Transpor zat yang terjadi pada sel terjadi melalui 2 cara, yaitu:
1. Transpor Pasif
a. Difusi
2) Ukuran partikel, partikel yang kecil akan lebih mudah bergerak dan akan
membuat difusi semakin cepat.
5) Jarak, jarak diantara dua konsentrasi tentunya berbeda, kecepatan difusi pun
akan melambat.
b. Osmosis
c. Difusi difasilitasi
Pengertian lain, transpor aktif merupakan jenis transpor membran sel yang
membutuhkan energi dalam melakukan aktivitasnya. Energi yang digunakan dalam
transpor aktif sel yakni ATP atau Adenosin Trifosfat.
ATP merupakan energi kimia tinggi yang didapat melalui proses respirasi sel.
Sel utama transpor aktif yakni melawan gradien konsentrasi. Maksudnya, pada
transpor aktif akan terjadi pemompaan sehingga memaksa zat untuk melalui membran
dengan melawan gradien konsentrasinya. Beberapa jenis transpor aktif, diantaranya:
a. Endositosis
Endositosis ini di gunakan untuk beberapa macam fungsi yang sangat penting
bagi sel, karena endositosis dapat meregulasi berbagai macam proses misalnya seperti
pengambilan nutrisi, adhesi dan migrasi sel, masuknya patogen, presentasi antigen,
neurotransmisi, reseptor sinyal, presentasi antigen, mitosis, polaritas sel,
pertumbuhan serta diferensiasi dan masuknya obat. Endositosis memiliki beberapa
jenis, diantaranya yaitu:
Vesikula transpor yang telah lepas dari aparatus Golgi kemudian dipindahkan
oleh sitoskeleton ke membran plasma. Setelah membran vesikula dan membran
plasma bertemu, kemudian molekul lipid membran menyusun kembali dirinya
sendiri sehingga kedua membran bergabung. Lalu kandungan vesikulanya tumpah ke
luar sel. Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis untuk mengirim keluar
produknya.
c. Pompa Kalium-Natrium
Potensial aksi adalah aliran ionik positif dan negatif yang bergerak di membran
sel. Langkah awal pengolahan informasi indra adalah transformasi energi stimulus
menjadi potensial reseptor, lalu menjadi potensial aksi pada serabut saraf. Tahapan
potensial aksi adalah sebagai berikut :
1. Tahap Istirahat
Tahap ini merupakan potensial membran istirahat yang ada sebelum terjadinya
potensial aksi. Pada saat ini, membran dapat dikatakan “terpolarisasi”, karena selama
tahap ini berlangsung, potensial membrannya bersifat negatif dengan nilai sekitar -90
milivolt.
2. Tahap Depolarisasi
Pada tahap ini, membran secara tiba-tiba menjadi sangat permeabel terhadap ion
natrium. Hal ini menyebabkan kanal ion natrium terbuka dengan sepat dan sejumlah
besar ion natrium yang bermuatan positif berdifusi masuk ke dalam akson. Keadaan
membran yang awalnya terpolarisasi dengan nilai -90 milivolt secara cepat menjadi
semakin positif, karena difusi natrium sekaligus menetralisir keadaan tersebut. Hal ini
meningkatkan potensial membran. Aktifnya kanal ion natrium pada awal depolarisasi
memunculkan suatu feedbac positif, berupa trigger untuk terbukanya kanal-kanal ion
natrium yang lain, sehingga natrium akan terus berdifusi ke dalam akson hingga
tercapai konsentrasi tertentu. pada serabut saraf besar (bermielin), sejumlah besar ion
natrium yang berdifusi ke dalam akson tersebut menyebabkan potensial mencapai
nilai 0, atau bahkan melampaui nilai 0 itu sendiri (menjadi sedikit positif). Namun
pada serabut saraf kecil (tidak bermielin), difusi ion natrium hanya mampu
menyebabkan potensial membran meningkat hingga nilai dibawah 0, dan tidak pernah
melampaui sampai keadaan positif.
3. Tahap Repolarisasi
4. Hiperpolarisasi
Setelah tahap repolarisasi berakhir, dikenal suatu kondisi yang disebut positive
after potential. Keadaan ini merupakan kondisi potensial membran yang lebih negatif
dari kondisi istirahat. Terjadi beberapa milidetik setelah berakhirnya potensial aksi,
terjadi akibat lambatnya penutupan kanal ion K dan merupakan istilah yang salah
kaprah akibat faktor historis dalam pengukuran para ilmuan terhadap aksi potensial
membran.
Potensial Aksi adalah sinyal listrik yang melakukan perjalanan di seluruh
neuron. Neurotransmitter adalah mekanisme untuk mengirimkan sinyal antara neuron.
Otak terdiri dari dua jenis sel. Sel glial bertindak sebagai sel dukungan untuk neuron,
sel-sel yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal di otak. Potensial Aksi –
sinyal listrik yang melakukan perjalanan di seluruh neuron – merupakan sarana untuk
menerima, menganalisis, dan menyampaikan informasi didalam otak. Mereka
memiliki amplitudo sekitar 100 millivolt (mV) dan berlangsung selama sekitar 1
milidetik (ms). Sebuah neuron terdiri dari empat bagian yang berbeda. Badan sel
berisi inti dan struktur sel lainnya. Dendrit bagian cabang keluar dari badan sel seperti
cabang-cabang di pohon, dan menerima informasi dari neuron lain. Akson adalah
ekstensi panjang pada satu sisi badan sel, mirip dengan batang pohon, dan berakhir di
terminal presinaptik.
Jenis sel yang terpolarisasi, artinya muatan listrik di dalam neuron yang berbeda dari
muatan di luar sel. Dendrit menerima sinyal dari neuron lain yang dapat mengubah
muatan dalam sel. Sebuah neuron saat istirahat bermuatan lebih negatif daripada
daerah sekitarnya. Potensial postsinaptik membawa muatan lebih dekat ke nol, dan
potensi postsinaptik menghambat membuat muatan yang lebih negatif. Semakin jauh
dari bukit akson memiliki efek potensial lebih kurang. Semakin panjang potensial
berlangsung, semakin banyak efeknya pada bukit akson.
Potensial aksi adalah sinyal listrik yang bergerak ke bawah akson neuron.
Akson dilapisi dalam selubung mielin, yang, mirip dengan isolasi pada kabel listrik,
memungkinkan sinyal untuk melakukan perjalanan lebih cepat. Ini membawa sinyal
listrik ke terminal presynaptic, yang kemudian berkomunikasi dengan neuron lain’.
Antara dua neuron ada gap yang disebut sinaps. Ketika terminal presinaptik
pada neuron menerima sinyal dari potensial aksi, ia akan mengirimkan bahan kimia
yang disebut neurotransmitter ke sinaps. Bahan kimia ini diserap oleh neuron lain.
Neurotransmitter adalah mekanisme untuk mengirimkan sinyal antara neuron.
Impuls diteruskan dari satu saraf ke lainnya melalui suatu subtansi kimiawi
(neurotransmitter atau neuromodulator) yang dilepaskan dari sel pra-sinaps
menuju ke pasca sinaps untuk menghasilkan suatu aksi potensial. Penerusan
impuls saraf dari satu neuron ke neuron lainnya atau ke suatu daerah target
dengan cara kimiawi merupakan cara yang paling umum digunakan.
Impuls saraf yang diteruskan dari neuron yang satu ke lainnya melalui ion-ion
yang melintas bebas melewati saluran-saluran pada gap junction guna meneruskan
potensial aksi dari sel pra sinaps langsung menuju ke post sinaps. Penerusan impuls
saraf secara listrik ini jarang terdapat di SSP mammalia tetapi ditemukan pada
beberapa tempat di batang otak, retina dan korteks serebrum.