Oleh:
Dr. Sukesi, MM
Batusuki Hotel - Batu
18 - 20 Oktober 2018
Mengapa Kita Butuh SRA?
5. Paham
1. Kekerasan
Radikal
4. 2.
Bencana Narkoba
3.
Pornografi
dan
tindakan
Amoral
Kasus Kekerasan Terhadap Anak Di Bidang
Pendidikan Per 30 Mei 2018
5
28
9
9 8 2
6
4
19 8
2 7
7 3
4 3
7
10 12
2 10 6
17
8
6
8
18
35
32
5 9 6 2
22
SRA di Indonesia Sampai Juni 2018
8.919 SRA di 195 Kabupaten/Kota, di 31 Provinsi
Sumber : https://sekolahramahanak.com/2018/06/22/sebanyak-6-199-satuan-pendidikan-sudah-mau-menuj
u-sekolah-ramah-anak/
Perkembangan SRA di Indonesia
Desember 2015 Sampai Juni 2018
Sumber : https://sekolahramahanak.com/2018/06/22/sebanyak-6-199-satuan-pendidikan-sudah-mau-menuj
u-sekolah-ramah-anak/
Data SMK Negeri dan Swasta
Jawa Timur
Sumber: http://datapokok.ditpsmk.net/dashboard/kab?kode_prov=050000
Anak yg memerlukan Per
lindungan Khusus dan Akta Kelahiran
Penurunan Angka
memperoleh Pelayanan Pernikahan usia anak
Fasilitasi Informasi Layak Anak
Jumlah ProsesDiversi yang Kelompok/Forum Anak Tersedia Lembaga Konsultasi
diupayakan bagi anak yg keluarga bg pengasuhan anak
berkonflik dg hukum
Tersedia LKSA) yang mem
Adanya Mekanisme Penanggulanga enuhi persyaratan dan me
n Bencana rupakan alternatif terakhir
Dengan memperhatikan anak
HAK SIPIL D
Penarikan Pekerja Anak Angka Kematian Bayi
AN KEBEBA
SAN Penurunan Angka Gizi Bur
uk, kurang, stanting, lebih
Kebj. Pemenuhan Hak Anak, Anggaran unt Pemenuhan Hak Anak, Jml Kebj. yg mendapatk
an masukan dr Forum/Kelompok Anak, Tersedia SDM terlatih KHA, Tersedia Data Anak Te http://www.kla.id/sekol
rpilah, Keterlibatan Lembaga Masy/Dunia Usaha dlm pemenuhan hak anak ah-ramah-anak/
a. Orangtua/ wali a. Memenuhi (SPM) di Satuan Pendidikan a. Tersedia Dokumen kurikulum di
b. Lembaga masyarakat b. Memiliki kebijakan anti kekerasan terhada satuan pendidikan yang berbasis
c. Dunia usaha dalam bentuk Program p peserta didik hak anak
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan c. ………. b. Perencanaan pendidikan yang
/Corporate Social Responsibility berbasis hak anak
(CSR) c. Proses pembelajaran
d. Pemangku kepentingan lainnya d. Penilaian hasil belajar mengacu
e. Alumni pada hak anak
Kebijakan
SRA
Partisipasi Orang
Tua, Lembaga
a.Melibatkan peserta di Masyarakat, Dunia Pelaksanaan
dik dalam proses Usaha, Pemangku Kurikulum a. Pimpinan satuan
penyusunan RKAS Kepentingan pendidikan
b.Melibatkan peserta Lainnya dan Alumni b. Guru
didik dalammenyusun Indikator dan c. Guru bimbingan
kebijakan dan tata
tertib sekolah Verivikasi konseling
d. Petugas perpustakaan
c.…………….
Sekolah Ramah e. Tata usaha
f. Penjaga satuan
Anak Pendidik dan pendidikan
Tenaga g. Petugas kebersihan
Partisipasi Kependidikan h. Komite satuan
Anak Terlatih Hak-
pendidikan
i. Pembimbing kegiatan
Hak Anak extra kurikuler
j. Orangtua/wali
Sarana
a.Memiliki kapasitas ruangan kelas yang sesuai dan
dengan jumlah murid
b.Peralatan belajar yang ramah anak Prasarana
c.Memiliki toilet
d.………
Sumber: PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR
8 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN SEKOLAH RAMAH ANAK BAB III INDIKATOR DAN VERIVIKASI SEKOLAH RAMAH ANAK
SMAN 3 Makassar Sekolah Ramah Anak Terbaik
di Indonesia
B. EVALUASI
Evaluasi SRA dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan oleh lembaga evaluasi
mandiri. Hasil evaluasi menjadi masukan untuk setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah, penyelenggara pendidikan, para pihak yang terlibat
perbaikan pengembangan SRA.
C. PELAPORAN
Tim Pelaksana SRA memberikan laporan pemantauan dan evaluasi
kepada Sub Gugus Tugas Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang,dan
Kegiatan Budaya yang dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan.Laporan
hasil pemantauan dan evaluasi kepada Gugus Tugas Kabupaten/Kota
Layak Anak untuk dimasukkan sebagai salah satu indikator Kabupaten
/Kota Layak Anak dalam Laporan Evaluasi Kabupaten/Kota menuju
Kabupaten/Kota Layak Anak.
Sumber: PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR
8 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN SEKOLAH RAMAH ANAK BAB IV PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Kajian Dampak SRA: Asisten Deputi Pemenuhan Hak
Anak Atas Pendidikan, Kreativitas dan Budaya
Penelitian terhadap 252 responden yg berasal dari warga sekolah dewasa al. Kepala
Sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang telah menginisiasi menjadi
Sekolah Ramah Anak (SRA) dari 4 Provinsi dan 18 Kab/Kota,yaitu:
Secara keseluruhan hasil kajian cepat SRA ini, seluruh warga sekolah dewasa yaitu
pendidik dan tenaga kependidikan menyatakan bahwa 100% menerapkan
disiplin positif dan memberikan rasa aman dan kasih sayang kepada peserta
didik di sekolah. Sekolah melibatkan partisipasi peserta didik, orang tua,
Lembaga Masyarakat, Alumni dan Dunia Usaha dalam memajukan Sekolah
Ramah Anak.
Kesimpulan
Hasil kajian cepat SRA untuk kuesioner yang diisi oleh pendidik dan tenaga
kependidikan antara lain:
1. Lebih dari 90% sekolah memiliki komitmen tertulis menjadi SRA dan memiliki SK
Tim SRA
2. Sebagian besar sekolah memiliki kebijakan tentang ABK dan ABH dan 98% sekolah
mengimplementasikan kebijakan SRA
3. Lebih dari 95% sekolah memiliki mekanisme pengaduan, mekanisme pengawasan
dan mekanisme kasus
4. 87% murid terlibat dalam pembuatan tata tertib sekolah
5. 98% pendidik memberikan pelayanan kepada peserta didik tanpa diskriminasi.
Hadiah/reward diberikan kepada murid berprestasi baik akademik maupun non
akademik
6. Seluruh pendidik berdialog kepada peserta didik yang melakukan indispliner dan
oleh karena itu pendidik memberikan tambahan tugas tambahan bagi peserta didik
yang melakukan kesalahan berulang kali
7. Sebagian sekolah memberikan angket kepada peserta didik dan orang tua
mengenai proses pembelajaran
8. Sekolah memberikan waktu/kesempatan bagi peserta didik untuk beribadah serta
konsultasi
9. Pendidik sebagian besar mendapatkan pengetahuan/pelatihan tentang Konvensi
Hak Anak, Sekolah Ramah Anak dan 100% berkesempatan untuk berprestasi
Lanjutan
10. Hampir 100% para pendidik melakukan sikap teladan seperti disiplin, jujur,
menghargai perbedaan peserta didik, dan menyelipkan pembiasaan/hal baik untuk
kepribadian peserta didik.
11. Sekolah melibatkan unsur-unsur di luar pendidik dan tenaga kependidikan seperti
satpam, cleaning service, dll dalam pelaksanaan SRA
12. Hampir seluruh sekolah memiliki fasilitas seperti fasilitas kesehatan,
olahraga, bermain, pertolongan pertama pada kecelakaan, perpustakaan/pojok
baca, sarana ibadat, dan beberapa di antaranya sebagian besar juga memiliki
ruang konsultasi
13. Hampir seluruh sekolah memiliki lingkungan hijau dan tertata rapi, tidak
membahayakan peserta didik
14. Fasilitas toilet kondisinya baik, toilet terpisah antara perempuan dan laki-laki
15. Tersedianya air bersih yang memadai
16. Sebagian besar sekolah menyediakan kotaksaran dan dokumen tindak lanjut
secara periodic
17. Peserta didik diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam menyusun tata
tertib sekolah dan mereview secara berkala, membangun proses pembelajaran
yang menyenangkan, menata tempat duduk, menata lingkungan hijau sekolah,
mengembangkan kreativitas dan budaya, memilih warna dinding kelas,
pembahasan program sekolah.
18. Sekolah melibatkan partisipasi orang tua dalam penentuan kebijakan sekolah,
penentuan kegiatan ekstrakurikuler dan penerapan SRA
Lanjutan
19. Sekolah melibatkan lembaga masyarakat (LM), alumni, dan dunia usaha dalam
membentuk dan memajukan SRA
20. Sekolah melibatkan pihak terkait dalam upaya melindungi peserta didik di sekolah
21. Sekolah membentuk grup komunikasi antara orang tua dan guru/wali kelas
Dari hasil kajian ini, terlihat beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Masih ada sekolah yang memberlakukan hukuman membersihkan WC atau
lingkungan sekolah
2. Masih ada sekolah yang belum memberikan rambu-rambu berbahaya di tempat
yang membahayakan
HASIL KAJIAN DAMPAK SRA MENURUT PESERTA DIDIK
Penelitian dilakukan terhadap 741 responden anak sekolah yang bersekolah di sekolah
yang telah menginisaisi menjadi Sekolah Ramah Anak (SRA) yang berasal dari 4
Provinsi dan 18 Kabupaten/Kota
Kajian cepat SRA ini secara khusus bermaksud melihat apa yang dirasakan oleh
peserta didik mengenai kondisi di sekolah. Secara keseluruhan, lebih dari 94%
peserta didik menyatakan bahwa gurudan lingkungan sekolahnya menyenangkan
Selain itu, sebanyak 94% peserta didik menyatakan bahwa sekolahnya
merupakan Sekolah Ramah Anak (SRA).
Kesimpulan
Berdasarkan kajian cepat Sekolah Ramah Anak ini, dapat digambarkan kondisi
sekolah sebagai berikut :
1. Lingkungan sekolah dan toilet dalam keadaan bersih
2. Untuk pemenuhan hak kesehatan, SRA dikawal melalui UKS dan kondisi
makanan di kantin yang tergolong sehat
3. Sebagian besar sekolah telah memiliki petunjuk jalur evakuasi dan titik kumpul
4. Lebih dari 70% sekolah menerapkan informasi berwawasan lingkungan dan
hampir seluruh warga sekolah mendapatkan informasi tersebut
5. Sebagian besar sekolah tidak mengijinkan penggunaan Hp selama proses
belajar mengajar. Bagi sekolah yang mengijinkan, Hp yang dapat digunakan
adalah Hp tanpa fasilitas internet
6. Sebagian besar murid berpartisipasi dalam memilih ekstrakurikuler yang diminati
7. Sekolah melibatkan peserta didik dalam setiap kepengurusan OSIS
8. 60% sekolah menyediakan mekanisme pengaduan melalui kotak saran
pengaduan
9. Lebih dari 90% sekolah menyediakan tempat pengaduan dan guru memberikan
waktu curhat bagi peserta didik yang membutuhkan
Namun dari kondisi yang baik tersebut,beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain:
1. Masih ada kekerasan/bullying di sekolah Sebanyak 59% murid melihat adanya
bullying, tetapi yang memberikan pernyataan mengalami hanya 28%. Dapat
dilihat bahwa masih banyak korban yang belum berani untuk melaporkan atau
memberikan kesaksian terhadap kekerasan yang dialami.
2. Masih ada hukuman yang diberikan oleh guru jika ada murid indisipliner seperti
berdiri di depan kelas atau depan gerbang sekolah atau disuruh kembali ke
rumah.
3. Masih ada murid yang diketahui merokok sebanyak 27% dan guru atau warga
sekolah dewasa yang diketahui merokok sebanyak 44%
4. Belum semua sekolah memberikan rambu-rambu berbahaya pada tempat-
tempat yang membahayakan peserta didik
Thank You
For Your Attention