat memproduksi sebanyak 25.056.00 liter/hari. Sehingga
masih dibutuhkan kapasitas produksi sebanyak 1.353.100 liter/hari, atau 15,6 liter/detik.
B.2.Komponen Persampahan
Data persampahan di kota ini tidak cukup banyak, terutama pada data peralatan TPA
dan sarana transportasi yang digunakan dalam pengoperasian pengolahan sampah. Untuk jumlah
biaya operasional dan pemeliharaan adalah Rp 218.087.500,00. Dengan asumsi timbulan sampah
untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota
Banda Aceh. Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3
liter/orang/hari, Kota Banda Aceh dengan jumlah penduduk 264.091 jiwa, menghasilkan 792,27
penduduk x 3/1000. Namun tidak diketahui data sampah yang terangkut, sehingga tidak dapat
diketahui selisih antara jumlah sampah yang terangkut dengan perkiran timbulan sampah di Kota
Banda Aceh.
kelancaran arus barang dan jasa dalam rangka peningkatan ekonomi daerah. Kondisi jalan dalam
Kabupaten Dati II Aceh Utara umumnya relatif baik, terutama Jalan Nasional dan Jalan Porinsi.
Upaya peningkatan mutu jalan terus ditingkatkan setiap tahunnya. Peningkatan jalan Kabupaten
di lakukan melalui dana PAD dan IPJK. Peningkatan kondisi jalan tidak saja ditujukan pada
peningkatan kualitas tetapi juga perluasan jaringan jalan terus dilakukan terutama jalan-jalan
yang menghubungkan antara daerah-daerah, sentera produksi dan daerah terisolir yang potensial
namun belum terjamah. Jumlah armada angkutan jalan raya (darat) yang terbanyak adalah
kendaraan truk, sedangkan untuksarana transportasi dalam kota (labi-labi) sejumlah 839 unit.
C.2. Pembahasan
Berdasarkan data pada kedua tabel di atas, kita dapat membagi Kecamatan di
kabupaten/kota Bandah Aceh Utara menjadi 4 klasifikasi sesuai dengan Tipologi Klassen (lihat
Tabel 3). Kecamatan Syiah Kuala termasuk dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat
tumbuh. Dua daerah lainnya masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, masing-masing
Kecamatan Meuraxa dan Kuta Alam. Sedangkan satu daerah lainnya masuk dalam klasifikasi
daerah relatif tertinggal, yaitu Kecamatan Baiturrahman, Kecamatan ini memiliki tingkat
pertumbuhan dan pendapatan perkapita yang lebih rendah dibanding dengan rata-rata Kabupaten.
L a m b a n d a n k u r a n g b e r k e m b a n g n ya k e c a m a t a n d i k a b u p a t e n
mengembangkan sektor-s e k t o r ya n g s e b e n a r n ya b e r p o t e n s i . S e p e r t i s e k t o r
menyumbang PAD misalnya pantai kebanggan kota Bandah Aceh (Marhayanie, 2003).
K a b u p a t e n A c e h U t a r a s e b e n a r n ya c u k u p m e m p u n ya i p o t e n s i
pembangunan selama ini, sehingga masyarakat Kabupaten tersebut pada umumnya belum cukup
berdaya atau belum mampu memberdayakan dirinya. Sementara itu, dari keempat klasifikasi
tersebut di atas tidak ada satupun Kecamatan yang termasuk dalam kategori daerah maju tapi
tertekan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak satupun Kecamatan yang memiliki pendapatan per
kapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding rata-rata
Klassen, 2008-2011
Kuta Alam
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Potensi Kabupaten Aceh Utara sebenarnya cukup besar untuk diberdayakan dan
sektor yang mana yang masih lambat pertumbuhannya seperti Kecamatan Baiturrahman).
Kecamatan Syiah Kuala termasuk dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh.
Dua daerah lainnya masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, masing-masing
Kecamatan Meuraxa dan Kuta Alam. Sedangkan satu daerah lainnya masuk dalam klasifikasi
daerah relatif tertinggal, yaitu Kecamatan Baiturrahman, Kecamatan ini memiliki tingkat
pertumbuhan dan pendapatan perkapita yang lebih rendah dibanding dengan rata-rata Kabupaten.
mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dan pendapatan kabupaten pemalang juga
akan meningkat dan keadaan wilayah pasti akn berubah serta memberikan dampak yang positif
untuk Indonesia
B. Saran
K ebijakan yang diambil dilihat dari potensi dan sumberdaya alam yang
yang potensial di berdayakan dan ditingkatkan potensi pariwisata. Pantai kebanggan kota
Bandah Aceh Utara potensial untuk di eksplorasi kebermanfaatannya
untuk penduduk sekitar, guna mengurangi tingkat pengangguran yang tinggi terjadi di
program PNPM yang dilakukan oleh pemerintah guna menekan tingkat penganggurandan
b a n ya k d i g u n a k a n u n t u k p e l a t i h a n - p e l a t i h a n ya n g k e d e p a n n ya a k a n
arahkebijakan pemerintah setempat misalnya adalah kegiatan pelatihan pembuatan VCO yang
negara indonesia sebagai negara agraris yang disegani oleh negara-negara lain. P r e s t a s i
DAFTAR PUSTAKA
________________.2008. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Utara Tahun 2000-
2007. BPS NAD. Banda Aceh.
Jhingan, 2010. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Terjemahan D. Guritno. Rajawali, Jakarta.
Marhayanie, 2003. .Identifikasi Sektor Ekonomi Potensial dalam Perencanaan Pembangunan Kota
Medan.. Tesis. Program Pascasarjana USU, Medan.
Tarigan, Robinson, 2007. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi, PT. Bumi Aksara, Cetakan
Keempat, Jakarta.