Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.

Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik,
mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang
sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan
Mandle. 1994):

a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

UU No.23, 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka
kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di
dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

Sehat menurut model Neuman adalah suatu keseimbangan biopsiko-sosio-cultural dan spiritual pada tiga
garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten. Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan
keseimbangan tersebut dengan berfokus pada empat intervensi yaitu: intervensi yang bersifat promosi
dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan normal yang terganggu. Sedangkan intervensi
yang bersifat kurasi atau rehabilitasi dilakukan apabila garis pertahanan resisten yang terganggu.

Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektua, spiritual dan
penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.

Kesehatan manusia bergerak maju atau mundur dalam kontuitas tertentu, dimana jarak ini menentukan
apakah seseorang dikatakan sehat atau sakit. Kesehatan tidak pernah constant. Parson (1972) mengatakan
sehat adalah kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efketif, sedangkan Dubois (1978)
mengatakan bahwa kesehatan adalah proses yang kreatif, dimana individu secara aktif dan terus menerus
mengadaptasi lingkungan. (Nasrul Efendy, 1998). Dan menurut beberapa ahli keperawatan diantaranya Paplau
H mengatakan bahwa, kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif,
dan produktif, Orem E.D mengatakan bahwa kesehatan keadaan integritas individu. Pemeliharaan diri sendiri
secara umum adalah dasar untuk berfungsi secara optimal. Sedangkan King M.E. Mengatakan bahwa
kesehatan adalah keadaan yang dinamis dalam siklus hidup dan memperoleh adaptasi terus menerus
terhadap stress (Chirstina Ibrahim, 1986)
2.2 Indikator Sehat

Indikator adalah variabel yang digunakan untuk mengevaluasi situasi atau status dan memungkinkan untuk
mengukur setiap perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat. Indikator harus memenuhi 5 syarat yaitu
simpel, dapat diukur, ada penyebab, terpercaya, serta waktunya pasti. Indikator untuk Indonesia Sehat
dikelompokkan dalam 3 kategori :

1. Indikator Hasil Akhir (Derajat Kesehatan)

Indikator ini berupa indikator mortalitas, morbiditas, dan status gizi.

2. Indikator Hasil Antara

Indikator ini berupa indikator lingkungan, perilaku hidup masyarakat, dan akses serta mutu pelayanan
kesehatan.

3. Indikator Proses dan Masukan

Indikator ini berupa pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan serta konstribusi
sektor-sektor terkait.

Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah:

1. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat, meliputi:

a. Indicator komprehensif: angka kematian kasar menurun, rasio angka mortalitas proporsional menurun,
umur harapan hidup meningkat.

b. Indicator spesifik: angka kematian ibu dan anak menurun, angka kematian karena penyakit menular
menurun, angka kelahiran menurun.

2. Indicator pelayanan kesehatan

a. Rasio angka tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang

b. Distribusi tenaga kesehatan merata

c. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit, fasilitas kesehatan lain, dan sebagainya

d. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya rumah sakit, puskesmas, rumah
bersalin, dan sebagainya (Nasrul Efendy, 1998).

Dalam hal perawatan kesehatan masyarakat ada beberapa aspek sehat yang perlu diperhatikan:

1. Pencapaian jadi diri atau pemenuhan dan pengembangan pontesi secara sempurna.

2. Keadaan dimana terjadi efektivitas interaksi fisik dan lingkungan sosial (teori adaptif).
3. Kemampuan penampilan peran sebagai cara efektif.

4. Terhindar dari tanda-tanda dan gejala penyakit atau ketidakmampuan. (Zaidin Ali, 2000).

Dan Hendric L. Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 faktor utama yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan merupakan faktor
yang paling dominan mempengaruhi kesehatan masyarakat, karena di lingkunganlah manusia mengadakan
interaksi dan interelasi dalam proses kehidupannya, baik dalam lingkungan fisik, psikologis, sosial-budaya,
ekonomi, dimana kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh perilaku individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat, yang erat kaitannya dengan kebiasaan dengan norma, adat istiadatyang berlaku dimasyarakat.
Kemudian baru ditunjang oleh tersedianya fasilitas kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat, dan yang
terakhir adalah faktor keturunan yang dibawa sejak lahir yang erat kaitannya dengan gen yang diturunkan
oleh orang tua. (Nasrul Efendy, 1998).

2.3 Karakteristik dan Perilaku Sehat

Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan individu bagaimana
kesehatannya tetap terjaga. Perilaku tersebut di antaranya: Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
merupakan dua konsep yang berhubungan erat dan pada pelaksanaannya ada beberapa hal yang menjadi
saling tumpang tindih satu sama lain. Peningkatan kesehatan merupakan upaya memelihara atau
memperbaiki tingkat kesehatan klien saat ini. Sedangkan pencegahan penyakit merupakan upaya yang
bertujuan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan yang bersifat aktual maupun potensial.

Persamaannya

Keduanya berorientasi pada masa depan.

Perbedaan

Terletak pada Motivasi dan Tujuan

Peningkatan Kesehatan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bertindak secara positif , untuk
mencapai tujuan berupa tingkat kesehatan yang stabil

Pencegahan Penyakit memberi motivasi kepada masyarakat untuk menghindari penurunan tingkat kesehatan
atau fungsi.

Lanjutan....

2.4 Kesehatan Komunitas


Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana
setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul, azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai
berikut :

a. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap
unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, balk secara individu, keluarga, ataupun masyarakat
dan ekosistem.

b. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat individu sampai
tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub
sampai dengan tingkat sistem tubuh.

c. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan
manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa
yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan
ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).

Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan
masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan
kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada
kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah suatu
bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara
menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal.

Lanjutan.... 2

2.5.7 Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang
beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan
komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu:

1. Tingkat Individu.

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam
komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat
komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien
(Stanhope, 2004).

2. Tingkat Keluarga.

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi
satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar
manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,2007).

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dirawat
sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan
perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya
dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.

Lanjutan ...... 3

2.5.8 Strategi Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat
adalah:

1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,
menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip
belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi, 2008). Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu
penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).

2. Proses kelompok (Group Process)


Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub
sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies dan McEwan
(2001), perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan
status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu:
perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan
masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat
dengan model pengembangan masyarakat (community development) (Palestin, 2007).

3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)

Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan,
keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien dalam
hal ini adalah masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang
memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kese ahteraan (Palestin, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk
garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya
kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan
strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Palestin, 2007).

4. Pemberdayaan (Empowerment)

Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan
sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Palestin,
2007).

Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul
partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk
meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Palestin, 2007). Sasaran dari perawatan
kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit
yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998)

Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai perawat keluarga, perawat sekolah, perawat kesehatan kerja dan
perawat gerontologi.

a. Perawat keluarga

Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan masyarakat yang dipusatkan
pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan
sebagai upaya (Ande, 2009).

Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang dipersiapkan untuk praktek memberikan
pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang sehat sakit. Praktek ini mencakup pengambilan
keputusan independen dan interdependen dan secara langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis.
Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan
hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan, pendidikan,
case managemen dan konsultasi (Ande, 2009).

b. Perawat kesehatan sekolah

Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan pendidikan guna memenuhi
kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan
pelayanan . Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
unit individu, kelompok dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup
sehat, menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah
adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader (Ande, 2009).

c. Perawat kesehatan kerja

Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan dalam memelihara kelestarian
kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan (American Asociation of Occupational Health Nursing).
Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unik individu,
kelompok dan masyarakat di tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan lain-
lain. Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian riwayat kesehatan, pengamatan,
memberikan pelayanan kesehatan primer konseling, promosi kesehatan, administrasi management quality
asurance, peneliti dan kolaburasi dengan komunitas (Ande, 2009).

d. Perawat gerontologi

Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanan kepada orang
lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai
dan mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan
pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran
lanjut perawat tersebut independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.

Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan, malaksanakan advokasi
dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjut usia, meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang
bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan,
konsultasi, penelitian dan administrasi.

2.5.9 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan baik upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan,
pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga
kelompok dan masyarakat melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu,
puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan peme¬liharaan
kehamilan, nifas dan menyusui.

Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah kesehatan melalui
kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau
rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali
pusat bayi baru lahir.

Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompok-kelompok yang
menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada
penderita kusta, patch tulang dan lain sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif
pada penderita TBC, dll.

Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat yang karena penyakitnya
dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.

2.5.10 Prinsip Pemberian Pelayanan Keperawatan Komunitas

Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus rnempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien
dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya
termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan
keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan
disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi
dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik
dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.

Prinsip dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu :

1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat

2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat

4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif dengan
tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.

5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan pendekatan
pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan.

6. Kegiatan utama perawatan kesehatan komunitas adalah di¬masyarakat dan bukan di rumah sakit.
7. Klien adalah masyarakat secara keseluruhan bark yang sakit maupun yang sehat.

8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pem¬binaan perilaku hidup sehat masyarakat.

9. Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah meningkat¬kan fungsi kehidupan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.

10. Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara tim.

11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan ko¬munitas digunakan untuk kegiatan
meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk
sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.

12. Kunjungan rumah sangat penting.

13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.

14. Pelayanan perawatan kesehatan komunitas harus mengacu pada sistem pelayanan kesehatan yang ada.

15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, institusi
seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit pelayanan.

2.5.11 Peran Perawat Komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah :

1. Sebagai Penyedia Pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang ada, merencanakan tindakan
keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Helvie, 1997).

2. Sebagai Pendidik dan Konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah,
puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal (Helvie, 1997).
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah
sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan
seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual (Mubarak, 2005).

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal
ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan
pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus
dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi
perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
3. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan
dicontoh oleh masyarakat (Helvie, 1997).

4. Sebagai Pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga,
perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat (Helvie, 1997).
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa
yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,
2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya (Mubarak, 2005). Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus
dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan (Mubarak, 2005).

5. Sebagai Manajer Kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan
puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya
(Helvie, 1997).

6. Sebagai Kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain,
baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien (Mubarak, 2005). Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan
keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).

7. Sebagai Perencana Tindakan Lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan
atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi
kesehatan (Helvie, 1997).

8. Sebagai Pengidentifikasi Masalah Kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta
berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan
pengumpulan data (Helvie, 1997).
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien (Mubarak, 2005). Pelayanan dari semua anggota tim
kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).

10. Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent and Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang
lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
perubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternatif, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,
menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama
fase dari proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses
keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan
seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak,
2005)

11. Pengidentifikasi dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care Provider And Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang
diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian
dari peran perawat komunitas (Helvie, 1997).

Anda mungkin juga menyukai