Jawab:
Depresi merupakan gangguan jiwa sedang sampai berat yang berkaitan dengan
alam perasaan atau mood yang sedih dengan gejala penyerta yaitu perubahan pada
pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kehilangan minat atau
kegembiraan, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, rasa bersalah, kurang percaya
diri, serta adanya gagasan bunuh diri.
Menurut Lazarus dan Folkman, ada 2 jenis strategi coping stres, yaitu:
a. Emotional-Focused Coping
Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon emosional
terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara behavioral
maupun kognitif. Lazarus dan Folkman (1986) mengemukakan bahwa
individu cenderung menggunakan Emotional-Focused Coping ketika individu
memiliki persepsi bahwa stresor yang ada tidak dapat diubah atau diatasi.
Berikut adalah aspek-aspeknya:
Self Control, merupakan suatu bentukdalam penyelesaian masalah
dengan cara mengendalikan dri, menahan diri, mengatur perasaan,
maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
Seeking Social Support (For Emotional Reason), adalah suatu cara
yang dilakukan individu dalam menghadap masalahnya dengan cara
mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, bisa
berupa simpati dan perhatian.
Positive Reinterpretation, respon dari suatu individu dengan cara
merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya, atau mencoba
mengambil pandangan positif dari sebuah masalah (hikmah),
Acceptance, berserah diri, individu menerima apa yang terjadi padanya
atau pasrah, karena dia sudah beranggapan tiada hal yang bisa
dilakukannya lagi untuk memecahkan masalahnya.
Denial (avoidance), pengingkaran, suatu cara individu dengan berusaha
menyanggah dan mengingkari dan melupakan masalah-masalah yang
ada pada dirinya
b. Problem-Focused Coping,
Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau
memperbesar sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres. Lazarus dan
Folkman (1986) mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan
Problem Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa
stressor yang ada dapat diubah. Aspek-aspek yang digunakan individu,
yaitu :
Distancing , ini adalah suatu bentuk coping yang sering kita temui,
yaitu usaha untuk menghindar dari permasalahan dan menutupinya
dengan pandangan yang positf, dan seperti menganggap remeh/lelucon
suatu masalah.
Planful Problem Solving, atau perencanaan, individu membentuk suatu
strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress, dengan
melibatkan tindakan yang teliti, berhati-hati, bertahap dan analitis.
Positive Reapraisal, yaitu usah untuk mencar makna positif dari
permasalahan dengan pengembangan diri, dan stategi ini terkadang
melibatkan hal-hal religi.
Self Control, merupakan suatu bentukdalam penyelesaian masalah
dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti
dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
Escape, usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari
masalah, dan beralih pada hal-hal lain, seperti merokok, narkoba,
makan banyak, dan lain-lain.
13. Mengapa efek samping gejala ekstrapiramidal pada penggunaan obat anti psikotik
diatasi dengan pemberian obat anti kolinergik (trihexyphenidil)?
Jawab: Dopamin memiliki 3 jaras/pathway yaitu nigrostriatal, mesokortikolimbik, dan
tuberoinfundibular. Pada kasus skizofrenia yang tidak mendapat pengobatan
(untreated schizophrenia), secara teori tidak ada pengaruh pada dopamin jaras
nigrostriatal. Namun pemberian antipsikotik yang memblokade reseptor D2 di jaras
tersebut, menyebabkan dopamin tidak bisa berikatan dengan reseptornya dan
mengakibatkan efek samping pada motorik yaitu gejala ekstrapiramidal
(extrapyramidal symptoms/EPS). Pada penggunaan antipsikotik jangka lama akan
menyebabkan tardive dyskinesia akibat upregulation pada reseptor D2 pada jaras
tersebut.
Dopamin dan asetilkolin memiliki hubungan resiprokal satu sama lain pada
jaras nigrostriatal (Gambar 1.). Neuron dopamin membentuk koneksi post-sinaps
dengan dendrit neuron kolinergik. Pada keadaan normal, dopamin akan mensupresi
aktivitas asetilkolin yang menyebabkan tidak adanya pelepasan asetilkolin dari akson.
Sehingga ketika reseptor dopamin diblok, terjadi peningkatan aktivitas asetilkolin
pada akson kolinergik (Gambar 2.). Hal ini menyebabkan terjadinya EPS.
Kompensasi untuk overaktivitas yang terjadi akibat blokade pada reseptor dopamin
adalah dengan memblokade reseptor asetilkolin dengan agen antikolinergik (reseptor
M1 diblokade dengan antikolinergik). Pemblokadean reseptor kolinergik dapat
menurunkan aktivitas asetilkolin.
Gambar 1. Hubungan antara dopamin dan asetilkolin2
16. Insomnia initial, intermitten, dan terminal terdapat pada penyakit apa saja?
o Insomnia inisial: Kesulitan untuk memulai tidur, biasanya terdapat pada gangguan
cemas.
o Insomnia intermiten: merupakan ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan
tidur sebab sering terbangun, biasanya terdapat pada suatu kondisi medic, sindrom
nyeri, atau depresi.
o Insomnia terminal: Bangun lebih awal tetapi sulit untuk tertidur kembali, biasanya
terdapat pada depresi berat.
20. Pada schizophrenia dengan waham dan halusinasi, area otak manakah yang
terganggu?
Abnormalitas otak secara umum pada orang skizofrenia:
1. Pelebaran ventrikel ketiga dan ventrikel lateral
2. Penurunan volume substansia grisea korteks, terutama lobus temporal, frontal,
dan oksipital.
3. Berkurangnya ukuran amygdala, hipocampus, dan girus parahipocampus
4. Gangguan transmisi glutamat di hipocampus
5. Penurunan jumlah neuron di nucleus dorsal thalamus yang berhubungan
langsung dengan korteks prefrontal
6. Penurunan jumlah neuron di ganglia basalis terutama globus pallidus dan
substansia nigra dan di serebelum gangguan kontrol motorik
7. Peningkatan jumlah reseptor D2 di nucleus caudatus, putamen, dan nucleus
accumbens
Gangguan pada gejala positif terletak pada jalur mesolimbik. Terjadi hiperaktivitas
reseptor dopamin mulai dari Ventral Tegmental area sampai area sistem limbik
terutama Nucleus Accumbens.
Patofisiologi schizophrenia dihubungkan dengan genetik dan lingkungan.
Neurotransmitter yang berperan dalam patofisiologinya adalah DA, 5HT, Glutamat,
peptide, norepinefrin. Pada pasien skizoprenia terjadi hiperreaktivitas system
dopaminergik (hiperdopaminergia pada sistem mesolimbik → berkaitan dengan
gejala positif, dan hipodopaminergia pada sistem mesocortis dan nigrostriatal →
bertanggungjawab terhadap gejala negatif dan gejala ekstrapiramidal). Reseptor
dopamine yang terlibat adalah reseptor dopamine-2 (D2) yang akan dijumpai
peningkatan densitas reseptor D2 pada jaringan otak pasien skizoprenia. Peningkatan
aktivitas sistem dopaminergik pada sistem mesolimbik yang bertanggungjawab
terhadap gejala positif. Sedangkan peningkatan aktivitas serotonergik akan
menurunkan aktivitas dopaminergik pada sistem mesocortis yang bertanggung-jawab
terhadap gejala negatif.
Seorang Consultation Liaison Psychiatry maupun tim adalah dokter yang memiliki
kualifikasi secara medis, yang mampu mendiagnosis dan melakukan pengobatan pada:
1. Penyakit kejiwaan yang secara medis sakit
2. Penyakit kejiwaan dan faktor psikologi lainnya yang mengganggu pemulihan dari
penyakit medis
3. Gejala-gejala fisik yang timbul, yang secara medis tidak bisa dijelaskan dengan
penyakit fisik yang mendasari
4. Penggunaan obat-obat psikiatri dan terapi psikilogis dalam konteks penyakit fisik.
Layanan Consultation Liaison Psychiatry berbasis di rumah sakit umum, namun
semakin besar kerjasamanya dengan perawatan primer dalam pengelolaan penyakit medis
dan kejiwaan.
42. Prognosis mana yang lebih baik skizofrenia paranoid atau skizofrenia hebefrenik?
Prognosis skizofrenia paranoid lebih baik jika dibandingkan skizofrenia hebefrenik.
Onset terjadinya skizofrenia paranoid adalah diusia lebih tua (> 30 thn) sedangkan
skizofrenia memiliki onset di usia muda yaitu < 25 tahun. Selain itu, skizofrenia
paranoid menunjukkan regresi yang lebih ringan dari pada hebrefenik dalam hal
kesadaran mental, respon emosional, dan perilaku. Hal ini disebabkan karena orang
yang mengalami skizofrenia hebrefenik memiliki kontak dengan realita yang sangat
buruk dan jarang sekali skizofrenia hebrefenik memiliki insight yang baik terhadap
kondisi kejiwaannya.
43. Efek samping apa yang ditimbulkan akibat penggunaan antipsikotik pada seorang
gadis?
Pada keadaan normal, pada jalur tuberoinfundibular, dopamine aktif dan menginhibisi
pelepasan prolaktin. Jalur ini berproyeksi dari hipotalamus menuju anterior hipofisis.
Penggunaan obat antipsikotik yang bekerja dengan memblok reseptor dopamine (D2)
dapat menyebabkan terganggunya fungsi dopamine pada jalur ini. Hal ini
menyebabkan terjadinya sekresi prolaktin dari hipofisis anterior secara berlebihan
yang mengakibatkan terjadinya hiperprolaktinemia. Keadaan ini dapat menyebabkan
timbulnya galaktorea (sekresi susu), amenorea, dan masalah disfungsi seksual.
44. Saat kita menjadi pimpinan, dan ingin melakukan seleksi pegawai, bagaimana kita
menentukan pegawai sesuai yang diinginkan, berdasarkan kepribadian?
Ada beberapa macam cara untuk mengukur atau menyelidiki kepribadian.
Berikut ini adalah beberapa diantaranya:
1. Observasi Direct
Observasi direk memilih situasi tertentu, yaitu saat dapat diperkirakan munculnya
indikator dari ciri-ciri yang hendak diteliti, sedangkan observasi biasa mungkin
tidak merencanakan untuk memilih waktu.
Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol, dapat diulang atau dapat dibuat
replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk bekerja, dan sebagainya. Ada
tiga tipe metode dalam observasi direk yaitu:
a. Time Sampling Method
Dalam time sampling method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode
waktu tertentu. Hal yang diobservasi mungkin sekadar muncul tidaknya
respons, atau aspek tertentu.
b. Incident Sampling Method
Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari berbagai
tingkah laku dalam berbagai situasi. Laporan observasinya mungkin
berupa catatan-catatan dari Ibu tentang anaknya, khusus pada waktu
menangis, pada waktu mogok makan, dan sebgainya. Dalam pencatatan
tersebut hal-hal yang menjadi perhatian adalah tentang intensitasnya,
lamanya, juga tentang efek-efek berikut setelah respons.
c. Metode Buku Harian Terkontrol
Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang
tingkah laku yang khusus hendak diselidiki oleh yang bersangkutan
sendiri. Misalnya mengadakan observasi sendiri pada waktu sedang
marah. Syarat penggunaan metode ini, antara lain, bahwa peneliti adalah
orang dewasa yang cukup inteligen dan lebih jauh lagi adalah benar-benar
ada pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Wawancara (Interview)
Menilai kepribadian dengan wawancara (interview) berarti mengadakan tatap
muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai. Dalam psikologi
kepribadian, orang mulai mengembangkan dua jenis wawancara, yakni:
a. Stress interview
b. Exhaustive Interview
3. Tes proyektif
Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan
menggunakan tes proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan dirinya
melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada dasarnya
memberi peluang kepada testee (orang yang dites) untuk memberikan makna atau
arti atas hal yang disajikan; tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.
Jenis yang termasuk tes proyektif adalah:
a. Tes Rorschach
b. Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT)
4. Inventori Kepribadian
Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk
melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mirip
wawancara terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan yang sama untuk setiap
orang, dan jawaban biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai,
seringkali dengan bantuan komputer. Menurut Atkinson dan kawan-kawan,
investori kepribadian mungkin dirancang untuk menilai dimensi tunggal
kepribadian (misalnya, tingkat kecemasan) atau beberapa sifat kepribadian secara
keseluruhan. Investori kepribadian yang terkenal dan banyak digunakan untuk
menilai kepribadian seseorang ialah:
a. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI),
b. Rorced-Choice Inventories, dan
c. Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale).
46. Mengapa pada penderita depresi mengalami penurunan nafsu makan dan gangguan
tidur?
Kadar serotonin di dalam otak akan mempengaruhi aktivitas hipotalamus.
Hipotalamus dan hipofisis terlibat dalam pengaturan tidur, nafsu makan dan aktivitas
seksual. Jadi dengan terjadi penurunan kadar serotonin pada penderita depresi akan
menyebabkan gangguan tidur, nafsu makan dan aktivitas seksual menurun.
ظ ِن ِإثْم
َّ ض ال َّ يرا ِمنَ ال
َ ظ ِن ِإ َّن بَ ْع ً يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َك ِث
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari
persangkaan (zhan) karena sesungguhnya sebagian dari persangkaan itu merupakan
dosa.” (Al-Hujurat: 12)