Anda di halaman 1dari 16

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DALAM SEKOLAH MELALUI

STRATEGI “SOSBANG BELBER OKE ” UNTUK MENDUKUNG


IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SATUAN PAUD
KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG - JAWA BARAT

Disusun Oleh :
Dr. Tjitji Wartisah, S.Pd., M.Pd_
Pengawas TK Kabupaten Bandung
Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung

1
2
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DALAM SEKOLAH MELALUI
STRATEGI “SOSBANG BELBER OKE ” UNTUK MENDUKUNG
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SATUAN PAUD
KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG - JAWA BARAT
Dr. Tjitji Wartisah, S.Pd., M.Pd_
Pengawas TK Kabupaten Bandung
A. Pendahuluan
Kolaborasi antar pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah merupakan hal
yang sangat berpengaruh pada budaya sekolah dan dapat menunjang pada mutu
sekolah. Terlebih dalam memahami dan mengimplementasikan kurikulum
Merdeka di satuan PAUD , memerlukan upaya yang sangat luar biasa. Karena
belum semua pendidik dan tenaga kependidikan di Satuan PAUD memahami
kurikulum Merdeka. Hal ini menjadi pemikiran dan perhatian yang sangat besar
bagi pengawas sekolah dalam melakukan upaya atau strategi pendampingan yang
tepat dalam mewujudkan berbagai tujuan atau harapan yang ingin dicapai.
Komunitas belajar dalam sekolah sangat penting untuk dikembangkan karena
komunitas belajar dalam sekolah menjadi wadah untuk merealisasikan terjadinya
kolaborasi antar pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik dan tenaga
kependidikan akan belajar bersama , berdiskusi dan berkolaborasi tentang
pembelajaran , tentang kurikulum Merdeka , bagaimana pembelajaran yang
efektif, seperti apa ragam main yang berbasis peserta didik, bagaimana prosedur
penilaian pada kurikulum merdeka, bagaimana mengimplementasikan kurikulum
Merdeka , dan banyak lagi yang akan didiskusikan dan mereka bisa berbagi praktik
baiknya.
Untuk mengoptimalkan terbangunnya komunitas belajar dalam sekolah yang
berpusat pada pembelajaran peserta didik ada 3 ide besar yang akan menjadi acuan.
Acuan dalam mengelola komunitas belajar merujuk pada DuFour, et al. (2021)
tentang Professional Learning Community. Adapun 3 (tiga) ide besar tersebut
adalah : 1. Fokus pada Pembelajaran Ketika belajar bersama di dalam komunitas,
pendidik diharapkan berfokus pada pembelajaran peserta didik. 2. Membudayakan
Kolaborasi dan Tanggung Jawab Kolektif , Pendidik perlu membangun budaya
kolaboratif untuk bekerja bersama dan memikul tanggung jawab kolektif demi

3
membantu peserta didik mengoptimalkan proses belajarnya. 3. Berorientasi pada
Hasil Belajar peserta didik , Menggeser fokus dari mengajar menjadi belajar
diharapkan akan membantu pendidik agar tidak hanya memastikan bahwa ia telah
mengajar tetapi juga memastikan peserta didiknya belajar.
Kualitas belajar peserta didik yang optimal sulit tercapai jika pendidik
bekerja secara individual. Kolaborasi yang dilakukan pendidik di satuan
pendidikan diharapkan tidak hanya berhenti pada kegiatan berdiskusi dan berbagi
praktik baik pengajaran, namun berlanjut sampai pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di kelasnya masing-masing. Oleh karenanya sikap saling membantu,
memiliki pemikiran terbuka, dan senang memecahkan masalah bersama perlu
menjadi kebiasaan sehari-hari. Perkembangan belajar peserta didik tidak lagi
menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing pendidik, namun menjadi
tanggung jawab bersama yang perlu diupayakan secara berkelanjutan.
Komunitas belajar dalam sekolah terdiri dari para pendidik dan tenaga
kependidikan yang ada pada satu sekolah. Sekolah dapat menyesuaikan strategi
penyelenggaraan komunitas belajar dalam sekolah sesuai dengan
karakteristik/kondisi sekolahnya masing-masing. Komunitas belajar dalam
sekolah di satuan PAUD sangat dimungkinkan untuk dibuatkan menjadi
kelompok-kelompok berdasarkan kebutuhan. Misalnya : kelompok pendidik yang
mengajar pada rombongan belajar yang berusia 4 – 5 tahun ( kelompok A) ,
kelompok pendidik yang mengajar pada rombongan belajar anak- anak berusia 5
– 6 tahun ( kelompok B), kelompok yang membuat media pembelajaran, kelompok
yang menyiapkan perangkat pembelajarandan sebagainya. Pendidik yang
tergabung di komunitas belajar dalam sekolah akan membahas secara mendalam
tentang perangkat ajar, fasilitasi dan asesmen pembelajaran peserta didik, tentang
media pembelajaran dan banyak lagi. Mereka juga dapat saling mengamati
pembelajaran di kelas dan melakukan refleksi bersama.
B. Tujuan
Tujuan optimalisasi komunitas belajar dalam sekolah adalah :
1. Memudahkan guru dalam mengembangkan pemahaman terhadap
implementasi kurikulum merdeka. Dalam komunitas belajar , guru dapat
berdiskusi dan bertukar pikiran.
2. Komunitas belajar menjadi wadah dan media guru dalam berkolaborasi dan

4
bersenergi satu dengan yang lain. Dalam komunitas guru belajar bersama
bersepakat tentang standar umum seperti pembelajaran yang efektif,
rubrik/indikator penilaian. Mereka bersepakat dan meyakini bahwa
pendidikan semua peserta didik adalah tanggung jawab kolektif.
3. Meminimalisir atau mengurangi ketimpangan kompetensi antar pendidik.
Dengan demikian peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar dengan
kualitas yang sama siapapun pendidiknya. Proses belajar dalam komunitas
yang terjadi secara berkelanjutan akan membentuk ekosistem dan budaya
belajar yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas
pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
C. Tantangan dan Hambatan
Dalam membangun dan mengoptimalkan komunitas belajar dalam sekolah tentu
saja ada tantangan dan hambatannya sebagai berikut :
1. Kesepakatan waktu untuk melaksanakan kegiatan Kombel dalam sekolah
agak sulit, karena pendidik memiliki kegiatan dan keperluan masing –
masing. Apalagi kegiatan ini di luar jam pembelajaran
2. Dalam menentukan materi pembahasan pada kombel cukup lama , karena
harus mengacu pada siklus kombel yang di mulai dari refleksi awal dalam
kegiatan belajar mengajar , asesmen dan sebagainya. Setiap pendidik
memiliki permasalahan yang berbeda – beda.
3. Terkadang dihadapkan juga dengan kondisi individu pendidik yang cukup
kuat dalam mempertahankan pendapatnya dengan berbagai argument , yang
memicu sedikit perselisihan pendapat. Akan tetapi hal ini masih dalam batas
wajar.
4. Kadang ada Pendidik atau tenaga kependidikan yang kurang peka terhadap
pembahasan pada komunitas belajar , kurang aktif dalam kegiatan kombel
D. Strategi Pemecahan Masalah
Langkah-langkah pelaksanaan Strategi Kepengawasan “ SOSBANG
BELBER OKE” untuk optimalisasi komunitas belajar dalam sekolah untuk
mendukung implementasi kurikulum Merdeka pada satuan PAUD di Kecamatan
Cileunyi Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :
1. Sosialisasi dan penyamaan persefsi tentang konsep pentingnya komunitas
belajar dalam sekolah.

5
Kegiatan sosilaisasi ini bisa kita lakukan pada pendidik dan tenaga
kependidikan di wilayah binaan secara klasikal. Hal yang terpenting
disampaikan pada kegiatan sosialisasi ini adalah pemahaman terkait pentingnya
komunitas belajar dan memberikan motivasi untuk belajar bersama , bisa saling
berkolaborasi , berbagi praktik baik dan banyak lagi yang bisa dibahas.
2. Bangun dan bentuk kelompok komunitas belajar
a. Antar sekolah ( gabungan dari beberapa sekolah)
b. Dalam sekolah ( pada satuan pendidikan )
Binaan TK di Kecamatan Cileunyi terdiri dari 46 satuan Pendidikan
Dibina oleh 2 pengawas TK yaitu :
1. Lilis Hasanah,S.Pd,M.Pd dan
2. Dr. Tjitji Wartisah,M.Pd
Sehubungan dengan banyak binaan dan tidak akan kondusif jika dilakukan
pendampingan , maka dibangun dan dibentuk komunitas belajar antar sekolah ,
menjadi 4 kelompok sebagai berikut :

DAFTAR KELOMPOK
KOMBEL I

NO NAMA TK JUMLAH
GURU
1. TK KEMALA MAHARDIKA 7
2. TK NEGERI PEMBINA 10
3. TK KEMALA 4
BHAYANGKARI
4. TK LAB UPI 4
5. TK INSAN KARIM 3
6. TK NURUL ILMI 4
7. TK PERMATA 2
8. TK AL INAYAH 4
9. TK MEKAR ARUM 4
10. TK ANAK LANGIT 2
11. TK SERUNI 3
47

KELOMPOK KOMBEL II
NO NAMA TK JMLH GURU
1. TK TAMAN FIRDAUS 4
2. TK ASUHAN BUNDA 8
3. TK ASYIFA PUTRI 3
4. TK KIDS RAINBOW 4
5. TK DARUSSALAM 4

6
6. TK MUTIARA CENDIKIA 2
7. TK AL BASLAN 2
8. TK PERMATA BUNDA 6
9. TK TUNAS CERIA 5
10. TK NURUL FATIHAH 2
11. TK MASRUROH AL FANDI 2
12. TK CHAIRO 1
13. TK NIKITA 2
14. TK TUNAS MEKAR 2
47
KELOMPOK KOMBEL III
NO NAMA TK JUMLAH GURU

1. TK ISLAM ALAM 5
NUSANTARA
2. TK ATTIN 4
3. TK QOMARIAH 4
4. TK ADAM HAWA 5
5. TK INSAN TELADAN 4
6. TK SUKA MAJU 4
7. TK AT TAQWA 2
8. TK PRAVITA SARI 3
9. TK SKG 10
10. TK SEKAR PERTIWI 4
11. TK SYUHADA 4
JUMLAH 49
KELOMPOK KOMBEL IV
NO NAMA TK JUMLAH
1. TK SUKA HAJI 8
2. TK CANTIKA 3
3. TK NURUL SYIFA 4
4. TK KHOERUL INSAN 5
5. TK AL IRSYAD 8
6. TK AL IKHLAS 4
7. TK ANDHIKA 4
8. TK MURIARA BUNDA 5
9. TK AL KAUTSAR 5
10. TK ANAK LANGIT 2
48

7
3. Bangun komitmen Bersama dan menyepakati nilai
Adapun nilai yang dimaksud adalah di antaranya : menjadi anggota tim kolaboratif
yang positif dan memberikan kontribusi , akan bekerjasama , belajar Bersama , berbagai
praktik baik, saling menghargai, selain itu bisa berkomitmen dalam menciptakan
lingkungan belajar yang ramah Guru dan sebagainya.
4. Pembinaan , Pembimbingan dan pembekalan pada Komunitas belajar antar sekolah
Pengawas sekolah memberikan pembinaan , pendampingan dan pembekalan dalam
rangka menguatkan pendidik dan tenaga kependidikan sebagai bekal untuk
dikembangkan pada komunitas belajar dalam sekolah.
5. Diskusi rencana program kerja komunitas belajar dalam sekolah
Pendidk dan tenaga kependidikan dapat berdiskusi untuk menentukan program kerja
dalam komunitas belajarnya. Materi apa yang akan dibahas atau dikembangkan pada
komunitas belajar dalam sekolah. Mereka akan mengidentifikasi rencana program
yang menjadi prioritas yang perlu dikuatkan.
6. Belajar Bersama berkolaborasi antar pendidik dan tenaga kependidikan dalam satu
sekolah dengan mengacu pada siklus komunitas belajar dalam sekolah :
- Refleksi awal
- Perencanaan
- Implementasi
- Evaluasi
Semua tahapan siklus ini dilaksanakan dengan mengintegrasikan Tiga Ide Besar yang
menggunakan Empat Pertanyaan Kunci. Durasi satu siklus inkuiri disesuaikan
dengan kebutuhan para pendidik. Hal yang dibicarakan pada komunitas belajar dalam
sekolah adalah pembelajaran murid. Semua kesepakatan pada komunitas belajar
mempertimbangkan hal yang terbaik untuk pembelajaran murid.
7. Ciptakan lingkungan belajar yang ramah guru, yang memberikan rasa aman dan
nyaman.
Dalam hal ini dimaksudkan agar guru nyaman dan terbuka dalam menyampaikan ide /
gagasan. Mereka tidak merasa tertekan atau takut oleh siapapun dalam menyampaikan
ide , gagasan , keluhan , atau bahkan berani menyampaikan praktik baiknya. Sehingga
dengan leluasa dapat mengembangkan dan mengeksplorasi berbagai ide dan
gagasannya.

8
8. Optimalisasi komunitas belajar dalam sekolah
- Membuat struktur belajar komunitas belajar
- Melalui pendampingan pengawas sekolah
Dalam pengembangan komunitas belajar tentu saja kita mengacu pada prossedur dan
ketentuan yang berlaku. Struktur belajar dalam komunitas belajar : Untuk pertemuan
pendidik di komunitas belajar dalam sekolah dilakukan secara rutin, misalnya setiap
minggu minimal 1 (satu) jam terjadwal dan terstruktur. Selain pertemuan rutin yang
terstruktur seperti itu, diskusi dan refleksi informal tentang pembelajaran peserta didik
dapat dilakukan di ruang pendidik atau di lingkungan sekolah. Untuk mendukung hal
tersebut, disarankan untuk mendekatkan tempat duduk para pendidik dalam satu
komunitas belajar yang sama. Untuk mendukung komunitas belajar dalam sekolah,
semua pendidik dalam sekolah dapat terlibat mengikuti komunitas belajar ini.
9. Komunikasikan setiap perkembangan pembelajaran peserta didik dalam komunitas
belajar
Diharapkan setiap pendidik dapat mengomunikasikan setiap perkembangan
pembelajaran peserta didik , hal ini ditujukan agar dapat menilai progress
perkembangan perbaikan pembelajaran dalam kelas. Utamanya dalam
mengimplementasikan kurikulum Merdeka. Sehingga dapat mengukur ketercapaian
program atau tujuan dalam komunitas belajar ini. Hal yang di rasa sudah lebih baik
diharapkan dapat lebih optimal , namun jika dirasakan masih belum ada perkembangan,
maka harus di evaluasi dan didiskusikan Kembali untuk dapat menemukan Langkah
yang lebih baik dalam memperbaikinya.
10. Evaluasi dan Refleksi pelaksanaan komunitas belajar dalam sekolah
Evaluasi dan refleksi pelaksanaan komunitas belajar dalam sekolah menjadi hal yang
sangat penting dalam menilai dan mengukur kebermanfaatan dan efektifitas komunitas
belajar.
E. Refleksi Optimalisasi komunitas belajar dalam sekolah pada PTK PAUD di
Kecamatan Cileunyi
- Memudahkan guru dalam mengembangkan pemahaman terhadap implementasi
kurikulum merdeka. Dalam komunitas, guru bisa berdiskusi dan bertukar pikiran.
- Komunitas belajar meningkatkan motivasi belajar dan kompetensi PTK PAUD
- Terwujudnya Kolaborasi yang sangat luar biasa antar PTK PAUD
- Berdampak pada meningkatnya kualitas pembelajaran di PAUD yang mewujudkan
Merdeka bermain pada implementasi kurikulum Merdeka

9
F. Kesimpulan
- Komunitas belajar dalam sekolah sangat penting untuk dikembangkan karena
komunitas belajar dalam sekolah menjadi wadah untuk merealisasikan terjadinya
kolaborasi antar pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik dan tenaga
kependidikan akan belajar bersama , berdiskusi dan berkolaborasi tentang
pembelajaran , tentang kurikulum Merdeka , bagaimana pembelajaran yang efektif,
seperti apa ragam main yang berbasis peserta didik, bagaimana prosedur penilaian
pada kurikulum merdeka, bagaimana mengimplementasikan kurikulum Merdeka ,
dan banyak lagi yang akan didiskusikan dan mereka bisa berbagi praktik baiknya.
- Strategi “ SOSBANG BELBER OKE” dalam mengoptimalkan komunitas belajar
dalam sekolah untuk mendukung implementasi kurikulum Merdeka .
- Diharapkan dengan adanya komunitas belajar dalam sekolah, ketimpangan
kompetensi antar pendidik dan tenaga kependidikan dapat diminimalisir, karena
mereka bisa berbagi informasi, bisa berbagi praktik baik, bisa berdiskusi dan banyak
lagi manfaatnya, sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar dengan
kualitas yang sama siapapun pendidiknya. Proses belajar dalam komunitas yang
terjadi secara berkelanjutan akan membentuk ekosistem dan budaya belajar yang
pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil
belajar peserta didik.
G. Penutup
Demikian praktik baik yang saya lakukan , pendampingan pada satuan Pendidikan TK
di wilayah binaan dalam mengoptimalkan komunitas belajar dalam sekolah dengan
strategi “ SOSBANG BELBER OKE”. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan tentu saja
tulisan ini masih belum sempurna. Mohon maaf atas segala kekurangannya.
H. Referensi
- Panduan optimalisasi komunitas belajar : Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan – Hak Cipta @2023. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementrian Prndidikan , kebudayaan , Riset dan Teknologi.

Wassalam
Penulis

Dr. Tjitji Wartisah,S,Pd,M.Pd

10
DOKUMENTASI KEGIATAN
1. Sosialisasi tentang pentingnya komunitas belajar

11
2. Bangun dan bentuk kelompok komunitas belajar dalam sekolah

12
3. Kegiatan Belajar Bersama pada komunitas belajar dalam sekolah

13
4. Kegiatan optimalisasi komunitas belajar

14
5. Dokumentasi evaluasi dan refleksi setelah optimalisasi komunitas belajar dalam
sekolah melalui strategi SOSBANG BELBER OKE

15
16

Anda mungkin juga menyukai