Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang

Sebaran Diagnosa Rujukan Terbanyak


Angka Kematian Ibu (AKI) Nasional menunjukkan 359 per 100.000 Kelahiran
Hidup (KH) di Tahun 2012. Dan di Tahun 2015, menjadi 305 per 100,000 KH. KPD
Data di Kabupaten Alor menunjukkan AKI pada Tahun 2015 tercatatat sebesar Abortus Inkomplit
13%
248 per 100.000 KH. Pada Tahun 2016 yaitu 241 per 100.000 KH. Berdasarkan K-1 Memanjang
22%
target SDGs pada Tahun 2030, target mengurangi AKI < 70 per 100.000 KH. Letak Sungsang
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan AKI adalah adanya sistem 8% Fetal Distress
rujukan. Angka kematian yang tinggi menunjukkan sistem rujukan menjadi hal PEB
yang penting dan harus segera diperbaiki agar dapat mengatisipasi terjadinya 3% 7% Retentio Placenta
mortalitas, sehingga menekan angka kematian. 3% Distocia
3% 5% Bekas SC
4% Rest Placenta
4%
5% Ancaman Partus Prematur
Tujuan 4% 4% KJDR
4% 4% Perdarahan Antepartum
Mengetahui karakteristik pasien rujukan maternal yang dirawat di IGD Kebidanan 4% 4%

RSD Kalabahi Kabupaten Alor selama periode 1 Januari 2016 – 31 Desember


K-2 Lama
2017 di IGD Kebidanan RSD Kalabahi.
Sebaran Kasus Rujukan Berisiko

Metode 11% 13% PEB/Eklampsia


Penelitian ini merupakan survei dengan desain deskriptif cross sectional untuk 3%
Bekas SC
mengetahui karakteristik rujukan maternal, dengan menggunakan total sampling. 5%
Letak Sungsang
Dilakukan telaah menggunakan buku register rujukan, catatan / rekam medis, 11% Perdarahan Antepartum
selama 2 Tahun dari 1 Januari 2016 – 31 Desember 2017 di IGD Kebidanan RSD 6% Usia Ibu Terlalu Tua
Kalabahi. Jumlah Anak > 4
7%
Riwayat Abortus
11% Post Term
Hasil KJDR
7%
Dari total 724 rujukan, terdapat 704 (97,24%) kasus Obstetri dan 20 Letak Lintang
(2,76%) kasus Ginekologi, Berdasarkan risiko kehamilan Skor Poedji 8%
9% Gemeli
Rochdjati sebanyak 353 (62,48%) kasus yang berisiko dari 565 kasus, 9% Lain-lain
dimana risiko yang sering terjadi yakni; 46 (13,03%) kasus dengan PEB /
Eklampsia, 40 (11,33%) kasus bekas SC sebelumnya, serta 39 (11,05%) Diskusi
kasus dengan letak sungsang. Terdapat 8 kasus dengan rujukan terlambat
mengakibatkan kematian ibu dimana 5 kasus dengan Eklampsia, dan 3 Rujukan yang paling banyak ditemui adalah rujukan obstetri persalinan,
kasus dengan Antepartum Bleeding. Tabulasi silang risiko kehamilan dan dimana yang paling sering adalah persalinan berisiko tinggi. Jumlah kasus
umur ibu sebagian besar berumur ≥ 35 tahun 97,20% ibu hamil yang rujukan obstetri tertinggi adalah Ketuban Pecah Dini, Abortus Inkomplit,
berisiko tinggi, Tabulasi silang antara kehamilan risiko tinggi dengan Kala 1 Memanjang, Letak Sungsang, Gawat Janin, PEB, Retentio Placenta,
paritas menunjukkan bahwa 91,55% kehamilan Grandemultipara sangat dan lain – lain. Adapun sebaran kasus rujukan berisiko berdasarkan Skor
berisiko tinggi. Rujukan inpartu berjumlah 452 kasus persalinan dimana Poedji Rochdjati dengan kasus tertinggi yakni; PEB / Eklampsia, Bekas SC,
sebanyak 230 (50,88%) kasus dengan melahirkan secara operatif sectio Letak Sungsang, Perdarahan Antepartum, dan lain – lain.
caesarria. Luaran bayi didapatkan 319 (68,02%) dengan bayi bugar dari Tingginya angka rujukan obstetri persalinan berisiko tinggi menunjukkan
469 bayi. kewaspadaan khususnya untuk dokter jaga agar lebih mewaspadai kasus –
kasus tersebut. Diagnosa rujukan tertinggi menunjukkan kasus dengan
volume terbanyak dan kasus yang paling sering dirujuk harus dikuasai,
Jumlah Rujukan ke IGD Kebidanan RSD
khususnya kasus – kasus gawat darurat obstetri seperti eklampsia, PEB,
Kalabahi ataupun perdarahan antepartum, yang pada penelitian ini menyebabkan
Obstetri Persalinan Tidak Berisiko dan Obstetri Bukan terjadinya kematian ibu. Kasus kematian tersebut didapat oleh karena pasien
Persalinan, dirujuk sudah dalam kondisi yang buruk bahkan belum mendapat penanganan
Obstetri Persalinan Berisiko Tinggi apapun, sehingga rujukan yang terlambat menyebabkan kematian ibu.

351
Kesimpulan
Rujukan yang datang di IGD Kebidanan RSD Kalabahi sebagai besar rujukan
obstetri persalinan dengan mayoritas kehamilan berisiko tinggi, umur ibu yang
berisiko, dan jumlah paritas yang berisiko. Hal ini didukung dengan
353 didapatkannya temuan kasus rujukan terlambat yang mengakibatkan kematian
20 ibu.
Obstetri Ginekologi
Kata Kunci
Sistem rujukan, kehamilan berisiko, umur, paritas

Daftar Pustaka
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. 2017; 102-21.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Capaian Kinerja Kemenkes RI 2015 – 2017. 2017; 1-4
3. Dinas Kesahatan Kabupaten Alor. Profil Kesehatan Kabupaten Alor 2016. Revolusi KAI : Semua Ibu Hamil Melahirkan di Fasilitas Kesehatan yang
memadai. 2017; 20-30
4. Kementerian Kesehatan Republik Insonesia, Pusat Data dan Informasi. Mother’ s Day, Situasi Kesehatan Ibu. 2014; 1-6

Anda mungkin juga menyukai