19
1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
2. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang
(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diukur.
3. Untuk mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara
“menancapkan/menusukkan” bagian pengukur tidak terlihat pada gambar
karena berada pada sisi pemegang
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan :
Alat
Mistar 30 cm
Jangka sorong
Mikrometer sekrup
Bahan
B. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Menggunakan Mistar
1. Siapkan buku paket fisika, kamus,alfalin yang akan diukur.
2. Ukur panjang, lebar, dan tinggi benda menggunakan mistar. Dalam
pengukuran perhatikan titik nol mistar harus tepat pada salah satu ujung
benda tersebut.
3. Perhatikan penunjukan skala pada mistar yang berimpit dengan
ujung balok lainnya. Pembacaan skala pada mistar harus tegak lurus
pada skala yang ditunjuk, agar tidak terjadi kesalahan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1 Buku Paket 25 cm 17 cm 1 cm
Fisika
2 Kamus 24 cm 13 cm 4 cm
B. Analisis Data
a. Pengukuran panjang.
NO Yang diukur Kesalahan relatif
2 Kamus ½ × NST
½ × 1 = 0.5
24 ± 0.5
23.5 ± 24.5
3 Alfalink ½ × NST
½ × 1 =0.5
9.7 ± 0.5
9.2 ± 10.2
b. Pengukuran lebar
c. Pengukuran Tinggi
Mengukur Ketebalan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Sebaiknya pada pengukuran menggunakan mistar pembacaan skala dilakukan
secara tegak lurus pada skala yang ditunjuk, untuk mengurangi kesalahan.
2. Sebaiknya dalam melakukan praktikum, praktikan lebih berhati – hati dalam
menggunakan alat ukur, untuk menghindari kerusakan.
3. Hendaknya dalam melakukan pengukuran dilakukan secara berulang –
ulang(pengukuran berganda) untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fisika adalah ilmu pengetahuan eksperimental, dimana berupa ilmu yang
memahami segala sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau
observasi dan memperoleh kebenarannya secara empiris melalui panca
indera. Dalam melakukan eksperimen kita memerlukan pengukuran –
pengukuran. Karena itu, pengukuran merupakan bagian yang sangat penting
dalam proses membangun konsep-konsep fisika.
Pengamatan suatu gejala secara umum tidak lengkap apabila tidak ada
data yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika
berkata, bila kita dapat mengukur yang sedang kita bicarakan dan
menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita mengetahui apa yang
sedang kita bicarakan itu.
Untuk mengukur setiap besaran telah diciptakan alat ukurnya masing –
masing. Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk lebih mengetahui cara
menggunakan dan menetukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat
ukurnya masing – masing maka diadakanlah percobaan “Pengukuran
Dasar”.”.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajaris cara pembacaan skala pada alat –alat ukur
2. Menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang
sesuai.
C. MANFAAT PERCOBAAN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan percobaan ini
adalah sebagai berikut:
1. Siswa mampu membaca skala pada alat – alat ukur
2. Siswa mamapu menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan
alat ukur yang sesuai.
BAB II
DASAR TEORI
Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang
membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Atau
membandingkan antara suatu besaran dengan besaran lain yang sejenis yang
dijadikan acuan. Dan alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur
benda atau kejadian tersebut.
Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai
dan satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut dinamakan
besaran. Berbagai besaran yang kuantitasnya dapat diukur, baik secara
langsung maupun tak langsung, disebut besaran fisis, misalnya panjang dan
waktu. Tetapi banyak juga besaran-besaran yang dikategorikan non-fisis,
karena kuantitasnya belum dapat diukur, misalnya cinta, bau, dan rasa.
Besaran panjang yang merupakan jarak antara 2 titik dapat di ukur
dengan alat ukur seperti mistar, jangka sorong dan micrometer
sekrup.Pengukuran besaran panjang dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagaia alat ukur , misalnya menggunakan mistar,jangka sorong, atau
dapat pula dengan menggunakan micrometer sekrup.
Mengukur Dengan Menggunakan Mistar
Pada pengukuran dengan menggunakan mistar yang kita
perhatikan adalah titik nol mistar harus tepat pada salah satu ujung benda
yang diukur.Pembacaan skala pada mistar harus tegak lurus pada skala yang
ditunjuk, agar tidak terjadi kesalahan.
Mistar biasanyadigunakan untuk mengukur benda yang panjangnya
kurang dari 50 cm atau 100 cm. Tingkat ketelitiannya 0,5 mm ( ½ x 1 cm).
Satuan yang tercantum dalam mistar adalah cm, mm, serta inchi.
Mengukur dengan Menggunakan Jangka Sorong
Setiap jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala bantu atau
skala nonius (SN). Pada umumnya, nilai skala utama = 1 mm, dan banyaknya
skala nonius tidak selalu sama antara satu jangka sorong dengan jangka
sorong lainnya.. Sebuah jangka sorong baru dapat digunakan jika nilai skala
terkecilnya (NST) telah diketahui.
Kegunaan jangka sorong ini adalah:
1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
2. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang
(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diukur.
3. Untuk mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara
“menancapkan/menusukkan” bagian pengukur tidak terlihat pada gambar
karena berada pada sisi pemegang
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan :
Alat
Mistar 30 cm
Jangka sorong
Mikrometer sekrup
Bahan
B. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Menggunakan Mistar
1. Siapkan buku paket fisika, kamus,alfalin yang akan diukur.
2. Ukur panjang, lebar, dan tinggi benda menggunakan mistar. Dalam
pengukuran perhatikan titik nol mistar harus tepat pada salah satu ujung
benda tersebut.
3. Perhatikan penunjukan skala pada mistar yang berimpit dengan
ujung balok lainnya. Pembacaan skala pada mistar harus tegak lurus
pada skala yang ditunjuk, agar tidak terjadi kesalahan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1 Buku Paket 25 cm 17 cm 1 cm
Fisika
2 Kamus 24 cm 13 cm 4 cm
B. Analisis Data
a. Pengukuran panjang.
NO Yang diukur Kesalahan relatif
2 Kamus ½ × NST
½ × 1 = 0.5
24 ± 0.5
23.5 ± 24.5
3 Alfalink ½ × NST
½ × 1 =0.5
9.7 ± 0.5
9.2 ± 10.2
b. Pengukuran lebar
c. Pengukuran Tinggi
Mengukur Ketebalan
½ × NST
1 Buku ½ × 0.01 = 0.005
10.53 ± 0.005
9.535 ± 10.353
½ × NST
2 Type-x ½ × 0.01 = 0.005
19.51 ± 0.005
18.515 ± 19.515
½ × NST
3 Papan kursi ½ × 0.01 = 0.005
21.70 ± 0.005
20.705 ± 21.705
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Sebaiknya pada pengukuran menggunakan mistar pembacaan skala dilakukan
secara tegak lurus pada skala yang ditunjuk, untuk mengurangi kesalahan.
2. Sebaiknya dalam melakukan praktikum, praktikan lebih berhati – hati dalam
menggunakan alat ukur, untuk menghindari kerusakan.
3. Hendaknya dalam melakukan pengukuran dilakukan secara berulang –
ulang(pengukuran berganda) untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
5
1. Lihat komentar
1.
1.
Unknown31 Juli 2019 08.26
Hoi
Balas
2.
Ributlu nyet
Balas
Balasan
1.
Unknown31 Juli 2019 08.24
Hoi
Balas
3.
E nyet
Balas
Welcome
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
APR
13
2. PRAKTIKUM ELEKTROLISIS
LARUTAN
ELEKTROLISIS LARUTAN
TUJUAN
ALAT
BAHAN
Labu Takar
LANGKAH-LANG
APR
13
Disusun Oleh :
MUHLISAH. S
XII IPA 1
BAB I
PENDAHULUAN
JUN
17
Muhlisah S.
Retno Wulandari
Dwi Putri Nurul Adelia
XI IPA 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT . Yang telah memberikan
karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya, walaupun bentuk dan isinya sangat
sederhana.
JUN
17
Ahmad Aswan
Muhlisah S.
Retno Wulandari
Muharrika Rahmadani
XI IPA 1
I. Tujuan Percobaan
Ahmad Aswan
Muhlisah S.
Retno Wulandari
Yuliana Tullah
XI IPA 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT . Yang telah memberikan
karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya, walaupun bentuk dan isinya sangat
sederhana.
DEC
20
Muhlisah S.
Karmila Sari
Muharrika Rahmadani
Irwan Rusli
XI MIPA 1
A. Tujuan Praktikum
B. Landasan Teori
DEC
14
Muhlisah S.
Muh. Haedar
Yuliana Tullah
Muharrika Rahmadani
XI MIPA 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
DEC
14
ELIPS
Ø Muhlisah S.
Ø Karmila Sari
Ø Irwan Rusli
Ø Muharrika Rahmadani
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DEC
14
H
KELOMPOK : 3
IX IPA 1
Muhlisah S.
Sri Widyastuti
Sartika Sapri
Muharrika Rahmadani
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
NOV
9
ANOTOMI TUMBUHAN
KELOMPOK : 2
Muhlisah S.
Karmila Sari
Irwan Rusli
Muharrika Rahmadani
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama
dan terikat oleh bahan-bahan antar sel membentuk satu kesatuan. Jaringan
penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu jaringan
meristem dan jaringan dewasa. Tumbuhan ada dua macam yaitu tumbuhan biji
terbuka dan biji tertutup.
Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.