Anda di halaman 1dari 36

1. Apa yang dimaksud dengan depresi?

Jawab:
Depresi merupakan gangguan jiwa sedang sampai berat yang berkaitan dengan
alam perasaan atau mood yang sedih dengan gejala penyerta yaitu perubahan pada
pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kehilangan minat atau
kegembiraan, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, rasa bersalah, kurang percaya
diri, serta adanya gagasan bunuh diri.

2. Apa saja ciri kepribadian yang rentan terhadap depresi?


Jawab:
a. Dissosial: ketika kemauan akan tindakannya dikecam atau dihalangi orang lain
hingga dia tidak bisa mengindahkan kemauannya tersebut.
b. Ambang: karena impulsifitas dan kedalaman emosi tak menentu.
c. Dependen: ketika kehilangan atau terpisah dari orang tempat bergantung.
d. Histrionik: ketika dia tidak mendapat perhatian yang cukup dari tindakan dan
sikap dramatisasi/capernya
e. OCD: karena sangat rinci, sangat mengacu pada aturan, dan sangat kaku, dia
akan mudah menjadi rapuh terhadap perubahan-perubahan yang tidak
terprediksi. Bisa juga menjadi depresi ketika perfeksionis dari apa yang dia
kerjakan tidak tercapai.

3. Apa yang dimaksud dengan ciri kepribadian dan bagaimana klasifikasinya?


Jawab:
Ciri kepribadian adalah karakteristik yang menggabarkan suatu organisasi sistem jiwa
raga yang dinamis dalam diri individu yang akan menentukan penyesuaian dirinya
terhadap lingkungannya.
Klasifikasi ciri kepribadian:
- Kelompok A: akan terlihat seperti orang aneh dan eksentrik
o Ciri kepribadian paranoid
o Ciri kepribadian Skizoid
o Ciri kepribadian Skizotipal
- Kelompok B: akan terlihat seperti orang dramatik, emosional dan tidak menentu
o Ciri kepribadian antisosial
o Ciri kepribadian ambang
o Ciri kepribadian histrionik
o Ciri kepribadian Narsistik
- Kelompok C: akan terlihat seperti orang yang gampang cemas dan takut
o Ciri kepribadian menhindar
o Ciri kepribadian bergantung
o Ciri kepribadian Obsesif-kompulsif
o Ciri kepribadian YTT

4. Apa ciri kepribadian anda?


Jawab:
Avoident. Preokupasi dengan kritik dan penolakan. Karena hal tersebut saya menjadi
takut dan lebih sering menghindari untuk melakukan hal apapun yang berhubungan
dengan oranglain kecuali saya yakin tidak akan dikritik tp langsung diterima dan
disukai, terlalu banyak pertimbangan sih. Misal dalam mengemukakan pendapat atau
menjalin hubungan pertemanan dengan orang baru. Sebenarnya saya sangat ingin
melakukan hal-hal tersebut, tapi karena preokupasi tadi mendominasi pikiran dan diri
saya, makanya saya lebih banyak menimbang-nimbang sebelum melakukan sesuatu
hingga saya tidak memiliki keberanian untuk melakukan hal-hal tersebut.

5. Bagaimana hubungan ciri kepribadian dan penyakit fisik?


Jawab:
Ciri kepribadian dapat menjadi premorbid suatu gangguan jiwa. Gangguan jiwa dan
penyakit fisik dapat saling berhubungan secara timbal balik. Gangguan jiwa dapat
menimbulkan penyakit fisik, sebaliknya penyakit fisik juga bisa menyebabkan
gangguan jiwa. Sebagai contoh, orang yang mengalami tekanan atau stress yang berat
dapat mengalami peningkatan asam lambung sehingga keluhan atau gejala-gejala
gastritis dapat timbul. Contoh lain, sikap mental seseorang akan berbeda-beda ketika
memiliki penyakit fisik tertentu. Ada yang menghadapinya dengan kesabaran, dengan
usaha untuk cepat sembuh, atau bahkan dengan preokupasi yang berlebihan. Orang
dengan kepribadian histrionik ketika memiliki penyakit fisik tertentu dapat
mengalami apa yang disebut dengan Histeria-konversi, yaitu seolah-olah gejala fisik
yang dialaminya begitu berat yang padahal penyakit yang dialaminya tidak separah
itu. Hal ini dapat menimbulkan tekanan yang berlebihan pada individu tersebut
sehingga masalah terkait kondisi fisik lain mungkin dapat timbul. Gejala seperti
kelumpuhan, kebutaan, kejang-kejang dan sering pingsan yang cukup merepotkan
orang sekitarnya mungkin dapat muncul. Hal ini terjadi karena individu
"memindahkan" konflik batin dalam alam sadarnya ke luar dari kesadarannya diganti
dengan "penyakit fisik"

6. Apa yang dimaksud dengan Skizofrenia ?


Jawab:
Secara awam, skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang ditandai
dengan gangguan pola pikir meliputi arus pikiran, bentuk pikiran, dan isi pikiran yang
kemudian dapat mempengaruhi perasaan dan menimbulkan gangguan dalam perilaku.
Skizofrenia merupakan suatu sindrom yang timbul akibat ketidakserasian
antara afeksi, kognitif, dan perilaku yang menyebabkan penderitanya menjadi tidak
dapat membedakan antara kenyataan dan fantasi sehingga dpat berdampak pada
kehidupan sosial dan lingkungan pasien.

7. Apa manfaat psikoterapi?


Jawab: psikoterapi  panatalaksaanaan gangguan mental, emosional, dan masalah
penyesuaian dengan menggunakan teknik psikologis dan bergantung pada interaksi
verbal dan non verbal.
Secara umum psikoterapi bersifat supportif, reedukatif, dan rekonstruksi.
Target dari psikoterapi adalah untuk memperbaiki gejala, memperkuat adaptasi diri,
meningkatkan harga diri, dan memperbaiki fungsi mental secara keseluruhan.
Sehingga manfaat dari psikoterapi antara lain untuk:
o Meningkatkan kesadaran diri
o Mengubah pola pikir
o Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
o Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif,
kepercayaan diri, serta potensi pasien.
o Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
o Memperoleh pemahaman diri sendiri.
o Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
o Meningkatkan kemandirian dalam mengambil keputusan, serta ketegaran dalam
menghadapi masalah.
o Membantu penyembuhan penyakit fisik.
8. Apa yang dimaksud dengan psikosis ?
Jawab:
Psikosis merupakan gangguan tilikan pribadi yang menyebabkan
ketidakmampuan seseorang menilai realita dengan fantasi dirinya. Hasilnya, terdapat
realita baru versi orang psikosis tersebut.
Psikosis terbagi menjadi 2
- Fungsional
Psikosis yang disebabkan terganggunya fungsi sistem pengantar sinyal sel-sel
saraf (neurotransmitter) dalam sistem saraf pusat. Tidak terdapat kelainan
struktural pada sel saraf. Contoh : skizofrenia, gangguan afektif berat dan ganggua
paranoid
- Organik
Psikosis yang disebabkan karena adanya kelainan pada struktur sistem saraf pusat.
Contoh: delirium dan demensia.

9. Apa itu gangguan psikotik akut?


Jawab: Psikotik akut adalah gangguan jiwa berat dimana penderita tidak lagi bisa
membedakan realita (RTA terganggu) dengan onset yang akut (2 minggu), dengan
sindrom yang jelas (polimorfik atau schizophrenia-like), memiliki stressor yang jelas,
dan tidak memiliki penyebab organic.

10. Apa perbedaan gangguan kepribadian paranoid dan skizofrenia Paranoid ?


Jawab:
Gangguan kepribadian paranoid  curiga berlebihan, terutama pada niat baik orang,
tidak mudah percaya, dan waspada berlebihan. Tanpa adanya waham dan halusinasi.
Skizofrenia paranoid  harus ada waham dan halusinasi yang keduanya menonjol
dan bersifat mengancam, mengejar, mengendalikan, dan memerintah. Bisa disertai
gejala skizo lain seperti gejala afek, kognitif, dan psikomotor tapi tidak menonjol.

11. Jelaskan tentang coping mechanism !


Jawab:
 Mekanisme penyesuaian dalam suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan.
Suatu proses dimana individu berusaha untuk menanggani dan menguasai situasi
stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara
melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman
dalam dirinya.

Menurut Lazarus dan Folkman, ada 2 jenis strategi coping stres, yaitu:
a. Emotional-Focused Coping
Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon emosional
terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara behavioral
maupun kognitif. Lazarus dan Folkman (1986) mengemukakan bahwa
individu cenderung menggunakan Emotional-Focused Coping ketika individu
memiliki persepsi bahwa stresor yang ada tidak dapat diubah atau diatasi.
Berikut adalah aspek-aspeknya:
 Self Control, merupakan suatu bentukdalam penyelesaian masalah
dengan cara mengendalikan dri, menahan diri, mengatur perasaan,
maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
 Seeking Social Support (For Emotional Reason), adalah suatu cara
yang dilakukan individu dalam menghadap masalahnya dengan cara
mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, bisa
berupa simpati dan perhatian.
 Positive Reinterpretation, respon dari suatu individu dengan cara
merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya, atau mencoba
mengambil pandangan positif dari sebuah masalah (hikmah),
 Acceptance, berserah diri, individu menerima apa yang terjadi padanya
atau pasrah, karena dia sudah beranggapan tiada hal yang bisa
dilakukannya lagi untuk memecahkan masalahnya.
 Denial (avoidance), pengingkaran, suatu cara individu dengan berusaha
menyanggah dan mengingkari dan melupakan masalah-masalah yang
ada pada dirinya
b. Problem-Focused Coping,
Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau
memperbesar sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres. Lazarus dan
Folkman (1986) mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan
Problem Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa
stressor yang ada dapat diubah. Aspek-aspek yang digunakan individu,
yaitu :
 Distancing , ini adalah suatu bentuk coping yang sering kita temui,
yaitu usaha untuk menghindar dari permasalahan dan menutupinya
dengan pandangan yang positf, dan seperti menganggap remeh/lelucon
suatu masalah.
 Planful Problem Solving, atau perencanaan, individu membentuk suatu
strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress, dengan
melibatkan tindakan yang teliti, berhati-hati, bertahap dan analitis.
 Positive Reapraisal, yaitu usah untuk mencar makna positif dari
permasalahan dengan pengembangan diri, dan stategi ini terkadang
melibatkan hal-hal religi.
 Self Control, merupakan suatu bentukdalam penyelesaian masalah
dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti
dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
 Escape, usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari
masalah, dan beralih pada hal-hal lain, seperti merokok, narkoba,
makan banyak, dan lain-lain.

Hampir senada dengan penggolongan jenis coping seperti dikemukakan di


atas, dalam literatur tentang coping juga dikenal dua strategi coping, yaitu active &
avoidant coping strategi (Lazarus mengkategorikan menjadi Direct Action &
Palliative). Active coping merupakan strategi yang dirancang untuk mengubah cara
pandang individu terhadap sumber stres, sementara avoidant coping merupakan
strategi yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri dari sumber stres dengan cara
melakukan suatu aktivitas atau menarik diri dari suatu kegiatan atau situasi yang
berpotensi menimbulkan stres. Apa yang dilakukan individu pada avoidant coping
strategi sebenarnya merupakan suatu bentuk mekanisme pertahanan diri yang
sebenarnya dapat menimbulkan dampak negatif bagi individu karena cepat atau
lambat permasalahan yang ada haruslah diselesaikan oleh yang bersangkutan.
Permasalahan akan semakin menjadi lebih rumit jika mekanisme pertahanan diri
tersebut justru menuntut kebutuhan energi dan menambah kepekaan terhadap
ancaman.
Mekanisme koping digolongkan juga menjadi:
1. Mekanisme koping Adaptif  mekanisme yang mendukung fungsi integrasi
pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah: berbicara
dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi,
latihan keseimbangan dan aktifitas konstruktif. = aktif
2. Mekanisme koping Maladaptif  mekanisme coping yang menghambat
fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cendrung
menguasai lingkungan. Kategorinya adalah: makan berlebihan atau bekerja
berlebihan sert amenghindar. = pasif

Faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping:


Kesehatan Fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres
individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar
Keyakinan atau pandangan positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan
akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan individu pada penilaian
ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping
tipe :problem-solving focused coping
Keterampilan Memecahkan masalah
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi,
mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan,
kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin
dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan
yang tepat.
Keterampilan sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku
dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat.
Dukungan sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional
pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara,
teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya
Materi
Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang barang atau layanan
yang biasanya dapat dibeli.

12. Apakah manfaat penting mengetahui ciri kepribadian?


Jawab: dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan diri, dapat mengetahui potensi diri
sehingga dapat memilih karir sesuai dengan kepribadian, dan dapat lebih mudah
memecahkan masalah serta menempatkan diri di situasi sosial apapun.
Bagi psikiater  Ciri kepribadian menentukan kemungkinan gangguan mental
yang akan terjadi pada individu dan juga gejala-gejala yang mungkin akan menyertai.

13. Mengapa efek samping gejala ekstrapiramidal pada penggunaan obat anti psikotik
diatasi dengan pemberian obat anti kolinergik (trihexyphenidil)?
Jawab: Dopamin memiliki 3 jaras/pathway yaitu nigrostriatal, mesokortikolimbik, dan
tuberoinfundibular. Pada kasus skizofrenia yang tidak mendapat pengobatan
(untreated schizophrenia), secara teori tidak ada pengaruh pada dopamin jaras
nigrostriatal. Namun pemberian antipsikotik yang memblokade reseptor D2 di jaras
tersebut, menyebabkan dopamin tidak bisa berikatan dengan reseptornya dan
mengakibatkan efek samping pada motorik yaitu gejala ekstrapiramidal
(extrapyramidal symptoms/EPS). Pada penggunaan antipsikotik jangka lama akan
menyebabkan tardive dyskinesia akibat upregulation pada reseptor D2 pada jaras
tersebut.
Dopamin dan asetilkolin memiliki hubungan resiprokal satu sama lain pada
jaras nigrostriatal (Gambar 1.). Neuron dopamin membentuk koneksi post-sinaps
dengan dendrit neuron kolinergik. Pada keadaan normal, dopamin akan mensupresi
aktivitas asetilkolin yang menyebabkan tidak adanya pelepasan asetilkolin dari akson.
Sehingga ketika reseptor dopamin diblok, terjadi peningkatan aktivitas asetilkolin
pada akson kolinergik (Gambar 2.). Hal ini menyebabkan terjadinya EPS.
Kompensasi untuk overaktivitas yang terjadi akibat blokade pada reseptor dopamin
adalah dengan memblokade reseptor asetilkolin dengan agen antikolinergik (reseptor
M1 diblokade dengan antikolinergik). Pemblokadean reseptor kolinergik dapat
menurunkan aktivitas asetilkolin.
Gambar 1. Hubungan antara dopamin dan asetilkolin2

Pemberian antikolinergik dan antagonis reseptor D2 secara bersamaan dapat


menurunkan efektivitas blokade D2 pada jaras dopamin nigrostriatal (Gambar 3.).
Sehingga antipsikotik konvensional dengan efek antikolinergik poten memiliki efek
samping EPS lebih rendah dibandingkan dengan antipsikotik konvensional yang
memiliki efek antikolinergik rendah. Dengan demikian dikembangan strategi
pengobatan skizofrenia dengan pemberian antipsikotik bersama dengan
antikolinergik. Namun sayangnya penggunaan kedua obat ini tidak mengurangi
kemungkinan antipsikotik konvensional menyebabkan efek samping tardive
dyskinesia. Selain itu agen antikolinergik dapat menyebabkan efek samping lain
seperti mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, retensi urin, dan disfungsi kognitif.
Perlu dicatat pada kasus ini adalah bahwa haloperidol memiliki efek antikolinergik
rendah, sedangkan chlorpromazine memiliki efek antikolinergik yang poten.

Gambar 2. Hubungan antara dopamin, asetilkolin, dan antagonis D22


Gambar 3. Antagonis D2 dan agen antikolinergik2

14. Mekanisme tingkat kecemasan bisa menjadi gangguan kepribadian paranoid?


Jawab:
Orang-orang paranoid memiliki pandangan yang selalu bersifat curiga. Hal ini akan
menimbulkan rasa was-was dan hati-hati yang berlebihan. Orang paranoid juga tidak
mudah percaya dengan orang lain dan mudah mendendam.
Orang dapat mengalami kecemasan jika adanya rasa takut atau rasa khawatir
berlebihan yang muncul dari dalam diri dan pikirannya terhadap hal-hal yang
sebenarnya tidak berbahaya atau tidak perlu ditakuti atau dikhawatirkan ataupun
terhadap hal-hal yang sebenarnya belum tentu terjadi, disertai dengan munculnya
gejala-gejala otonom. Dengan bertambahnya tingkat kecemasan seseorang, maka rasa
takut, rasa was-was dan rasa kekhawatiran tak beralasan akan semakin kuat hingga
muncul rasa curiga yang membuat orang tersebut dapat menghindari suatu situasi
sampai mengganggu fungsi sosialnya seperti orang-orang dengan gangguan
kepribadian paranoid. Orang dengan tingkat kecemasan yang tinggi juga dapat
menjadi pendendam terhadap orang-orang yang menghadapkannya dengan suatu hal
yang memicu kecemasannya.

15. Jelaskan mengenai gejala-gejala ekstraprimidal symptom?


1. Parkinsonisme  rigiditas, bradikinesia, tremor, muka topeng, gerakan seperti
robot, refleks glabella positif. Timbul sekitar 5-30 hari pertama sejak pemberian
obat
2. Distonia akut  spasme otot yang dapat bersifat sementara atau permanen.
Gejalanya opistotonus, rigiditas otot punggung, krisis okulogirik, spasme otot
mata, mekroglosia, protrusi lidah, dan distonia laring. Timbul dalam 3 hari
pertama penggunaan obat.
3. Akatisia  tampak selalu ingi bergerak dan gelisah. Tidak mampu duduk diam,
sering merubah posisi duduk, berjalan di tempat, dan seluruh anggota gerak tidak
bisa diam. Muncul dalam 5 hari penggunaan obat.
4. Neuroleptic malignant syndrome (NMS)  hipertermi, rigiditas otot,
abnormalitas sistem saraf otonom, penurunan kesadaran, peningkatan enzim
transaminase hati, peningkatan kreatinin fosfokinase, leukositosis, mioglobinemia,
mioglobinuria, gagal ginjal akut.
5. Tardive dyskinesia (TD)  gerakan motorik abnormal yanng tidak terkoordinasi
seperti gerakan mengecap, mengerutkan wajah, menyeringai, menggeliatkan
badan. Timbul sebagai efek jangka panjang penggunaan obat.

19. Teori depresi?


1. Teori Psikodinamik  ada 4 poin penyebab depresi dalam teori ini yaitu (1)
gangguan hubungan anak dan ibu pada fase perkembangan oral (usia 10-18
bulan), (2) berhubungan dengan peristiwa kehilangan, (3) sikap introyeksi
terhadap meninggalnya seseorang yang dicintai, (4) kemarahan terhadap diri
sendiri atas kepergian seseorang yang dicintai.
2. Teori Kognitif  trias kognitif depresi: (1) pandangan negatif tentang diri sendiri,
(2) pandangan terhadap dunia yang tidak bersahabat, (3) pesimistik terhadap masa
depan yang dipandang sebagai kesengsaraan dan kegagalan
3. Teori ketidakberdayaan  depresi muncul sebagai hilangnya penghargaan diri
setelah mengalami suatu situasi yang memberikan konsekuensi buruk sehingga
individu tersebut menjadi kehilangan motivasi dan emosi saat kembali menemui
situasi serupa.

20. Patofisiologi depresi?


1. Gangguan neurotransmitter
Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter serotonin, norepinephrine, dan
dopamin. Norepinephrine berfungsi untuk memberikan kewaspadaan dan
kesadaran diri untuk berespon terhadap situasi stress. Rendahnya kadar
norepinephrine menyebabkan tidak kuatnya diri untuk bertahan pada kondisi
stress sehingga jatuh pada keadaan depresif. Sedangakn serotonin, mengatur
fungsi fisiologis tubuh seperti tidur, nafsu makan, nafsu seksual, agresi, dan
mood. Penurunan serotonin dapat menyebabkan jatuhnya mood hingga dapat
memunculkan keinginan untuk bunuh diri. Rendahnya serotonin dapat
menyebabkan kadar norepinephrine menjadi turun drastis. Dopamin juga
mengalami penurunan pada orang yang mengalami depresi. Akibatnya orang
tersebut tidak dapat lagi merasakan kenikmatan saat melakukan kegiatan apapun
yang dulunya sangat mereka sukai dan nikmati. Neurotransmitter lain yang juga
mengalami ketidakseimbangan antara lain asetilkolin, GABA, glutamat, glisin
2. Perubahan struktur otak
Regulasi emosi normal diatur oleh 4 bagian penting dari otak yaitu kortex
prefrontal, gyrus cingulatum, hipocampus, dan amygdala.
 Korteks prefrontal memegang peran dalam menentukan tujuan dari suatu
tindakan dan menentukan respon yang sesuai dalam mencapai suatu tujuan
tersebut. Konflik gairah yang seringkali muncul dipecahkan
permasalahannya oleh kortaks prefrontal, apakah suatu tindakan pantas
dilakukan atau tidak.
 Gyrus cingulatum berperan dalam integrasi perhatian dan input emosional.
Bagian dorsal dari gyrus ini berperan sebagai subdivisi kognitif. Aktivasi
dari gyrus cingulatum dapat mengontrol dorongan emosi.
 Hipocampus memiliki peran dalam proses pembelajaran dan memori.
Selain itu, juga berperan dalam menekan aktivasi berlebihan HPA axis saat
terjadi stress. Penurunan fungsi hipocampus dapat menyebabkan
hiperkortisolemia.
 Amygdala berperan krusial dalam memproses stimulus baru dan
mengkoordinasikan respon terhadap stimulus tersebut dengan korteks.
Stimulus yang terutama diproses di amygdala adalah stimulus rasa takut
dan rasa sakit.
Keempat bagian otak ini mengalami gangguan seperti penurunan volume dan
ukuran, penurunan metabolisme daa vaskularisasi pada orang yang mengalami
depresi sehingga emosi jatuh pada afek depresif, kognitif, dan perhatian menjadi
terganggu.
3. Neuroendokrin
Hiperaktivitas HPA axis  hiperkortisolemia  dopamin meningkat  gejala
psikosis
4. Kerentanan genetik
Polimorfisme genetik pada gen-gen yang mengkode transporter serotonin (5-
HTT), enzim untuk mensintesis serotonin yaitu tryptophan hydroxylase, dan
enzim untuk sintesis melatonin
5. Sitokin inflamasi
Peningkatan sitokin inflamasi seperti IL-6, TNF-a, CRP, dan IFN-g serta
peningkatan zat-zat oksidatif dapat menyebabkan kerusakan DNA dan protein sel-
sel saraf sehingga dapat menghambat neurogenerasi dan menyebabkan degenerasi
sel-sel glia dan neuron lainnya.

21. Gangguan psikiatri pada seseorang dengan asma?


Asma dan gangguan psikiatri saling berhubungan secara timbal balik. Asma
merupakan penyakit saluran napas kronik yang seringkali mengalami serangan yang
dapat membuat penderitanya mengalami rasa tertekan, stress, hingga depresi.
Sebaliknya, serangan asma dapat pula dicetuskan oleh stress, depresi, rasa tertekan.
Ketika seseorang merasa takut ataupun cemas secara berlebihan, maka akan muncul
respon simpatis yang dapat menyebabkan hiperventilasi. Hal tersebut dapat
mencetuskan dan memperberat serangan asma. Gangguan fisik yang disebabkan oleh
gangguan atau tekanan jiwa ini disebut sebagai psikosomatis.

22. Jenis-jenis insomnia?


Insomnia dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Insomnia inisial  kesulitan untuk memulai tidur.
b. Insomnia intermiten  ketidakmampuan untuk mempertahankan tidur sebab sering
terbangun.
c. Insomnia terminal  bangun lebih awal dan sulit untuk tertidur kembali.

16. Insomnia initial, intermitten, dan terminal terdapat pada penyakit apa saja?
o Insomnia inisial: Kesulitan untuk memulai tidur, biasanya terdapat pada gangguan
cemas.
o Insomnia intermiten: merupakan ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan
tidur sebab sering terbangun, biasanya terdapat pada suatu kondisi medic, sindrom
nyeri, atau depresi.
o Insomnia terminal: Bangun lebih awal tetapi sulit untuk tertidur kembali, biasanya
terdapat pada depresi berat.

23. Tingkatan retardasi mental?


 Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50- 69
 Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ 35-49
 Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20- 34
 Profound retardation (retardasi mental sangat berat), IQ <20

17. Apa perbedaan schizophrenia dan gangguan afektif?


Skizofrenia  sindrom ketidakserasian antara pikiran, afek, dan perilaku hingga
menyebabkan penderitanya tidak dapat membedakan mana yang nyata dan mana
fantasi. Jadi gejala yang menonjol berupa waham atau halusinasi atau gabungan
gejala afek (datar dan tidak wajar), motorik (katatonik, negativistik, stupor), dan
kognisi (gangguan arus atau proses pikir)
Gangguan afektif  gangguan alam perasaan. Jadi gejala yang menonjol adalah
gejala-gejala suasana perasaan yang dapat menimbulkan perubahan seluruh fungsi
dan aktivitas keseharian. Walaupun ada yang disertai dengan gejala psikosis, namun
gejala mood tetap lebih menonjol.

18. Ciri kepribadian apa yang cenderung mengalami schizophrenia?


Ciri kepribadian klaster A (paranoid, schizoid, dan schizotipal) merupakan ciri
kepribadian yang cenderung untuk mengalami schizofrenia. Hal ini disebabkan
karena orang dengan ciri kepribadian tersebut dapat mengalami ketidakserasian antara
afeksi, kognisis, dan psikomotor sehingga kemampuan daya tilik untuk membedakan
anatar kenyataan dan fantasi dapat terganggu.

19. Apa saja yang menentukan ciri kepribadian seseorang?


Yang menentukan ciri kepribadian seseorang adalah tumbuh kembang psikologis
seseorang dan lingkungan dimana ia dibesarkan. Freud adalah teoritis pertama yang
memusatkan perhatiannya kepada kepribadian, dan menekankan pentingnya peran masa
bayi dan awal-awal dalam pembetukan karakter seseorang. Freud yakin dasar kepribadian
sudah terbentuk pada usia 5 tahun, dan perkembangan kepribadian sesudah usia 5 tahun
sebagian besar hanya merupakan elaborasi dari struktur dasar tadi. Tehnik psikoanalisis
mengeksplorasi jiwa pasien antara lain dengan mengembalikan mereka ke pengalaman
masa kanak-kanak.
Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi tiga tahapan, yakni tahap
infantile (0-5 tahun), tahap laten (5-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun). Tahap
infantile yang paling menentukan dalam pembentukan kepribadian, terbagi dalam tiga
fase, yakni fase oral, fase anal, fase falis. Perkembangan kepribadian ditentukan terutama
oleh perkembangan seks, yang terkait dengan perkembangan biologis, sehingga tahap ini
disebut juga tahap seksual infantile. Perkembangan insting seks berarti perubahan katektis
seks, dan perkembangan biologis menyiapkan bagian tubuh untuk dipilih menjadi pusat
kepuasan seksual. Pemberian nama fase-fase perkembangan infantile sesuai dengan
bagian tubuh-daerah arogan-yang menjadi kateksis seksual pada fase itu. Tahap
perkembangan psikoseksual itu adalah :
Þ Fase Oral berlangsung dari usia 0 sampai 18 bulan. Titik kenikmatan terletak pada
mulut, dimana aktifitas yang paling utama adalah menghisap dan menggigit. Karena bayi
speenuhnya bergantung pada pengasuhnya (untuk memberi makan), maka bayi juga
mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulus oral tersebut.
konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, anak harus menjadi kurang
bergantung pada pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada fase ini maka individu akan memiliki
masalah dengan ketergantungan atau agresi.
Þ Tahap Anal yang berlangsung dari usia 18 bulan sampai 3-4 tahun. Titik kenikmatan di
tahap ini adalah anus. Memegang dan melepaskan sesuatu adalah aktifitas yang paling
dinikmati. Tahap ini berfokus pada pengendalian kandung kemih dan BAB. Konflik
utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet. Anak harus belajar untuk mengendalikan
tubuhnya. Berkembangnya kontrol ini menyebabkan munculnya kemandirian. Agar
proses belajar dapat terjadi dengan baik, tahap ini tergantung pada cara dimana orang tua
memberikan penghargaan dan pujian jika anak melakukan hal yang positif dan benar
serta memberikan hukuman jika anak melakukan sesuatu yang salah. Jika orang tua
bersikap terlalu longgar, artinya tidak memberikan penghargaan ataupun hukuman
terhadap apa yang dilakukan anak apat menyebabkan anak tersebut menjadi pemboros
dan perusak. Namun jika terlalu ketat, atau proses ini dimulai terlalu dini maka dapat
terbentuk individu yang terlalu kaku dan obsesif.
Þ Tahap Phallic berlangsung antara usia 3 sampai 5, 6 atau 7 tahun. Titik kenikmatan di
tahap ini adalah alat kelamin, sementara aktivitas paling nikmatnya adalah masturbasi.
Pada tahap ini terjadi suatu kompleks oedipus yaitu perasaan suka dengan orang tua yang
berlawanan jenis dengannya dan perasaan tersaingi oleh orang tua yang sejenis
dengannya. Pada fase ini anak belajar memahami bahwa apa yang wanita lain lakukan
adalah seperti ibunya dan apa yang pria lain lakukan adalah seperti ayahnya. Orientasi
seksual mungkin berawal dari fase ini.
Þ Tahap Laten berlangsung dari usia 5, 6, atau 7 sampai usia pubertas ( sekitar 12 tahun ).
Dalam tahap ini, Freud yakin bahwa rangsangan-rangsangan seksual ditekan sedemikian
rupa demi proses belajar. Pada fase ini perkembangan diarahkan untuk pengejaran
intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan
keterampilan sosial dan kepercayaan diri.
Þ Tahap Genital dimulai pada saat usia pubertas, individu mengembangakn minat seksual
yang kuat pada lawan jenis. Tidak seperti tahap-tahap sebelumnya yang hanya fokus
terhadap kebutuhan sendiri, pada tahap ini tumbuh perasaan dan pemikiran terhadap
kepentingan kesejahteraan oranglain. Jika sampai tahap ini terselesaikan dengan sukses,
maka individu dapat menjadi seimbang, hangat, dan peduli. Tujuan dari fase ini adalah
untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.

20. Pada schizophrenia dengan waham dan halusinasi, area otak manakah yang
terganggu?
Abnormalitas otak secara umum pada orang skizofrenia:
1. Pelebaran ventrikel ketiga dan ventrikel lateral
2. Penurunan volume substansia grisea korteks, terutama lobus temporal, frontal,
dan oksipital.
3. Berkurangnya ukuran amygdala, hipocampus, dan girus parahipocampus
4. Gangguan transmisi glutamat di hipocampus
5. Penurunan jumlah neuron di nucleus dorsal thalamus yang berhubungan
langsung dengan korteks prefrontal
6. Penurunan jumlah neuron di ganglia basalis terutama globus pallidus dan
substansia nigra dan di serebelum  gangguan kontrol motorik
7. Peningkatan jumlah reseptor D2 di nucleus caudatus, putamen, dan nucleus
accumbens
Gangguan pada gejala positif terletak pada jalur mesolimbik. Terjadi hiperaktivitas
reseptor dopamin mulai dari Ventral Tegmental area sampai area sistem limbik
terutama Nucleus Accumbens.
Patofisiologi schizophrenia dihubungkan dengan genetik dan lingkungan.
Neurotransmitter yang berperan dalam patofisiologinya adalah DA, 5HT, Glutamat,
peptide, norepinefrin. Pada pasien skizoprenia terjadi hiperreaktivitas system
dopaminergik (hiperdopaminergia pada sistem mesolimbik → berkaitan dengan
gejala positif, dan hipodopaminergia pada sistem mesocortis dan nigrostriatal →
bertanggungjawab terhadap gejala negatif dan gejala ekstrapiramidal). Reseptor
dopamine yang terlibat adalah reseptor dopamine-2 (D2) yang akan dijumpai
peningkatan densitas reseptor D2 pada jaringan otak pasien skizoprenia. Peningkatan
aktivitas sistem dopaminergik pada sistem mesolimbik yang bertanggungjawab
terhadap gejala positif. Sedangkan peningkatan aktivitas serotonergik akan
menurunkan aktivitas dopaminergik pada sistem mesocortis yang bertanggung-jawab
terhadap gejala negatif.

21. Bagaimana mekanisme psikodinamika schizophrenia?


Freud menyatakan bahwa skizofrenia terjadi akibat fiksasi perkembangan ego
di awal kehidupan sehingga terjadi kecacatan ego. Sebagaimana diketahui bahwa
pada setiap diri terdapat 3 unsur psikologik yaitu yang dinamakan Id, Ego dan Super
Ego. Id merupakan jiwa seseorang berupa dorongan atau nafsu yang sudah ada sejak
manusia lahir, Id sifatnya vital sebagai suatu mekanisme pertahanan diri, contoh:
nafsu makan, minum, seksual, agresivitas, dan sejenisnya. Unsur Super Ego sifatnya
sebagai ”badan penyensor”, memiliki nilai-nilai moral etika yang membedakan mana
yang boleh mana yang tidak, mana yang baik, mana yang buruk, mana yang halal
mana yang haram dan sejenisnya. Dengan kata lain merupakan “hati nurani” manusia.
Sedangkan Ego merupakan ”badan pelaksana” yang menjalankan kebutuhan Id
setelah “disensor ” dahulu oleh Super-Ego. Fiksasi ego ini salah satunya dapat
disebabkan oleh kesalahan hubungan anak-ibu pada fase perkembangan oral,
misalnya kelekatan yang berlebihan antara anak dan ibu hingga menyebabkan
ketergantungan anak terhadap ibunya. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam diri
anak ketika saatnya sudah harus menjalani kehidupan sendiri dengan kontrol ego
sendiri namun egonya saat itu belum memiliki kesiapan yang cukup. Konflik
intrapersonal akan muncul dan hal inilah yang akan menyebabkan fiksasi dan
kecacatan ego. Kecacatan ego ini dapat menyebabkan seseorang menjadi tidak dapat
beradaptasi dengan dunia luar. Ketika orang tersebut berhadapan dengan masalah
ataupun tekanan, maka ego tersebut tidak dapat menghadapinya dengan baik. Akan
terjadilah disintegrasi ego berupa kembalinya respon ego tersebut ke awal masa
perkembangan atau ke batas fiksasi ego tadi sehingga performa yang ditampilkan
untuk menghadapi masalah tersebut menjadi aneh, tidak wajar, dan maladaptif.
Pikiran dan perilaku yang muncul pada orang-orang yang mengalami skizofrenia
seperti adanya fantasi-fantasi merupakan metode adaptif diri mereka untuk
menghindari kenyataan bahwa dunia dalam diri mereka telah hancur sehingga dengan
demikian mereka tidak perlu menghadapi kepanikan ataupun kecemasan diri sendiri.
Semua gejala yang muncul pada skizofrenia selalu berkaitan dengan konflik internal
yag dialami. Misal, adanya masalah yang menyebabkan diri mereka menjadi down
hingga merasa inferior dapat menimbulkan waham-waham kebesaran. Masalah yang
menyebabkan orang tersebut dituduh melakukan sesuatu dapat memunculkan wahan
curiga seperti pada skizofrenia paranoid.

22. Bagaimana mengatasi pasien dengan kondisi mengamuk?


Pada pasien dengan kondisi mengamuk atau cenderung melakukan tindakan
kekerasan, dapat dilakukan hal sebagai berikut:
1. Lakukan pengikatan pasien oleh staf yang terlatih
2. Diberikan farmakoterapi (benzodiazepine atau anti psikotik) tergantung
diagnosisnya untuk menenangkan pasien
3. lakukan evaluasi diagnostik; pemeriksaan fisik dan wawancara psikiatrik
4. Observasi pasien dan bila ada indikasi, rawat pasien.

23. Penentuan prognosis dari apa saja?


Prognosis Baik Prognosis Buruk
Awitan lambat Awitan muda
Ada faktor prepitasi yang jelas Tidak ada faktor presipitasi
Awitan akut Awitan Insidius
Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan
premorbid baik premorbid buruk
Gejala gangguan mood (terutama Perilaku autistik, menarik diri
gangguan depresi)
Menikah Lajang, cerai atau menjanda/ duda
Riwayat keluarga dengan gangguan mood Riwayat keluarga dengan skizofrenia
Sistem pendukung baik Sistem pendukung buruk
Gejala positif Gejala negative
Discriminative insight baik Discriminative insight buruk
Tanda dan gejala neurologis
Riwayat trauma perinatal
Tanpa remisi dalam 3 tahun
Berulang kali relaps
Riwayat melakukan tindakan
penyerangan

24. Apa ciri khas seseorang bisa dikatakan menderita skizofrenia?


Jawab: Pikiran dan perilaku Bizzare
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama
dalam pikiran, emosi, dan perilaku. Pikiran yang terganggu dimana berbagai
pemikiran tidak saling berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian yang keliru,
afek yang datar atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktifitas motorik yang
bizzare (aneh). Pasien skizofrenia menarik diri dari orang lain dan kenyataan, sering
kali masuk ke dalam kehidupan fantasi yang penuh delusi dan halusinasi.

25. Bagaimana perbedaan Skizofrenia paranoid dengan gangguan waham?


Jawab :
Skizofrenia paranoid  yang menonjol adalah halusinasi yang bersifat mengancam,
mengejar, memerintah, dan mengendalikan. Jadi, pikiran-pikiran yang tidak
terpatahkan pada pasien skizofrenia paranoid ini muncul akibat adanya pengaruh dari
halusinasi, bukan dari dalam dirinya. Maka pasien ini jelas memiliki gejala psikosis
seperti mendengar bisikan-bisikan atau melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh orang
normal yang membuatnya menjadi tidak bisa membedakan antara kenyataan dan
fantasi.
Waham  yang menonjol adalah gejala waham, artinya tidak ada halusinasi. Pasien
memiliki pemikiran tersendiri yang tidak bisa dipatahkan yang memang timbul dari
dalam dirinya, bukan karena adanya pengaruh halusinasi.

26. Apa perbedaan afek dan mood? Bagaimana cara pemeriksaannya?


Jawab: Afek adalah ekspresi emosi yang terlihat saat ini, saat pasien diperiksa. Afek
dapat dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan
yang menyertai, range, dan intensitas emosi. Pada pemeriksaan afek dapat dinilai
dari ekspresi wajah, nada suara, dan gerakan tangan dan tubuh pasien. Misalnya pada
afek yang datar dapat ditemukan tidak adanya ekspresi pada wajah, suara yang
monoton, dan tidak ada gerakan tubuh.
Sedangkan mood adalah emosi yang meresap dan dipertahankan dalam waktu
yang lama, yang dialami secara subjektif dan dilaporkan oleh pasien dan terlihat oleh
orang lain. Pada pemeriksaan mood dapat dinilai dengan melontarkan pertanyaan
pasien mengenai bagaimana perasaannya.

27. Apa definisi autistik? Apakah waham termasuk dalam autistik?


Jawab: Autistik merupakan kelainan bentuk pikiran yang diartika sebagai preokupasi
dengan dunianya sendiri, mengakibatkan seseorang tersebut menarik diri dari realitas
dunia luar. Bentuk pikir autistik berokupasi pada ide yang egosentris, pikiran tidak
logis dan telah mengalami distorsi. Pikiran autistik ini bisa dilihat dalam bentuk
lamunan, fantasi, waham, atau halusinasi. Sedangkan waham merupakan kelainan
dalam isi pikiran dan diartikan sebagai keyakinan palsu, didasarkan pada kesimpulan
yang salah tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan inteligensia pasien dan
latar belakang kultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan. 1 Keduanya
merupakan gangguan dalam proses berpikir. Sehingga bisa dikatakan bahwa
seseorang yang mengalami waham memiliki bentuk pikir autistik.

28. Jelaskan mengenai reseptor dopamin!


Jawab: Reseptor dopamin memiliki lima subtipe yaitu D1, D2, D3, D4, dan D5.
Kelima subtipe ini dapat dimasukkan ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok pertama
D1 dan D5 yang menstimulasi pembentukan cAMP dengan mengaktivasi protein G
stimulator, Gs. Kelompok reseptor kedua terdiri dari reseptor D2, D3, dan D4.
Reseptor D2 menghambat pembentukan cAMP dengan mengaktivasi protein G
inhibitor, Gi; dan beberapa data menyatakan bahwa reseptor D3 dan D4 memiliki
fungsi yang mirip. Perbedaan antara ketiga reseptor tersebut adalah tempat
distribusinya. Reseptor D3 terutama terkonsentrasi di nukleus akumbens, dan reseptor
D4 terutama terkonsentrasi di korteks frontalis.1 Sedangkan reseptor D2 terdistribusi
secara luas di ganglia basalis, nukelus akumbens, ventral tegmental area (VTA) dan
substansia nigra. Reseptor D2 juga terdapat di regio septal, amygdala, hipokampus,
talamus, serebelum, dan korteks serebral dalam konsentrasi yang rendah.3

29. Jelaskan tentang neurotransmitter di otak?


1. Serotonin
- Badan sel di nukleus raphe rostral
- Proyeksi asenden akson ke sebagian besar otak (korteks dan sistem
limbik), desenden ke medulla, serebelum, dan spinal cord
- Yang ke spinal cord berespon terhadap rangsangan nyeri
- Selama tidur fase REM, serotonergik neuron tidak beraktivitas
- Pengaturan afek dan mood
2. Dopamin
- Jalur mesolimbik: dari ventral tegmentum area  nucleus accumbens dan
forebrain. Kunci motivasi, emosi, dan reward.
- Jalur mesokortikal: dari VTA  kortex prefrontal. Untuk fungsi kognitif
dan eksekutif (dorsolateral prefrontal kortex), emosi dan afek
(ventromedial prefrontal kortex)
- Jalur nigostriatal: dari substansia nigra pars kompakta  striatum
(kaudatus dan putamen). Untuk motorik
- Jalur tuberoinfundibular: hipotalamus  regio infundibular (termasuk
hipotalamus dan kelenjar pituitary)
3. Norepinephrine
- Badan sel di nucleus ceruleus
- Proyeksi ke sebagian besar otak (neokortex, sistem limbik, midbrain
tectum, serebelum)
- Untuk aktivasi simpatis, ansietas
4. Histamin
- Badan sel di mukleus tuberomamillary di posterior hipotalamus
- Proyeksi ke sebagian besar otak dan spinal cord
- Untuk siklus tidur-bangun, regulasi otonom, dan neuroendokrin
- Juga berkaitan dengan neuron-neuron monoaminergik, dopaminergik, dan
kolinergik
5. Asetilkolin
- Badan sel di kompleks basal otak depan (area broca) dan komplex
mesopontine
- Proyeksi ke area korteks, sistem limbik, dan serebelum
- Berperan dalam menginduksi fase tidur REM, kognitif, dan sistem
parasimpatis

30. Jelaskan bagaimana stres bisa menyebabkan skizofrenia?


Jawab: respon setiap orang terhadap stress berbeda-beda. Menurut model diathesis
stress, ada orang-orang yang secara genetik memang mentalnya rentan terhadap stress
dan hal ini berkaitan dengan maturitas mentalnya. Beberapa studi menunjukkan
bahwa kerentanan ini terletak pada respon HPA axis terhadap stress yang mana pada
orang-orang ini terjadi respon HPA axis yang berlebihan disertai dengan kegagalan
feedback dari respon tersebut sehingga kortisol akan diproduksi secara terus menerus
sampai menyebabkan peningkatan kadar kortisol di dalam plasma. Telah dipelajari
bahwa kortisol memiliki sifat sinergistik dengan dopamin. Tingginya kadar kortisol di
sistem saraf pusat dapat menyebabkan aktivasi reseptor dopamin terutama di jalur
mesolimbik. Dengan demikian gejala-gejala positif yaitu gejala psikosis dapat
muncul. Inilah yang menjelaskan mengapa orag yang mengalami gangguan depresif
berat dapat disertai dengan gejala psikosis. Apabila hal ini terjadi dalam waktu yang
cukup lama akan dapat membuat penderitanya berada semakin jauh dari kenyataan
hingga penderitanya berpikiran dan berperilaku bizzare seperti ciri khas skizofrenia.

31. Apa definisi delirium?


Jawab:
Delirium (acute confusional state) adalah gangguan otak difus yang
dikarakteristikkan dengan penurunan tingkat kesadaran dan perhatian yang
berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif secara umum, dan dapat disertai
dengan gangguan yang lain seperti gangguan psikomotor, gangguan siklus bangun-
tidur, dan gangguan emosional yang terjadi secara akut dan berfluktuasi sepanjang
hari.

32. Apa yang menyebabkan orang delirium?


Jawab:
Intrakranial
- Infeksi : meningitis, malaria cerebral, dst
- Penyakit serebrovaskuler: stroke, Transiet Ischemic Attack, dst
- Tumor
- Trauma : perdarahan intrakranial
Ekstrakranial
- Metabolik : malutrisi, dehidrasi, imbalans elektrolit, anemia, hipoksia,
hiperkapnia, hipoglikemia, ketoasidosis, uremia, endokrin (hipertiroid,
SIADH, penyakit Addison, dst)
- Infeksi : infeksi traktus urinarius dan respiratorius
- Medikasi :antikolinergik, dopaminergik, opioid, steroid, benzodiazepin,
H2 bloker, antiepileptik, antibiotik, antihipertensi, dst
- Vaskuler : infark miokard, aritmia, gagal jantung
- Fisik/fisiologik: nyeri yang sangat hebat, kondisi post-operatif, kondisi post-
trauma, konstipasi/retensi urin yang berat
Kondisi putus zat/intoksikasi zat : alkohol, opioid, kanabinoid, sedatif-hipnotik,
halusinogen, stimulansia, dst

33. Patofisiologi terjadinya delirium?


Neurotransmitter yang berperan besar dalam terjadinya delirium adalah asetilkolin
dengan area neuroanatomi terluas adalah di formatio reticularis. Area formatio
reticularis merupakan bagian dari batang otak yang berperan dalam pengaturan
perhatian dan gairah. Jalur persarafan yang paling terganggu pada delirium adalah
jalur tegmentum dorsal yang berasal dari formatio reticularis mesencepalon menuju
ke tectum dan thalamus. Gangguan yang terjadi pada jalur ini yaitu menurunnya
jumlah aktivitas asetilkolin. Makadari itu, delirium juga dapat terjadi pada keracunan
agen antikolinergik.
a. Neurotransmitter lainnya
Serotonin terdapat peningkatan serotonin pada pasien dengan encephalopati
hepatikum. GABA (Gamma-Aminobutyric acid); pada pasien dengan hepatic
encephalopati, peningkatan inhibitor GABA juga ditemukan. Peningkatan level
ammonia terjadi pada pasien hepatic encephalopati, yang menyebabkan peningkatan
pada asam amino glutamat dan glutamine (kedua asam amino inimerupakan precursor
GABA). Penurunan level GABA pada susunan saraf pusat juga ditemukan pada
pasien yang mengalami gejala putus benzodiazepine dan alkohol. Delirium yang
terjadi akibat putus alkohol berkaitan dengan hiperaktivitas neuron noradrenergik di
locus ceruleus.
b. Mekanisme peradangan/inflamasi
Studi terkini menyatakan bahwa peran sitokin, seperti interleukin-1 dan
interleukin-6,dapat menyebabkan delirium. Mengikuti setelah terjadinya infeksi yang
luas dan paparan toksik, bahan pirogen endogen seperti interleukin-1 dilepaskan dari
sel. Trauma kepala dan iskemia, yang sering dihubungkan dengan delirium, terdapat
hubungan respon otak yang dimediasi oleh interleukin-1 dan interleukin 6.
34. Alzheimer dementia etiologi?
1. Faktor genetik  multiple sistem protein taupati  penumpukan protein-protein
tau di sel-sel saraf (senile/amyloid plaque)  kerusakan dan kematian sel saraf
2. Diffuse atrofi disertai pendataran sulcus korteks dan pelebaran ventrikel
3. Kekacauan neurofibrillary (serat neuron yang kusut yang berisi elemen-elemen
sitoskeletal) di korteks, hipocampus, substansia nigra, locus ceruleus
4. Neural loss terutama di korteks dan hipocampus
5. Sinaptic loss di 50% korteks serebrum
6. Degenerasi neuron kolinergik di Meynert nucleus basalis dan menurunnya kadar
asetilkolintransferase  kadar asetilkolin menurun
7. Penurunan jumlah adrenergik neuron di locus ceruleus  penurunan norepinefrin
8. Kekakuan membran sel saraf akibat kekacauan regulasi metabolisme fosfolipid
membran sel
9. Stimulasi neurotransmitter glutamat secara berlebihan  merusak sel-sel saraf
10. Toksisitas aluminium

35. Ego defense mechanism?


EDM  strategi nirsadar (ego) yang melindungi pikiran sadar dari ide, impuls, atau
keinginan yang tidak dapat diterima untuk mengurangi ansietas agar tidak perlu
menghadapi penyebabnya.
 Pada dasarnya, EDM digunakan untuk mengurangi kecemasan akibat konflik
antara id dan ego, yang mungkin juga melibatkan superego dan lingkungan
 Dengan EDM, rasa cemas dapat dikurangi
 EDM tidak matur membuat cemas tidak hilang atau berpindah objek
cemasnya, sehingga membuka peluang terbentuknya psikopatologi dan atau
keluhan psikologis dan emosional
Pembagian EDM berdasarkan pemahaman psikodinamika:
1. Mature EDM
a. Humour  menemukan unsur lucu dan yang menyenangkan dari pengalaman
sulit. Lebih ke mencari hikmah saat mengenang atau merefleksikan
pengalaman tersebut
b. Suppression  secara sengaja mengesampingkan perasaan atau dorongan
tertentu
c. Asceticism  menyingkirkan aspek menyenangkan karena kemungkinan
adanya konflik
d. Altruisme  rela mendahulukan kepentingan orang lain dan hal ini
memberikan kepuasan tersendiri atas pengorbanan yang dilakukan.
e. Anticipation menunda kepuasan segera dengan merencanakan dan
memikirkan masa depan
f. Sublimasi  melebur dorongan yang tidak baik ke dalam aktivitas yang
diterima
2. Higher-level neurotic defences
a. Introyeksi  menginternalisasi bagian dari kepribadian orang lain sebagai
cara menangani kehilangannya atau mengendalikan orang. Bisa juga diartikan
sebagai introspeksi diri yang berlebihan sampai menyalahkan diri sendiri.
b. Identifikasi  menginternalisasi kualitas orang lain agar menjadi mirip.
c. Displacement  mengganti objek dorongan (keinginan) dengan yang
memiliki kemiripan
d. Intelektualisasi  penggunaan nalar berlebih dan abstrak untuk menghindari
perasaan tidak nyaman
e. Isolasi afek  memisahkan ide/pikiran dengan perasaan yang menyertainya
sehingga tidak terasa/ tampak tidak ada perasaan
f. Rasionalisasi  pembenaran tingkah yang salah sehingga ditoleransi oleh
dirinya
g. Seksualisasi  menambahkan unsur seksual pada obyek yang tidak
menyenangkan sehingga dirasa menarik
h. Formasi reaksi  mengubah dorongan yang ditolak menjadi sebaliknya
i. Represi  secara sengaja menyingkirkan dorongan yang tidak bisa diterima
atau menghalanginya masuk kedalam kesadaran
j. Undoing  menghapus akibat tidak menyenangkan dari perbuatan
sebelumnya dengan melakukan kebalikan dari perbuatan tersebut.
3. Primitive EDM
a. Splitting  memisahkan pengalaman diri dan orang lain sehingga tidak
mempu disatukan (menghitamputihkan aspek-aspek dari orang lain atau
dirinya sendiri.
b. Identifikasi proyektif  memproyeksikan bagian diri sehingga orang lain
terpancing untuk berperilaku sesuai pandangannya
c. Proyeksi  mengeluarkan dorongan yang tidak diterima sehingga terasa
seperti berasal dari luar. Menggambarkan dirinya sendiri pada oranglain untuk
menghilangkan anggapan bahwa dirinya sendirilah yag sebenarnya seperti itu.
d. Denial  menyangkal kenyataan eksternal sehingga tidak dirasakan
maknanya
e. Disosiasi  memisahkan kesinambungan pengalaman sehingga dirasa/dipikir
seperti pengalaman berbeda. Diri ini dirasa berubah-ubah menjadi orang yang
berbeda.
f. Idealisasi  menganggap seseorang sempurna sehingga aspek negatifnya bisa
tidak disertakan (hanya aspek positif, bukan hitamputih)
g. Acting out  menyalurkan dorongan nirsadar secara impulsif tanpa berpikir
matang
h. Somatisasi  mengubah ketidaknyamanan emosional menjadi gejala fisik
i. Regresi  mundur ke fase perkembangan sebelumnya agar menghindari
tanggung jawab fase perkembangan saat ini
j. Fantasi skizoid  mundur dan masuk ke alam pikiran sendiri untuk
menghindari kesulitan yang dihadapi..............................

36. Struktur sistem limbic terdapat apa saja?


1. Gyrus cingulatum  kognitif, attensi, memproses emosi
2. Gyrus parahipocampus  memori spatial
3. Hipocampus  long term memori
4. Amygdala  ansietas, agreasi, fear, memori emosional, kognisi sosial
5. Hipotalamus  pengaturan otonom, hormon, tekanan darah, nadi, lapar, haus,
gairah sex, siklus tidur-bangun
6. Badan mamillary  memori
7. Nucleus accumbens  reward, adiksi

37. Apa perbedaan cemas dan takut?


Cemas (ansietas) adalah rasa takut yang timbul akibat antisipasi terhadap
bahaya yang dapat bersifat internal maupun eksternal sedangkan takut adalah ansietas
yang disebabkan oleh bahaya yang nyata dan dikenali secara sadar.
Cemas muncul dari dalam diri sendiri tanpa adanya objek cemas yang jelas.
Sedangkan takut muncul karena ada objek eksternal yang jelas menimbulkan rasa
takut.

38. Jelaskan skizofrenia menurut Eugene Bleuler


Eugene Bleuler memilih istilah skizofrenia yang menggantikan istilah dementia
precox yang sebelumnya dikemukakan oleh Emil Kraeplin karena dia menurutnya
dengan istilah skizofrenia mengekspresikan keretakan antara pikiran, emosi, dan
perilaku orang-orang dengan gangguan tersebut. dalam teori The Four As, Bleurer
mengidentifikasi gejala-gejala primer spesifik penderita skizofrenia yang
menggambarkankan keretakan mentalnya. Gejala ini meliputi gangguan asosiasi
pikiran, terutama asosiasi longgar, gangguan afektif, autisme, dan ambivalensi.
Bleurer juga mengidentifikasi gejala sekunder yang Kraeplin juga memasukkannya
dalam indikator utama dari dementia precox yaitu halusinasi dan delusi.

39. Apakah demensia bisa disertai delirium?


Bisa. Neurotransmitter yang berperan utama dalam delirium dan demensia adalah
neurotransmitter yang sama yaitu asetilkolin. Demensia dapat terjadi salah satunya
disebabkan oleh hipoaktivitas neuron kolinergik untuk mensintesis neurotransmitter
asetilkolin akibat berkurangnya jumlah enzim asetilkolin transferase. Hal ini akan
menyebabkan jumlah konsentrasi asetilkolin di otak akan menurun dan hal ini akan
mengganggu fungsi kognitif seperti yang terjadi pada demensia. Sedangkan delirium
dapat dicetuskan oleh sangat rendahnya kadar asetilkolin di otak. Hal ini
menunjukkan bahwa apabila kadar asetilkolin orang dengan demensia semakin
menurun, maka gajala-gejala delirium dapat terjadi.

40. Obat-obat apa saja yang dapat menyebabkan delirium?


o Anticholinergics (Benadryl, tricyclic antidepressants)
o Narcotics (meperidine)
o Sedative hypnotics (benzodiazepines)
o Histamine-2 (H2) blockers (cimetidine)
o Corticosteroids
o Centrally acting antihypertensives (methyldopa, reserpine)
o Anti-Parkinson drugs (levodopa)
41. Jelaskan tentang Consultation Liation Psychiatry
Consultation Liaison Psychiatry atau yang biasa disingkat CLP merupakan bentuk
pendekatan biopsikososial. Pada CLP, seorang dokter psikiatri berperan sebagai konsultan
bagi sejawat dokter lainnya dalam menangani pasien dengan berbagi kondisi medis.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi gangguan mental dan respon psikologis terhadap
penyakit fisik pasien, sarana psikologis dan sosial, gaya menghadapi masalah guna
menganjurkan intervensi terapeutik yang paling tepat untuk kebutuhan pasien.

Tim Consultation Liaison Psychiatry


Tim CLP yang bekerja di rumah sakit umum tidak berbeda dari tim psikiatri komunitas
yang juga beroperasi dalam cara yang multidisiplin. Seperti halnya tim multidisiplin lainnya,
penekanan harus pada keberagaman keterampilan. Keterampilan diperlukan dalam
wawancara dan penilaian serta dalam memberikan terapi psikologis seperti pemecahan
masalah, terapi interpersonal dan terapi perilaku kognitif. Tim psikiatri liaison terdiri dari
konsultan dengan pelatihan khusus dalam psikiatri liaison, psikiater junior, perawat psikiatri
liaison, terapis okupasi, psikolog klinis, pekerja sosial, ahli fisioterapi dan staf
administrasi/sekretaris. Secara umum perawat psikiatri liaison harus memiliki pengetahuan
khusus dan mampu mengelola kasus yang lebih kompleks serta telah mengikuti pelatihan
tambahan, misalnya dalam terapi perilaku kognitif. Selain perawat senior, juga dibutuhkan
perawat junior yang dapat memberikan pemantauan dan dukungan. Psikolog dapat
memberikan penilaian yang terampil dan spesialis psikoterapi serta neuropsychologists
berperan dalam penilaian dan pengelolaan pasien dengan gangguan neuropsikiatri. Selain itu,
tim psikiatri liaison dapat akan lebih baik lagi jika memiliki terapis yang mampu memberikan
pendekatan rehabilitasi seperti terapis okupasi dan fisioterapi. Anggota tim ini berperan
dalam memberikan terapi perilaku untuk pasien dengan gangguan somatoform.
Dalam pelaksanaan tugasnya, ada keterampilan dasar yang dibutuhkan Consultation
Liaison Psychiatry. Pada umumnya mereka perlu melakukan suatu penilaian kompleks di
bangsal medis atau bedah, memahami bagaimana merespon rujukan meskipun tidak ada
kelainan psikiatri yang muncul pada saat itu, meningkatkan keterampilan wawancara khusus,
menilai depresi pada pasien yang sakit secara fisik, mendeteksi gangguan psikologi yang
muncul dengan gejala somatik, dan menilai perilaku penyakit. Mereka juga perlu untuk
mengasimilasi semua fakta yang relevan ke dalam suatu perumusan kasus baik fisik maupun
psikologis.
Berikut ruang lingkup dari Consultation Liaison Psychiatry:
1. Memahami dampak dari penyakit medis dan sistem di mana penyakit di perlakukan dan
bagaimana ini mempengaruhi presentasi, pengalaman, dan dampak morbiditas psikiatri
dan psikososial
2. Melakukan penilaian biopsikososialkultural, membuat formulasi, dan menerapkan
perawatan yang tepat dalam konteks rumah sakit umum termasuk komunikasi efektif
dengan seluruh tim yang melakukan pengobatan
3. Menilai reaksi terhadap penyakit, dan membedakan presentasi dari depresi dan
kecemasan dalam kondisi medis umum
4. Memahami gabungan dari penyakit dan masalah perkembangan dari orang dengan
masalah kesehatan jiwa dan penyakit mental
5. Kemampuan untuk menilai dan mengobati gangguan somatisasi dan somatoform.
6. Kemampuan untuk menilai dan menangani gangguan neuropsikiatri, dengan penekanan
khusus pada delirium
7. Memahami kebutuhan khusus dari populasi tertentu dengan morbiditas psikiatri dan
psikososial dalam pengaturan medis, termasuk orang muda, orang tua, penduduk asli,
dan orang-orang dengan cacat intelektual
8. Menilai dan mengelola presentasi akut dan darurat dari morbiditas psikiatri dalam
kondisi medis umum.

Seorang Consultation Liaison Psychiatry maupun tim adalah dokter yang memiliki
kualifikasi secara medis, yang mampu mendiagnosis dan melakukan pengobatan pada:
1. Penyakit kejiwaan yang secara medis sakit
2. Penyakit kejiwaan dan faktor psikologi lainnya yang mengganggu pemulihan dari
penyakit medis
3. Gejala-gejala fisik yang timbul, yang secara medis tidak bisa dijelaskan dengan
penyakit fisik yang mendasari
4. Penggunaan obat-obat psikiatri dan terapi psikilogis dalam konteks penyakit fisik.
Layanan Consultation Liaison Psychiatry berbasis di rumah sakit umum, namun
semakin besar kerjasamanya dengan perawatan primer dalam pengelolaan penyakit medis
dan kejiwaan.

Konsep Manajemen Kerja Consultation Liaison Psychiatry


Konsep kerja Consultation Liaison Psychiatry tidak berbeda dengan manajemen umum,
sebaliknya lebih meningkatkan kualitas dan spesifitasnya dalam upaya pelayanan kesehatan
dengan tujuan pokok meningkatkan kualitas hidup pasien sehubungan dengan kondisi
sebelumnya dengan secara terpadu. Langkah tersebut dapat diuraikan dengan kegiatan
sebagai berikut :
1. Pencegahan primer, sekunder, dan tersier
Dengan menggunakan model pencegahan Caplan yaitu mengantisipasi dan
mencegah berkembangnya gejala psikiatri atau psikologi (pencegahan primer),
mengobati gejala saat ditemukan (pencegahan sekunder), dan mencegah kekambuhan
gejala (pencegahan tersier), Consultation Liaison Psychiatry meningkatkan kualitas
perawatan psikiatri dan kedokteran saat prinsip liaison diterapkan.
Pencegahan primer berusaha untuk mencegah gejala psikiatri sebelum terjadi
melalui tindakan dini. Contohnya adalah mengatur wawancara psikiatri pada semua
pasien sebelum pembedahan jantung. Tindakan ini dapat mencegah terjadinya delirium.
Pada pencegahan sekunder, dokter menggunakan strategi untuk berusaha mengurangi
faktor-biologis, psikologis, dan sosial yang mencetuskan penyakit; berusaha untuk
menekan penyakit; dan menangani gejala akut seperti kecemasan, depresi, dan sifat
karakter yang berlebihan yang dapat memperburuk stress dan menghalangi pemulihan.
Pada pencegahan tersier, liaison psychiatry berusaha untuk menghambat
kekambuhan psikologis yang dapat mengikuti suatu episode akut, contohnya konflik
psikologis yang menghasilkan gangguan mood, kecemasan, dan penghambatan dan
fobia tentang kembali bekerja atau melakukan aktivitas seksual meskipun secara
psikologis mampu melakukannya. Tindakan tersier psikiatri membantu pasien
beradaptasi dengan keterbatasan psikologis mereka, sehingga mengurangi
kemungkinan kekambuhan penyakit. Mencegah kekambuhan penyakit sering
membutuhkan follow-up pasien rawat jalan setelah pulang dari RS untuk efektivitas
yang maksimal.

2. Deteksi dan Diagnosis


Deteksi kasus dalam pelayanan kesehatan adalah keahlian yang dimiliki oleh
psikiater CLP yang akan dihubungi oleh rekan sejawat. Konsultan psikiater secara
khusus mempunyai kesulitan dalam mendeteksi gangguan psikososial dan dapat
menjadi resisten terhadap tindakan psikiatri. Pada kenyataannya, karena konsultasi
psikiatri bergantung pada rujukan dari rekan yang motivasinya rendah dan
informasinya kurang, akhirnya menjadi tindakan pencegahan sekunder.
Archinard menjelaskan, psikiater liaison mendidik rekan di masa mendatang
untuk mendapatkan dan menganalisa data, yang meningkatkan kewaspadaan, deteksi,
diagnosis, dan/atau rujukan morbiditas psikiatri, berbeda dengan konsultan psikiater,
yang menunggu rekan untuk mencarinya. Gangguan mental yang diakibatkan oleh
penyakit medis dan gangguan mental yang disebabkan penggunaan zat adalah contoh
model dari gangguan psikofisiologis yang sering muncul, tetapi sering tidak terdeteksi
pada pelayanan medis atau bedah. Strategi dan rencana untuk deteksi kasus dan
merujuk penting dalam pelayanan medis-bedah dan menjadi dasar dari liaison psikiatri.
Skrining diagnosis untuk gangguan fungsi kognitif, depresi, kecemasan, dan
penyalahgunaan obat untuk saat ini telah tersedia jika struktur diubah dari model
konsultasi kepada sesuatu yang menggabungkan metodologi rujukan.

3. Penilaian dari Penyedia Layanan Kesehatan


Model kerjasama dari liaison psikiatri menunjukkan bahwa tanggung jawab untuk
perawatan psikiatri dari penyakit medis tidak dapat dilimpahkan secara tunggal kepada
psikiater. Tanggung jawab menjadi milik bersama dari gabungan para dokter, perawat,
dan pekerja sosial, anggota keluarga yang penting, dan lainnya yang memberikan
pengaruh psikoligis di bangsal. Fungsi penting dari Consultation Liaison Psychiatry
adalah untuk menilai tingkat stress yang disebabkan pasien terhadap penyedia layanan
medis dan anggota keluarga, dan kemampuan dari staf RS dan anggota keluarga
untuk beradaptasi terhadap pasien dan penyakitnya (dan melakukan tindakan terhadap
perawatan psikologis), dan di atas semuanya itu, kemampuan dari staf dan keluarga
untuk melakukan perawatan psikiatris atau psikologis.

4. Memberikan kewenangan pada staf nonpsikiatri


Kewenangan dari pengetahuan dan keahlian kesehatan yang digunakan sebagai
skema untuk mengajar dan mengambil keputusan. Ini mengijinkan pendidik dan penilai
untuk menetapkan tujuan bagi program pelatihan mereka atau untuk disiplin khusus:
psikiatri, perawatan primer, psikologi, pekerja sosial, perawat klinik, konseling
pastoral, rencana pemulangan, masalah hukum pasien, dan bahkan perawat kesehatan
desa pada negara berkembang.
5. Perubahan stuktural dalam pelayanan kesehatan
Consultation Liaison Psychiatry berusaha untuk memberikan perubahan
struktural pada departemen psikiatri dan departemen lainnya melalui RS, contohnya
unit pengobatan psikiatri, klinik nyeri, dan unit penilaian postpartum.

42. Prognosis mana yang lebih baik skizofrenia paranoid atau skizofrenia hebefrenik?
Prognosis skizofrenia paranoid lebih baik jika dibandingkan skizofrenia hebefrenik.
Onset terjadinya skizofrenia paranoid adalah diusia lebih tua (> 30 thn) sedangkan
skizofrenia memiliki onset di usia muda yaitu < 25 tahun. Selain itu, skizofrenia
paranoid menunjukkan regresi yang lebih ringan dari pada hebrefenik dalam hal
kesadaran mental, respon emosional, dan perilaku. Hal ini disebabkan karena orang
yang mengalami skizofrenia hebrefenik memiliki kontak dengan realita yang sangat
buruk dan jarang sekali skizofrenia hebrefenik memiliki insight yang baik terhadap
kondisi kejiwaannya.

43. Efek samping apa yang ditimbulkan akibat penggunaan antipsikotik pada seorang
gadis?
Pada keadaan normal, pada jalur tuberoinfundibular, dopamine aktif dan menginhibisi
pelepasan prolaktin. Jalur ini berproyeksi dari hipotalamus menuju anterior hipofisis.
Penggunaan obat antipsikotik yang bekerja dengan memblok reseptor dopamine (D2)
dapat menyebabkan terganggunya fungsi dopamine pada jalur ini. Hal ini
menyebabkan terjadinya sekresi prolaktin dari hipofisis anterior secara berlebihan
yang mengakibatkan terjadinya hiperprolaktinemia. Keadaan ini dapat menyebabkan
timbulnya galaktorea (sekresi susu), amenorea, dan masalah disfungsi seksual.

44. Saat kita menjadi pimpinan, dan ingin melakukan seleksi pegawai, bagaimana kita
menentukan pegawai sesuai yang diinginkan, berdasarkan kepribadian?
Ada beberapa macam cara untuk mengukur atau menyelidiki kepribadian.
Berikut ini adalah beberapa diantaranya:
1. Observasi Direct
Observasi direk memilih situasi tertentu, yaitu saat dapat diperkirakan munculnya
indikator dari ciri-ciri yang hendak diteliti, sedangkan observasi biasa mungkin
tidak merencanakan untuk memilih waktu.
Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol, dapat diulang atau dapat dibuat
replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk bekerja, dan sebagainya. Ada
tiga tipe metode dalam observasi direk yaitu:
a. Time Sampling Method
Dalam time sampling method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode
waktu tertentu. Hal yang diobservasi mungkin sekadar muncul tidaknya
respons, atau aspek tertentu.
b. Incident Sampling Method
Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari berbagai
tingkah laku dalam berbagai situasi. Laporan observasinya mungkin
berupa catatan-catatan dari Ibu tentang anaknya, khusus pada waktu
menangis, pada waktu mogok makan, dan sebgainya. Dalam pencatatan
tersebut hal-hal yang menjadi perhatian adalah tentang intensitasnya,
lamanya, juga tentang efek-efek berikut setelah respons.
c. Metode Buku Harian Terkontrol
Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang
tingkah laku yang khusus hendak diselidiki oleh yang bersangkutan
sendiri. Misalnya mengadakan observasi sendiri pada waktu sedang
marah. Syarat penggunaan metode ini, antara lain, bahwa peneliti adalah
orang dewasa yang cukup inteligen dan lebih jauh lagi adalah benar-benar
ada pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Wawancara (Interview)
Menilai kepribadian dengan wawancara (interview) berarti mengadakan tatap
muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai. Dalam psikologi
kepribadian, orang mulai mengembangkan dua jenis wawancara, yakni:
a. Stress interview
b. Exhaustive Interview
3. Tes proyektif
Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan
menggunakan tes proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan dirinya
melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada dasarnya
memberi peluang kepada testee (orang yang dites) untuk memberikan makna atau
arti atas hal yang disajikan; tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.
Jenis yang termasuk tes proyektif adalah:
a. Tes Rorschach
b. Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT)
4. Inventori Kepribadian
Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk
melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mirip
wawancara terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan yang sama untuk setiap
orang, dan jawaban biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai,
seringkali dengan bantuan komputer. Menurut Atkinson dan kawan-kawan,
investori kepribadian mungkin dirancang untuk menilai dimensi tunggal
kepribadian (misalnya, tingkat kecemasan) atau beberapa sifat kepribadian secara
keseluruhan. Investori kepribadian yang terkenal dan banyak digunakan untuk
menilai kepribadian seseorang ialah:
a. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI),
b. Rorced-Choice Inventories, dan
c. Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale).

45. Apa nama psikopatologi dari mengamuk?


Raptus/impulsivitas : dorongan yang datang tiba-tiba dan tidak dapat ditahan.

46. Mengapa pada penderita depresi mengalami penurunan nafsu makan dan gangguan
tidur?
Kadar serotonin di dalam otak akan mempengaruhi aktivitas hipotalamus.
Hipotalamus dan hipofisis terlibat dalam pengaturan tidur, nafsu makan dan aktivitas
seksual. Jadi dengan terjadi penurunan kadar serotonin pada penderita depresi akan
menyebabkan gangguan tidur, nafsu makan dan aktivitas seksual menurun.

47. Apa istilah lupa pada pasien depresi?


Amnesia anterograd.

48. Apa itu perilaku histerik?


Jawab: Kelainan perilaku histrionik adalah sebuah gangguan kepribadian yang
menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan memahami citra dirinya sendiri.
Penderita histrionik cenderung membutuhkan pengakuan dan pujian dari orang lain
sebagai tolak ukur untuk menilai dirinya sendiri. Akibatnya, orang tersebut jadi haus
akan perhatian. Dia pun akan melakukan berbagai cara agar keberadaan atau
pengaruhnya diakui oleh orang lain, misalnya dengan bersikap dramatis atau
berlebihan.
Para pakar psikologi sepakat bahwa kelainan perilaku histrionik bukanlah
sebuah gangguan yang cukup serius atau berbahaya. Penderita histrionik justru
biasanya pandai bersosialisasi dan membangun relasi dengan orang baru. Namun,
pada beberapa kasus, penderita histrionik akut bisa mengalami depresi dan gangguan
waham (delusi). Selain itu, berbagai komplikasi yang ditimbulkan kelainan perilaku
histrionik misalnya dalam ranah sosial dan profesional akan membuat penderitanya
kesulitan menjalani fungsi normal sehari-hari.
Hingga saat ini, penyebab pasti kelainan perilaku histrionik pada seseorang
belum ditemukan. Akan tetapi, para peneliti mengamati bahwa gangguan kepribadian
ini bisa muncul baik karena faktor biologis maupun karena faktor lingkungan. Faktor
biologis biasanya dipengaruhi oleh genetik. Jika dalam keluarga seseorang ada
riwayat kelainan perilaku histrionik, dirinya pun jadi lebih berisiko menderita
kelainan tersebut.
Sementara itu, peran lingkungan biasanya lebih mudah untuk diamati dalam
munculnya kelainan perilaku histrionik. Gejala-gejala yang ditunjukkan oleh kelainan
perilaku histrionik bisa dipelajari dan ditiru oleh seorang anak dari sosok yang
membesarkannya seperti orang tua atau pengasuh. Selain itu, anak juga bisa
menunjukkan gejala-gejala histrionik jika tidak mendapatkan perhatian yang cukup
dari orang tuanya, meskipun orang tuanya tidak menderita kelainan perilaku
histrionik. Hal ini akan jadi semakin parah jika orang tua atau pengasuhnya tidak bisa
mendisiplinkan atau mengendalikan tingkah laku anak yang suka cari perhatian
tersebut.

49. Apa pengertian represi?


Jawab :
Represi adalah mekanisme dimana seseorang yang memiliki keinginan -
keinginan, impuls - impuls pikiran, kehendak - kehendak yang tidak sesuai dan
mengganggu kebutuhan/motivasinya, disingkirkan dari alam sadar dan ditekan ke
dalam alam bawah sadar.
Secara tidak sadar, seseorang menekan pikiran - pikiran yang tidak sesuai atau
menyedihkan keluar dari alam sadar ke alam tak sadar. Represi yang terus menerus
akan menjadi tumpukan kekecewaan sehingga menjadi “kompleks terdesak”
Contoh: Seorang pemuda melihat kematian temannya waktu kecelakaan, kemudian
“lupa” tentang kejadian tersebut.
Contoh lain: tidak ingin menikah, orang depresi tidak merasakan lapar

50. Ayat Al-Qur’an yang membahas mengenai larangan berprasangka buruk?


Jawab:

‫ظ ِن ِإثْم‬
َّ ‫ض ال‬ َّ ‫يرا ِمنَ ال‬
َ ‫ظ ِن ِإ َّن بَ ْع‬ ً ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َك ِث‬
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari
persangkaan (zhan) karena sesungguhnya sebagian dari persangkaan itu merupakan
dosa.” (Al-Hujurat: 12)

Anda mungkin juga menyukai