ESDMK C
173401026
Ekonomi Pembangunan
A. CONTOH TESIS
Argumentasi :
Contoh tesis 2 : Pengaruh Nilai merk terhadap loyalitas konsumen produk makanan dan
minuman.
Argumentasi :
Loyalitas brand adalah derajat kesetiaan dan komitmen dari pelanggan terhadap sebuah brand atau
merk sebuah produk. Dengan kata lain, loyalitas brand merefleksikan tingkat kecenderungan
pelanggan untuk pindah ke brand lain; terutama jika brand kita melakukan perubahan, baik pada sisi
harga ataupun fitur. Sebagai misal, Anda saat ini memiliki loyalitas yang tinggi dengan brand tertentu,
katakanlah air mineral dengan merk Aqua. Maka jika dikemudian hari Aqua melakukan perubahan
tertentu, misal memodikisi fituir botolnya, maka Anda akan tetap membeli Aqua, sebab Anda merasa
Aqua adalah merk yang kredibel.
Loyalitas merk atau brand loyalty memiliki sejumlah tingkatan. Tingkat loyal yang paling tinggi
adalah Committed Buyer; atau penggemar fanatik. Atau pelanggan yang tak bisa pindah ke lain hati.
Misal Anda merupakan salah satu penggemar rokok Dji Sam Soe atau Teh Botol Sosro, maka sampai
kapanpun, dan dimanapun Anda berada, Anda selalu berusaha membeli dua produk itu.
Contoh tesis 3 : Jumlah penerimaan retribusi kebersihan dan keamanan terhadap nilai
produktivitas pengurus Rukun tentangga.
B. HUBUNGAN RESIPROCAL
Menurut Tarigan (2005), teori ekonomi basis adalah laju pertumbuhan ekonomi di suatu
wilayah yang ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor di wilayah tersebut. Teori basis
ekonomi dibagi menjadi 2, yaitu sektor basis dan sektor non basis. Sektor basis adalah sektor
perekonomian yang berhasil memenuhi kebutuhan pasar daerah sekaligus mengekspor hasil
produksinya. Sedangkan sektor non basis adalah sektor yang hanya bisa memenuhi kebutuhan
pasar daerah saja. Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi mana sektor yang basis dan
yang non basis adalah analisis Location Quotient (LQ).
Para ahli ekonomi yang telah mengemukakan mengenai teori pertumbuhan klasik adalah
Adam Smith dan David Ricardo dengan T.R Malthus. Teori yang dikemukakan Adam Smith
berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo dan T.R Malthus. Adam Smith
mengemukakan bahwa dengan adanya pertumbuhan penduduk, maka akan terjadi pertumbuhan
pada perekonomiannya pula. Di sisi lain, David Ricardo dan T.R Malthus mengemukakan bahwa
jika pertumbuhan penduduk terjadi secara berlebihan, maka upah dan bahan makanan tidak akan
mencukupi kebutuhan mereka sehingga perekonomian akan statis atau mengalami stagnasi.