Anda di halaman 1dari 28

JUN

19

LAPORAN LENGKAP PENGUKURAN


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fisika adalah ilmu pengetahuan eksperimental, dimana berupa ilmu yang
memahami segala sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau
observasi dan memperoleh kebenarannya secara empiris melalui panca
indera. Dalam melakukan eksperimen kita memerlukan pengukuran –
pengukuran. Karena itu, pengukuran merupakan bagian yang sangat penting
dalam proses membangun konsep-konsep fisika.
Pengamatan suatu gejala secara umum tidak lengkap apabila tidak ada
data yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika
berkata, bila kita dapat mengukur yang sedang kita bicarakan dan
menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita mengetahui apa yang
sedang kita bicarakan itu.
Untuk mengukur setiap besaran telah diciptakan alat ukurnya masing –
masing. Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk lebih mengetahui cara
menggunakan dan menetukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat
ukurnya masing – masing maka diadakanlah percobaan “Pengukuran
Dasar”.”.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajaris cara pembacaan skala pada alat –alat ukur
2. Menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang
sesuai.
C. MANFAAT PERCOBAAN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan percobaan ini
adalah sebagai berikut:
1. Siswa mampu membaca skala pada alat – alat ukur
2. Siswa mamapu menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan
alat ukur yang sesuai.
BAB II
DASAR TEORI
Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang
membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Atau
membandingkan antara suatu besaran dengan besaran lain yang sejenis yang
dijadikan acuan. Dan alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur
benda atau kejadian tersebut.
Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai
dan satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut dinamakan
besaran. Berbagai besaran yang kuantitasnya dapat diukur, baik secara
langsung maupun tak langsung, disebut besaran fisis, misalnya panjang dan
waktu. Tetapi banyak juga besaran-besaran yang dikategorikan non-fisis,
karena kuantitasnya belum dapat diukur, misalnya cinta, bau, dan rasa.
Besaran panjang yang merupakan jarak antara 2 titik dapat di ukur
dengan alat ukur seperti mistar, jangka sorong dan micrometer
sekrup.Pengukuran besaran panjang dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagaia alat ukur , misalnya menggunakan mistar,jangka sorong, atau
dapat pula dengan menggunakan micrometer sekrup.
Mengukur Dengan Menggunakan Mistar
Pada pengukuran dengan menggunakan mistar yang kita
perhatikan adalah titik nol mistar harus tepat pada salah satu ujung benda
yang diukur.Pembacaan skala pada mistar harus tegak lurus pada skala yang
ditunjuk, agar tidak terjadi kesalahan.
Mistar biasanyadigunakan untuk mengukur benda yang panjangnya
kurang dari 50 cm atau 100 cm. Tingkat ketelitiannya 0,5 mm ( ½ x 1 cm).
Satuan yang tercantum dalam mistar adalah cm, mm, serta inchi.
 Mengukur dengan Menggunakan Jangka Sorong
Setiap jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala bantu atau
skala nonius (SN). Pada umumnya, nilai skala utama = 1 mm, dan banyaknya
skala nonius tidak selalu sama antara satu jangka sorong dengan jangka
sorong lainnya.. Sebuah jangka sorong baru dapat digunakan jika nilai skala
terkecilnya (NST) telah diketahui.
Kegunaan jangka sorong ini adalah:

1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
2. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang
(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diukur.
3. Untuk mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara
“menancapkan/menusukkan” bagian pengukur tidak terlihat pada gambar
karena berada pada sisi pemegang

Mengukur dengan Menggunakan Micrometer Sekrup


Fungsi :
· Digunakan untuk mengetahui ukuran panjang yang sangat kecil
· Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 0,01 mm.
Mikrometer sekrup memiliki dua bagian skala mendatar (SM)
sebagai skala utama dan skala putar (SP) sebagai skala nonius.NST
micrometer sekrup dapat ditentukan dengan cara yang sama prinsipnya
dengan jagka sorong.
Dengan N = jumlah skala nonius. Hasil pengukuran dari suatu micrometer
dapat ditentukan dengan cara membaca penunjukan bagian ujung skala
putar terhadap skala utama dan garis horisontal (yag membagi dua skala
utama menjadi skala bagian atas dan bawah) terhadap skala putar.

BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan :

Alat
 Mistar 30 cm
 Jangka sorong
 Mikrometer sekrup

Bahan

 Buku paket fisika


 Kamus
Alfalink
 Tutup Pulpen
 Tutup parfum
 Cincin
 Buku
 Type-x
 Papan Kursi.

B. PROSEDUR PERCOBAAN

a. Menggunakan Mistar
1. Siapkan buku paket fisika, kamus,alfalin yang akan diukur.
2. Ukur panjang, lebar, dan tinggi benda menggunakan mistar. Dalam
pengukuran perhatikan titik nol mistar harus tepat pada salah satu ujung
benda tersebut.
3. Perhatikan penunjukan skala pada mistar yang berimpit dengan
ujung balok lainnya. Pembacaan skala pada mistar harus tegak lurus
pada skala yang ditunjuk, agar tidak terjadi kesalahan.

b. Menggunakan Jangka Sorong.


1. Ambil sebuah jangka sorong.
2. .Siapkan tutup pulpen, tutup parfum, dan cincin yang akan diukur
3. Ukurlah diameter dalam, diameter luar, dan diameter kedalaman
4.Catatlah hasilnya pada hasil pengamatan.

c. Menggunakan Micrometer Sekrup


a. Ambil sebuah mikrometer . Siapkan buku, type-x, dan papan kursi
b. Letakkan benda di antara kedua poros penjepit, kemudian putarlah silinder
pemutar perlahan-lahan hingga ujung kedua poros menyentuh permukaan
benda.
c. Setelah ujung kedua poros menyentuh permukaan benda, putarlah skrup
pemutar (ratchet) secara perlahan-lahan hingga terdengar bunyi “klik”.
Bunyi itu menandakan bahwa kedua ujung poros telah menjepit benda
secara akurat( jangan memaksa menggerakkan poros penjepit menggunakan
silinder pemutar ketika ujung poros telah menjepit benda, hal ini dapat
merusak sistem ulir di dalam mikrometer skrup)
d. Bacalah penunjukan skala yang ditunjukkan oleh mikrometer skrup,.catat
hasilnya pada hasil pengamatan.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Data Hasil Pengamatan


1. Untuk Percobaan Mengukur dengan Mistar

No Yang Diukur Panjang Lebar Tinggi

1 Buku Paket 25 cm 17 cm 1 cm
Fisika
2 Kamus 24 cm 13 cm 4 cm

3 Alfalink 9.7 cm 6 cm 0.7 cm

2. Untuk Percobaan Mengukur dengan Jangka Sorong

NO Yang Diukur Diameter Diameter Diameter


Dalam ( mm Luar (mm ) Kedalaman
) (mm)
1 Tutup Pulpen 10.5 10.6 47,3

2 Tutup Parfum 15.5 18.3 25.1

3 Cincin 17.1 17.2 17.3

1. Untuk Percobaan Mengukur dengan Micrometer Sekrup

NO Yang Diukur Ketebalan


(mm)
1 Buku 10.53
2 Type-x 19.51
3 Papan Kursi 21.70

B. Analisis Data

1. Pengukuran Menggunakan Mistar ( NST 1 mm )

a. Pengukuran panjang.
NO Yang diukur Kesalahan relatif

1 Buku paket fisika ½ × NST


½ × 1 =0.5
25 ± 0.5
24.5 ± 25.5

2 Kamus ½ × NST
½ × 1 = 0.5
24 ± 0.5
23.5 ± 24.5
3 Alfalink ½ × NST
½ × 1 =0.5
9.7 ± 0.5
9.2 ± 10.2
b. Pengukuran lebar

NO Yang Diukur Kesalahan relatif


1 Buku paket fisika ½ × NST
½ × 1 = 0.5
17 ± 0.5
16.5 ± 17.5
2 Kamus ½ × NST
½ × 1 = 0.5
13 + 0.5
12.5 ± 13.5
3 Alfalink ½ × NST
½ × 1 = 0.5
6 ± 0.5
5.5 ± 6.5

c. Pengukuran Tinggi

NO Yang diukur Kesalahan relatif


1 Buku paket fisika ½ × NST
½ × 1 = 0.5
1 ± 0.5
0,5 ± 1.5
2 Kamus ½ × NST
½ × 1 = 0.5
4 ± 0.5
3.5 ± 4.5
3 Alfalink ½ × NST
½ × 1 = 0.5
0,7 ± 0.5
02 1.2

2. Untuk Percobaan Mengukur dengan Jangka Sorong ( NST 0.1


)

a. Mengukur diameter dalam


NO Yang Diukur Kesalahan Relatif
1 Tutup pulpen ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
10.5 ± 0.05
9.55 ± 10.55
2 Tutup parfum ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
15.5 ± 0.05
14.55 ± 15.55
3 Cincin ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
17.1 ± 0.05
16.15 ± 17.15

b. Mengukur diameter luar

No Yang diukur Kesalahan relatif


1 Tutup pulpen ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
10.6 ± 0.05
9.65 ± 10.65
2 Tutup parfum ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
18.3 ± 0.05
17.35 ± 18.35
3 Cincin ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
17.2 ± 0.05
16.25 ± 17.25

c. Mengukur diameter kedalaman

No Yang diukur Keasalahan relatif


1 Tutup pulpen ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
47.3 ± 0.05
47.35 ± 48.35
2 Tutup parfum ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
25.1 ± 0.05
24.15 ± 25.15
3 Cincin ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
17.3 ± 0.05
16.35 ± 17.35

3. Untuk Percobaan dengan Micrometer Sekrup ( NST 0.01 )

Mengukur Ketebalan

No Yang diukur Kesalahan relatif


1 Buku ½ × NST
½ × 0.01 = 0.005
10.53 ± 0.005
9.535 ± 10.353
2 Type-x ½ × NST
½ × 0.01 = 0.005
19.51 ± 0.005
18.515 ± 19.515
3 Papan kursi ½ × NST
½ × 0.01 = 0.005
21.70 ± 0.005
20.705 ± 21.705

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:


1. Hasil pengukuran dengan menggunakan mistar dapat ditentukan dengan
cara melihat penunjukan skala yang berimpit dengan salah satu ujung benda
yang diukur,dimana titk nol mistar harus tepat pada ujung benda lainnya.
2. Hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dapat ditentukan
dengan cara membaca penunjukan angka 0 pada skala nonius terhadap skala
utama dan skala nonius yang keberapa yang tepat berimpit atau segaris
dengan skla utama.
3. Hasil pengukuran dengan menggunakan micrometer dapat ditentukan
dengan cara membaca penunjukan bagian ujung skala putar terhadap skala
utama dan garis horizontal (yang membagi 2 skala utama ) terhadap sumbu
putar.

B. SARAN
1. Sebaiknya pada pengukuran menggunakan mistar pembacaan skala dilakukan
secara tegak lurus pada skala yang ditunjuk, untuk mengurangi kesalahan.
2. Sebaiknya dalam melakukan praktikum, praktikan lebih berhati – hati dalam
menggunakan alat ukur, untuk menghindari kerusakan.
3. Hendaknya dalam melakukan pengukuran dilakukan secara berulang –
ulang(pengukuran berganda) untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Kelas X. Jakarta: Teguh Karya


Sumber : http://myislamblog.blogspot.com/2011/10/laporan-pengukuran-
fisika.html
Sumber : http://lianitaliverpool.blogspot.com/2009/07/laporan-
pengamatan-fisika-pengukuran.html
Sumber : http://adiwarsito.wordpress.com/2009/08/10/laporan-hasil-
pengukuran/.html
Sumber : http://yogarananda.wordpress.com/2012/11/23/pratikum-fisika-
penggunaan-alat.html
Sumber: http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/perlakuan-data-hasil/kesalahan-
dalam-pengukuran.html

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fisika adalah ilmu pengetahuan eksperimental, dimana berupa ilmu yang
memahami segala sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau
observasi dan memperoleh kebenarannya secara empiris melalui panca
indera. Dalam melakukan eksperimen kita memerlukan pengukuran –
pengukuran. Karena itu, pengukuran merupakan bagian yang sangat penting
dalam proses membangun konsep-konsep fisika.
Pengamatan suatu gejala secara umum tidak lengkap apabila tidak ada
data yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika
berkata, bila kita dapat mengukur yang sedang kita bicarakan dan
menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita mengetahui apa yang
sedang kita bicarakan itu.
Untuk mengukur setiap besaran telah diciptakan alat ukurnya masing –
masing. Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk lebih mengetahui cara
menggunakan dan menetukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat
ukurnya masing – masing maka diadakanlah percobaan “Pengukuran
Dasar”.”.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajaris cara pembacaan skala pada alat –alat ukur
2. Menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang
sesuai.
C. MANFAAT PERCOBAAN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan percobaan ini
adalah sebagai berikut:
1. Siswa mampu membaca skala pada alat – alat ukur
2. Siswa mamapu menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan
alat ukur yang sesuai.
BAB II
DASAR TEORI
Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang
membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Atau
membandingkan antara suatu besaran dengan besaran lain yang sejenis yang
dijadikan acuan. Dan alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur
benda atau kejadian tersebut.
Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai
dan satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut dinamakan
besaran. Berbagai besaran yang kuantitasnya dapat diukur, baik secara
langsung maupun tak langsung, disebut besaran fisis, misalnya panjang dan
waktu. Tetapi banyak juga besaran-besaran yang dikategorikan non-fisis,
karena kuantitasnya belum dapat diukur, misalnya cinta, bau, dan rasa.
Besaran panjang yang merupakan jarak antara 2 titik dapat di ukur
dengan alat ukur seperti mistar, jangka sorong dan micrometer
sekrup.Pengukuran besaran panjang dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagaia alat ukur , misalnya menggunakan mistar,jangka sorong, atau
dapat pula dengan menggunakan micrometer sekrup.
Mengukur Dengan Menggunakan Mistar
Pada pengukuran dengan menggunakan mistar yang kita
perhatikan adalah titik nol mistar harus tepat pada salah satu ujung benda
yang diukur.Pembacaan skala pada mistar harus tegak lurus pada skala yang
ditunjuk, agar tidak terjadi kesalahan.
Mistar biasanyadigunakan untuk mengukur benda yang panjangnya
kurang dari 50 cm atau 100 cm. Tingkat ketelitiannya 0,5 mm ( ½ x 1 cm).
Satuan yang tercantum dalam mistar adalah cm, mm, serta inchi.
 Mengukur dengan Menggunakan Jangka Sorong
Setiap jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala bantu atau
skala nonius (SN). Pada umumnya, nilai skala utama = 1 mm, dan banyaknya
skala nonius tidak selalu sama antara satu jangka sorong dengan jangka
sorong lainnya.. Sebuah jangka sorong baru dapat digunakan jika nilai skala
terkecilnya (NST) telah diketahui.
Kegunaan jangka sorong ini adalah:

1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
2. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang
(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diukur.
3. Untuk mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara
“menancapkan/menusukkan” bagian pengukur tidak terlihat pada gambar
karena berada pada sisi pemegang

Mengukur dengan Menggunakan Micrometer Sekrup


Fungsi :
· Digunakan untuk mengetahui ukuran panjang yang sangat kecil
· Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 0,01 mm.
Mikrometer sekrup memiliki dua bagian skala mendatar (SM)
sebagai skala utama dan skala putar (SP) sebagai skala nonius.NST
micrometer sekrup dapat ditentukan dengan cara yang sama prinsipnya
dengan jagka sorong.
Dengan N = jumlah skala nonius. Hasil pengukuran dari suatu micrometer
dapat ditentukan dengan cara membaca penunjukan bagian ujung skala
putar terhadap skala utama dan garis horisontal (yag membagi dua skala
utama menjadi skala bagian atas dan bawah) terhadap skala putar.

BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan :

Alat
 Mistar 30 cm
 Jangka sorong
 Mikrometer sekrup

Bahan

 Buku paket fisika


 Kamus
Alfalink
 Tutup Pulpen
 Tutup parfum
 Cincin
 Buku
 Type-x
 Papan Kursi.

B. PROSEDUR PERCOBAAN

a. Menggunakan Mistar
1. Siapkan buku paket fisika, kamus,alfalin yang akan diukur.
2. Ukur panjang, lebar, dan tinggi benda menggunakan mistar. Dalam
pengukuran perhatikan titik nol mistar harus tepat pada salah satu ujung
benda tersebut.
3. Perhatikan penunjukan skala pada mistar yang berimpit dengan
ujung balok lainnya. Pembacaan skala pada mistar harus tegak lurus
pada skala yang ditunjuk, agar tidak terjadi kesalahan.

b. Menggunakan Jangka Sorong.


1. Ambil sebuah jangka sorong.
2. .Siapkan tutup pulpen, tutup parfum, dan cincin yang akan diukur
3. Ukurlah diameter dalam, diameter luar, dan diameter kedalaman
4.Catatlah hasilnya pada hasil pengamatan.

c. Menggunakan Micrometer Sekrup


a. Ambil sebuah mikrometer . Siapkan buku, type-x, dan papan kursi
b. Letakkan benda di antara kedua poros penjepit, kemudian putarlah silinder
pemutar perlahan-lahan hingga ujung kedua poros menyentuh permukaan
benda.
c. Setelah ujung kedua poros menyentuh permukaan benda, putarlah skrup
pemutar (ratchet) secara perlahan-lahan hingga terdengar bunyi “klik”.
Bunyi itu menandakan bahwa kedua ujung poros telah menjepit benda
secara akurat( jangan memaksa menggerakkan poros penjepit menggunakan
silinder pemutar ketika ujung poros telah menjepit benda, hal ini dapat
merusak sistem ulir di dalam mikrometer skrup)
d. Bacalah penunjukan skala yang ditunjukkan oleh mikrometer skrup,.catat
hasilnya pada hasil pengamatan.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Data Hasil Pengamatan


1. Untuk Percobaan Mengukur dengan Mistar

No Yang Diukur Panjang Lebar Tinggi

1 Buku Paket 25 cm 17 cm 1 cm
Fisika
2 Kamus 24 cm 13 cm 4 cm

3 Alfalink 9.7 cm 6 cm 0.7 cm


2. Untuk Percobaan Mengukur dengan Jangka Sorong

NO Yang Diukur Diameter Diameter Diameter


Dalam ( mm Luar (mm ) Kedalaman
) (mm)
1 Tutup Pulpen 10.5 10.6 47,3

2 Tutup Parfum 15.5 18.3 25.1

3 Cincin 17.1 17.2 17.3

1. Untuk Percobaan Mengukur dengan Micrometer Sekrup

NO Yang Diukur Ketebalan


(mm)
1 Buku 10.53
2 Type-x 19.51
3 Papan Kursi 21.70

B. Analisis Data

1. Pengukuran Menggunakan Mistar ( NST 1 mm )

a. Pengukuran panjang.
NO Yang diukur Kesalahan relatif

1 Buku paket fisika ½ × NST


½ × 1 =0.5
25 ± 0.5
24.5 ± 25.5

2 Kamus ½ × NST
½ × 1 = 0.5
24 ± 0.5
23.5 ± 24.5
3 Alfalink ½ × NST
½ × 1 =0.5
9.7 ± 0.5
9.2 ± 10.2

b. Pengukuran lebar

NO Yang Diukur Kesalahan relatif


1 Buku paket fisika ½ × NST
½ × 1 = 0.5
17 ± 0.5
16.5 ± 17.5
2 Kamus ½ × NST
½ × 1 = 0.5
13 + 0.5
12.5 ± 13.5
3 Alfalink ½ × NST
½ × 1 = 0.5
6 ± 0.5
5.5 ± 6.5

c. Pengukuran Tinggi

NO Yang diukur Kesalahan relatif


1 Buku paket fisika ½ × NST
½ × 1 = 0.5
1 ± 0.5
0,5 ± 1.5
2 Kamus ½ × NST
½ × 1 = 0.5
4 ± 0.5
3.5 ± 4.5
3 Alfalink ½ × NST
½ × 1 = 0.5
0,7 ± 0.5
02 1.2
2. Untuk Percobaan Mengukur dengan Jangka Sorong ( NST 0.1
)

a. Mengukur diameter dalam

NO Yang Diukur Kesalahan Relatif


1 Tutup pulpen ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
10.5 ± 0.05
9.55 ± 10.55
2 Tutup parfum ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
15.5 ± 0.05
14.55 ± 15.55
3 Cincin ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
17.1 ± 0.05
16.15 ± 17.15

b. Mengukur diameter luar

No Yang diukur Kesalahan relatif


1 Tutup pulpen ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
10.6 ± 0.05
9.65 ± 10.65
2 Tutup parfum ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
18.3 ± 0.05
17.35 ± 18.35
3 Cincin ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
17.2 ± 0.05
16.25 ± 17.25

c. Mengukur diameter kedalaman


No Yang diukur Kesalahan relatif
1 Tutup pulpen ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
47.3 ± 0.05
47.35 ± 48.35
2 Tutup parfum ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
25.1 ± 0.05
24.15 ± 25.15
3 Cincin ½ × NST
½ × 0.1 = 0.05
17.3 ± 0.05
16.35 ± 17.35

3. Untuk Percobaan dengan Micrometer Sekrup ( NST 0.01 )

Mengukur Ketebalan

No Yang diukur Kesalahan relatif

½ × NST
1 Buku ½ × 0.01 = 0.005
10.53 ± 0.005
9.535 ± 10.353
½ × NST
2 Type-x ½ × 0.01 = 0.005
19.51 ± 0.005
18.515 ± 19.515
½ × NST
3 Papan kursi ½ × 0.01 = 0.005
21.70 ± 0.005
20.705 ± 21.705

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:


1. Hasil pengukuran dengan menggunakan mistar dapat ditentukan dengan
cara melihat penunjukan skala yang berimpit dengan salah satu ujung benda
yang diukur,dimana titk nol mistar harus tepat pada ujung benda lainnya.
2. Hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dapat ditentukan
dengan cara membaca penunjukan angka 0 pada skala nonius terhadap skala
utama dan skala nonius yang keberapa yang tepat berimpit atau segaris
dengan skla utama.
3. Hasil pengukuran dengan menggunakan micrometer dapat ditentukan
dengan cara membaca penunjukan bagian ujung skala putar terhadap skala
utama dan garis horizontal (yang membagi 2 skala utama ) terhadap sumbu
putar.

B. SARAN
1. Sebaiknya pada pengukuran menggunakan mistar pembacaan skala dilakukan
secara tegak lurus pada skala yang ditunjuk, untuk mengurangi kesalahan.
2. Sebaiknya dalam melakukan praktikum, praktikan lebih berhati – hati dalam
menggunakan alat ukur, untuk menghindari kerusakan.
3. Hendaknya dalam melakukan pengukuran dilakukan secara berulang –
ulang(pengukuran berganda) untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Kelas X. Jakarta: Teguh Karya


Sumber : http://myislamblog.blogspot.com/2011/10/laporan-pengukuran-
fisika.html
Sumber : http://lianitaliverpool.blogspot.com/2009/07/laporan-
pengamatan-fisika-pengukuran.html
Sumber : http://adiwarsito.wordpress.com/2009/08/10/laporan-hasil-
pengukuran/.html
Sumber : http://yogarananda.wordpress.com/2012/11/23/pratikum-fisika-
penggunaan-alat.html
Sumber: http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/perlakuan-data-hasil/kesalahan-
dalam-pengukuran.html

Diposting 19th June 2014 oleh Unknown

5
1. Lihat komentar

1.

Unknown31 Juli 2019 08.08

Bego lu bangsat gigilukaya kontoll


Balas
Balasan

1.
Unknown31 Juli 2019 08.26

Hoi
Balas

2.

Unknown31 Juli 2019 08.23

Ributlu nyet
Balas
Balasan

1.
Unknown31 Juli 2019 08.24

Hoi
Balas

3.

Unknown31 Juli 2019 08.25

E nyet
Balas

Welcome

 Klasik

 Kartu Lipat
 Majalah

 Mozaik

 Bilah Sisi

 Cuplikan

 Kronologis

APR
13

2. PRAKTIKUM ELEKTROLISIS
LARUTAN
ELEKTROLISIS LARUTAN

KOMPETENSI DASAR 3.4

Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elekrolisis

TUJUAN

Berlatih mengamati, menyusun alat, memprediksi, dan menyimpulkan hasil


elektrolisis larutan KI dengan elektroda karbon (C)

ALAT DAN BAHAN

ALAT
BAHAN

-Tabung U 2 buah - Pipet tetes


*LARUTAN KI 0,1 M

-Elektroda karbon 2 buah - Kabel dan penjepit buaya *Larutan


indikator fenolftalein

-Batu baterai 4 buah - Gelas kimia *Larutan


amilum 1 %

-Statif, klem boshead 1 set - Pelat tetes

Labu Takar
LANGKAH-LANG

APR
13

3. laporan praktikum Pengaruh CahayaTerhadap


Pertumbuahan Biji Kacang Hijau
Laporan Praktikum Kimia

PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

Disusun Oleh :

MUHLISAH. S

XII IPA 1

SMA NEGERI 1 BELAWA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara


stimultan (pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor
kuantitatif karena mudah diamati, yaitu perubahan jumlah dan ukuran.

JUN
17

4. Makalah pengaruh teknologi terhadap pendidikan


Makalah

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PENDIDIKAN

Muhlisah S.

Retno Wulandari
Dwi Putri Nurul Adelia

XI IPA 1

SMA NEGERI 1 BELAWA

TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT . Yang telah memberikan
karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya, walaupun bentuk dan isinya sangat
sederhana.

JUN
17

5. laporan penentuan kadar cuka makan


Laporan kimia

MENENTUKAN KADAR CUKA MAKAN

Di susun oleh : Kelompok 3

Ahmad Aswan

Muhlisah S.

Retno Wulandari

Dwi Putri Nurul Adelia

Muharrika Rahmadani

XI IPA 1

SMA NEGERI 1 BELAWA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

I. Tujuan Percobaan

Menentukan kadar asam asesat dalam cuka dengan titrasi asam-basa.

II. Landasan Teori

Acidimetri dan alkalimetri adalah analisis kuantitatif volumetri berdasarkan reaksi


netralisasi.
MAR
31

6. Laporan praktikum " Sistem Respirasi pada Hewan


(Belalang)"
Laporan Praktikum

SISTEM RESPIRASI PADA HEWAN (Belalang)

Disusun oleh : Kelompok 4

Ahmad Aswan

Muhlisah S.

Retno Wulandari

Yuliana Tullah

Dwi Putri Nurul Adelia

XI IPA 1

SMA NEGERI 1 BELAWA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT . Yang telah memberikan
karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya, walaupun bentuk dan isinya sangat
sederhana.

DEC
20

7. Laporan Praktikum Kimia Faktor - Faktor yang


Mempengaruhi Laju Reaksi
Laporan Praktikum Kimia

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Di susun oleh : Kelompok 2

Muhlisah S.

Karmila Sari

Muharrika Rahmadani
Irwan Rusli

XI MIPA 1

SMA NEGERI 1 BELAWA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

A. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui, menguji, atau mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi


laju reaksi.

B. Landasan Teori

Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau


laju bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu.

DEC
14

8. Laporan Praktikum Getaran Harmonis pada Ayunan Bandul


Laporan Praktikum Fisika

Getaran Harmonis pada Ayunan Bandul

Disusun oleh : Kelompok 3

Muhlisah S.

Desi Darma Yanti

Muh. Haedar

Yuliana Tullah

Muharrika Rahmadani

XI MIPA 1

SMA NEGERI 1 BELAWA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

DEC
14

9. Laporan proyek ELIPS


Laporan proyek

ELIPS

Di Susun Oleh : Kelompok II

Ø Muhlisah S.

Ø Karmila Sari

Ø Irwan Rusli

Ø Muharrika Rahmadani

SMA NEGERI 1 BELAWA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernakah kalian mengenal istilah elips? Dalam kehidupan sehari-hari bentuk


elips dapat ditemukan pada irisan telur rebus, bayangan lingkaran oleh sinar
matahari yang condong, lapangan, dan lintasan planet yang mengelilingi
matahari.

DEC
14

10. Makalah POTENSI FISIK DAN SOSIAL WILAYAH


INDONESIA, DAN POTENSI GEOGRAFIS UNTUK
KETAHANAN PANGAN
Makalah

POTENSI FISIK DAN SOSIAL WILAYAH INDONESIA

POTENSI GEOGRAFIS UNTUK KETAHANAN PANGAN

H
KELOMPOK : 3

IX IPA 1

Muhlisah S.

Sri Widyastuti

Sartika Sapri

Dwi Putri Nurul Adelia

Muharrika Rahmadani

SMA NEGERI 1 BELAWA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

NOV
9

11. Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan


Laporan Praktikum

ANOTOMI TUMBUHAN

KELOMPOK : 2

Muhlisah S.

Karmila Sari

Irwan Rusli

Muharrika Rahmadani

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama
dan terikat oleh bahan-bahan antar sel membentuk satu kesatuan. Jaringan
penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu jaringan
meristem dan jaringan dewasa. Tumbuhan ada dua macam yaitu tumbuhan biji
terbuka dan biji tertutup.



Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai