Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK RIVIWE

BELAJAR, PERKEMBANGAN FISIK OTAK DAN KOGNITIF


DI
S
U
S
U
N
OLEH:

NAMA : HARIMAN SOFIA


NIM : 6183321031
KELAS : PKO C

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah.
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
dalamprofesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, 03 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

BAB II............................................................................................................................................. 2

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2

A. Konsep Belajar ..................................................................................................................... 2

B. Belajar vs Kematangan. ....................................................................................................... 2

C. Otak Belajar ......................................................................................................................... 2

D. Perkembangan Fisik ............................................................................................................. 3

E. Perkembangan Otak ............................................................................................................. 5

BAB II........................................................................................................................................... 10

PENUTUP..................................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10

B. Saran .................................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru dan menghasilkan perubahan
tingkah laku. Sebelum belajar seorang mungkin tidak memiliki pengetahuan tertentu,
namaun setelah melakukan belajar pasti akan memiliknya. Pengetahuan seseorang
tenetang ssuatu sangat dankal akan tetapi setelah belajar menjadi lebih dalam. Seorang
bisa saja merasa tidak nyaman,namun setelah belajar akan merasa nyaman. Seorang bisa
saja tidak terampil namun setelah belajar bisa saja menjadi lebih terampil.
proses belajar tidak luput dari perkembangan fisik, otak, dan kognitif, dengan
kondisi fisik yang baik maka akan memudahkan seseorang utuk melakukan proses
belajar. Dengan perkembangan otak yang berjalan sesuai dengan prosesnya maka akan
mempemudah seseorang dalam menerima sebuah pelajaran dan kemungkinan
mengantisifikasi kesulitan daam proses belajar. Dengan perkembangan kognitif akan
membantu seseorang memecahkan masalah dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah terkait dengan latar belakang adalah sebagai beriku:
a. Apa yang di maksud dengan belajar?
b. Bagaimana perkembangan fisik, otak dan kognitif?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Belajar
Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru dan menghasilkan perubahan
tingkah laku. Oerubahan tersebut dapat berupa pengetahan yang baru. Sbelum belajar
seorang mungkin tidak memiliki pengetahuan tertentu akan tetapi setelah belajar
memilikinya. Orses belaajar berlangsung secara internal. Proses ini di ibaratkan seperti
menyebrangi jurang dari tebing yang satu dengan yang lain. Seorang memerlukan
jembatan untuk menyebranginya. Seorang yang belajar berarti sedang membangun
jembatan.

B. Belajar vs Kematangan.
Proses belajar akan memberi hasil yang optimum jika berlangsung dalam kondisi
kematangan tertentu. Misalnya, pada umumnya anak sudah mampu berjalan pada usia
dua tahun. Kondisi motoric yang di perlukan anak untuk berjalan sudah matang pada usia
tersebut. Akan tetapi seorang anak tidak akan otomatis mampu embaca meskipun
kematangan kognitif ini sudag tercapai.
Ilustrasi tentang adanya hubungan antara kematangan dengan prosses belajar dari
pengalaman ataupun belajar pada institusi pendidikan menunjukan adanya hubungan
yang erat antara belajar dengan perkembangan. Sehingga dapat di katankan
perkembangan belajar merupakan proses saling mendukung dala kehidupan manusia.

C. Otak Belajar
Belajar juga berarti mengembangkan otak. Sejak lahir otak manusia sudah memili
100-200 miliar sel. Jaringan otak perlu di stimulasi agar terjadi myelination. Jaringan
otak yang mendapay stimulasi akan mencapai perkembangannya sekitar 80% pada usia 3
tahub 85% pada usia 6 tahun dan 90%pada usia 10 tahun. Perkembangan otak erat
kaitannya dengan perkembangan kognitif yang di perlukan belajar.
Paul Maclen mengemukakan konsep otak triun dalam satu kepala yaitu 1) otak
reptile, terletak di dasar batang otak yang terhubung dengan tulang belakang. Bagian

2
otak ini berfungsi untuk koordinasi sensorik motoric tubuh. Otak ini juga terhubung
dengan insting, seperti rasa takut, stres,terancam, marah, kurang tidur atau kondisi tubuh
dan fikarin lelah, dan otak ini juga sebagai berfungsi sebagai pengaman jika seorang
dihadapi pada situasi yang di anggap membahyakan dirinya. 2) otak mamalia,adalah
pintu gerbang menerima informasi. Bagian otak ini berperan penting dalam proses
pembelajaran karena berkaitan erat dengan emosi dan memori jangka panjang. Pada otak
bagan ini terdapay amygdala yangberfungsui sebagai memori semua persaan yang baik
posittif dan negative yang pernah di alami seseorang. Bagian otak ini juga menyediakan
memori pengetahuan. Semua pengetahuan manusia yang di miliki tersimpan di
hipokampus yang terhubung dengan bagian otak korteks. 3) otak neo-cortex, merupakan
80% dari total otak manusia. Otak ini merupakan topi yang menutupi otak reptile dan
mamalia dan berfungsi ketika seorang dalam keadaan tenang, bahagia, dan relaks
Fakta lain dari otak adalah otak terdiri dari otak kanan dan otak kiri otak kiri
mempunyai fungsi dan cara belajar khusus yaitu menyukai hal-hal yang berurutan,
belajar maksimal, menyukai katap-kata, simbol, huruf, menyukai sesuatu yang terstruktur
dan dapat di prediksi, dan mengalami banyak fokus internal dan ingin mengumpulkan
informasi yang faktual. Otak kanan lebih menyukai hal-hal yang bersifat acak, global ke
detail, membaca menyeluruh, gambar dan grafik, melihat dulu atau mengalami sesuatu,
belajar spontan dan ilmiah,dan fokus eksternal

D. Perkembangan Fisik
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan).
Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa
perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu:
1. Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi;
2. Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik;

3
3. Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru,
seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu
kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis;
4. Struktur Fisik/Tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
Awal dari perkembangan pribadi seseorang asasnya bersifat biologis. Dalam
taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normlitas dari konstitusi, struktur dan
kondisi talian dengan masalah Body-Image, self-concept, self-esteem dan rasa
harga dirinya.

Ada sejumlah factor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu yaitu


sebagai berikut:
1. Faktor iternal
Faktor internal adalah faktor faktor yang berasal dari dalam individu. Termasuk
kedalam faktor internal ini adala sebagai berikut:
a. Sifat jasmaniah yang di wariskan dari orang tuanya
Anak yang ayahnya dan ibunya bertubuh tingi cenderung lebih lekas
menadi tinggi dari pada anak yang berasal dari orang tua uang bertubuh
pendek.
b. Kematangan
Secara sepintas, pertumbuhan fisik seolah-olah sepeerti sudah di
rencanakan oleh factor kematangan. Meskipun seorang anak di beri
makanan, yang bergiz tinggi, tetapi jika kematangan bellum sampai,
pertumbuhan akan tertunda.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal ialah factor yang berasal dari luar diri seseorang. Diantaranya
adalah:
a. Kesehatan
Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat.
b. Makanan
Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang
cukup gizi pertumbuhanya cepat.

4
c. Stimulasi Lingkungan
Individu yang tubuhnya sering di latih percepatan pertumbuhannya akan
berbda dengan yang tidak pernah mendapatkan latihan,

E. Perkembangan Otak
Otak (encephalon) adalah pusat sistem saraf (central nervous system/CNS) pada
vertebrata dan banyak invertebrate lainnya. Otak mengatur dan mengkoordinir
sebagian besar gerakan, perilaku, dan fungsi tubuh homeostatis seperti tekanan darah,
keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi
seperti pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik, dan segala bentuk
pembelajaran lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel, yaitu: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk
menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam
bentuk pulsa listrik yang dikenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan
neuron yang lain dan ke seluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan
kimia yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang
dikenal dengan sebagai sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai
hingga seratus milyar neuron.
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar
1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak manusia bertanggung
jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu
terdapat ikatan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf di dalamnya
dipercayai dapat mempengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak
mempengaruhi perkembangan psikologi kognitif.
Fungsi otak adalah tatap muka, melihat, penciuman, mencicipi, berjalan, berpikir
ingatan, mengingat kembali, dan lain-lain. Sesuai dengan fungsinya, otak dibedakan :
otak kiri, otak kanan, dan otak tengah,
1. Otak kiri
Otak kiri berfungsi dalam hal perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa,
hitungan, dan logika. Daya ingat otak kiri bersifat jangka pendek (short
term memory). Otak kiri juga bertugas mengendalikan fungsi bagian badan

5
sebelah kanan. Bila terjadi kerusakan pada otak kiri, maka akan terjadi
pada gangguan dalam hal fungsi berbicara, berbahasa, dan matematika.
Walaupun keduanya mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi setiap
individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan salah satu
belahan yang dominan dalam menyelesaikan masalah hidup dan pekerjaan.
Setiap belahan otak saling mendominasi dalam aktivitas namun keduanya
terlibat dalam hampir semua proses pemikiran.
2. Otak kanan
Otak kanan berfungsi dalam hal persamaan, khayalan, kreativitas,
bentuk atau ruang, emosi, musik, dan warna. Daya ingat otak kanan
bersifat panjang (long term memory). Bila terjadi keruskan otak kanan,
misalnya pada penyakit stroke atau tumor otak, maka fungsi otak yang
terganggu adalah kemampuan visual dan emosi.Otak kanan bertugas
menggerakan bagian badan adalah sebelah kiri. Otak kanan mengolah
hal-hal yang berkaitan dengan irama, kesadaran ruang, imajinasi,
melamun, warna, dimensi dan tugas-tugas yang membutuhkan kesadaran
holistik atau keseluruhan. Istilah popular dalam kegiatan belahan otak
kanan adalah: artistik, kreatif, naluriah.
3. Otak tengah
Dalam kurun waktu 10 tahun penelitian, para pendiri yang terdiri dari
ahli teknologi ilmiah computer Amerika, tenaga ahli dari Asosiasi
Spesialis Komputer Inggris, serta pelatih dan Pelaksana Senior
Sertifikasi Program Bahasa Internasional, telah berhasil menggunakan
teknologi untuk membangkitkan fungsi potensial dari otak manusia,
khususnya fungsi dari midbrain yang terletak ditengah-tengah otak kiri
dan otak kanan. Fungsi midbrain adalah sebagai jembatan antara otak
kiri dengan otak kanan, dan dalam kondisi tertidur interbrain manusia
tidak dapat berkembang secara maksimal. Oleh karena itu, fungsi
interaktif antara otak kiri dan otak kanan mengalami keterbatasan.
Fungsi otak berkembang sangat cepat pada usia balita, oleh sebab itu usia ini di
sebut Golden Age. Otak tengah, dapat mengakses secara cepat dan mudah pada usia

6
5-12 tahun. Bila dilatih dengan serius, maka anak akan belajar membaca dan
menghafal lebih cepat. Serta bisa juga mengaktivasi pendengaran dan penglihatan.
Artinya jika otak tengah diaktifkan maka akan terjadi keseimbangan kerja otak kanan
dan kiri.
Doug Hall mengatakan bahwa dominasi kerja otak (kanan/kiri) itu mempengaruhi
kepribadian seseorang. Dominas otak kanan menunka kepribadian yang : humoris,
simple, menyenangkan, spontan dan bebas. Otak kanan juga sebagai pengendali
emotional intelligence, berseni (khususnya musik dan warna), secara kreatif.

B. Perkembangan Kognitif
Serupa dengan aspek-aspek perkembangan yang lainnya, kemampuan kognitif
anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap. Secara sederhana, pada buku
karangan (Desmita, 2009) dijelaskan kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai
kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan
penalaran dan pemecahan masalah. Dengan berkembangnya kemampuan kognitif ini
akan memudahkan peserta didik menguasai pengetahuan umum yang lebih luas,
sehingga anak mampu melanjutkan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya
dengan masyarakat dan lingkungan.
Teori perkembangan kognitif, menurut Pieget Perkembangan kognitif seorang anak
terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi perkembangan
pengetahuan anak. Seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung dan
tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat
secara bertahap dengan cara belajar secara aktif dilingkungan sekolah.
Kemudian, pandangan perkembangan kognitif menurut Vygotsky berbeda dengan
piaget. Vygotsky lebih menekankan pada konsep sosiokultural, yaitu konteks sosial dan
interaksi dengan orang lain dalam proses belajar anak. Vygotsky juga yakin suatu
pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau dari guru saja, tetapi suatu
pembelajaran dapat terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum pernah
dipelajari disekolah namun tugas-tugas itu bisa dikerjakannya dengan baik, misalnya di
masyarakat.

7
Proses perkembangan kognitif, ada dua alternative proses perkembangan kognitif
yaitu pada teori dan tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Piaget dan
proses perkembangan kognitif oleh para pakar psikologi pemprosesan informasi.
1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang dari bayi sampai dia
dewasa. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang
baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat
perkembangan kognitif, yaitu tahap sensori-motorik (dari lahir sampai 2 tahun), tahap
pra-operasional (usia 2 sampai 7 tahun), tahap konkret-operasional (usia 7 sampai 11
tahun), dan tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas), dalam buku karangan
Desmita(2009:101) dan (Anwar Holil,2008).
a. Tahap Sensori-Motorik (usia 0-2 tahun)
Desmita (2009:101) Dikatakan bahwa bayi bergerak dari tindakan reflex
instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi
membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian
pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik.
b. Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dari
berbagai gambar. Kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya
peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi
dan tindakan fisik (Desmita, 2009).
c. Tahap Konkret-Operasional (usia 7-11 tahun)
Ditahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa
yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk
yang berbeda (Desmita, 2009). Tetapi dalam tahapan konkret-operasional
masih mempunyai kekurangan yaitu, anak mampu untuk melakukan aktivitas
logis tertentu tetapi hanya dalam situasi yang konkrit. Dengan kata lain, bila
anak dihadapkan dengan suatu masalah secara verbal, yaitu tanpa adanya
bahan yang konkrit, maka ia belum mampu untuk menyelesaikan masalah ini
dengan baik.
d. Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun-dewasa)

8
Tahap perkembangan ini berlangsung pada usia antara sebelas tahun sampai
dengan lima belas tahun. Pada tahap ini remaja lebih bersifat abstrak idealis
dan logis. Penalaran hipotesis deduktif menjadi penting, Artinya remaja dapat
mengembangkan hipotesis untuk memecahkan masalah dan menarik
kesimpulan secara sistematis

9
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu. Jelaslah bahwa manusia
adalahsatu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali kemampuan untuk belajar
tentang(pengajaran) agar ia dapat belajar menjadi (pembelajaran) dengan cara belajar
melakukan(pelatihan). Ia adalah subjek sekaligus objek bagi dirinya sendiri. Ia dapat
mengambil jarak dengan dirinya, mengamatinya, dan mencoba mendefinisikannya
dalam hubungannya denganhal-hal dan dunia di luar dirnya, yakni dengan ciptaan-
ciptaan Tuhan lainnya (alam, binatang,tumbuhan, dsb), juga dengan sesama manusia.
Belajar memiliki empat tujuan diantaranyalearn to do, learn to know , learn to be, dan
learn to life together. Dalam perjalanannya proses belajar juga harus di imbangi dengan
perkembangan fisik, otak dan kognitif yang baik. Dengan perkembangan fisik, otak, dan
kognitif yang baik, seorang yang menjalani proses belajar akan mudah dan sedikit
mengalami hambatan dalam proses belajar.

B. Saran
Belajar merupakan suatu kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan. Belajar
juga proses bagi setiap manusia untuk menguasai setiap kompetensi, ketermpilan dan
sikap. Kaena itu belajar sangat penting bagi kehidupan manusia. Salah

10
DAFTAR PUSTAKA

Nurmaida Irwani Siregar, S,Psi.M,Psi 2017. Psikologi Belajar


Dra.Rahmayuni, M.PD., Kons 2018. Perkembangan Peserta Didik, Medan: Unimed
Press
Proff.Dr. Sri Milfayetti,Spsi., MS.Kons dkk 2018. Psikologi Pendidikan: PPs Unimed
https://novitascorpiogirl.blogspot.com/2013/04/makalah-perkembangan-peserta-didik-
otak.htmlhttps://novitascorpiogirl.blogspot.com/2013/04/makalah-perkembangan-
peserta-didik-otak.html

11

Anda mungkin juga menyukai