Anda di halaman 1dari 27

NORMA DALAM MEMBANGUN

SEKOLAH RAMAH ANAK


SMK JAWA TIMUR

Oleh:
Dr. Sukesi, MM
Batusuki Hotel - Batu
18 - 20 Oktober 2018
Mengapa Kita Butuh SRA?

5. Paham
1. Kekerasan
Radikal

4. 2.
Bencana Narkoba

3.
Pornografi
dan
tindakan
Amoral
Kasus Kekerasan Terhadap Anak Di Bidang
Pendidikan Per 30 Mei 2018

Kasus Anak Korban


Tawuran (21 Kasus)

18.7% 14.3% Kasus Anak Pelaku


Tawuran (31 Kasus)

19.3% Kasus Anak Korban


Kekerasan Dan Bullying
(36 Kasus)
25.5%
Kasus Anak Pelaku
22.4% Kekerasan Dan Bullying
(41 Kasus)

Kasus Anak Korban


Kebijakan Pendidikan
(30 Kasus)

Sumber: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).


Pengertian Tujuan Fungsi Manfaat
• Kaidah pedoman, • Menjadi pedoman, • Mengatur tingkah laku • Meningkatkan
dasar, arahan dan masyarakat agar kerukunan
acuan, dan tata tertib bagi sesuai dengan nilai
ketentuan • Mengendalikan
anggota yang berlaku. sikap, ucapan, dan
berperilaku dan masyarakat dimana • Menciptakan perilaku melalui
berinteraksi antar norma itu berlaku ketertiban dan teguran hati.
manusia di dalam keadilan. • Terwujudnya
suatu kelompok • Membantu mencapai ketertiban dan
masyarakat dalam tujuan bersama. kedamaian
menjalani • Menjadi dasar untuk
• Melindungi
kehidupan memberikan sanksi
kepentingan atau
bersama-sama kepada masyarakat
yang melanggar hak orang lain.
norma.
5 Prinsip Sekolah Ramah
Anak
• Nondiskriminasi, tanpa kekerasan, dan tanpa
perlakuan salah lainnya terhadap anak
• Kepentingan terbaik anak pertimbangan utama
• Hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan
• Penghormatan terhadap pandangan anak (Hak Anak
untuk didengarkan dan ditanggapi dengan sungguh-
sungguh)
• Pengelolaan yang baik (Transparansi, Akuntabilitas,
Realistis, Informatif, dan Partisipatif)
Dasar-dasar Hukum
01 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN
2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN


02 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR
23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
03 DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG
INDIKATOR KABUPATEN / KOTA LAYAK ANAK

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN


04 PERLINDUNGAN ANAK NOMO 5 THAUN 2011 TENTANG
PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN ANAK

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN


05 DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8
TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN SEKOLAH RAMAH ANAK
(BAB III INDIKATOR DAN VERIVIKASI SEKOLAH RAMAH ANAK dan
BAB IV PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN)

KEPUTUSAN GUBERNUT JAWA TIMUR NOMOR 188/148/KPTS/01


06 3/2018 TENTANG GUGUS TUGAS PENGEMBANGAN KABUPATEN/
KOTA LAYAK ANAK PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2018
349 Kabupaten/Kota Yang Telah Menginisiasi “KLA”
Hingga Desember 2017

5
28

9
9 8 2
6
4
19 8

2 7
7 3
4 3
7
10 12
2 10 6
17
8
6

8
18
35
32
5 9 6 2

22
SRA di Indonesia Sampai Juni 2018
8.919 SRA di 195 Kabupaten/Kota, di 31 Provinsi

Sumber : https://sekolahramahanak.com/2018/06/22/sebanyak-6-199-satuan-pendidikan-sudah-mau-menuj
u-sekolah-ramah-anak/
Perkembangan SRA di Indonesia
Desember 2015 Sampai Juni 2018

Sumber : https://sekolahramahanak.com/2018/06/22/sebanyak-6-199-satuan-pendidikan-sudah-mau-menuj
u-sekolah-ramah-anak/
Data SMK Negeri dan Swasta
Jawa Timur

Sumber: http://datapokok.ditpsmk.net/dashboard/kab?kode_prov=050000
Anak yg memerlukan Per
lindungan Khusus dan Akta Kelahiran
Penurunan Angka
memperoleh Pelayanan Pernikahan usia anak
Fasilitasi Informasi Layak Anak
Jumlah ProsesDiversi yang Kelompok/Forum Anak Tersedia Lembaga Konsultasi
diupayakan bagi anak yg keluarga bg pengasuhan anak
berkonflik dg hukum
Tersedia LKSA) yang mem
Adanya Mekanisme Penanggulanga enuhi persyaratan dan me
n Bencana rupakan alternatif terakhir
Dengan memperhatikan anak
HAK SIPIL D
Penarikan Pekerja Anak Angka Kematian Bayi
AN KEBEBA
SAN Penurunan Angka Gizi Bur
uk, kurang, stanting, lebih

PERLINDUNG LING. KELU Cakupan ASI tinggi


AN KHUSUS ARGA DAN
PENGUATAN K PENG. ALTE Puskesmas Ramah Anak
ELEMBA-GAA RNATIF
PAUD Cakupan Imunisasi
N
Wajib Belajar 12 th Layanan Kespro

Sekolah Ramah Anak Jml anak dr keluarg


PENDIDIKAN, P
KESEHATAN a miskin yg memper
EMANFAAT-AN
Rute Aman ke/dari DASAR DAN oleh akses peningk
WAKTU LUAN
Sekolah dan PJAS KESEJAHTE- atan kesejahteraan
G DAN KEG. B
RAAN
Fasilitas Kegiatan Kreatif UDAYA Rumah Tangga dng akses
dan Rekreatif ramah anak air bersih

Kawasan tanpa Rokok

Kebj. Pemenuhan Hak Anak, Anggaran unt Pemenuhan Hak Anak, Jml Kebj. yg mendapatk
an masukan dr Forum/Kelompok Anak, Tersedia SDM terlatih KHA, Tersedia Data Anak Te http://www.kla.id/sekol
rpilah, Keterlibatan Lembaga Masy/Dunia Usaha dlm pemenuhan hak anak ah-ramah-anak/
a. Orangtua/ wali a. Memenuhi (SPM) di Satuan Pendidikan a. Tersedia Dokumen kurikulum di
b. Lembaga masyarakat b. Memiliki kebijakan anti kekerasan terhada satuan pendidikan yang berbasis
c. Dunia usaha dalam bentuk Program p peserta didik hak anak
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan c. ………. b. Perencanaan pendidikan yang
/Corporate Social Responsibility berbasis hak anak
(CSR) c. Proses pembelajaran
d. Pemangku kepentingan lainnya d. Penilaian hasil belajar mengacu
e. Alumni pada hak anak
Kebijakan
SRA
Partisipasi Orang
Tua, Lembaga
a.Melibatkan peserta di Masyarakat, Dunia Pelaksanaan
dik dalam proses Usaha, Pemangku Kurikulum a. Pimpinan satuan
penyusunan RKAS Kepentingan pendidikan
b.Melibatkan peserta Lainnya dan Alumni b. Guru
didik dalammenyusun Indikator dan c. Guru bimbingan
kebijakan dan tata
tertib sekolah Verivikasi konseling
d. Petugas perpustakaan
c.…………….
Sekolah Ramah e. Tata usaha
f. Penjaga satuan
Anak Pendidik dan pendidikan
Tenaga g. Petugas kebersihan
Partisipasi Kependidikan h. Komite satuan
Anak Terlatih Hak-
pendidikan
i. Pembimbing kegiatan
Hak Anak extra kurikuler
j. Orangtua/wali
Sarana
a.Memiliki kapasitas ruangan kelas yang sesuai dan
dengan jumlah murid
b.Peralatan belajar yang ramah anak Prasarana
c.Memiliki toilet
d.………
Sumber: PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR
8 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN SEKOLAH RAMAH ANAK BAB III INDIKATOR DAN VERIVIKASI SEKOLAH RAMAH ANAK
SMAN 3 Makassar Sekolah Ramah Anak Terbaik
di Indonesia

SMAN 3 Makassar terpilih bersama 19 satuan


pendidikan lainnya yang tersebar di Indonesia.
Khusus untuk di Sulsel, selain SMAN 3 Makassar,
ada SMKN 1 Bantaeng, MAN 1 Soppeng dan MIN
1 Takalar yang meraih penghargaan serupa.

Dengan pendidikan standar adab kepada guru.


regulasi khusus yang mengatur tentang standar
adab.

Pj Gubernur Sulsel Sumarsono menerima penghargaan


Sekolah Ramah Anak Terbaik di Indonesia yang diraih
SMAN 3 Makassar dan tiga sekolah lainnya di Sulsel
dalam acara puncak peringatan Hari Anak Nasional di
Surabaya, Senin (23/7/2018). (IST)
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
A. PEMANTAUAN
Tim Pelaksana SRA melakukan pemantauan minimal setiap pekan.
Laporan pemantauan digunakan sebagai bahan rapat evaluasi.

B. EVALUASI
Evaluasi SRA dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan oleh lembaga evaluasi
mandiri. Hasil evaluasi menjadi masukan untuk setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah, penyelenggara pendidikan, para pihak yang terlibat
perbaikan pengembangan SRA.

C. PELAPORAN
Tim Pelaksana SRA memberikan laporan pemantauan dan evaluasi
kepada Sub Gugus Tugas Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang,dan
Kegiatan Budaya yang dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan.Laporan
hasil pemantauan dan evaluasi kepada Gugus Tugas Kabupaten/Kota
Layak Anak untuk dimasukkan sebagai salah satu indikator Kabupaten
/Kota Layak Anak dalam Laporan Evaluasi Kabupaten/Kota menuju
Kabupaten/Kota Layak Anak.

Sumber: PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR
8 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN SEKOLAH RAMAH ANAK BAB IV PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Kajian Dampak SRA: Asisten Deputi Pemenuhan Hak
Anak Atas Pendidikan, Kreativitas dan Budaya
Penelitian terhadap 252 responden yg berasal dari warga sekolah dewasa al. Kepala
Sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang telah menginisiasi menjadi
Sekolah Ramah Anak (SRA) dari 4 Provinsi dan 18 Kab/Kota,yaitu:

1. Provinsi Jawa Barat 15. Kab Banyuwangi


2. Provinsi SumBar 16. Kabupaten Bojonegoro
3. Provinsi Lampung 17. Kab Serdang Bedagai
4. Provinsi DKI Jakarta 18. Kota Balikpapan
5. Kota Denpasar 19. Kota Yogyakarta
6. Kab Deli Serdang 20. Kabupaten Maros
7. Kota Cilegon 21. Kota Kutai Timur
8. Kota Palangkaraya 22. Kabupaten Brebes
9. Kota Surakarta
10. Kota Metro
11. Kota Jayapura
12. Kota Malang
13. Kota Kendari
14. Kota Ternate
yang dikelompokkan ke dalam 6 kelompok pertanyaan, yaitu :
1. Kebijakan SRA
2. Proses Belajar Mengajar
3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4. Sarana dan Prasarana Ramah Peserta Didik
5. Partisipasi Peserta Didik
6. Partisipasi Orang Tua, Lembaga Masyarakat (LM), Dunia Usaha, Stakeholder
Lainnya dan Alumni

Secara keseluruhan hasil kajian cepat SRA ini, seluruh warga sekolah dewasa yaitu
pendidik dan tenaga kependidikan menyatakan bahwa 100% menerapkan
disiplin positif dan memberikan rasa aman dan kasih sayang kepada peserta
didik di sekolah. Sekolah melibatkan partisipasi peserta didik, orang tua,
Lembaga Masyarakat, Alumni dan Dunia Usaha dalam memajukan Sekolah
Ramah Anak.
Kesimpulan
Hasil kajian cepat SRA untuk kuesioner yang diisi oleh pendidik dan tenaga
kependidikan antara lain:
1. Lebih dari 90% sekolah memiliki komitmen tertulis menjadi SRA dan memiliki SK
Tim SRA
2. Sebagian besar sekolah memiliki kebijakan tentang ABK dan ABH dan 98% sekolah
mengimplementasikan kebijakan SRA
3. Lebih dari 95% sekolah memiliki mekanisme pengaduan, mekanisme pengawasan
dan mekanisme kasus
4. 87% murid terlibat dalam pembuatan tata tertib sekolah
5. 98% pendidik memberikan pelayanan kepada peserta didik tanpa diskriminasi.
Hadiah/reward diberikan kepada murid berprestasi baik akademik maupun non
akademik
6. Seluruh pendidik berdialog kepada peserta didik yang melakukan indispliner dan
oleh karena itu pendidik memberikan tambahan tugas tambahan bagi peserta didik
yang melakukan kesalahan berulang kali
7. Sebagian sekolah memberikan angket kepada peserta didik dan orang tua
mengenai proses pembelajaran
8. Sekolah memberikan waktu/kesempatan bagi peserta didik untuk beribadah serta
konsultasi
9. Pendidik sebagian besar mendapatkan pengetahuan/pelatihan tentang Konvensi
Hak Anak, Sekolah Ramah Anak dan 100% berkesempatan untuk berprestasi
Lanjutan
10. Hampir 100% para pendidik melakukan sikap teladan seperti disiplin, jujur,
menghargai perbedaan peserta didik, dan menyelipkan pembiasaan/hal baik untuk
kepribadian peserta didik.
11. Sekolah melibatkan unsur-unsur di luar pendidik dan tenaga kependidikan seperti
satpam, cleaning service, dll dalam pelaksanaan SRA
12. Hampir seluruh sekolah memiliki fasilitas seperti fasilitas kesehatan,
olahraga, bermain, pertolongan pertama pada kecelakaan, perpustakaan/pojok
baca, sarana ibadat, dan beberapa di antaranya sebagian besar juga memiliki
ruang konsultasi
13. Hampir seluruh sekolah memiliki lingkungan hijau dan tertata rapi, tidak
membahayakan peserta didik
14. Fasilitas toilet kondisinya baik, toilet terpisah antara perempuan dan laki-laki
15. Tersedianya air bersih yang memadai
16. Sebagian besar sekolah menyediakan kotaksaran dan dokumen tindak lanjut
secara periodic
17. Peserta didik diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam menyusun tata
tertib sekolah dan mereview secara berkala, membangun proses pembelajaran
yang menyenangkan, menata tempat duduk, menata lingkungan hijau sekolah,
mengembangkan kreativitas dan budaya, memilih warna dinding kelas,
pembahasan program sekolah.
18. Sekolah melibatkan partisipasi orang tua dalam penentuan kebijakan sekolah,
penentuan kegiatan ekstrakurikuler dan penerapan SRA
Lanjutan
19. Sekolah melibatkan lembaga masyarakat (LM), alumni, dan dunia usaha dalam
membentuk dan memajukan SRA
20. Sekolah melibatkan pihak terkait dalam upaya melindungi peserta didik di sekolah
21. Sekolah membentuk grup komunikasi antara orang tua dan guru/wali kelas

Dari hasil kajian ini, terlihat beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Masih ada sekolah yang memberlakukan hukuman membersihkan WC atau
lingkungan sekolah
2. Masih ada sekolah yang belum memberikan rambu-rambu berbahaya di tempat
yang membahayakan
HASIL KAJIAN DAMPAK SRA MENURUT PESERTA DIDIK
Penelitian dilakukan terhadap 741 responden anak sekolah yang bersekolah di sekolah
yang telah menginisaisi menjadi Sekolah Ramah Anak (SRA) yang berasal dari 4
Provinsi dan 18 Kabupaten/Kota

Responden mengisi 25 buah pertanyaan yang dikelompokkan ke dalam 6 kelompok


pertanyaan, yaitu :
A. Aman dan Perlindungan Peserta Didik dari Kekerasan, Diskriminasi dan Perlakuan
Salah
B. Bersih dan Sehat
C. Peduli dan Berbudaya Lingkungan
D. Partisipasi Murid
E. Mekanisme Pengaduan
F. Lain-Lain

Kajian cepat SRA ini secara khusus bermaksud melihat apa yang dirasakan oleh
peserta didik mengenai kondisi di sekolah. Secara keseluruhan, lebih dari 94%
peserta didik menyatakan bahwa gurudan lingkungan sekolahnya menyenangkan
Selain itu, sebanyak 94% peserta didik menyatakan bahwa sekolahnya
merupakan Sekolah Ramah Anak (SRA).
Kesimpulan
Berdasarkan kajian cepat Sekolah Ramah Anak ini, dapat digambarkan kondisi
sekolah sebagai berikut :
1. Lingkungan sekolah dan toilet dalam keadaan bersih
2. Untuk pemenuhan hak kesehatan, SRA dikawal melalui UKS dan kondisi
makanan di kantin yang tergolong sehat
3. Sebagian besar sekolah telah memiliki petunjuk jalur evakuasi dan titik kumpul
4. Lebih dari 70% sekolah menerapkan informasi berwawasan lingkungan dan
hampir seluruh warga sekolah mendapatkan informasi tersebut
5. Sebagian besar sekolah tidak mengijinkan penggunaan Hp selama proses
belajar mengajar. Bagi sekolah yang mengijinkan, Hp yang dapat digunakan
adalah Hp tanpa fasilitas internet
6. Sebagian besar murid berpartisipasi dalam memilih ekstrakurikuler yang diminati
7. Sekolah melibatkan peserta didik dalam setiap kepengurusan OSIS
8. 60% sekolah menyediakan mekanisme pengaduan melalui kotak saran
pengaduan
9. Lebih dari 90% sekolah menyediakan tempat pengaduan dan guru memberikan
waktu curhat bagi peserta didik yang membutuhkan
Namun dari kondisi yang baik tersebut,beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain:
1. Masih ada kekerasan/bullying di sekolah Sebanyak 59% murid melihat adanya
bullying, tetapi yang memberikan pernyataan mengalami hanya 28%. Dapat
dilihat bahwa masih banyak korban yang belum berani untuk melaporkan atau
memberikan kesaksian terhadap kekerasan yang dialami.
2. Masih ada hukuman yang diberikan oleh guru jika ada murid indisipliner seperti
berdiri di depan kelas atau depan gerbang sekolah atau disuruh kembali ke
rumah.
3. Masih ada murid yang diketahui merokok sebanyak 27% dan guru atau warga
sekolah dewasa yang diketahui merokok sebanyak 44%
4. Belum semua sekolah memberikan rambu-rambu berbahaya pada tempat-
tempat yang membahayakan peserta didik
Thank You
For Your Attention

Anda mungkin juga menyukai