Latar Belakang
Bantaran sungai yang memiliki panjang 480 m x 1 m atau 480 meter persegi
sampai saat ini hanya mampu dimanfaatkan sebagai lahan bercocok tanam
dengan jenis tanaman yang beragam, diantaranya pohon jagung, pohon
singkong, pohon cabai, dan sisanya adalah tanaman liar.
Lahan PU non jalan yang bisa dialihfungsikan sebagai lahan sewa sepanjang
40 meter dengan lebar 3 meter atau 120 meter persegi yang masih
dimanfaatkan lahan tanam pohon pisang dan sayuran(cabai, kacang
panjang,dll).
Industri kayu yang terdapat di Wilayah RT.05 terdiri dari 2 unit usaha.
Unit usaha mebeul 2 dan 1 unit usaha pallet yang memiliki rata-rata jumlah
produksi hingga 5 set furniture dan 25 meter kubik pallet yang dihasilkan setiap
minggunya. Dari jumlah output tersebut, dapat dihasilkan limbah yang kurang
lebih 1 ton perminggunya, terdiri atas limbah serbuk dan serutan kayu.
BAHASAN POKOK
Meskipun keadaan lahan disekitar wilayah RT.05 didominasi oleh persawahan dan irigasi,
namun kegiatan pengolahan tanaman pangan akan tetap berjalan karena bagaimanapun tanaman
cerealia seperti beras akan tetap dibutuhkan bagi warga sekitar sebagai kebutuhan pokok dan
ekonomi.
Added Value yang saya analisis adalah pemanfaatan limbah industri sandal dan kayu yang
tidak produktif diintegrasikan dengan budidaya tanaman biji-bijian di sepanjang sungai/cikunten
sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat terutama pengangguran yang akan diberdayakan
sebagai wiratani terampil produktif. Berbekal keterampilan beberapa orang yang memiliki dasar
pendidikan di perguruan tinggi, akan dilakukan transfer proyeksi aspek ekonomis dan lingkungan.
Didukung dengan data hasil analisis LQ, dimana pasar sektor Pengadaan air, pengelolaan
sampah Limbah dan Daur Ulang yang menunjukkan bahwa sektor ini adalah sektor basis di Kota
Tasikmalaya, sehingga nantinya, dalam hal kriya hasil daur ulang maupun bibit hasil budidaya
bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan wilayah RT.05 bahkan bisa di ekspor ke luar wilayah
RT.05 baik ke ruang lingkup antar RT atau Kota atau Provinsi.
Melihat hasil observasi mengenai tantangan dan peluang yang ada di kampung Babakan
Muncang RT.05 RW.16 ini, konsep daur ulang dari limbah sandal dan kayu kami angkat menjadi
ide praktis untuk memberikan sentuhan gairah kreativitas dan produktivitas pada pengangguran
dan ibu-ibu. 5 unit bisnis terkait industri sandal dan kayu penghasil limbah-limbah yang nantinya
akan kami jadikan sebagai bahan pembuatan pot-pot sintetis-hidroponik. Lahan dan areal di
kampung babakan Muncang ini sudah sangat penuh dengan persawahan, sungai, dan pemukiman.
Sehingga setelah diobservasi adanya lahan yang sangat bagus untuk budidaya tanaman, yaitu di
bantaran sungai. Pembudidayaan ini akan dilakukan secara bertingkat dengan sistem hidroponik.
Tanaman-tanaman yang akan dibudidayakan tentunya memiliki kelebihan ekonomis dari segi
harga jual dan sumber pemenuhan kebutuhan masyarakat sekitar. Pot sintetis ini merupakan media
tanam yang digunakan dalam konsep AgriFam. AgriFam sendiri memiliki konsep budidaya
tanaman pinggir sungai dengan media tanam limbah. Untuk tahap awal, saya akan
mensosialisasikan proyek ini kepada seluruh masyarakat, kemudian menyaring beberapa
penduduk yang menganggur untuk ikut membantu dan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang
akan dipecah sedemikian ringkasnya, seperti sub-kegiatan pembuatan pot, sub-kegiatan
pembersihan lahan, sub-kegiatan pengolahan pupuk serbuk gergaji,dll. AgriFam akan
mengintegrasikan antara market, pengrajin pot dan petani hidroponik untuk memiliki setiap
produk independen agar menciptakan diversifikasi produk.
C. Efek Multiplier
a. Ketenagakerjaan
b. Lingkungan
c. Ekonomi
d. Sosial