OLEH
ANNISA’ SAFITRI
AULA RAHMATIN
M. RIDHO FAJIDWANI
Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Alhamdulillah semua itu berjalan dengan baik walaupun masih terdapat kendala.
Dan kami telah menyelesaikan makalah ini yang telah kami buat yang berjudul
“Pemanfaatan Biomassa Sebagai Sumber Energi “ Limbah Industri Tepung Tapioka “ yang
disusun dengan pembahasan materi dengan bahasa yang baik, singkat, padat, dan mudah
dimengerti oleh para pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharap masukan, saran, maupun kritikan yang membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II ISI
2.1 Tepung Tapioka
2.2 Proses Pembuatan Tepung Tapioka
2.3 Limbah yang Dihasilkan dalam Industri Tepung
2.4 Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tepung Tapioka Sebagai Sumber Energi
1.3 Tujuan
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah mesin dan peralatan.
- Untuk mengetahui bahan baku yang digunakan dalam proses industri tepung tapioka.
- Untuk mengetahui limbah apa saja yang dihasilkan dalam proses industri tepung
tapioka.
- Untuk mengetahui pemanfaatan limbah cair tepung tapioka sebagai sumber energi.
BAB II
ISI
Ubi kayu
Pemarutan
fermentasi
Penyaringan + air
Pencucian Air buangan
Pengresapan
Penjemuran
Pengeringan
Penggilingan Penggilingan
Pengayakan
Pengayakan Air buangan
2.4 Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tepung Tapioka Sebagai Sumber Energi
Air limbah industri tapioka masih mengandung bahan organik dalam jumlah besar
yang ditandai dengan konsentrasi COD yang sangat tinggi. Penguraian senyawa organik
pada kondisi anaerobik melalui beberapa tahapan dengan 2 tahap diantaranya
merupakan tahap yang penting yaitu tahap pembentukan asam (asidogenesis) oleh
bakteri asidogenik dan tahap pembentukan metana (metanogenesis) oleh bakteri
metanogenik. Kelompok bakteri pertama menghidrolisis polimer organik dalam air
limbah dan mengkonversi hasilnya menjadi asam-asam organik, alkohol, CO2, dan H2.
Produk metabolisme yang berupa asam organik dan alkohol tidak seluruhnya dapat
dikonversi oleh bakteri metanogenik menjadi CH4 dan CO2. Bakteri ini umumnya
tidak dapat mendegradasi alkohol selain metanol dan asam organik selain asam
asetat dan asam format. Untuk membentuk metanol dan asam asetat dari alkohol
dan asam organik lain diperlukan kelompok bakteri ketiga. Kelompok bakteri ini
dikenal sebagai kelompok bakteri asidogenik penghasil H2 (Hasanudin, 1993) Tiga
tahap fermentasi dalam pembentukan metana dinyatakan dalam Gambar 3.13.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemanfaatan limbah biomassa padat dari industri tapioka relatif sudah cukup
optimal, baik untuk pupuk, pakan, pangan, atau untuk industri turunan seperti asam
sitrat dan bioethanol. Kondisi berbeda terjadi pada limbah biomassa cair (air limbah). Air
limbahagroindustri tapioka mempunyai kandungan bahan organic yang sangat tinggi yaitu
mempunyai COD sekitar 12.000-25.000 mg/l dengan jumlah sekitar 20-25 m3/ton produk.
Untuk mengolah air limbah dengan karakteristik dan jumlah seperti ini agar memenuhi
baku mutu air limbah industri tapioka tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit,
minimal memerlukan lahan yang sangat luas bila diolah dengan cara biologis.
3.2 Saran
Sampai saat ini belum banyak industri tapioka memanfaatkan air limbah sebagai
sumber energi yang dapat menggantikan bahan bakar minyak atau batu bara. Air limbah
tapioka dengan kandungan bahan organik (COD) yang sangat tinggi
merupakan bahan baku yang sangat potensial untuk memproduksi biogas sebagai
sumber energi alternatif melalui proses dekomposisi anaerobik. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan optimalisasi dalam pengolahan limbah cair pada industri tepung tapioka agar dapat
menghasilkan sumber energi baru terbarukan yang dapat dijadikan sebagai bahan bakar
alternatif untuk industri tepung tapioka itu sendiri.