Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK PENGELOLAAN SEKOLAH SECARA PROFESIONAL MELALUI KERJASAMA DENGAN

PEMERINTAHAN DESA

Disusun sebagai persyaratan mengikuti seleksi

Kepala Sekolah Beprestasi

Kabupaten lombok timur

Tahun 2019

Nama : H.MAHUDIN.S.P d

Nip : 196312311983031228

Unit Kerja : SDN 3 KARANG BARU KEC.WANASABA

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PROVINSI NUSA TEGARA BARET

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan Hidayahnya,
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dalam memenuhi salah satu persyaratan untuk
mengikuti seleksi Kepala Sekolah Berprestasi, mengingat pentingnya peran seorang kepala sekolah
dalam proses peningkatan mutu pendidikan di sekolah yang dipimpunnya.

Dalam menjalankan tugasnya seorang kepala sekolah sangat berperan sebagai motivator untuk
meningkatkan kinerja para guru untuk bekerja lebih baik,melakukan proses pembelajaran yang
mampu menumbuhkan cara berpikir kritis,kreatif, dan inovatif.

Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi peningkatan kompetensi kepala
sekolah sesuai yang diamanahkan dalamPermendiknas no.13 tahun 2007 tentang standar kepala
sekolah, terutama dibidang social

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,tentunya masih harus
mendapatkan banyak masukan dari semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan penghargaan
setinggi-tingginya kepada Pengawas SD kecamatan wanasaba Khususnya Kepada Bapak Ridwan.s.pd
selaku pembimbing dalam penulisan makalah ini

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kita semua sebagai referensi menuju kepala
sekolah yang professional.

Wanasaba oktober 2019

Penyusun

H.MAHUDIN.S.Pd

NIP:196312311983031228
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………… ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 2

1.3. Tujuan Penulisan....................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kepala Sekolah ...................................................... 4

2.2. Persyaratan Kepala Sekolah...................................................... 4

2.3. Standar Kompetensi Kepala Sekolah........................................ 6

24. Tugas dan Fungsi Pokok Kepala Sekolah ................................ 9

2.5. Profesionalisme Kepala Sekolah............................................... 9

2.6. Teknik Pengelolaan Sekolah

dengan Kerjasama dengan pemerintah Desa ........................... 13

BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan............................................................................... 18

3.2. Saran......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN

TEKNIK PENGELOLAAN SEKOLAH SECARA PROFESIONAL MELALUI KERJASAMA DENGAN


PEMERINTAHAN DESA

Disusun sebagai persyaratan mengikuti seleksi Kepala Sekolah Berprestasi

Kabupaten Lombok timur Nusa tenggara Barat

Oleh

H.MAHUDIN.S.Pd

NIP:196312311983031228

SD NEGERI 3 KARANG BARU


Mengetahui

Kepala UPT Dinas Pendidikan

AENUDIN.S.IP

NIP;

PENGAWAS GUGUS KARANG BARU

RIDWAN.S.Pd

NIP.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah danPermendiknas
NO.28 tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah.

Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan di seluruh dunia dituntut agar dapat melaksanakan
pendidikan yang berkualitas dan dapat menjamin mutu kualitasnya, hal ini sangat terkait erat
dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PTK) yang terlibat langsung dalam proses pebelajaran itu sendiri, tanpa mengabaikan
faktor-faktor lainnya seperti sarana dan prasarana serta pembiayaan. Dalam hal ini Kepala sekolah
merupakan salah satu PTK yang memegang peran sangat signifikan dan strategis dalam
meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah, dengan segala keterbatasan
yang ada.

Ukuran keberhasilan seorang kepala sekolah bukan hanya dinilai oleh pihak atasan langsung, namun
secara langsung dan tidak langsung ternilai oleh segala stackeholder yang ada dilingkungan dimana
instansi itu berada . Oleh karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin di instansinya, harus mampu
membawa lembaga ke arah tercapainya tujuan yang telah di tentukan. Kepala sekolah harus mampu
melihat adanya perubahan terhadap regulasi pendidikan dan kehidupan secara globalisasi untuk
evaluasi guna perbaikan dan lebih tercapainya tujun pendidikan yang diharapkan secara maksimal

Dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan,kepala sekolah dituntut dapat menjadi fasilitator
untuk segala kegiatan yang ada dalam program-program sekolah yang telah dibuat secara bersama-
sama. Untuk menciptakan sekolah yang efektif dan efisien, kepala sekolah sebagai manajer
pendidikan di tingkatan sekolah adalah tombak utama dalam mengelola pendidikan diharapkan
mampu memegang tugas dan bertanggung jawab memegang peran aktif dalam memajukan sekolah
/ lembaga pendidikan yang dipimpinnya.

Banyak sekali hambatan dalam praktek pengembangan pendidikan dilapangan yang harus mampu
diatasi oleh seorang kepala sekolah, namun kepropesionalismenya tetap dituntut untuk dapat
melakukan hal terbaik untuk instansi yang dipimpinnya. Rendahnya mental yang dimiliki seorang
kepala sekolah ditandai dengan kurangnya motivasi, semangat,serta kurangnya disiplin diri dalam
melakukan tugas,ditambah dengan kurangnya kompetensi yang dimiliki, sehingga tidak membuka
wawasan untuk mencari kelemahan yang ada dan cendrung tidak menginstropeksi diri

Hal ini mengimplikasikan rendahnya produktivitas kerja kepala sekolah yang berimplikasi juga pada
mutu (input, proses, dan output).

Keterbatasan sarana dan prasarana juga adalah kendala bagi pencapaian tingkat
propesionalisme kepemimpinan seorang kepala sekolah, namun dalam hal ini sekali lagi kepala
sekolah selaku top menejer yang terlibat langsung harus dapat memberikan solusi bagi para guru
dan PTK lainnya untuk tetap beraktivitas sama dengan sekolah yang berstandar dengan segala upaya
agar pesrta didik yang ada dalam instansinya tidak tertinggal dalam segala kegiatan yang ada
dilingkungannya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai
berikut:

- Bagaimana gambaran kepala sekolah yang profesional?

- Bagaimana upaya menjadi kepala sekolah yang profesional?

- Bagaimana teknik pengelolaan sekolah melalui kerjasama dengan pihak lain!

- hasil yang diperoeh !

1.3.Tujuan

Tujuan penulisan makalah adalah

· Sebagai persyaratan pencalonan menjadi kepala sekolah berprestasi

· Untuk mengetahui gambaran kepala sekolah yang profesional.

· Untuk mengetahuai upaya menjadi kepala sekolah yang professional

· Untuk mengetahui teknik pengelolaan sekolah secara propesional melalui kerjasama dengan
pihak lain

1.4 Strategi Pemecahan Masalah

· Mencari referensi yang memuat tentang profesionalisme kepala sekolah

· Mengkaji aturan –aturan yang berhubungan dengan tugas dan fungsi pokok , dasar hukum,
dan standarisasi kepala sekolah

· Berupaya meningkatkan kemampuan/ kompetensi diri

· Mencari strategi yang dapat dilakukan untuk peningkatan profesionalisme dengan cara
bekerjasama dengan pihak lain untuk mencapai kemajuan sekolah
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kepala sekolah

Wahjosumidjo (2002:83) mengartikan bahwa: “Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional
guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran. Sementara Rahman dkk (2006:106) mengungkapkan bahwa “Kepala
sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural
(kepala sekolah) di sekolah”.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru
Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa : Kepala sekolah/madrasah
adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin taman kanak-kanak/raudhotul athfal
(TK/RA), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah
dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah
menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), sekolah
menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK), atau sekolah menengah atas luar biasa
(SMALB) yang bukan sekolah bertaraf internasional (SBI) atau yang tidak dikembangkan menjadi
sekolah bertaraf internasional (SBI).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah sorang
guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu
sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.

2.2. Persyaratan Kepala Sekolah

Syarat-syarat umum bagi guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah
menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru
Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, pasal 2 ayat (2) adalah sebagai berikut :

a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana (SI) atau diploma empat (D-IV)
kependidikan atau nonkependidikan perguruan tinggi yang terakreditasi;

c. berusia setinggi-tingginya 56 (lima puluh enam) tahun pada waktu pengangkatan pertama
sebagai kepala sekolah/madrasah;

d. sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan dari dokter Pemerintah;

e. tidak pernah dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;

f. memiliki sertifikat pendidik;

g. pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenis dan jenjang


sekolah/madrasah masing-masing, kecuali di taman kanak-kanak/raudhatul athfal/taman kanak-
kanak luar biasa (TK/RA/TKLB) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di
TK/RA/TKLB;

h. memiliki golongan ruang serendah-rendahnya Ill/c bagi guru pegawai negeri sipil (PNS) dan
bagi guru bukan PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga
yang berwenang dibuktikan dengan SK inpasing;

i. memperoleh nilai amat baik untuk unsur kesetiaan dan nilai baik untuk unsur penilaian
Iainnya sebagai guru dalam daftar penilaian prestasi pegawai (DP3) bagi PNS atau penilaian yang
sejenis DP3 bagi bukan PNS dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan

j. memperoleh nilai baik untuk penilaian kinerja sebagai guru dalam 2 (dua) tahun terakhir.

Sedangkan persyaratan khusus guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah
sesuai dengan pasal 2 ayat (3) meliputi:

a. berstatus sebagai guru pada jenis atau jenjang sekolah/madrasah yang sesuai dengan
sekolah/madrasah tempat yang bersangkutan akan diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah/madrasah;
b. memiliki sertifikat kepala sekolah/madrasah pada jenis dan jenjang yang sesuai dengan
pengalamannya sebagai pendidik yang diterbitkan oleh lembaga yang ditunjuk dan ditetapkan
Direktur Jenderal.

2.3. Standar Kompetensi Kepala Sekolah

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru
Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, pasal 11 ayat (1) dinyatakan bahwa Pengembangan keprofesian
berkelanjutan meliputi pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada dimensi-dimensi
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah, Kualifikasi Kepala Sekolah/ Madrasah terdiri atas Kualifikasi Umum, dan
Kualifikasi Khusus.

Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (DIV)

b. kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi;

c. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun;

d. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah


masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak /Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman
mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan

e. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS
disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah/Madrasah Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)


adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru SD/MI;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

Kompetensi kepala sekolah/madrasah /madrasah seperti yang terdapat dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Dalam
peraturan tersebut terdapat lima dimensi kompetensi yaitu: kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Setiap dimensi kompetensi memiliki kompetensi dasar yang
harus dimiliki seorang kepala sekolah/madrasah. Secara rinci kompetensi-kompetensi dasar tersebut
adalah sebagai berikut.

2.3.1. Kompetensi Kepribadian


a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan
akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.

b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.

c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah

d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/
madrasah.

f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

2.3.2. Kompetensi Manajerial

a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.

c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/ madrasah


secara optimal.

d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar


yang efektif.

e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran peserta didik.

f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka pendayagunaan secara
optimal.

h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan


ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/ madrasah.

i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik.

j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan
tujuan pendidikan nasional.

k. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,


transparan, dan efisien.

l. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/


madrasah.
m. Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran
dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.

n. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan


pengambilan keputusan.

o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan


manajemen sekolah/madrasah.

p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/


madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

2..3.3. Kompetensi Kewirausahaan

a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.

b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar


yang efektif.

c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemimpin sekolah/madrasah.

d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi
sekolah/madrasah.

e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah


sebagai sumber belajar peserta didik.

2..3.4. Kompetensi Supervisi

a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat.

c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan


profesionalisme guru.

2.3.5. Kompetensi Sosial

a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah

b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.


2.4. Tugas dan Fungsi pokok kepala sekolah

Sesuai dengan Permendiknas No2008 tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah
dengan berbagai ketentuan yang telah diuraikan diatas.

Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor,
Pemimpin/Leader, Inovator, Motivator

2.4.1. KEPALA SEKOLAH SELAKU EDUKATOR

Kepala Sekolah Selaku Edukator bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan
efisien, ditandai dengan pembagian tugas mengajar bagi guru dan bagi PTK lainnya

24.1. KEPALA SEKOLAH SELAKU MANAJER mempunyai tugas:

Menyusun perencanaan

Mengorganisasikan kegiatan

Mengarahkan kegiatan

Mengkoordinasikan kegiatan

Melaksanakan pengawasan

Melakukan evaluasi terhadap kegiatan

Menentukan kebijaksanaan

Mengadakan rapat

Mengambil keputusan

Mengatur proses belajar mengajar

Mengatur administrasi Ketatausahaan, siswa, ketenangan, sarana dan prasarana, keuangan / RAPBS

Mengatur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait

2.4.3. KEPALA SEKOLAH SELAKU ADMINISTRATOR

Bertugas menyelenggarakan Administrasi : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,


pengkoordinasian, pengawasan, kurikulum, kesiswaan, ketatausahaan, ketenagaan, kantor,
keuangan, perpustakaan, laboratorium, ruang keterampilan / kesenian, Bimbingan Konseling, UKS,
OSIS, serbaguna, media, gudang, 9 k

2.4.4. KEPALA SEKOLAH SELAKU SUPERVISOR

Bertugas menyelenggarakan Supervisi mengenai :

Proses belajar Mengajar

Kegiatan Bimbingan dan Konseling

Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ketatausahaan

Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait

Sarana dan prasarana

Kegiatan OSIS

Kegiatan 9K

2.4.5. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN / LEADER

Dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab

Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa

Memiliki visi dan memahami misi sekolah

Mengambil keputusan intern dan ekstern sekolah

Membuat, mencari dan memilih gagasan baru

2.4.6. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI INOVATOR

Melakukan pembaharuan di bidang KBM, BK, Ekstrakurikuler, dan Pengadaan

Melaksanakan pembinaan guru dan karyawan

Melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya di Komite Sekolah dan Masyarakat

2.4.7. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MOTIVATOR

Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja

Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBM / BK


Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum

Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar

Mengatur halaman / lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan

Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan

Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Sekolah
dapat mendelegasikan kepada Wakil kepala Sekolah

2.5. Profesionalisme Kepala Sekolah

Sri Damayanti dalam makalah berjudul “Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah”


mengemukakan pengertian profesionalisme dari beberapa ahli berikut :

Kusnandar (2007:46) mengemukakan bahwa “Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan
kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian sesseorang”.
Selanjutnya Profesionalisme menurut Mohamad Surya (2007:214) adalah: Sebutan yang mengacu
pada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa
mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionlanya. Sementara Sudarwan Danin (2002:23)
mendefinisikan bahwa: “Profesionalisme adalah komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengmbangkan strategi-strategi yang
digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu. Kemudian Freidson (1970)
dalam Syaiful Sagala (2005:199) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan profesionalisme
adalah “sebagai komitmen untuk ide-ide professional dan karir”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa profesionalisme kepala sekolah adalah suatu bentuk komitmen kepala
sekolah untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar
kualitas keprofesionalannya dapat tercapai secara berkesinambungan.

Jadi setelah membaca pengertian profesionalisme diatas maka dapat kita simpulkan bahwa:

Ciri-ciri Kepala Sekolah Profesional adalah:

Seorang kepala sekolah disebut profesional apabila: (1). memiliki kejujuran dan integritas pribadi;
(2). mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk bekerja di bidangnya; (3). memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang dapat dikategorikan ahli pada suatu bidang; (4). berusaha
mencapai tujuan dengan target-target yang ditetapkan secara rasional; (5).memilikistandar yang
tinggi dalam bekerja; (6). memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan dengan standar
kualitas yang tinggi; (7). mencintai dan memiliki sikap positif terhadap profesinya yang antara lain
tercermin dalam perilaku profesionalnya dan respons orang-orang yang berkaitan dengan
profesi/pekerjaannya; (8). memiliki pandangan jauh ke depan (visionary);(9). menjadi agen
perubahan; (10). memiliki kode etik, dan (11). memiliki lembaga profesi.

2.6 Upaya pengelolaan Sekolah secara Profesional dengan kerjasama antara sekolah dengan
pemerintahan desa
Di era globalisasi saat ini betapa besar peranan seorang kepala sekolah dalam meningkatkan
kemajuan bagi lembaga yang dipimpinnya. Sebagai contoh yang nyata akan diuraikan gambaran
yang ada di sekolah yang saya pimpin.

SD Negeri 03 berdiri sejak tahun 1978 bermula dengan sebutan SR, berada dilingkungan
penduduk asli Ambengan, di dekat hutan gong lestari, Penulis menyadari dari tempat domisili sudah
menggambarkan bahwa sekolah kami berada dilingkungan yang tingkat pendidikan penduduknya
masih standar dan terbatas sehingga wawasan kedepanpun sulit mendapatkan dukungan, karena
mayoritas penduduk asli.

program-program sekolah.Sebagai kepala sekolah saya sangat menyadari keadaan tersebut, namun
hal ini tidak berimbas pada mental dan motivasi kami untuk memajukan mutu pendidikan di sekolah
kami. Segala hal akan kami lakukan agar peserta didik kami tidak tertinggal secara prestasi baik
akademik, maupun nonakademik.

Diantara upaya yang kami telah lakukan adalah sebagai berikut:

· Menentukan Visi dan Misi sekolah secara bersama-sama dengan stakeholder yang ada, baik
dari pihak sekolah maupun komite sekolah

· Membuat Rencana Kegiatan Dan Anggaran Sekolah ( RKAS ) bersama dengan komite dan tokoh
masyarakat agar dapat saling mendukung kegiatan sekolah

· Membina kerjasama dengan pemerinah desa untuk dukungan program sekolah

Dalam rangka penyusunan Visi dan Misi sekolah, kepala sekolah harus melibatkan guru, karena guru
sebagai pelaksana dilapangan yang nanti bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas segala
kegiatan yang berkaitan dengan program sekolah untuk pencapaian Visi sekolah.Sedangkan dalam
penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS), Komite sangat berperan dalam kegiatan ini
, untuk menunjang hubungan pihak sekolah dengan pihak lain dalam rangkaian pencapaian program
sekolah.

Memperhatikan kondisi sekolah yang telah penulis gambarkan diatas, banyak sekali problem yang
harus diselesaikan demi kelancaran pencapaian program sekolah yang ingin dicapai. Selaku kepala
sekolah kami telah membagi tugas guru dalam berbagai kegiatan , dan yang paling pokok adalah
membuat surat keputusan Pembagian Tugas guru dalam Mengajar ( SK.PBM ) dan SK Tugas guru
lainnya. Dalam kegiatan proses belajar dan mengajar kepala sekolah membagi rombongan belajar
menjadi 12, ada 6 rombongan belajar di sekolah induk dan ada pula 6 rombongan belajar di tempat,
lain ,yang sebut dengan nama kls pilial.dalam pembuatan gedung kelas pilial yang jaraknya dengan
sekolah induk kurang lebih 3 km dalam pembuatan kelas pilial ini sudah barang tentu kami menjalin
hubungan yang sangat baik antara pihak sekolah dan pihak pemerintahan desa.

Untuk kelancaran transportasi kami pihak sekolah berkodinasi dengan pihak desa dan masyarakat
setempat, sehingga semua yang kami hajatkan dapat teeeerlaksana dengan baik. Kegitan lain yang
telah dibantu oleh pihak pemerintah desa adalah dengan mengadakan pelatih sepak bola dan untuk
sekolah kami dapat menuju visi dan misi sekolah yang telah di tetapkan
Dalam ukuran financial pihak desa juga membantu kami dalam hal pemberian beasiswa bagi siswa
miskin dan siswa prestasi yang di anggarkan setiap tiga bulan sekali. Bahkan pihak desa pernah
memberikan hadiah berupa uang kepada guru yang dinilai kepala sekolah berpretasi.

Dari sekian banyak bantuan serta dukungan dari segala pihak maka kami seluruh PTK yang ada di SD
Negeri 003 sangat merasa bertanggung jawab untuk membawa sekolah kami kearah yang lebih
baik, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai akreditasi sekolah kami dari “ B “ MENJADI “B
“,gemuk, nilai perolehan rata-rata UN sudah mencapai angka 7,1 untuk 2 tahun berturut-turut
ditambah dengan keberadaan sekolah kami disetiap kegiatan yang ada baik di kecamatan maupun di
Kabupaten. Walaupun kami belum berhasil jadi yang terbaik paling tidak kami ada dan ikut
berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Dalam kegiatan cerdas cermat di kecamatan, kami selalu ikut
dan masuk ke sepuluh besar, dalam kegiatan O2SN kami selalu mewakilkan siswa kami untuk
berlaga di O2SN Tingkat kabupaten diantaranya, Hairil atlet lari, Deni atlet Lari , Gilang atlet Tenis
meja dan Danu Aldiyani Sebagai atlet tenis meja dalam 2 tahun terakhir ini. Rupanya keberuntungan
belum berpihak, diantara siswa yang terseleksi lolos ke kabupaten ini baru satu orang yang
mendapatkan juara di tingkat kabupaten yaitu juara 3 tenis meja putra atas nama Gilang Fathon.
Tapi hal ini tidak menjadikan kami berkecil hati, masih ada harapan kedepan agar SD Negeri 003
lebih cemerlang
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat terkait erat dengan profesionalisme kepala
sekolah. Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan
kepala sekolah. Karena kepala sekolah sebagai pemimpin di lembaganya, maka kepala sekolah harus
mampu membawa lembaga ke arah tercapainya tujuan yang telah di tentukan.

Kepala sekolah diangkat melalui prosedur serta persyaratan tertentu yang bertanggung jawab atas
tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan
yang mengimplikasikan meningkatkanya prestasi belajar peserta didik. Kepala sekolah yang
professional akan berfikir untuk membuat perubahan tidak lagi berfikir bagaimana suatu perubahan
sebagaimana adanya sehingga tidak terlindas oleh perubahan tersebut. Untuk mewujudkan kepala
sekolah yang professional tidak semudah memabalikkan telapak tangan, semua itu butuh proses
yang panjang,serta perjuanagan dalam menentukan strategi maupun teknik pendekatan dari segala
pihak demi tercapainya tujuan sekolah semaksimal mungkin

3.2. Saran

Upaya peningkatan profesionalisme kepala sekolah merupakan proses keseluruhan dan organisasi
sekolah serta harus dilakukan secara berkesinambungan karena peubahan yang terjadi selalu
dinamis serta tidak bisa diprediksi sehingga kepala sekolah maupun tenaga kependidikan harus
selalu siap dihadapkan pada kondisi perubahan.

Peningkatan profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah harus dilakukan melalui suatu strategi.
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan profesionalisme kepala sekolah harus ada pihak yang
berperan dalam peningkatan mutu tersebut. Dan yang berperan dalam peningkatan profesionalisme
kepala sekolah adalah seluruh stakeholder dan pengawas sekolah yang juga merupakan pemimpin
pendidikan yang bersama-sama kepala sekolah memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan
sekolah, yang selalu siap membantu dalam rangka memajukan mutu dan kwalitas peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai