Anda di halaman 1dari 5

Konsep Umum : CIPTA POT SINTETIS MELALUI KOMUNITAS AGRIFAM,

SOLUSI PRAKTIS DAN TERPADU BAGI PENGANGGURAN SUB-


URBAN.

Latar Belakang

A. Kondisi Sumber daya manusia


a. Demografi dan Ketenagakerjaan
i. Wilayah kecamatan

Menurut data Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2018


Semester II Kota Tasikmalaya menunjukan bahwa di kecamatan Tawang
ternyata penduduknya meyoritas memiliki pekerjaan di sektor pegawai negeri
atau PNS sebanyak 2.003 dan TNI sebanyak 372. Begitupula, tingkat buruh
harian lepas, Kecamatan Tawang merupakan wilayah yang jumlah buruhnya
terendah di antara kecamatan lainnya sebanyak 5.953 orang. Namun
Kecamatan Tawang berada di urutan ke-8 dari 10 Kecamatan yang
penduduknya merupakan pengangguran sebanyak 11.978 orang, dimana lebih
besar dari 2 kecamatan dibawahnya yaitu Kecamatan Indihiang sebanyak
11.563 orang dan Kecamatan Purbaratu sebanyak 8.681 orang.

ii. Wilayah Kelurahan

Menurut data Rekapitulasi Data Kependudukan Per Kelurahan Dan


Jenis Kelamin Tahun 2018 Semester II Kota Tasikmalaya menunjukan ada
sekitar 21.454 penduduk dan 6.789 KK yang terdapat di kelurahan Kahuripan
dimana merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di Kota
Tasikmalaya.

iii. Wilayah Tingkat RT.05 RW.16

Menurut data Kependudukan RT.05, ada sekitar 40 KK yang tinggal


di wilayah RT.05. Terdiri atas 60% sebagai pekerja buruh harian lepas dan
40% sebagai wiraswasta. Diketahui sejumlah 500 penduduk terdiri atas 40
sampai 50 orang usia produktif (15 tahun – 30 tahun) yang sebagian besar
memiliki tingkat pendidikan dibawah 9 tahun. Hanya 5-10 orang saja yang
mampu melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi atau sederajat.
Sisanya terpaksa berhenti sekolah dan beralih status menjadi bekerja,
diantaranya sebagai buruh harian lepas dan bekerja sebagai low management
di suatu perusahaan.

B. Peluang & Tantangan


a. Lahan dan Infrastruktur Dusun Babakan Muncang : Tantangan
i. Bantaran sungai/cikunten.

Bantaran sungai yang memiliki panjang 480 m x 1 m atau 480 meter persegi
sampai saat ini hanya mampu dimanfaatkan sebagai lahan bercocok tanam
dengan jenis tanaman yang beragam, diantaranya pohon jagung, pohon
singkong, pohon cabai, dan sisanya adalah tanaman liar.

ii. Lahan PU non-jalan

Lahan PU non jalan yang bisa dialihfungsikan sebagai lahan sewa sepanjang
40 meter dengan lebar 3 meter atau 120 meter persegi yang masih
dimanfaatkan lahan tanam pohon pisang dan sayuran(cabai, kacang
panjang,dll).

iii. Madrasah Al-Ikhlas

Madrasah sebagai pusat pendidikan sejauh ini hanya dapat memberikan


partisipasi paruh waktu, yaitu pada pelaksanaan majelis (1 hari) dan program
magrib mengaji. Kesempatan menciptakan partisipasi yang minimal 80% aktif,
perlu dibuat sistem yang bukan hanya berfokus di bidang keagamaan dan
pendidikan, namun bisa digunakan sebagai pusat pelatihan keterampilan dan
pengembangan produk ekonomi dusun.

b. Mayoritas Industri Wilayah RT.05 : Peluang


i. Industri sandal

Wilayah sekitar kecamatan tawang hingga kecamatan kawalu dan


tamansari, terdiri dari industri sandal, mebeul(kayu), makanan olahan,
perumahan/kostan dan bordir. Hampir 90% lebih penduduknya bermata
pencaharian diantara sektor binis tersebut, yang terdiri dari pengusaha atau
owner bussiness, dan buruh atau pekerja maklun. Di wilayah RT.05 sendiri
(tempat saya tinggal), ada 3 unit usaha yang bergelut dibidang produksi sandal
dengan jadwal produktivitasnya adalah harian. Setiap minggunya tidak kurang
hampir setengah ton limbah spon dan karet yang dibuang dan dibakar.

ii. Industri Kayu

Industri kayu yang terdapat di Wilayah RT.05 terdiri dari 2 unit usaha.
Unit usaha mebeul 2 dan 1 unit usaha pallet yang memiliki rata-rata jumlah
produksi hingga 5 set furniture dan 25 meter kubik pallet yang dihasilkan setiap
minggunya. Dari jumlah output tersebut, dapat dihasilkan limbah yang kurang
lebih 1 ton perminggunya, terdiri atas limbah serbuk dan serutan kayu.

BAHASAN POKOK

A. Menentukan Komoditas sektor unggulan (perhitungan LQ)

Meskipun keadaan lahan disekitar wilayah RT.05 didominasi oleh persawahan dan irigasi,
namun kegiatan pengolahan tanaman pangan akan tetap berjalan karena bagaimanapun tanaman
cerealia seperti beras akan tetap dibutuhkan bagi warga sekitar sebagai kebutuhan pokok dan
ekonomi.

Berdasarkan data PDRB Kota Tasikmalaya Berdasarkan Harga Berlaku Menurut


Lapangan Usaha Tahun 2010-2018, ternyata secara time-series, sektor perdagangan besar dan
eceran; reparasi mobil menempati posisi pertama dalam hal kontribusi PDRBnya. Mari kita hitung
LQ nya sebagai bahan pertimbangan dasar komoditi unggulan yang prospektif bagi pasar Kota
Tasikmalaya dan Provinsi Jawa Barat.

Tabel 1. Perhitungan LQ Kota Tasikmalaya dan Provinsi Jawa Barat


Tahun 2016 dan 2017
LQ Kota Tasik LQ Kota Tasik
Lapangan Usaha 2016 2017
A.Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,625752522 0,608818197
B.Pertambangan 0,006667489 0,006275023
C.Industri Pengolahan 0,330936749 0,3257714
D.Pengadaan Listrik dan Gas 0,017482349 0,022629259
E.Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,479922732 4,188741063
F.Konstruksi 1,915099649 1,924087758
G.Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,512044826 1,499481724
H.Transportasi dan Pergudangan 1,675202317 1,662273221
I. Penyediaan akomodasi & makanan minuman 0,964149958 1,787182719
J.Informasi dan Komunikasi 1,10852396 1,084394039
K.Jasa Keuangan dan Asuransi 3,927839944 3,901355017
L.Real Estat 1,491011085 1,481999639
M,N.Jasa Perusahaan 2,36997242 2,365154661
O.Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,019450736 2,002697802
P.Jasa Pendidikan 0,66502345 0,660215927
Q.Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,702205118 2,69608156
R,S,T,U.Jasa lainnya 1,219969956 1,218109059
Produk Domestik Regional Bruto 0,978091672 27,43526807
Sumber : BPS Jabar, BPS Kota Tasikmalaya (Diolah).

Berdasarkan hasil analisis LQ Kota Tasikmalaya dibandingkan dengan provinsi Jawa


Barat, sektor Pengadaan air, pengelolaan sampah Limbah dan Daur Ulang memiliki kemampuan
yang relatif jauh lebih tinggi dibanding sektor yang sama di tingkat Provinsi Jawa Barat pada tahun.
Hal tersebut bisa dilihat melalui nilai LQ yang sebesar 4,18. Nilai LQ sebesar 4,18 artinya bahwa
proporsi penciptaan nilai tambah sektor Pengadaan air, pengelolaan sampah Limbah dan Daur
Ulang di Kota Tasikmalaya 4,18 kali lebih besar daripada proporsi penciptaan nilai tambah sektor
tersebut di provinsi Jawa Barat.

Added Value yang saya analisis adalah pemanfaatan limbah industri sandal dan kayu yang
tidak produktif diintegrasikan dengan budidaya tanaman biji-bijian di sepanjang sungai/cikunten
sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat terutama pengangguran yang akan diberdayakan
sebagai wiratani terampil produktif. Berbekal keterampilan beberapa orang yang memiliki dasar
pendidikan di perguruan tinggi, akan dilakukan transfer proyeksi aspek ekonomis dan lingkungan.

Didukung dengan data hasil analisis LQ, dimana pasar sektor Pengadaan air, pengelolaan
sampah Limbah dan Daur Ulang yang menunjukkan bahwa sektor ini adalah sektor basis di Kota
Tasikmalaya, sehingga nantinya, dalam hal kriya hasil daur ulang maupun bibit hasil budidaya
bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan wilayah RT.05 bahkan bisa di ekspor ke luar wilayah
RT.05 baik ke ruang lingkup antar RT atau Kota atau Provinsi.

B. AGRIFAM: Solusi Praktis Pengentasan Pengangguran sub-urban

Fakta bahwa Kecamatan Tawang yang penduduknya merupakan pengangguran sebanyak


11.978 orang, dimana lebih besar dari 2 kecamatan dibawahnya yaitu Kecamatan Indihiang
sebanyak 11.563 orang dan Kecamatan Purbaratu sebanyak 8.681 orang. Selain itu, Menurut data
Rekapitulasi Data Kependudukan Per Kelurahan Dan Jenis Kelamin Tahun 2018 Semester II Kota
Tasikmalaya menunjukan ada sekitar 21.454 penduduk dan 6.789 KK yang terdapat di kelurahan
Kahuripan dimana merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di Kota
Tasikmalaya. Dan didukung realita di kampung babakan Muncang RT.05 RW.16 mayoritas mata
pencaharian penduduknya adalah buruh lepas atau pengangguran antara usia 17-29 tahun.
Sehingga hal tersebut merupakan tanggung jawab bagi semua elemen untuk ciptakan solusi yang
praktis, solusi yang mudah dan ringkas untuk dilaksanakan secara jangka pendek, namun memiliki
arah yang berjangka panjang dengan memperhatikan kondisi sekitar baik secara sumber daya alam
maupun manusianya agar sama-sama siap memulai perubahan.

Melihat hasil observasi mengenai tantangan dan peluang yang ada di kampung Babakan
Muncang RT.05 RW.16 ini, konsep daur ulang dari limbah sandal dan kayu kami angkat menjadi
ide praktis untuk memberikan sentuhan gairah kreativitas dan produktivitas pada pengangguran
dan ibu-ibu. 5 unit bisnis terkait industri sandal dan kayu penghasil limbah-limbah yang nantinya
akan kami jadikan sebagai bahan pembuatan pot-pot sintetis-hidroponik. Lahan dan areal di
kampung babakan Muncang ini sudah sangat penuh dengan persawahan, sungai, dan pemukiman.
Sehingga setelah diobservasi adanya lahan yang sangat bagus untuk budidaya tanaman, yaitu di
bantaran sungai. Pembudidayaan ini akan dilakukan secara bertingkat dengan sistem hidroponik.
Tanaman-tanaman yang akan dibudidayakan tentunya memiliki kelebihan ekonomis dari segi
harga jual dan sumber pemenuhan kebutuhan masyarakat sekitar. Pot sintetis ini merupakan media
tanam yang digunakan dalam konsep AgriFam. AgriFam sendiri memiliki konsep budidaya
tanaman pinggir sungai dengan media tanam limbah. Untuk tahap awal, saya akan
mensosialisasikan proyek ini kepada seluruh masyarakat, kemudian menyaring beberapa
penduduk yang menganggur untuk ikut membantu dan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang
akan dipecah sedemikian ringkasnya, seperti sub-kegiatan pembuatan pot, sub-kegiatan
pembersihan lahan, sub-kegiatan pengolahan pupuk serbuk gergaji,dll. AgriFam akan
mengintegrasikan antara market, pengrajin pot dan petani hidroponik untuk memiliki setiap
produk independen agar menciptakan diversifikasi produk.

C. Efek Multiplier
a. Ketenagakerjaan
b. Lingkungan
c. Ekonomi
d. Sosial

Anda mungkin juga menyukai