Anda di halaman 1dari 10

1

PENDAHULUAN mengkonsumsi obat-obatan antibiotik

Masalah kesehatan gigi dan dalam jangka waktu yang lama disertai

mulut merupakan hal yang sangat kebersihan mulut yang kurang baik

penting untuk mendapatkan sehingga dapat mengubah

penanganan, baik menggunakan obat keseimbangan flora normal dalam

sintesis maupun obat herbal yang rongga mulut. Hal tersebut dapat

berasal dari tanaman sekitar. Rongga mengakibatkan Candida albicans

mulut merupakan tempat yang cocok menjadi dominan dan menginfeksi

kondisi lingkungannya untuk rongga mulut.6

berkolonisasinya jamur. Salah satu Prevalensi kandidiasis yang

penyakit pada rongga mulut adalah disebabkan oleh Candida albicans di

kandidiasis oral. Penyebab kandidiasis Indonesia pada tahun 2012 dilaporkan

oral adalah pertumbuhan berlebih dari sebanyak 7.089 kasus dan 24.482 adalah

Candida spp. yang umumnya adalah kandidiasis yang terjadi pada penderita

Candida albicans.4 HIV/AIDS.5 Berdasarkan data tersebut,

Candida albicans sebenarnya kandidiasis merupakan masalah

merupakan bagian dari flora normal kesehatan gigi dan mulut yang termasuk

pada rongga mulut manusia yang banyak dijumpai di masyarakat.

umumnya tidak menimbulkan masalah, Kandidiasis oral selama ini diobati

tetapi karena berbagai penyebab seperti menggunakan obat sintesis, namun obat

pada pasien yang mengalami penyakit tersebut mempunyai tingkat toksisitas

immunodeficiency seperti pasien HIV, dan dapat menimbulkan efek samping

pasien yang menjalani perawatan sehingga tidak jarang menimbulkan

kemoterapi, dan pasien yang masalah baru.11


2

Upaya pengobatan kandidiasis dan efek antibakteri terhadap bakteri

oral yang lebih aman perlu Staphylococcus aureus.1,8,11

dikembangkan, salah satu upaya Ubi jalar ungu mengandung gizi

pengobatan yang masih terus seperti serat, karbohidrat kompleks

dikembangkan adalah penggunaan agen vitamin B6, asam folat, dan rendah

antijamur yang berasal dari bahan alam. kalori. Ubi jalar biasanya dikonsumsi

Pengobatan berbahan dari alam dengan cara direbus, dikukus, digoreng,

contohnya yang berasal dari tanaman dipanggang atau dibakar. Selain mudah

yang bermanfaat salah satunya ubi jalar didapatkan, memanfaatkan umbi-

ungu (Ipomoea batatas L.) yang umbian seperti umbi ubi jalar ungu

memiliki berbagai macam khasiat yang sebagai obat herbal juga memiliki

berpengaruh baik pada kesehatan. keuntungan yakni lebih rendah

Tanaman ini banyak ditemukan dan toksisitasnya.8 Berdasarkan latar

tumbuh subur ditanah Indonesia juga belakang yang telah diuraikan, peneliti

merupakan salah satu alternatif tertarik untuk mengetahui efektifitas

pengganti makanan pokok.8 dari ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu

Penelitian sebelumnya (Ipomoea batatas L) dalam menghambat

membuktikan bahwa ubi jalar ungu pertumbuhan Candida albicans.

(Ipomoea batatas L.) mempunyai efek METODE PENELITIAN

sitotoksik terhadap sel kanker payudara Penelitian ini telah dimintakan

MCF-7, mempunyai aktivitas persetujuan dari Komisi Etik Penelitian

penghambatan terhadap enzim α- Kesehatan, Fakultas Kedokteran

glukosidase penderita diabetes mellitus, Universitas Muhammadiyah Semarang


3

(UNIMUS) dengan no. pipet ukur, pipet micrometer, tabung

020/EC/FK/2018. reaksi, cawan petri, alat pembuat

Penelitian ini menggunakan sumuran (boor proof), incubator, jangka

metode eksperimental laboratorium sorong, cylinder cups, labu erlenmeyer,

dengan desain eksperimen murni dan ose bulat, rotavavor, toples, masker,

pendekatan post-test only control group spritus, dan handscoon. Bahan-bahan

design. Penelitian ini dilakukan di yang digunakan dalam penelitian ini

laboratorium mikrobiologi Sekolah adalah media Sabouraud Dekstrosa

Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) pada Agar (SDA), umbi ubi jalar ungu yang

bulan Mei-Juli 2018. Populasi dalam didapatkan dari kebun warga daerah

penelitian ini adalah biakan murni bandungan.

Candida albicans. Sampel dalam Pembuatan ekstrak etanol umbi

penelitian ini adalah hasil kultur ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L)

Candida albicans yang akan diberi disiapkan ubi jalar ungu sebanyak 2 kg

perlakuan ekstrak umbi ubi jalar ungu yang sudah dicuci bersih. Umbi ubi jalar

(Ipomoea batatas L) dengan konsentrasi ungu dipotong menjadi potongan-

25%, 50%, 75%, 100% dan potongan yang kecil kemudian umbi ubi

menggunakan kontrol positif nistatin. jalar ungu dikeringkan di lemari

Seluruh alat yang digunakan pengering kemudian dihaluskan menjadi

dicuci bersih, kemudian disterilisasi di bubuk. Setelah menjadi bubuk, di

dalam autoclave selama 15 menit pada ekstrak menggunakan cara maserasi

suhu 121 derajat Celcius dengan yaitu dengan merendam bubuk umbi ubi

tekanan 1,5 atm. Alat-alat yang jalar ungu ke dalam bejana maserasi

digunakan adalah autoklaf, syringe, yang terbuat dari toples kaca kemudian
4

diberi larutan etanol 96%. Bejana ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu dan

maserasi itu ditutup rapat dan kontrol positif nistatin menggunakan

didiamkan selama 3 hari sambil diaduk jangka sorong.

satu kali setiap hari. Setelah mencapai 3 Data yang diperoleh dari hasil

hari, rendaman umbi ubi jalar ungu pengukuran dianalisis dengan cara

disaring. Hasil penyaringan yang membandingkan diameter zona hambat

diperoleh dikumpul dan diuapkan untuk semua konsentrasi dan kontrol

dengan menggunakan rotavavor. Proses positif menggunakan one-way ANOVA

ini bertujuan untuk menguapkan etanol dengan bantuan software SPSS tingkat

sehingga diperoleh ekstrak umbi ubi kepercayaan 95%.

jalar ungu yang padat dan kental. HASIL PENELITIAN

Pengujian daya hambat Hasil penelitian yang telah

dilakukan secara in vitro menggunakan dilakukan untuk mengetahui efektivitas

metode difusi agar dengan cara sumuran ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu

pada media Sabouraud Dekstrosa Agar (Ipomoea batatas L.) dalam

(SDA) dan diinkubasi selama 1x24 jam. menghambat pertumbuhan Candida

Pengamatan dilakukan setelah 24 jam albicans, diameter zona bening pada

masa inkubasi. Zona bening adalah masing-masing perlakuan dapat dilihat

petunjuk kepekaan terhadap bahan uji di tabel 1. sebagai berikut.

yang dinyatakan dengan diameter zona Tabel 1.Hasil Pengukuran Zona Hambat
Ulang
Nistatin 25% 50% 75% 100%
an
hambat. Pengumpulan data dilakukan Ke
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 10,55 5,7 6,25 8,0 8,8
dengan pengamatan dan mengukur 2 11,32 5,9 7,2 8,65 9
3 11,6 5,55 6,65 8,15 9,1
diameter zona bening di sekitar sumuran 4 10,75 6 6,65 7,65 8,7
5 10,65 5,9 6,7 7,5 8,7
pada masing-masing variasi konsentrasi Rerata 10,974 5,81 6,69 7,99 8,86
5

Hasil zona hambat berdasarkan tabel 1. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas


Shapiro-Wilk
Variabel
menujukkan rerata zona hambat kontrol Statistic Df P
Kontrol Positif 873 5 ,278
Konsentrasi 25% 914 5 ,493
positif nistatin sebesar 10,974 mm,
Konsentrasi 50% 906 5 ,444
Konsentrasi 75% 959 5 ,799
sedangkan pada kelompok perlakuan
Konsentrasi 100% 867 5 ,254
ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu
Nilai normalitas yang didapatkan dari
konsentrasi 25% sebesar 5,81 mm,
hasil penelitian ini >0,05 maka data
konsentrasi 50% sebesar 6,69 mm,
terdistribusi normal.
konsentrasi 75% sebesar 7,99 mm dan
Uji homogenitas menggunakan
konsentrasi 100% sebesar 8,86 mm.
Levene’s Test yang hasilnya ditunjukkan
Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak
pada tabel 3. sebagai berikut:
etanol umbi ubi jalar ungu (Ipomoea
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas
Statistik df1 df2 Sig.
batatas L.) dengan konsentrasi 100% 1,873 5 20 ,155

memiliki zona hambat paling besar Data pada tabel 3. menunjukan bahwa

dibandingkan dengan ketiga konsentrasi variansi data adalah homogen dengan

ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu nilai signifikansi 0,155 yang diperoleh

lainnya, tetapi tidak lebih besar dari lebih dari 0,05. Hasil data penelitian ini

kontrol positifnya yaitu nistatin. menunjukan terdistribusi normal dan

Data yang didapatkan dalam homogen, maka dapat dilakukan uji

penelitian ini dilakukan uji normalitas lanjutan yaitu uji parametrik One Way

untuk melihat distribusi data hasil ANOVA.

pengamatan zona hambat menggunakan Tabel 4. Hasil uji One Way ANOVA
Sumber F Sig.
uji Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas Antar perlakuan 168,541 0,000

disajikan dalam tabel 2. sebagai berikut: Hasil dari uji One Way ANOVA pada

table 4. menunjukan nilai signifikansi


6

sebesar 0,000 (p<0,05), berdasarkan Candida albicans menunjukan hasil

hasil data tersebut maka H0 ditolak dan yaitu adanya zona hambat keempat

H1 diterima. Hal ini menunjukkan kelompok konsentrasi 25%, 50%, 75%,

bahwa hipotesis diterima, sehingga 100% dan nistatin disekitar sumuran.

dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Hasil pengamatan selama 24 jam

umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) menunjukan bahwa konsentrasi 100%

efektif dalam menghambat Candida memiliki nilai rata-rata terbesar

albicans. Uji selanjutnya untuk dibandingkan dengan konsentrasi 25%,

mengetahui secara lebih rinci mengenai 50%, 75% yaitu sebesar 8,86 mm. Hasil

perbedaan zona hambat antar kelompok tersebut sejalan dengan penelitian

maka dengan uji Post Hoc Least Suryaningsih dkk (2008) yang juga

Significant Difference (LSD). Hasil uji meneliti daya hambat Candida albicans

Post Hoc Least Significant Difference tetapi menggunakan ekstrak anggur

untuk melihat besarnya perbedaan dari merah bahwa didapatkan diameter zona

berbagai konsentrasi. Rerata daya hambat terbesar pada konsentrasi

hambat pertumbuhan jamur pada 100%.13 Sesuai pula dengan pendapat

keempat kelompok konsentrasi dan Pelczar dan Chan (1988) menyatakan

kontrol positif memiliki perbedaan yang bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu

bermakna. Perbedaan yang signifikan zat antimikroorganisme maka akan

ini ditandai dengan nilai Sig<0,05. semakin cepat pula mikroorganisme

PEMBAHASAN tersebut terhambat pertumbuhannya

Penelitian mengenai efektivitas atau mati.9

ekstrak daun etanol umbi ubi jalar ungu Pemberian berbagai konsentrasi

dalam menghambat pertumbuhan ekstrak umbi ubi jalar ungu dengan


7

konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% bereaksi dengan porin (protein

menunjukkan adanya pengaruh terhadap transmembran) pada membran luar

diameter zona hambat yang dihasilkan. dinding sel kemudian membentuk ikatan

Pengaruh terhadap diameter zona polimer yang kuat dan merusak porin,

hambat pertumbuhan Candida albicans mengurangi permeabilitas dinding sel

disebabkan oleh senyawa atau zat sehingga sel kekurangan nutrisi,

antimikroba yang terkandung didalam pertumbuhan mikroba terhambat atau

ekstrak umbi ubi jalar ungu. Zat mati. Mekanisme kerja senyawa

antimikroba dalam ekstrak umbi ubi terpenoid sebagai zat antimikroba yaitu

jalar ungu diantaranya adalah flavonoid, melibatkan kerusakan membran oleh

tanin, fenol, dan terpenoid.8 Setiap zat senyawa lipofilik.3

antimikroba tersebut memiliki Sel jamur akhirnya mengalami

mekanisme yang berbeda-beda namun kekurangan nutrisi diakibatkan senyawa

memiliki fungsi yang relatif sama yaitu terpenoid dan dibantu dengan senyawa

dapat menghambat pertumbuhan flavonoid. Cara kerja flavonoid dalam

mikroba atau bahkan membunuh, menghambat pertumbuhan jamur yakni

sehingga dengan adanya zat antimikroba dengan menyebabkan gangguan

yang terkadung didalam ekstrak umbi permeabilitas membran sel jamur.

ubi jalar ungu ini, maka pertumbuhan Senyawa flavonoid memiliki gugus

Candida albicans menjadi terhambat. hidroksil yang menyebabkan perubahan

Senyawa yang terkandung dalam komponen organik dan transport nutrisi

ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu yang yang akhirnya akan mengakibatkan

memulai kinerja terlebih dahulu yakni timbulnya efek toksik terhadap jamur

senyawa terpenoid. Terpenoid dapat atau Candida.10 Beberapa flavonoid


8

bersifat bakterisidal, bakteriostatik, mikroba yaitu dengan cara

fungisida, serta menonaktifkan virus mendenaturasi protein sel bakteri.

lipofilik.9 Akibat terdenaturasinya protein sel,

Tanin memiliki cara kerja untuk maka semua aktivitas metabolisme sel

menghambat pertumbuhan sel dengan terhenti, sebab semua aktivitas

memunculkan denaturasi protein dan metabolisme sel dikatalisis oleh enzim

menurunkan tegangan permukaan, yang merupakan protein.2

sehingga permeabilitas sel meningkat SIMPULAN

serta menurunkan konsentrasi ion Berdasarkan hasil penelitian ini

kalsium, dan menganggu proses reaksi dapat disimpulkan sebagai berikut:

enzimatis sehingga menghambat 1. Ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu

terjadinya koagulasi plasma yang (Ipomoea batatas L.) efektif dalam

diperlukan.12 Tanin merupakan senyawa menghambat pertumbuhan Candida

growth inhibitor yang menyebabkan albicans.

banyak mikroorganisme dapat dihambat 2. Ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu

pertumbuhannya. Enzim yang (Ipomoea batatas L.) pada

dikeluarkan oleh mikroba pada dasarnya konsentrasi 100% menunjukkan

adalah protein dan protein tersebut akan efektivitas yang paling besar dalam

mengendap oleh tanin sehingga enzim menghambat pertumbuhan Candida

tersebut tidak akan aktif.7 albicans namun masih lebih rendah

Senyawa turunan hidrokarbon dibandingkan kontrol positif

teroksigenasi (fenol) memiliki daya nistatin.

antimikroba yang kuat. Mekanisme

kerja senyawa fenol dalam membunuh


9

SARAN American-Eurassian Journal. Agric.


& Environ. Sci., 12(1), 23–29.
Berdasarkan hasil penelitian
3. Haryati, N. A., Saleh, C., & Erwin,
yang telah dilakukan, penulis
E. 2016. Uji Toksisitas dan aktivitas
memberikan beberapa saran sebagai antibakteri ekstrak daun merah
(Syzygium myrtifolium Walp.)
berikut:
terhadap bakteri Staphylococcus
1. Perlu dilakukan penelitian ekstrak
aureus dan Escherichia coli. Jurnal
etanol umbi ubi jalar ungu (Ipomoea Kimia Mulawarman, 13(1), 35–40.
4. Hidayat, W. 2016. Profil
batatas L.) terhadap mikroba
Kandidiasis Oral di Bagian Ilmu
patogen lain pada rongga mulut.
Penyakit Mulut Rumah Sakit Dr.
2. Perlunya pengujian lebih lanjut Hasan Sadikin (RSHS) Bandung
Periode 2010-2014. Jurnal Majalah
mengenai uji fitokimia ekstrak
Kedokteran Gigi Indonesia.
etanol umbi ubi jalar ungu dengan
5. KEMENKES. 2013. Profil
adanya besaran kandungan setiap Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Tahun
senyawa yang terkandung
2012. Jakarta: Direktorat Jendral
didalamnya.
Pengendalian Penyakit dan
DAFTAR PUSTAKA Penyehatan Lingkungan.
6. Langlais, R. P. 1998. Atlas
1. Elmaniar, R., & Muhtadi. 2017.
Berwarna Kelainan Rongga Mulut
Aktivitas Penghambatan Enzim Alfa
yang Lazim. Jakarta : Hipokrates.
Glukosidase oleh Ekstrak Etanol
7. Minasari, Amelia, S., & Sinurat, J.
Daun Ubi Jalar Ungu ( Ipomoea
2016. Efektivitas ekstrak daun
batatas L). Jurnal The 5th Urecol
jambu biji buah putih terhadap
Proceedin 745–751 18 February
pertumbuhan Staphylococcus aureus
2017 UAD, Yogyakarta
dari abses Effectivity of white fruit’s
2. Fazlara, A., & Ekhtelat, M. 2012.
guava leaves extract against
The disinfectant sffects of
Staphylococcus aureus was isolated
benzalkonium chloride on some
from abscess growth, Makassar
important foodborne pathogens.
10

Dent J. pp. 34–39. 13. Suryaningsih, A., Chumaeroh, S., &


8. Nanawati, D. 2017. Aktivitas Benyamin, B. 2008. Uji Efektifitas
Sitotoksik Ekstrak Etanol Umbi Ubi Ekstrak Anggur Merah (Vitis
Jalar Ungu dan Umbi Ubi Jalar Vinivera) Terhadap Pertumbuhan
Oranye ( Ipomoea batatas L.) Candida albicans Secara In Vitro.
terhadap Sel Kanker Payudara mcf- Medali Jurnal Volume 2, edisi 1.
7. Naskah Publikasi Skripsi
Program Studi Farmasi UMS.
9. Pelczar, M. J., & Chan, E. C. S.
1988. Dasar-Dasar Mikrobiologie.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
10. Raharjo, B., Erwiyani, A. R., &
Susana, M. A. S. D. 2013.
Antifungal And Bioautography
Activity Ethanol Extract of Moringa
( Moringa oleifera Lamk.) Leaves
Toward Malassezia furfur. Naskah
Publikasi Skripsi STIKES Ngudi
Waluyo, 1–9.
11. Rangotwat, A., Yamlean, P. V. Y.,
& Lolo, W. A. 2016. Formulasi dan
Uji Antibakteri Sediaan Losio
Ekstrak Metanol Daun Ubi Jalar
Ungu (Ipomoea batatas Poir)
Terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus. PHARMACON Jurnal
Ilmiah Farmasi – UNSRAT, 5(4),
90–98.
12. Sumono, A., & Agustin, W. S. D.
2008. The Use of Bay Leaf (Eugenia
polyantha Wight) in dentistry.
Dentistry Journal, 41(3), 147–150.

Anda mungkin juga menyukai