Anda di halaman 1dari 4

ANCYLOSTOMIASIS

DEFINISI

Ankilostomiasis adalah infeksi pada usus halus yang disebabkan oleh satu atau
lebih spesies cacing tambang (Ancylostoma duodenale,Necator americanus).

EPIDEMIOLOGI

Spesies cacing tambang yang sering menyebabkan terjadinya infeksi pada


manusia antara lain Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Necator
americanus cenderung tumbuh di daerah iklim tropis, sedangkan Ancylostoma
duodenale lebih cenderung tumbuh di daerah dengan iklim yang lebih dingin dan
lebih kering. Akan tetapi, distribusi geografis kedua spesies cacing ini sangat luas
dan endemik pada banyak wilayah.

Cacing tambang diperkirakan menginfeksi lebih dari 1300 juta orang di seluruh
dunia (WHO 2002). Infeksi cacing tambang yang terjadi meliputi populasi yang
hidup di daerah tropis dan subtropis terutama pada iklim dan higiene lingkungan
yang cocok bagi pertumbuhan cacing tambang yang sesuai dengan daur hidupnya.
Di negara-negara maju, infeksi cacing tambang jarang terjadi. Infeksi biasanya
dibawa oleh pengunjung atau imigran yang datang dari negara-negara
berkembang maupun negara miskin.

PATOFISIOLOGIS

Hampir semua infeksi cacing tambang disebabkan oleh Ancylostoma duodenale


atau Necator americanus. Parasit ini hidup di usus halus dan bereproduksi secara
seksual. Cacing betina mengeluarkan telurnya ke dalam feses manusia dan
menyebar ke lingkungan di sekitarnya. Pada kondisi iklim yang sesuai, telur
cacing tambang akan menempel di tanah dan menghasilkan larva yang infektif.
Infeksi terjadi melalui penetrasi larva melalui kulit, tetapi pada spesies
Ancylostoma duodenale juga dapat menginfeksi manusia secara oral. Setelah
penetrasi ke dalam tubuh manusia, larva akan bermigrasi melalui sistem peredaran
darah, termasuk pula ke dalam sistem peredaran darah pulmoner. Hal ini
dikarenakan larva cacing tambang tersebut memasuki pembuluh darah kapiler dan
berpenetrasi ke parenkim paru-paru, kemudian larva memasuki saluran
pernapasan dan tertelan ke saluran pencernaan. Di dalam usus halus, larva
berkembang menjadi stadium dewasa. Waktu yang diperlukan dari tertelannya
telur atau dari saat penetrasi larva hingga menimbulkan infkesi adalah 28-50 hari
untuk A.duodenale dan 40-50 hari untuk N.americanus. Cacing dewasa dapat
berada di saluran pencernaan hingga bertahun-tahun.

GEJALA KLINIS
 Adanya rasa gatal di tempat penetrasi/masuknya larva merupakan gejala
awal yang terjadi.
 Batuk dan mengi dapat terjadi setelah satu minggu setelah terpapar cacing
diakibatkan larva yang bermigrasi ke paru-paru.
 Rasa tidak enak pada perut, kembung, mual, muntah, tidak nafsu makan,
sering mengeluarkan gas (flatus), dan diare merupakan gejala iritasi cacing
terhadap usus halus yang terjadi lebih kurang dua minggu setelah larva
mengadakan penetrasi ke dalam kulit.
 Infeksi yang sedang sampai berat dapat menyebabkan hilangnya darah
secara bermakna, yang dapat dimanifestasikan dengan terjadinya melena.
Apabila cadangan zat besi dalam tubuh telah habis, maka gejala anemia
akan tampak. Anemia biasanya akan terjadi 10-20 minggu setelah infestasi
cacing dan walaupun diperlukan lebih dari 500 cacing dewasa untuk
menimbulkan gejala anemia tersebut tentunya bergantung pula pada
keadaan gizi pasien.

ANEMIA
DEFINISI

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya


penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron
store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.
Anemia defisiensi besi ditandai oleh anemia hipokromik mikrositer dan hasil
laboratorium yang menunjukan cadangan besi kosong. Hal ini disebabkan tubuh
manusia mempunyai kemampuan terbatas untuk menyerap besi dan seringkali
tubuh mengalami kehilangan besi yang berlebihan yang diakibatkan perdarahan.

Besi merupakan bagian dari molekul Hemoglobin, dengan berkurangnya besi


maka sintesa hemoglobin akan berkurang dan mengakibatkan kadar hemoglobin
akan turun. Hemoglobin merupakan unsur yang sangat vital bagi tubuh manusia,
karena kadar hemoglobin yang rendah mempengaruhi kemampuan
menghantarkan O2 yang sangat dibutuhkan oleh seluruh jaringan tubuh

MANIFESTASI KLINIS

1. Gejala Umum Anemia

Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia (anemic syndrome)
dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin kurang dari 7-8
g/dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang,
serta telinga mendenging. Anemia bersifat simptomatik jika hemoglobin < 7 gr/dl,
maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungtiva dan jaringan di bawah
kuku.

2. Gejala Khas Defisiensi Besi

Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia

jenis lain adalah :

a) Koilonychia, yaitu kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris
garis vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip sendok. Atrofi papil
lidah, yaitu permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil
lidah menghilang.
b) Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya keradangan pada sudut mulut
sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.
c) Disfagia, yaitu nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.
d) Sindrom Plummer Vinson atau disebut juga sindrom Paterson Kelly
adalah kumpulan gejala yang terdiri dari anemia hipokromik mikrositer,
atrofi papil lidah, dan disfagia.

3. Gejala penyakit dasar

Pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala-gejala penyakit yang menjadi
penyebab anemia defisiensi besi tersebut. Misalnya pada anemia akibat cacing
tambang dijumpai dispepsia, parotis membengkak, dan kulit telpak tangan
berwarna kuning seperti jerami. Pada anemia karena pendarahan kronik akibat
kanker kolon dijumpai gejala gangguan kebiasaan buang besar atau gejala lain
tergantung dari lokasi tersebut

DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi harus dilakukan anamnesis


dan pemeriksaan fisis yang teliti disertai pemeriksaan laboratorium yang tepat.
Terdapat tiga tahap diagnosis anemia defisiensi besi. Tahap pertama adalah
menentukan adanya anemia dengan mengukur kadar hemoglobin atau hematokrit.
Cut off point anemia tergantung kriteria WHO atau kriteria klinik. Tahap kedua
adalah memastikan adanya defisiensi besi, sedangkan tahap ketiga adalah
menentukan penyebab dari defisiensi besi yang terjadi.

Pada pemeriksaan laboratorium pada kasus anemia defisiensi besi yang dapat
dijumpai adalah :

1. Pengukuran kadar hemoglobin dan indeks eritrosit didapatkan anemia


hipokromik mikrositer dengan penurunan kadar hemoglobin mulai dari ringan
sampai berat.

MCV dan MCH menurun. MCV < 70 fl hanya didapatkan pada anemia defisiensi

besi dan thalasemia major. MCHC menurun pada defisiensi yang lebih berat dan
berlangsung lama. RDW (red cell distribution witdh) meningkat yang
menandakan adanya anisositosis. Anisositosis merupakan tanda awal defisiensi
besi. Kadar hemoglobin sering turun sangat rendah, tanpa menimbulkan gejala
anemia yang menyolok karena anemia timbul perlahan-lahan.

Hapusan darah mennunjukan anemia hipokromik mikrositer, anisositosis,


poikilositosis, anulosit, sel target dan sel pensil. Leukosit dan trombosit normal.
Pada kasus ankilostomiasis sering disertai eosinofilia.

DAPUS :

Budianto, Rahmad. 2006. Infeksi Cacing Tambang Disertai Anemia. Banjarmasin:


Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat.

Anda mungkin juga menyukai