Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi Anemia

Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa mengandung rata-rata 3 – 5 gr besi, hampir
dua pertiga besi terdapat dalam hemoglobin dilepas pada proses penuaan serta kematian sel
dan diangkat melalui transferin plasma ke sumsum tulang untuk eritropoiesis. Pada peredaran
zat besi berkurang, maka besi dari diet tersebut diserap oleh lebih banyak. Besi yang dimakan
diubah menjadi besi keto dalam lambung dan duodenum, penyerapan besi terjadi pada
duodenum dan jejenum proksimal, kemudian besi diangkat oleh tranferin plasma ke sumsum
tulang, untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan. (Price, 2012)

Pembentukan Hb terjadi pada sumsum tulang melalui semua stadium pematangan besi
merupakan susunan atau sebuah molekul dan hemoglobin, jika zat besi rendah dalam tubuh
maka pembentukan eritrosit atau eritropoetin akan mengganggu sehingga produksi sel darah
merah berkurang, sel darah merah yang berkurang atau menurun mengakibatkan hemoglobin
menurun sehingga transportasi oksigen dan nutrisi ke jaringan menjadi berkurang, hal ini
mengakibatkan metabolisme tubuh menurun. (Price, 2012)

Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat digolongkan pada tiga kelompok:

1. Anemia Akibat Produksi Yang Berkurang Atau Gagal

Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah yang terlalu sedikit atau sel darah
merah yang diproduksi tidak berfungsi dengan baik. Hal ini terjadi akibat adanya
abnormalitas sel darah merah atau kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan
agar produksi dan kerja dari eritrosit berjalan normal. Kondisi kondisi yang
mengakibatkan anemia ini antara lain Sickle cell anemia, gangguan sumsum tulang dan
stem cell, anemia defisiensi zat besi, vitamin B12, dan Folat, serta gangguan kesehatan
lain yang mengakibatkan penurunan hormon yang diperlukan untuk proses eritropoesis.
(Bakta, 2015)

2. Anemia akibat penghancuran sel darah merah

Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak mampu bertahan terhadap
tekanan sirkulasi maka sel darah merah akan hancur lebih cepat sehingga menimbulkan
anemia hemolitik. Penyebab anemia hemolitik yang diketahui atara lain: (Bakta, 2015)
a. Keturunan, seperti sickle cell anemia dan thalassemia
b. Adanya stressor seperti infeksi, obat obatan, bisa hewan, atau beberapa jenis
makanan Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis
c. Autoimun
d. Pemasangan graft, pemasangan katup buatan, tumor, luka bakar, paparan
kimiawi, hipertensi berat, dan gangguan trombosis
e. Pada kasus yang jarang, pembesaran lien dapat menjebak sel darah merah dan
menghancurkannya sebelum sempat bersirkulasi.

3. Anemia Akibat Kehilangan Darah

Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan akut yang hebat ataupun pada perdarahan
yang berlangsung perlahan namun kronis. Perdarahan kronis umumnya muncul akibat
gangguan gastrointestinal ( misal ulkus, hemoroid, gastritis, atau kanker saluran
pencernaan ), penggunaan obat obatan yang mengakibatkan ulkus atau gastritis (misal
OAINS), menstruasi, dan proses kelahiran. (Bakta, 2015)

Daftar pustaka

Price SA, Wilson LM. 2012. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, edisi ke-6.
Jakarta: EGC.

Bakta, IM. 2015. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai