Anda di halaman 1dari 6

LAMPIRAN

1. Data Input Harga Minyak Dunia, Inflasi, Kurs Rupiah dan PDB Indonesia tahun 2003-
2018
2. Tabel Hasil Uji Normalitas

3. Tabel Hasil Uji Multikolinearitas

4. Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas


5. Tabel Hasil Uji Autokorelasi

6. Tabel Hasil Uji T


7. Tabel Hasil Uji F

8. Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

9. Sesi tanya jawab:


Pertanyaan

1. Wahyu Agung Laksono

Ketika terjadi inflasi di negara kita apakah akan mempengaruhi laju pertumbuhan
ekonomi Indonesia?

2. Muhammad Wildan (1734010

Apakah dengan terjadinya harga minyak dunia mahal akan menghambat


pertumbuhan ekonomi?
3. Soni sanjaya (173401151)

Jika terjadi inflasi di negara kita apakah akan mempengaruhi kuota pembelian
minyak dunia yang sudah di tetapkan?

Jawaban

1. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pengaruh Inflasi terdapat dua


kemungkinan. Pertama, apabila terjadi inflasi ringan(merayap) tidak terlalu
mempengaruhi harga-harga secara keseluruhan. Tidak adanya perubahan
permintaan dan penawaran membuat konsumsi masyarakat juga tetap/tidak
berubah. Kedua, apabila terjadi inflasi sangat berat akan mempengaruhi
harga-harga secara keseluruhan. Sesuai dengan penelitian kita, jadi inflasi
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Laju Pertumbuhan ekonomi
Indonesia
2. Ketika harga minyak dunia mengalami kenaikan, maka akan berpengaruh pada
neraca perdagangan terkhusus nilai impor minyak indonesia, namun dalam
asumsi harga minyak dunia naik dalam skala kecil. Dalam kasus ini, kami
meneliti bahwa harga minyak dunia menyatakan tidak berpengaruh signifikan.
Artinya bilamana harga minyak dunia naik secara signifikan, maka hal ini akan
berpengaruh secara signifikan pula pada pertumbuhan ekonomi. Maka perlu
di stimulus program-program sektor industri berbagai level yang padat karya
dan padat modal agar produktivitas produk domestik bisa bersaing yang
berakibat pada cadangan devisa yang meningkat. Ketika cadangan devisa
meningkat, hal ini dapat mereduksi rencana impor Indonesia.
3. Inflasi berarti naik nya harga-harga domestik yang secara berkelanjutan.
Ketika harga naik maka minyak domestik juga akan naik. Ketika terjadi hal
tersebut secara lansung mempengaruhi produktivitas produsen, yang
berakibat pada penurunan PDB perkapita. Penurunan PDB perkapita menjadi
indikasi bahwa sektor industri dalam negeri mengalami pelemahan terutama
ekspor komoditi yang menyebabkan nilai cadangan devisa kian menipis. Ketika
kondisi cadangan devisa menurun, maka pemerintah akan
mempertimbangkan kembali kuota pembelian minyak berdasarkan nilai
cadangan devisa. Secara historis, Indonesia sejak 2004 sudah keluar dari
Organization Petroleum Exportir Countries(OPEC), sehingga kuota penjualan
memiliki selisih negatif dengan jumlah kebutuhan minyak dalam negeri, maka
dari itu sebagai produsen minyak dimana lifting minyak tidak terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai