Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kualitas


Menurut ISO-8402 (Loh, 2001:35), Kualitas adalah totalitas fasilitas dan
karakteristik dari produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan, tersurat maupun
tersirat. Kadir (2001:19), Menyatakan bahwa kualitas adalah tujuan yang sulit
dipahami (tujuan yang sulit dipahami), karena harapan para konsumen akan selalu
berubah. Setiap standar baru ditemukan, maka konsumen akan menuntut lebih
untuk mendapatkan standar baru lain yang lebih baru dan lebih baik. Dalam
pandangan ini, kualitas adalah proses dan bukan hasil akhir (meningkatkan
kualitas kontinuitas). Kotler (1997), mendefinisikan kualitas sebagai keseluruhan
ciri dan karakteristik produk atau jasa yang mendukung kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan.
(Sritomo,2001) Tujuan Pengendalian Kualitas Tujuan dari pelaksanaan
pengendalian kualitas adalah :
 Pencapaian kebijakan dan target perusahaan secara efisien.
 Perbaikan hubungan manusia.
 Peningkatan moral karyawan.
Pengembangan kemampuan tenaga kerja. Dengan mengarah pada
pencapaian tujuan-tujuan diatas akan terjadi peningkatan produktifitas dan
provitabilitas usaha.

2.2 Pengendalian Kualitas


Menurut Sofjan Assauri (1998:25), pengendalian dan pengawasan adalah:
Kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi
yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dan apabila terjadi
penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang
diharapkan dapat tercapai. Pengertian pengendalian kualitas menurut Sofjan
Assauri (1998:210) adalah: Pengawasan mutu merupakan usaha untuk
mempertahankan mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan
spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan
perusahaan. Menurut Vincent Gasperz (2005:480), pengendalian kualitas adalah:

4
“Quality control is the operational techniques and activities used to fulfill
requirements for quality”.
Dikarenakan kegiatan pengendalian kualitas sangatlah luas, untuk itu
semua pengaruh terhadap kualitas harus dimasukkan dan diperhatikan. Secara
umum menurut Suyadi Prawirosentono (2007;74), pengendalian atau pengawasan
akan kualitas di suatu perusahaan manufaktur dilakukan secara bertahap meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1. Pemeriksaan dan pengawasan kualitas bahan mentah (bahan baku, bahan
baku penolong dan sebagainya), kualitas bahan dalam proses dan kualitas
produk jadi. Demikian pula standar jumlah dan komposisinya.
2. Pemeriksaan atas produk sebagai hasil proses pembuatan. Hal ini berlaku
untuk barang setengah jadi maupun barang jadi. Pemeriksaan yang
dilakukan tersebut memberi gambaran apakah proses produksi berjalan
seperti yang telah ditetapkan atau tidak.
3. Pemeriksaan cara pengepakan dan pengiriman barang ke konsumen.
Melakukan analisis fakta untuk mengetahui penyimpangan yang mungkin
terjadi.
4. Mesin, tenaga kerja dan fasilitas lainnya yang dipakai dalam proses
produksi harus juga diawasi sesuai dengan standar kebutuhan. Apabila
terjadi penyimpangan, harus segera dilakukan koreksi agar produk yang
dihasilkan memenuhi standar yang direncanakan.

2.3 QC Seven Tools


Seven Tools atau Tujuh alat Pengendalian Kualitas adalah Alat-alat Statistik yang
dipergunakan untuk meningkatkan Kualitas dan untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan yang muncul dalam proses Manufakturing. Berikut ini adalah 7 (Tujuh) alat
pengendalian kualitas :
2.3.1 Check Sheet
Lembar isian (check sheet) merupakan alat bantu untuk memudahkan dan
menyederhanakan pencatatan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan
kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada. Untuk mempermudah proses
pengumpulan data maka perlu dibuat suatu lembar isian (check sheet), dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

5
1. Informasi yang jelas dan apakah data yang nantinya diperoleh cukup
lengkap sebagai dasar untuk mengambil tindakan atau tidak.
2. Dapat dipahami dan diisi serta memberikan data yang lengkap tentang apa
yang ingin diketahui.
3. Dapat diisi dengan cepat, mudah dan secara otomatis bisa segera
diananlisa. Jika perlu dicantumkan gambar dan produk yang akan di
check.
Tujuan pembuatan lembar pengecekan adalah menjamin bahwa data
dikumpulkan secara teliti dan akurat oleh karyawan operasional untuk diadakan
pengendalian proses dan penyelesaian masalah. Lembar pengecekan ini memiliki
beberapa bentuk kesalahan jumlah.
2.3.2 Diagram Pareto
Diagram pareto disebut juga Gambaran pemisah unsur penyebab yang
paling dominan dari unsur-unsur penyebab lainnya dari suatu masalah. Diagram
Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo Pareto. Diagram Pareto ini
merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan
menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu
menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking
tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah).
Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi
proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelahdiambil tindakan
perbaikan terhadap proses.
2.3.3 Histogram
Histrogram menjelaskan variasi proses, tapi belum mengurutkan rangking
dari variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Histogram juga menunjukan
kemampuan proses, dan apabila memungkinkan, histogram dapat menunjukan
hubungan dengan spesifikasi proses angka-angka nominal. Langkah-langkah
menyusun histogram:
1. Menentukan batas-batas observasi.
2. Memilih kelas-kelas atau sel-sel.
3. Menentukan lebar kelas-kelas tersebut.
4. Menentukan batas-batas kelas.
5. Menggambarkan frekuensi histogram dan menyusun diagram batangnya.
2.3.4 Diagram Pencar

6
Diagram Pencar atau disebut juga dengan peta korelasi adalah grafik yang
menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variabel
tersebut kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses
dengan kualitas produk. Pada dasarnya diagram sebar merupakan suatu alat
interpretasi data yang digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan
antara dua variabel dan menentukan jenis hubungan dari dua variabel tersebut,
apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan. Dua variabel yang ditunjukkan
dalam diagram sebar dapat berupa karakteristik kuat dan faktor yang
mempengaruhinya.
2.3.5 Diagram Alir
Diagram Alir/Proses secara grafis menyajikan sebuah proses atau sistem
dengan menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini
cukup sederhana, tetapi merupakan alat yang sangat baik untuk mencoba
memahami sebuah proses atau menjelaskan langkah-langkah sebuah proses.
Diagram Alir dipergunakan sebagai alat analisis untuk:
1. Mengumpulkan data mengimplementasikan data juga merupakan
ringkasan visual dari data itu sehingga memudahkan dalam pemahaman.
2. Menunjukkan output dari suatu proses.
3. Menunjukkan apa yang sedang terjadi dalam situasi tertentu sepanjang
waktu.
4. Menunjukkan kecenderungan dari data sepanjang waktu.
5. Membandingkan dari data periode yang satu dengan periode lain, juga
memeriksa perubahan-perubahan yang terjadi.
2.3.6 Peta Kendali
Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk
memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam
pengendalian kualitas secara statistikaatau tidak sehingga memecahkan masalah
dan menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali menunjukan adanya perubahan
data dari waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukan penyebab penyimpangan
meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada peta kendali. Manfaat dari peta
kendali adalah :
1. Memberikan informasi suatu proses produksi masih berada di dalam batas-
batas kendali kualitas atau tidak terkendali.
2. Memantau proses produksi secara terus-menerus agar tetap stabil.

7
3. Menentukan kemampuan proses (capability process).
4. Mengevaluasi performance pelaksanaan dan kebijaksanaan pelaksanaan
proses produksi.
5. Membantu menentukan kriteria batas penerimaan kualitas produk sebelum
dipasarkan.
2.3.7 Diagram Sebab Akibat
Diagram sebab akibat adalah diagram yang menggambarkan garis dan
simbol-simbol yang menunjukkan hubungan antara akibat dan penbyebab suatu
masalah, dari akibat tersebut kemudian dicari beberapa kemungkinan yang ada
sebagai penyebabnya. Mencari berbagai penyebab tersebut digunakan teknik
brainstorming dari personal yang terlibat dalam proses yang sedang dianalisis.
Manfaat diagram sebab akibat sebagai berikut :
1. Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya.
2. Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan ketidak
sesuaian dengan produk dan jasa.
3. Dapat membuat suatu standar deviasi operasi yang ada maupun yang
direncanakan.
4. Dapat memberikan pendidikan dalam kegiatan pembuatan keputusan dan
melakukan perbaikan.
Untuk menghitung penyebab kesalahan dilakukan dengan mencari akibat
terbesar dari suatu masalah tersebut. Dari akibat tersebut dapat dijabarkan dalam
beberapa penyebab utama, lalu dicari masing-masing penyebab secara mendetail.
Namun pada penelitian kali ini, kami dari kelompok 2 hanya memakai
empat alat dari tujuh alat pengendalian kualitas diantaranya check sheet,
histogram, peta kendali, dan fishbone/diagram sebab akibat.

Anda mungkin juga menyukai