Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama dan patut
diberikan perhatian khusus baik ditingkat global, nasional maupun regional atau daerah. Data
dari World Health Organization (WHO) Tahun 2016 menunjukan sekitar 1,35 juta orang
meninggal setiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas dan sekitar 20 sampai 50 juta orang
mengalami cedera. Data-data tersebut menjadikan kecelakaan lalu lintas sebagai penyebab
kematian tertinggi nomor delapan didunia, diatas penyakit infeksi seperti diare dan tuberculosis,
dan merupakan penyebab kematian tertinggi untuk anak dan dewasa muda usia lima sampai dua
puluh sembilan tahun.

Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan,
kecelakaan lalu lintas didefinisikan sebagai suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak
disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna jalan lain yang mengakibatkan
korban manusia dan/atau kerugian harta benda.

Salah satu cedera yang paling banyak terjadi akibat kecelakaan lalu lintas adalah patah
tulang. Data dari Riset Kesehatan Dasar Nasional (RISKESDAS) Tahun 2013 menunjukan
bahwa terdapat 8,2 persen masyarakat indonesia yang mengalami cedera, dari angka tersebut,
sebanyak 47,7 persen cedera diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas. Adapun angka kejadian
patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 5,8 persen.

Data dari RISKESDAS Propinsi NTT Tahun 2013 menunjukan bahwa 12,1 persen
masyarakat Nusa Tenggara Timur mengalami cedera dan 33,8 persen diataranya akibat
kecelakaan lalu lintas. Prevalensi kecelakaan lalu lintas yang terbesar di propinsi NTT tahun
2013 terdapat di Kabupaten Rote Ndao yang mencapai 64,4 persen. Adapun insiden patah tulang
akibat kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Rote Ndao pada tahun 2013 mencapai 8,3 persen.
Patah tulang atau dalam medis dikenal dengan fraktur merupakan suatu kondisi terputusnya
kontinuitas tulang, tulang dan sendi, tulang rawan epifisis yang bersifat total maupun parsial.
Berdasarkan uraian diatas, angka kecelakaan lalu lintas dan insiden patah tulang masih
tergolong tinggi dan dapat mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah
kendaraan masyarakat setiap tahunnya, namun hingga saat ini, data epidemiologis mengenai
kejadian patah tulang di Indonesia pada umumnya dan Propinsi Nusa Tenggara Timur bahkan
Kabupaten Rote Ndao sangatlah minim. Data epidemiologis tersebut sangatlah penting untuk
mengetahui seberapa besar gambaran patah tulang dan distribusinya di Indonesia, dan Propinsi
Nusa tenggara Timur bahkan Kabupaten Rote Ndao pada khususnya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, dapat dirumuskan pertanyaan sebagai
berikut :

1. Bagaimanakah karakteristik penderita patah tulang di Rumah Sakit Umum Daerah


Ba’a, Kabupaten Rote Ndao pada Caturwulan ketiga tahun 2019?

2. Bagaimanakah presentase kejadian patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas


berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Umum Daerah Ba’a, Kabupaten Rote
Ndao pada Caturwulan ketiga tahun 2019?

3. Bagaimanakah presentase kejadian patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas


berdasarkan usia di Rumah Sakit Umum Daerah Ba’a, Kabupaten Rote Ndao pada
Caturwulan ketiga tahun 2019?

4. Bagaimanakah presentase kejadian patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas


berdasarkan jenis patah tulang di Rumah Sakit Umum Daerah Ba’a, Kabupaten Rote
Ndao pada Caturwulan ketiga tahun 2019?

5. Bagaimanakah presentase kejadian patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas


berdasarkan lokasi patah tulang di Rumah Sakit Umum Daerah Ba’a, Kabupaten Rote
Ndao pada Caturwulan ketiga tahun 2019?

6. Bagaimanakah presentase kejadian patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas


berdasarkan penyebab kecelakaan di Rumah Sakit Umum Daerah Ba’a, Kabupaten
Rote Ndao pada Caturwulan ketiga tahun 2019?
1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas di
Rumas Sakit Umum Daerah Ba’a, Kabupaten Rote Ndao pada caturwulan ketiga tahun
2019.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jumlah kejadian patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas di
Rumas Sakit Umum Daerah Ba’a, Kabupaten Rote Ndao pada caturwulan ketiga
tahun 2019.

2. Untuk mengetahui presentase kejadian patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas
berdasarkan jenis kelamin di Rumas Sakit Umum Daerah Ba’a, Kabupaten Rote Ndao
pada caturwulan ketiga tahun 2019.

3. Untuk mengetahui presentase kejadian patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas
berdasarkan usia di Rumas Sakit Umum Daerah Ba’a, Kabupaten Rote Ndao pada
caturwulan ketiga tahun 2019.

4. Untuk mengetahui presentase kejadian patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas
berdasarkan jenis kelamin di Rumas Sakit Umum Daerah Ba’a, Kabupaten Rote Ndao
pada caturwulan ketiga tahun 2019.

5. Untuk mengetahui presentase kejadian patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas
berdasarkan jenis patah tulang di Rumas Sakit Umum Daerah Ba’a, Kabupaten Rote
Ndao pada caturwulan ketiga tahun 2019.

6. Untuk mengetahui presentase kejadian patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas
berdasarkan lokasi patah tulang di Rumas Sakit Umum Daerah Ba’a, Kabupaten Rote
Ndao pada caturwulan ketiga tahun 2019.
7. Untuk mengetahui presentase kejadian patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas
berdasarkan penyebab kecelakaan di Rumas Sakit Umum Daerah Ba’a, Kabupaten
Rote Ndao pada caturwulan ketiga tahun 2019.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Keilmuan

Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai gambaran


penderita patah tulang akibat kecelakaan sehingga dapat menerapkan ilmu pengetahuan
yang didapat selama masa pendidikan dan pelatihan dalam bidang emergensi dan ilmu
bedah di masyarakat.

1.4.2. Manfaat Pelayanan

1. Penelitian ini dapat memberikan informasi data mengenai angka presentase patah
tulang akibat kecelakaan lalu lintas.

2. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi kepada masyarakat supaya
mengetahui risiko kejadian patah tulang dan dapat lebih berinisiatif untuk mencegah
terjadinya patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas.

3. Data dan informasi dari penelitian dapat digunakan untuk membantu dalam penelitian
lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai