Anda di halaman 1dari 9

Sekolah : SMP Negeri 4 Kendari

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : VIII.1/ 1
Materi Pokok : Teks Eksposisi
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran × 40 menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, dan kawasan regional.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural pada


tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif,


kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang teori.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6. Mengidentifikasi struktur, dan 3.6.1. Menentukan struktur teks eksposisi


unsur kebahasaan, dan aspek
lisan dalam teks eksposisi 3.6.1 Menentukan kaidah kebahasaan teks
eksposisi
artikel ilmiah popular
(lingkungan hidup, kondisi
sosial, dan/atau keberagaman
budaya, dll) yang
diperdengarkan atau dibaca

4.5 Menyajikan gagasan dan 4.6.1 Menyusun teks eksposisi


pendapat ke dalam bentuk teks
eksposisi artikel ilmiah popular 4.6.1 Menyunting teks eksposisi
popular (lingkungan hidup,
kondisi sosial, dan/atau
keberagaman budaya, dll)
secara lisan dan tertulis dengan
memperhatikan struktur, unsur
kebahasaan, dan aspek lisan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Selama dan setelah mempelajari teks Eksposisi dengan menggunakan pendekataan


Saintific Learning dan model pembelajaran Discovery Learning, peserta didik dapat;

1. Menentukan struktur teks eksposisi


2. Menentukan kaidah kebahasaan teks eksposisi
3. Menyusun teks eksposisi
4. Menyunting teks eksposisi
D. MATERI PEMBELAJARAN

A. Struktur Teks Eksposisi

Secara umum terdapat 3 struktur teks eksposisi di antaranya adalah tesis, argumentasi serta
penegasan ulang pendapat. Tiap bagian-bagian teks eksposisi memiliki fungsi masing-masing.
Berikut adalah penjelasan 3 struktur teks eksposisi dan pengertiannya.

1. Tesis
Tesis atau juga dikenal sebagai bagian pernyataan pendapat merupakan salah satu bagian teks
eksposisi yang berisikan pernyataan pendapat dan opini dari penulis terkait topik yang akan
dibahas. Bagian ini biasa terdapat di pembuka sebuah teks eksposisi di awal paragraf.

2. Argumentasi
Argumentasi menjadi salah satu dari struktur teks eksposisi yang memuat alasan-alasan untuk
memperkuat argumen penulis dalam menyetujui atau menolak suatu gagasan yang telah
disampaikan sebelumnya dan menjadi topik pembahasan teks eksposisi. Dalam bagian
argumentasi, penulis menuliskan fakta dan pernyataan-pernyataan yang memperkuat pendapat
pribadinya, biasanya juga disertakan sumber-sumber yang valid dan terpercaya dari ahli dan
pakar di bidangnya masing-masing.

3. Penegasan Ulang
Bagian struktur teks eksposisi yang terakhir adalah reiteration atau penegasan ulang. Penegasan
ulang ini biasa diletakkan di bagian penutup teks eksposisi di akhir paragraf. Isinya menyatakan
penegasan kembali dari pernyataan sebelumnya menyerupai kesimpulan sehingga pembaca lebih
dapat memahami isi dari teks.

B. Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi

Kaidah kebahasaan teks eksposisi terdiri dari


1. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik
yang dibahas.
2. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (kausalitas).
Misalnya, jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Selain
itu, dapat pula digunakan kata-kata yang menyatakan hubungan kronologis
(keterangan waktu) ataupun kata-kata yang menyatakan
perbandingan/pertentangan, seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya,
sebaliknya, berbeda halnya, namun.
3. Menggunakan kata-kata kerja mental (mental verba)
4. Menggunakan kata-kata perujukan, seperti berdasarkan data, merujuk pada
pendapat.
5. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan,
perlu, harus. Selain itu, teks eksposisi lebih sering menggunakan kata-kata
denotatif, yakni kata yang bermakna sebenarnya atau kata yang belum mengalami
perubahan ataupun penambahan makna.

Contoh Pembahasan kaidah kebahasaan

1. Kata teknis (istilah)


Kata teknis yang digunakan adalah kata-kata yang berhubungan dengan topik pariwisata.
- Komersialisme
- Analisis dampak lingkungan (amdal)
- wisatawan asing
- wisatawan domestik
- Objek wisata

2. Konjungsi kausalitas

- Jika suatu kawasan wisata sudah cenderung melewati ambang batas, harus
diusahakan proyek penanggulangannya
- Jika daerah-daerah peristirahatan yang rutin dikunjungi sudah semakin ramai
dan sudah membludak, bisa diperkirakan lokasi tersebut akan ditinggalkan
orang.
- Oleh karena itu, arah kebijaksanaan pariwisata sedapat mungkin diusahakan
agar memperkuat dampak positif dan memperkecil dampak negatif

3. Kata kerja mental

Pariwisata berdampak pada kehidupan sosial budaya. Kegiatan konsumsi


pariwisata di bidang kesenian misalnya, mungkin dapat mengandalkan makna kesenian
itu sendiri. Akibat semakin meluaslah hubungan sosial dengan wisatawan dan semakin
naiklah pendapatan masyarakat. Kedatangan wisatawan dapat mendorong masyarakat
ke arah komersialisme. Oleh karena itu, arah kebijaksanaan pariwisata sedapat mungkin
diusahakan agar memperkuat dampak positif dan memperkecil dampak negatif. Untuk
itu, perlu dikembangkan analisis dampak lingkungan pada tahap perencanaan yang
didasarkan pada studi kelayakan proyek-proyek pariwisata.
Masuknya wisatawan akan mengubah kondisi lingkungan. Dalam hal ini kita
perlu mengetahui perubahan tersebut tdk melewati ambang batas toleransi. Tindakan ini
perlu agar perubahan itu tidak menghasilkan dampak negatif terhadap lingkungan dan
pengembangan pariwisata itu sendiri.
Jika suatu kawasan wisata sudah cenderung melewati ambang batas, harus
diusahakan proyek penanggulangannya. Salah satunya dengan memusatkan ikhtiar pd
sumber penyebab kerusakannya.
Objek wisata yang menarik bagi wisatawan asing dan wisatawan domestik
ternyata berbeda. Hasil penelitian yang pernah dilakukan Dirjen Pariwisata
menunjukkan bahwa wisatawan asing lebih tertarik pada tradisi, lalu menyusul
keindahan alam, warisan budaya, kerajinan tangan, dan terakhir keindahan alam di
pantai. Sementara itu, wisatawan domestik lebih tertarik pada kebun binatang atau
kebun raya, keindahan pantai, tempat keramat ataupun ibadah, dan peninggalan sejarah.
Dari data ini dapat ditarik simpulan bhw wisatawan asing lebih tertarik pd budaya,
sedangkan wisatawan domestik lebih tertarik pd lingkungan termasuk alam.
Kebutuhan berekreasi kebutuhan manusiawi. Keindahan alam, ketenangan,
kesejukan, dan keaslian membuat manusia merasa tenteram. Jika daerah-daerah
peristirahatan yang rutin dikunjungi sudah semakin ramai dan sudah membludak, bisa
diperkirakan lokasi tersebut akan ditinggalkan orang. Orang ingin beristirahat di
tempat-tempat yg lebih tenang dan teduh.

4. Kata perujukan

- Hasil penelitian yg pernah dilakukan Dirjen Pariwisata menunjukkan bahwa


wisatawan asing lebih tertarik pd tradisi, lalu menyusul keindahan alam, warisan
budaya, kerajinan tangan, dan terakhir keindahan alam di pantai.
- Dari data ini dapat ditarik simpulan bahwa wisatawan asing lebih tertarik pd
budaya, sedangkan wisatawan domestik lebih tertarik pd lingkungan termasuk
alam.
5. Aspek Kebahasaan: Kata persuasif

- Untuk itu, perlu dikembangkan analisis dampak lingkungan pada tahap


perencanaan yang didasarkan pd studi kelayakan proyek-proyek pariwisata.

- Dalam hal ini kita perlu mengetahui perubahan tersebut tidak melewati ambang
batas toleransi.

- Tindakan ini perlu agar perubahan itu tidak menghasilkan dampak negatif
terhadap lingkungan dan pengembangan pariwisata itu sendiri.

- Jika suatu kawasan wisata sudah cenderung melewati ambang batas, harus
diusahakan proyek penanggulangannya.

C. Langkah-Langkah menyusun teks eksposisi

1. Menentukan topik yang akan disajikan

Langkah pertama yang harus dilakukan saat membuat teks eksposisi adalah menentukan
tema. Dengan menentukan tema, pada saat menulis kita lebih terfokus pada tema tersebut
sehingga dapat lebih menjiwai tulisan yang dibuat. Adapun sifat topik-topik yang
dikembangkan dalam teks eksposisi, sebagai berikut.

a. Data faktual, yaitu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis
tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan
sebagainya.
b. Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta.
c. Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian.

2. Menentukan tujuan eksposisi


Setelah menentukan topik yang akan dipaparkan, kita harus memiliki tujuan yang
nantinya akan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada pembaca.
3. Memilih data yang sesuai dengan tema
Setelah menentukan tema dan tujuan penulisan, langkah selanjutnya yang harus
dilakukan adalah mengumpulkan data atau bahan yang diperlukan dalam penulisan teks
eksposisi. Bahan dapat diperoleh dari buku, majalah, pencarian di internet, surat kabar,
maupun wawancara langsung.
4. Membuat kerangka karangan
Sebelum pembuatan karangan eksposisi, terlebih dahulu membuat kerangkanya secara
lengkap dan sistematis.

5. Pembahasan dengan mengembangkan kerangka karangan


Setelah kerangka karangan tersusun, mengembangkan secara lebih lengkap lagi agar ciri-
ciri eksposisi dapat tersalurkan, eksposisi yang bersifat informatif, objektif, dan logis.
Dalam karangan ini, pengarang lebih menjelaskan maksud dari topiknya itu dengan
menyertakan bukti-bukti yang konkret sebagai penunjang dari pembahasan itu.

6. Membuat simpulan
Sesuai dengan tujuan menuliskan sebuah karangan eksposisi, kesimpulan harus sejalan,
bahkan harus memperkuat tesis tersebut.

D. Langkah-langkah menyunting teks eksposisi

a. Pengertian Menyunting Karangan

Meyunting karangan adalah memperbaiki karangan agar dapat menjadi karangan yang

lebih baik dibandingkan karangan yang sebelumnya berdasarkan kaidah-kaidah

kebahasaan yang benar dan juga harus menggunakan EYD.

b. Langkah Menyungting:
-Membaca kalimat demi kalimat dalam teks
-Memperbaiki tanda bacaan dan ejaan
-Memperbaiki keterbapaduan paragraf
-Mengklaisifikasikan teks
-Menghilangkan kalimat yang berupa ajaan ( Eksplit)
Contoh Menyunting Karangan

A. Naskah Karangan Sebelum Disunting

Memelihara tanaman hias

Tanaman hias adalaah merupakan tanaman yang bertujuan untuk meningkatkan keindahan.
Tanaman hias bisa diletakkan didalam atau diluar ruangan bagus dirumah, dikantor, atau dimana
saja. Banyak beberapa tipe tanaman hias yang dipasarkandengan harga bervaresi. Supaya
tanaman hias bisa tampil dengan indah haruslah dirawat dengan bagus. Dalam memelihara
haruslah mengeetahui karaakteristik & kebutuhan tanaman.

Sebagai contoh umpama memelihara tanaman anggrek haruslah mengenal sifat-sifat &
kebutuhan tanaman anggrek tersebut jadi tanaman anggrek tersebut bisa tumbuh dengan sehat.
Demikian juga untuk memelihara tanaman hias yang lain juga haruslah mengenal & memahami
sifat-sifat serta kebutuhan tanaman.

Pada dasarnya setiap tipe tanaman hias mempunyai sifat-sifat & kebutuhan yang berlainan antara
satu dengan tanaman lainnya. Umpama tanaman teratai tanaman bunga kamboja kedua tipe
tanaman tersebut mempunyai sifat & kebutuhan yang tidak sama-beda. Tanaman teratai
seharuslahnya ditanam dikolam atau tempat berair sedangkan tanaman kamboja tidak
membutuhkan banyak air jadi tidak ditanam didalam kolam contohnya halnya tanaman teratai.

B. Perbaikan Karangan

Karangan tersebut belum memenuhi standar karangan yang bagus & benar sebab ada beberapa
hal yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan umpama sebagai berikut.

1. Penulisan kalimat pada awal suatu paragraph seharuslahnya tidak banyak menjorok
masuk, bukan rata kiri.

2. Penulisan judul karangan tersebut tidak cocok, judul karangan seharusnya ditulis
memakai huruf kapital pada setiap awal kata. Judul karangan seharusnya diletakkan
ditengah. Penulisan judul yang benar untuk karangan tersebut ialah Memelihara Tanaman
Hias.

3. Kalimat pertama pada karangan tersebut tidak manjur sebab terdapat pemakaian kata
yang mubazir, yaitu kata ialah & merupakan. Kedua kata tersebut bermakna sama jadi
seharuslahnya dipakai salah satunya.

4. Pada kalimat kedua terdapat kesalahan penulisan kata didalam & diluar. Penulisan yang
benar ialah dengan memisahkan antara kata di & kata dalam & di dengan kata luar. Kata
di pada kedua kata tersebut bertujuan sebagai kata depan & memperlihatkan tempat.
Tidak hanya itu, pada kalimat tersebut juga terdapat kesalahan pada pemakaian tanda
baca, seharusnya sebelum kata bagus diletakkan tanda koma (,).

5. Pada kalimat ketiga juga ditemukan kesalah ejaan pada penulisan kata bervareasi. Kata
tersebut tidak baku. Penulisan kata bervareasi yang benar ialah bervariasi.
6. Selain hal-hal tersebut, tetap banyak ditemukan kesalahan penulisan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai