BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
tropis dan subtropis. Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun
2016, lebih dari 1,5 milyar orang atau sekitar 24% penduduk dunia terinfeksi STH.
Angka kejadian terbesar berada di subSahara Afrika, Amerika, China dan Asia
Timur. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan memiliki kelembapan
udara yang tinggi. Keadaan ini sangat mendukung Soil Transmitted Helminths untuk
dapat berkembang dengan baik (Seja, 2015). Tingkat ekonomi dan social masyarakat
menjaga kebersihan diri dan lingkungan masih belum baik. Hal ini yang
menyebabkan penularan telur cacing lebih mudah di Indoneisa sehingga masyarakat
hasil bahwa prevalensi tertinggi berada di Propinsi Nusa Tenggara Barat (83,6%),
Sumatera Barat (82,3%), dan Sumatera Utara (60,4%). Angka nasional penyakit
cacing cambuk 17,74% dan cacing tambang 6,46% (Ditjen PPM dan PL, 2012).
2
diperhatikan dan penyakitnya bersifat kronis tanpa menimbulkan gejala klinis
yang jelas dan dampak yang ditimbulkannya baru terlihat dalam jangka
panjang seperti kekurangan gizi, gangguan tumbuh kembang dan gangguan
kognitif pada anak. Penyebabnya adalah Ascaris lumbricoides, Ancylostoma
kerugian yang cukup besar bagi penderita dan keluarganya. Kecacingan dapat
menyebabkan anemia, lesu dan prestasi belajar menurun.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mardiana (2007), menyatakan bahwa
kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan juga sangat berperan dalam
penularan kecacingan. Infeksi cacing pada manusia dipengaruhi oleh perilaku,
3
syarat kesehatan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wantini (2011), bertempat di
SD Negeri II Keteguhan Teluk betung Barat diperoleh hasil berupa prevalensi
kecacingan sebesar 47,4% selain itu dari uji pendahuluan yang dilakukan
pada tanggal 15 oktober 2014 didapatkan data bahwa sebagian dari anak
Sekolah Dasar ini masih memiliki kebiasaan buang air besar (BAB) di sungai.
meningkatkan pengetahuan siswa mengenai penyakit kecacingan. Tingginya
sanitasi pribadi (perilaku hidup bersih sehat) seperti kebiasaan cuci tangan
sebelum makan dan setelah buang air besar (BAB), kebersihan kuku, perilaku
jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat dikontrol, perilaku
BAB tidak di WC yang menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh
feses yang mengandung telur cacing serta ketersediaan sumber air bersih.
yang dilaporkan yakni anak usia sekolah merupakan golongan yang paling
sering terinfeksi cacing karena sering berhubungan dengan tanah. Salah satu
4
dampak yang dapat ditimbulkan dari infeksi ini yaitu menurunnya status gizi.
terutama siswa sekolah yang merupakan sumber daya manusia dikemudian
hari.
1.2. Rumusan Masalah
pengetahuan dan sikap siswa SDN I Langkapura Kelas III-V Tahun 2018?”
1.3 Batasan Masalah
ekepserimen dengan pendekatan one group pre test post test. Objek penelitian
Lampung pada bulan MeiJuni 2018 terhadap siswa kelas III V SDN I
kuesioner.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
1.4.2 Tujuan Khusus
6
1.5. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
7
mengenai kecacingan (Askariasis) pada murid dapat dilakukan.
2. Aplikatif
Sebagai informasi bagi pihak puskesmas bahwa penyuluhan pada murid
SD khususnya mengenai kecacingan (Askariasis). Sehingga pihak sekolah
diharapkan dapat melakukan penyuluhan secara teratur yaitu setiap 6 bulan
sekali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
gangguan kesehatan. Tetapi dalam keadaan infeksi berat atau keadaan yang
penyakit lain dan tidak jarang dapat berakibat fatal (Margono, 2008).
infestasi satu atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari golongan
penularannya melalui tanah atau biasa disebut dengan cacing jenis STH
dari satu meter. Nematoda usus biasanya matang dalam usus halus, dimana
9
sebagian besar cacing dewasa melekat dengan kait oral atau lempeng
daya manusia. Infeksi cacing pada manusia dapat dipengaruhi oleh perilaku,
(Wintoko, 2014).
turunnya berat badan dan anemia. Diare pada umumnya berat sedangkan
eritrosit di bawah 2,5 juta dan hemoglobin 30% di bawah normal. Infeksi
menghisap darah 0,2 ml per hari. Apabila terjadi infeksi berat, maka
10
dengan telur ataupun larva parasit itu sendiri yang berkembang di tanah
yang lembab yang terdapat di negara yang beriklim tropis maupun subtropis
1. Tanah
daya tahan hidup dari larva cacing. Tanah liat yang lembab dan teduh
2. Iklim/Suhu
telur dan larva STH menjadi bentuk infektif bagi manusia. Suhu optimum
telur Trichuris trichiura suhu optimum untuk tumbuh adalah 30ºC. Larva
(Margono, 2008).
3. Kelembaban
4. Angin
dan larva. Selain itu angin juga dapat menyebarkan telur STH dalam
1. Ascaris lumbricoides
2. Trichuris trichiura
3. Necator americanus
4. Ancylostoma duodenale
1. Morfologi
sehari, terdiri dari telur yang dibuahi dan telur yang tidak dibuahi.
yaitu telur fertil (telur yang dibuahi), infertil (telur yang tidak dibuahi),
al., 2006).
Keterangan :
menjadi cacing dewasa sekitar 2-3 bulan. Cacing dewasa dapat hidup 1
2. Patogenesis
3. Manifestasi Klinik
Gejala klinik yang dapat muncul akibat infeksi dari cacing Ascaris
lumbricoides antara lain rasa tidak enak pada perut, diare, nausea,
(Soedarmo, 2010).
4. Epidemiologi
5. Diagnosis
feses dan kadang dapat dijumpai cacing dewasa keluar bersama feses,
6. Pencegahan
dengan tanah yaitu dengan cara cuci bersih tangan sebelum makan dan
1. Morfologi
dan 3/5 bagian anterior lebih kecil. Cacing jantan memiliki ukuran lebih
bentukan yang khas lonjong seperti tong (barrel shape) dengan dua
16
mucoid plug pada kedua ujung yang berwarna transparan (Prianto et al.,
2006).
Cara infeksi adalah telur yang berisi embrio tertelan manusia, larva
aktif akan keluar di usus halus masuk ke usus besar dan menjadi dewasa
dan menetap. Telur yang infektif akan menjadi larva di usus halus pada
trichiura, yaitu:
2. Manifestasi Klinik
diare, sakit perut, mual dan berat badan turun (Onggowaluyo, 2002).
3. Epidemiologi
2002).
4. Patogenesis
(Soedarmo, 2010)
5. Pencegahan
dengan tanah yaitu dengan cara cuci bersih tangan sebelum makan dan
1. Morfologi
(Safar, 2010).
19
dalam tinja disebut sebagai telur hookworm atau telur cacing tambang.
dinding tipis dan rata, warna putih. Di dalam telur terdapat 4-8 sel.
Infeksi pada manusia dapat terjadi melalui penetrasi kulit oleh larva
cacing jantan kira-kira 0,8 cm, cacing dewasa berbentuk seperti hurup
setelah 1-1,5 hari dalam tanah, telur tersebut menetas menjadi larva
filariform yang dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8
bronchus lalu ke trachea dan larynk. Dari larynk, larva ikut tertelan dan
masuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa. Infeksi terjadi
21
Keterangan :
pertumbuhan dalam 3 tahap. Pada tahap ahir, larva-larva ini akan naik
larva ini akan masuk menembus kulit dan ikut ke dalam aliran darah
sampai ke organ hati. Melalui pembuluh darah larva ini akan terbawa
2. Manifestasi Klinis
makanan atau karena infeksi cacing lainnya. Secara praktis telur cacing
3. Patogenesis
(Soedarmo, 2010).
4. Epidemiologi
Hookworm menyebabkan infeksi pada lebih dari 900 juta orang dan
di daerah tropis dan subtropis. Kondisi yang optimal untuk daya tahan
23
5. Pencegahan
mengemukakan penyuluhan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi
perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional penyuluhan kesehatan
24
meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
optimal.
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental
perilaku tersebut Green dalam (Notoatmodjo, 2011) yaitu:
1. Promosi kesehatan dalam faktorfaktor predisposisi
kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan maupun
yang menguntungkan kesehatan. Bentuk promosi ini dilakukan dengan
kesehatan, billboard, dan sebagainya.
2. Promosi kesehatan dalam faktorfaktor enabling (penguat)
prasarana kesehatan dengan cara memberikan kemampuan dengan cara
bantuan teknik, memberikan arahan, dan caracara mencari dana untuk
pengadaan sarana dan prasarana.
3. Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing (pemungkin)
pelatihan bagi tokoh agama, tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan
sendiri dengan tujuan agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi
teladan, contoh atau acuan bagi masyarakat tentang hidup sehat.
2.2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi penyuluhan kesehatan
26
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu penyuluhan
kesehatan masyarakat, apakah itu dari penyuluh, sasaran atau dalam proses
penyuluhan itu sendiri yaitu:
1. Faktor penyuluh
a. Kurang persiapan
b. Kurang menguasai materi yang akan dijelaskan
c. Penampilan kurang meyakinkan sasaran
d. Bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran karena
terlalu banyak menggunakan istilah–istilah asing
e. Suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar
membosankan.
2. Faktor sasaran
yang disampaikan
memikirkan kebutuhan–kebutuhan lain yang lebih mendesak
27
c. Kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit
cacingan, makan telur dapat menimbulkan cacingan
daerah tandus yang sulit air akan sangat sukar untuk memberikan
penyuluhan tentang hygiene dan sanitasi dan perseorangan.
3. Faktor proses dalam penyuluhan
sasaran
mengganggu proses penyuluhan kesehatan yang dilakukan
penyuluhan
d. Alat peraga dalam memberikan penyuluhan kurang ditunjang oleh
alat peraga yang dapat mempermudah pemahaman sasaran
sasaran untuk mendengarkan penyuluhan yang disampaikan
28
tidak menggunakan bahasa keseharian sasaran
2.2.4 Metode Penyuluhan kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2011), berdasarkan pendekatan sasaran yang
ingin dicapai, penggolongan metode pendidikan ada 3 (tiga) yaitu:
2.3.4.1 Metode pendidikan individual (perorangan)
membina perilaku baru, atau membina seorang yang mulai tertarik pada
individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang
berbedabeda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Ada 2 bentuk pendekatannya yaitu:
1. Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling)
2. Wawancara
2.3.4.2 Metode pendidikan kelompok
mempertimbangkan besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan
formal dari sasaran. Ada 2 jenis tergantung besarnya kelompok, yaitu:
1. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
metode ceramah adalah:
1) Persiapan
dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alatalat bantu
pengajaran.
2) Pelaksanaan
sasaran penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilan
30
yang meyakinkan. Tidak boleh bersikap raguragu dan gelisah.
Suara hendaknya cukup keras dan jelas. Pandangan harus tertuju
ke seluruh peserta. Berdiri di depan /dipertengahan, seyogianya
mungkin.
Menurut Effendy (2012) ceramah adalah suatu cara dalam
menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan
secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh
informasi tentang kesehatan. Adapun keuntungan menggunakan
metode ceramah antara lain :
a) Banyak orang yang dapat mendengarkan atau memperoleh
pengetahuan di bidang kesehatan
b) Dapat diterima oleh sasaran yang tidak dapat membaca
c) Mudah dilaksanakan
d) Mudah mempersiapkan
e) Mudah mengorganisasi
Sedangkan kerugian menggunakan metode ceramah antara lain:
berpartisipasi secara aktif (sasaran bersifat pasif)
31
b) Cepat membosankan bila ceramahnya kurang menarik
c) Pesan yang disampaikan mudah dilupakan
d) Diberikan hanya satu kali saja
memperhatikan
b. Seminar
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari
seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang
dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
kelompok, curah pendapat, bola salju, memainkan peranan, permainan
simulasi.
2.3.4.3 Metode pendidikan massa (public)
sasaran dari metode ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan
oleh massa. Metode yang digunakan antara lain ceramah umu, pidato,
1. Pengertian
Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk
(Notoatmodjo, 2011).
(Notoatmodjo, 2011):
kesehatan.
cepat.
otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan
sampai 25% lainnya tersalur melalui indera yang lain. Dari sini
baru tersebut.
didalam ingatan.
34
Pada garis besarnya, hanya ada 2 macam alat bantu pendidikan (alat
2 bentuk:
sebagainya.
a. Alat peraga yang complicated (rumit), seperti film, film strip slide
a. Mudah dibuat
diterima.
(Notoatmodjo, 2011).
1. Media cetak
lembaran yang dilipat. Adapun keuntungan menggunakan leaflet
antara lain sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta
disesuaikan dengan kelompok sasaran.
lipatan.
2. Media Elektronik
a. Televisi
b. Radio
c. Video
video.
d. Slide
informasi-informasi kesehatan.
e. Film strip
kesehatan.
2.4 Pengetahuan
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
1) Tahu (Know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan
2) Memahami (Comprehension)
3) Aplikasi (Aplication)
41
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
4) Analisis (Analysis)
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
5) Sintesis (Syntesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
42
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
kualitatif, yaitu:
menjadi dua kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai
berikut.
2.5 Sikap
Sikap merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia, oleh
seseorang. Sikap seseorang terhadap suatu objek atau perasaan mendukung atau
Secara lebih spesifik Thustone menjelaskan sikap derajat efek positif atau
negatif terhadap suatu objek psikologis. Sedangkan Myers (1996) dalam Bart’S
semuanya sependapat bahwa ciri khas dalam sikap adalah mempunyai objek
tertentu (orang, prilaku, konsep, situasi, benda, dll) dan mengandung penilaian
seseorang terhadap stimulus atau objek di luarnya, respon emosional ini lebih
bersifat penilaian atau evaluasi pribadi terhadap stimuli atau obyek diluarnya, dan
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial, bahwa sikap
itu merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas, akan tetapi merupakan presdisposisi tindakan suatu perilaku, sikap
itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah
44
laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap ibjek di
Ketiga kompenen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan,
1. Menerima (Receiving)
stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat
2. Merespon (Responding)
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena dengan suatu
terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang
3. Menghargai (Valuing)
45
masalah. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu lain untuk pergi
suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap terhadap gizi anak.
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya denga segala
Salah satu cara untuk dapat mengukur atau menilai sikap seseorang dapat
tertentu. Skala pengukuran sikap oleh Likert dibuat dengan pilihan jawaban
Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam
kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa
survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu
suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya
disediakan empat pilihan skala, yaitu untuk respon pernyataan positif nilai 1.
Sangat tidak setuju (STS), 2. Tidak setuju (TS), 3. Setuju (S), 4. Sangat setuju
46
(SS) sedangkan untuk respon negatif nilai 4. Sangat tidak setuju (STS), 3. Tidak
tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan
juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang
memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia. Penilaian sikap
Keterangan:
X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T
Kesehatan
persoalan pokok, yakni masukan (input), proses dan keluaran (output). Persoalan
masukan menyangkut subyek atau sasaran belajar itu sendiri dengan berbagai latar
47
perubahan kemampuan pada diri subyek belajar. Di dalam proses ini terjadi
atau fasiIitator belajar, metode yang digunakan, alat bantubelajar, dan atau bahan
yang terdiri dari kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subyek belajar.
yang mempengaruhi proses belajar ini ke dalam empat kelompok besar, yakni:
1. Faktor materi
2. Faktor Lingkungan
3. Faktor Instrumental
Dari uraian teori diatas, maka kerangka teori dalam penelitian ini adalah:
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Metode Alat-alat Bantu
(Leaflet)
hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian
yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini, kerangka konsep
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Penyuluhan
Pengetahuan Sebelum Pengetahuan Sesudah
Penyuluhan
Sikap Sebelum Sikap Sesudah
2.7 Hipotesis
kebenarannya masih harus diteliti lebih lanjut. Berdasarkan kerangka kerja diatas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
eksperimen dengan pendekatan one group pra-post test design. Rancangan one
group pra-post test design adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan
2015). Desain pra eksperimen dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
terhadap pengetahuan dan sikap siswa SDN I Langkapura Kelas III-V Tahun
2018.
Lampung.
(Notoatmodjo, 2010).
3.4.1 Populasi
obyek yang diteliti. Populasi penelitian adalah anak SD kelas III – V di SDN I
3.4.2 Sampel
52
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).
subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika subjeknya
besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan merupakan total
variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap tentang
(alat ukur). Definisi operasional variabel – variabel dalam penelitian ini ialah
sebagai berikut:
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1 Pengetahuan Adalah tingkat Wawancara Kuesioner Skor nilai 0- Rasio
tentang pengetahuan 10
kejadian responden / siswa
kecacingan tentang kejadian
(Ascariasis) kecacingan sebelum
dan sesudah diberi
penyuluhan
2 Sikap tentang Perbuatan atau Wawancara Kuesioner Skor nilai Rasio
kejadian tindakan responden 10-80
kecacingan terhadap kejadian
(Ascariasis) kecacingan
(Ascariasis) sebelum
dan sesudah diberi
53
penyuluhan
permohonan izin kepada Kepala SDN I Langkapura dan subyek yang akan
tersebut.
mereka dalam suatu objek riset (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini
3. Confidentiality (kerahasiaan)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
kuesioner.
3.9.1 Validitas
Validitas sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
jika r hitung >r table sedangkan r hitung < r table maka pertanyaan valid,
3.9.2 Reliabilitas
kepercayaan itu dalam bentuk keandalan instrument yaitu konsistensi hasil dari
waktu ke waktu jika suatu instrument digunakan pada subjek (Sugiyono, 2015).
1. Editing
2. Entry
yang terkumpul dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan komputer.
Untuk data numerik digunakan nilai mean (rata-rata), median, standar deviasi dan
statististik: Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: T-Dependen.