idup dilingkungan yang sehat dan nyaman adalah dambaan setiap penduduk termasuk
masyarakat Kabupaten Sukoharjo. Dalam upaya mewujudkan kondisi tersebut, maka
Kabupaten Sukoharjo menjadi peserta program PPSP (Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman) sejak tahun 2010. Hal tersebut telah dikuatkan dengan Pembentukan Pokja
AMPL melalui Surat Keputusan Bupati Sukoharjo No 690.05/202/2011 Tahun 2011 tentang
pembentukan Kelompok Kerja Dan Tim Teknis Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(AMPL) Kabupaten yang sekretariatnya dibawah koordinasi Bappeda. Empat sektor yang
menjadi prioritas adalah :
PENGERTIAN STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk merubah perilaku
higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Dasar
pelaksanaanya adalah Kepmenkes No 852/Menkes/SK/IX/2008 yang diperbaharui dengan
Kepmenkes No 3 tahun 2014 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Ciri khas dari pendekatan STBM adalah :
PELAKU STBM
Agar para pelaku pengembangan STBM dapat melaksanakan peran secara optimal sesuai
kapasitasnya, maka sejak tahun 2008 di Kabupaten Sukoharjo telah dilaksanakan berbagai
kegiatan mencakup advolasi, sosialisasi, forum konsultasi, pelatihan, workshop, penyuluhan,
lomba, monitoring dan evaluasi.
Pencemaran lingkungan oleh tinja atau kotoran manusia berakibat pada terjangkitnya
berbagai penyakit menular terutama diare, thipoid, kecacingan. Alur masuknya tinja manusia
masuk ke mulut digambarkan sebagai berikut :
Terjadinya pencemaran lingkungan oleh tinja disebabkan oleh :
1. Adanya penduduk yang masih buang air besar tidak dijamban ( modol, ndulih )
2. Adanya WC yang bocor atau sengaja dibocorkan ke sungai atau saluran
3. Jamban cemplong tanpa penutup sehingga serangga dan tikus dapat keluar masuk
Untuk penyadaran masyarakat tentang bahaya akibat praktik BABS, maka dilakukan kegiatan
pemicuan dan penyuluhan pada kelompok kelompok masyarakat. Melalui kegiatan pemicuan
diharapkan masyarakat secara sadar dan mandiri mau melakukan perubahan perilaku untuk
BAB di Jamban karena jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit.
Jamban sehat perlu dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh keluarga dengan penempatan (di
dalam rumah atau di luar rumah) yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah. Salah satu
kendala masih banyaknya penduduk yang belum memiliki jamban keluarga adalah faktor
pembiayaan. Untuk mensiasati masalah tersebut maka Sekretariat STBM Pusat melaksanakan
inovasi konsep wirausaha sanitasi. Melalui konsep ini diharapkan disetiap wilayah muncul
wirausaha yang mampu memenuhi permintaan masyarakat menyediakan jamban sehat,
sederhana dan murah.
DESA / KELURAHAN ODF
Adalah desa atau kelurahan yang 100% penduduknya telah mempraktikan buang air besar di
jamban termasuk pembuangan kotoran bayi dan orangtua jompo. Desa atau kelurahan
dinyatakan ODF apabila telah dilakukan verifikasi oleh tim kecamatan. Awal tahun2014,
desa ODF di Kabupaten Sukoharjo baru mencapai 18 desa dari target 48, hal ini tertunya
harus dilakukan berbagai upaya percepatan.
IMPLEMENTASI PILAR KEDUA CTPS
MANFAAT CTPS ?
1. Melindungi kesehatan keluarga (Menurunkan kasus Diare hingga 47%, ISPA dan Flu
Burung hingga 50%, dan direkomendasikan untuk pencegahan avian flu atau flu
burung)
2. Merupakan upaya sederhana, mudah dan terjangkau untuk mencapai sehat
3. Mendidik anggota keluarga untuk berperilaku bersih, kegiatan yang menyenangkan
keluarga (lakukan sambil bermain dengan anak)
1. Sebelum makan
2. Sebelum menghidangkan makanan
3. Sebelum memberi makan bayi / balita
4. Sesudah BAB dan BAK
5. Sesudah memegang hewan.
PRINSIP CTPS
Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang rata rata memerlukan 40 s/d 60 l / hari /
orang. Mengingat air sangat berpotensi sebagai media penularan penyakit dan ganguan
kesehatan, maka air yang digunakan atau dikonsumsi harus memenuhi beberapa persyaratan :
1. Syarat fisik : jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa atau rasanya
segar.
2. Syarat bakteriologis : yaitu tidak mengandung kuman kuman penyebab penyakit
3. Syarat kimia : tidak mengandung unsur atau senyawa kimia berbahaya
4. Syarat radioaktif : tidak mengandung unsur radioaktif
Sumber air minum yang dimanfaatkan oleh penduduk Kabupaten Sukoharjo meliputi
perpipaan PDAM, perpipaan non PDAM ( pengadaan melalui program Pamsimas, DAK Air
Bersih, PNPM ), sumur gali, sumur pompa dangkal dan sumber lain yaitu membeli dari
penjual keliling atau dari depot isi ulang. Beberapa permasalahan dalam penyediaan air
bersih diwilayah Sukoharjo. Bebrapa permasalahan yang dialami dalam penyediaan air bersih
antara lain pada saat kemarau panjang wilayah selatan membutuhkan dropping air, beberapa
lokasi tepian bengawan solo dijumpai air yang payau atau asin.
Meningkatnya volume timbulan sampah di Kabupaten Sukoharjo semakin meningkat. Hal ini
tentunya menjadi permalahan serius yang harus segera ditangani. Konsep yang
rekomendasikan adalah penganan sampah mulai dari sumbernya yaitu rumah tangga. Sampah
dari rumah tangga terdiri dari sampah organik dan anorganik. Atau ada yang
mengelompokkan menjadi sampah lunak dan sampah padat. Masyarakat diharapkan memiliki
kemauan dan kemampuan untuk mengelola sampah sehingga volume yang dibuang ke area
TPA dapat dikurangi. Model pengelolaan sampah yang dikembangkan di Kabupaten
Sukoharjo adalah 3 R :
Reuse, yaitu mengurangi penggunaan barang sekali pakai, misal belanja ke pasar membawa
tak plastik dari rumah
Recycle, yaitu mendaur ulang sampah. Kertas, plastik, logam adalah barang barang yang
potensi dilakukan daur ulang baik secara manual / tradisional maupun pabrikan.
IMPLEMENTASI PILAR KELIMA PENGELOLAAN SAMPAH SKALA RUMAH
TANGGA
Data statistik menyatakan limbah yang dihasilkan rumah tangga volumenya berlipat ganda
dibandingkan limbah industri. Akan tetapi hal ini pada umumnya masih diabaikan sehingga
masyarakat tampa merasa bersalah membuang limbah rumah tangga langsung ke lingkungan
tanpa melalui pengolahan. Air limbah adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat umum dan pada umumnya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta
mengganggu lingkungan hidup
1. Gangguan terhadap Kesehatan banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air
limbah dan juga banyak terdapat bakteri pathogen penyebab penyakit.
2. Gangguan terhadap Kehidupan Biotik menyebabkan matinya ikan, bakteri-bakteri,
dan juga dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air.
3. Gangguan terhadap kerusakan benda menyebabkan karat dan penyumbatan saluran
limbah
BAGIAN UTAMA SARANA PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA