Anda di halaman 1dari 4

Manifestasi Klinik

Infeksi virus dengue dapat terjadi tanpa disertai adanya gejala (asimtomatik),
namun dapat pula menyebabkan demam tidak terdiferensiasi (sindroma viral),
demam dengue (DD), ataupun demam berdarah berdarah dengue (DBD) termasuk
sindroma syok dengue (SSD). Infeksi yang terjadi oleh satu serotipe dengue dapat
memberikan imunitas seumur hidup terhadap serotipe tersebut, namun imunitas
silang terhadap serotipe lainnya hanya berlangsung dalam jangka yang singkat.
Manifestasi klinis yang terjadi bergantung dari strain virus dan faktor penjamu
seperti usia, status imunitas, dll. (kotak 5)

Demam yang tidak terdiferensiasi


Demam yang tidak terdiferensiasi merupakan demam pada bayi, anak-anak maupun
dewasa yang disebabkan oleh infeksi virus dengue, khususnya bila infeksi adalah
yang pertama kali terjadi (infeksi dengue primer) dimana demam ini tidak dapat
dibedakan dengan demam akibat infeksi virus lainnya. Ruam makulopapular dapat
muncul menyertai demam ataupun pada saat demam berangsur normal. Gejala lain
yang sering menyertai adalah gejala yang melibatkan sistem respirasi dan
gastrointestinal.
Demam dengue
Demam dengue adalah demam yang paling sering dijumpai pada kelompok usia
anakanak, remaja dan dewasa. Secara umum demam dengue merupakan suatu
kondisi demam akut, yang kadang-kadang memiliki pola bifasik dan disertai sakit
kepala hebat, mialgia, athralgia, ruam di kulit, leukopenia dan trombositopenia.
Meskipun sebenarnya demam dengue merupakan suatu kondisi yang tidak
berbahaya, namun hal ini dapat menyebabkan penderita tidak dapat beraktivitas
akibat sakit kepala yang hebat, nyeri otot, persendian dan tulang (break-bone fever),
khususnya pada orang dewasa. Kadang-kadang muncul perdarahan yang tidak khas
seperti perdarahan gastrointestinal, hipermenore, serta epistaksis masif. Pada
daerah yang mengalami epidemis demam dengue, penularan demam dengue jarang
terjadi antara sesama penduduk lokal.

Demam berdarah dengue


Demam berdarah dengue (DBD) lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah
15 tahun pada area hiperendemik, dan hal ini berkaitan dengan infeki dengue
berulang. Namun demikian insidensinya pada orang dewasa juga meningkat. DBD
memiliki ciri berupa demam tinggi dengan onset akut dengan gejala dan tanda yang
mirip dengan gejala dan tanda demam dengue di fase awal. Pada DBD dapat
dijumpai adanya kelainan dalam perdarahan misalnya, uji tourniquet (rumple leed)
positif, petekiae, lebam-lebam serta perdarahan saluran cerna pada kasus yang lebih
berat. Di akhir fase demam, terdapat ancaman terjadinya syok hipovolemik
(sindroma syok dengue) akibat adanya kebocoran plasma.
Munculnya tanda-tanda peringatan (warning signs) seperti muntah
persisten, nyeri abdomen, letargi, gelisah, mudah marah, serta oliguria merupakan
hal yang penting untuk segera ditindaklanjuti dalam rangka mencegah syok.
Gangguan hemostasis dan kebocoran plasma merupakan proses patofosiologis yang
utama pada pada DBD. Trombositopenia serta peningkatan
hematokrit/hemokonsentrasi merupakan gambaran yang selalu ditemui sebelum
turunnya demam/onset dari syok. DBD kebanyakan terjadi pada anak-anak yang
mendapat infeksi kedua dari virus dengue. Terdapat pula laporan kasus DBD yang
terjadi pada infeksi pertama oleh virus DENV-1 dan DENV-3 serta infeksi pada
bayi.

Sindroma dengue expanded


Merupakan suatu manifestasi yang tidak biasa yang semakin sering dilaporkan pada
kasus demam berdarah dengue maupun demam dengue dimana terdapat
keterlibatan organ-organ seperti hati, ginjal, otak dan jantung yang memiliki kaitan
dengan infeksi dengue, namun tidak terdapat bukti adanya kebocoran plasma. Hal
ini kemungkinan disebabkan oleh koinfeksi, komorbiditas, ataupun komplikasi dari
syok yang berkepanjangan. Studi yang lebih mendalam perlu dilakukan untuk kasus
ini.
Kebanyakan pasien demam berdarah dengue yang mengalami manifestasi yang
tidak lazim ini disebabkan oleh syok berkepanjangan yang disertai gagal organ
ataupun pasien-pasien dengan komorbid ataupun koinfeksi

Diagnosis
Demam dengue
Setelah melalui masa inkubasi dengan rata-rata 4-6 hari (rentang 3-16 hari),
berbagai gejala konstitusional yang tidak spesifik serta sakit kepala, nyeri punggung
dan malaise mulai muncul. Onset demam dengue memiliki kekhasan yakni demam
yang naik secara tiba-tiba dengan peningkatan suhu yang tajam serta sering disertai
dengan wajah kemerahan dan sakit kepala. Kadang-kadang, dijumpai menggigil
yang menyertai kenaikan suhu yang terjadi secara mendadak. Setelah itu, dapat
muncul nyeri retro orbital yang terutama dirasakan saat menggerakkan bola mata
atau jika dilakukan penekanan pada bola mata, fotofobia, nyeri punggung, nyeri
otot dan nyeri tulang/persendian. Gejala lainnya yang sering muncul adalah
anoreksia dan perubahan sensasi rasa lidah, konstipasi, nyeri kolik abdomen. Nyeri
area inguinal, nyeri tenggorokan serta depresi. Gejala-gejala ini biasanya menetap
selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Penting untuk diperhatikan bahwa
gejala-gejala pada demam dengue ini sangat bervariasi dalam hal frekuensi maupun
keparahannya.
Demam : suhu tubuh biasanya berkisar 39 oC - 40 oC, demam memiliki pola
bifasik, dan berlangsung selama 5-7 hari pada kebanyakan kasus.
Ruam kulit : ruam kemerahan yang difus/menyeluruh dan berdurasi singkat muncul
pada muka, leher, serta dada dalam dua hingga tida hari pertama, selanjutnya, ruam
yang nyata akan muncul berupa lesi makulopapular atau rubelliformis pada hari
ketiga dan keempat. Di akhir periode demam, atau segera setelah suhu tubuh mulai
menurun, ruam yang difus tersebut akan menghilang, dan kelompok-kelompok
petekie lokal akan muncul di lokasi-lokasi seperti punggung kaki, kaki, telapak
tangan serta lengan. Ruam penyembuhan ini memiliki karakteristik yakni, petechiae
yang tersebar diantara area sekelilingnya yang pucat, dan kulit sekitar yang normal.
Rasa gatal pada ruam tersebut dapat dijumpai.

Anda mungkin juga menyukai