PENDAHULUAN
1
BAB 2
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Miskan
Umur : 75 tahun
Status : Menikah
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Pensiunan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Rambutan, Soekarno-Hatta, Tanjung Pinang.
ANAMNESIS
Telah dilakukan anamnesis secara Autoanamnesis 1 April 2019 di poliklinik
saraf RSAL Midiyato S, pukul 13.00
Tanggal MRS : 1 April 2019
Keluhan Utama : Tangan gemetaran terus menerus
2
kesulitan berjalan sejak 3 tahun yang lalu. Berjalan menjadi kaku dan lebih
lambat. Selain itu pasien juga mengaku kedua telapak kaki terasa kebas, yang
dialami sepanjang waktu. BAK & BAB tidak ada keluhan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien memiliki riwayat hipertensi. Diabetes mellitus disangkal. Pasien
tidak pernah dirawat di rumah sakit atau menjalani operasi sebelumnya.
RIWAYAT TRAUMA
Pasien tidak pernah mengalami jatuh ataupun cedera kepala sebelumnya.
RIWAYAT KELUARGA
Tidak ada riwayat penyakit yang serupa di keuarga. Riwayat hipertensi
dan diabetes mellitus dalam keluarga disangkal.
RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol ataupun merokok.
RIWAYAT OBAT
Pasien mengkonsumsi obat rutin dari poliklinik saraf. Riwayat alergi obat
disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
TANDA-TANDA VITAL
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : E4M6V5 = 15
• Tekanan Darah : 130/90 mmHg
• Frekuensi nadi : 78x/menit, regular, isi cukup
• Suhu : 36,7 oC
• Laju Pernapasan : 18x/menit
3
STATUS GENERALIS
Kepala Normosefal, rambut tak mudah dicabut.
Mata Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
Bentuk normal, tak tampak ada sekret dari hidung maupun
THT
telinga, tonsil T1/T1, faring tidak hiperemis.
Leher Tidak ditemukan pembesaran KGB, letak trakea ditengah
Toraks Tampak simetris, tidak tampak ada retraksi
Inspeksi: pulsasi iktus kordis tidak tampak di sela iga 4
linea mid clavicula sinistra.
Palpasi: iktus kordis teraba di sela iga 4 linea mid
clavicula sinistra.
Jantung Perkusi: batas jantung kanan pada sela iga 3 parasternal
kanan. Batas jantung kiri di sela iga 4 linea mid
clavicula sinistra. Batas jantung atas di sela iga 3 linea
parasternal sinistra.
Auskultasi: S1-S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Inspeksi: simetris, tidak tampak retraksi interkosta.
Palpasi: taktil fremitus simetris.
Paru
Perkusi: sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi: suara nafas vesikular, ronki -/-, wheezing -/-
Inspeksi: datar, tak tampak lesi.
Palpasi: supel, tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien tak
Abdomen teraba
Perkusi: timpani pada seluruh lapang abdomen
Auskultasi: bisung usus 10/menit
Akral hangat, edema tidak ada, tidak tampak sianosis,
Ekstremitas
capillary refill time < 2 detik.
4
STATUS NEUROLOGIS
5
Menoleh kanan-kiri: dapat melawan tahanan
XI
Angkat bahu: dapat melawan tahanan
Disartria (-/-)
Lidah di dalam mulut: tidak ada deviasi, fasikulasi (-), atrofi
XII
(-),tremor (-)
Menjulurkan lidah: tidak ada deviasi
Pemeriksaan motorik
Sikap : kepala & leher bungkuk ke depan, lengan dan tungkai fleksi (Bent
Posture)
Ekstremitas atas
- Tremor kasar (+)/(+), atrofi (-), fasikulasi (-)
- Kekuatan:
- Lengan kanan :5
- Lengan kiri :5
- Tonus otot
- Normotonus dekstra/ Normotonus sinistra
- Rigiditas (+)/(+)
Ekstremitas bawah
- Tidak ditemukan atrofi, fasikulasi (-)
- Normotonus dekstra/ Normotonus sinistra
- Kekuatan:
Kaki kanan :5
Kaki kiri :5
Koordinasi
- Rebound Phenomenon: (+)
- Disdiadokinesis : tidak dilakukan
- Tes tunjuk hidung : dapat, tremor (+)
- Tes tumit lutut : tidak dilakukan
Pemeriksaan sensorik
Ekstremitas atas : +/+
6
Ekstremitas bawah : +/+
Refleks fisiologis
Bisep : +/+
Trisep : +/+
Patella : +/+
Achilles : +/+
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis : sindroma parkinson
demensia
hipertensi
TATALAKSANA
Leparso 1 dd 1 malam
THP (trihexyphenidyl) 2 mg 2 dd 1
Aspilet 80 mg 1 dd 1
Mecobalamin 2 dd 1
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanactionam : dubia ad malam
7
BAB 3
PEMBAHASAN
Pasien Tn. Miskan, laki-laki usia 75 tahun, datang dengan keluhan kedua
tangan bergetar dan kontrol karena habis obat. Tangan kanan sering bergetar sejak
sejak + 5 tahun lalu, diikuti gemetar tangan kiri + 2 tahun kemudian. Kedua
tangan gemetar terus menerus tidak terkendali, semakin hebat terutama saat
beraktivitas dan sedang berfikir, sehingga mengganggu aktivitas pasien seperti
kesulitan memegang sendok dan menulis.
A. Tremor
Salah satu ciri khas dari penyakit parkinson adalah tangan tremor
(bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika orang itu diminta melakukan
sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting tremor, yang
hilang juga sewaktu tidur.
8
Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi
metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam atau
memulung-mulung (pil rolling). Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau pronasi-
supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-ekstensi atau menggeleng, mulut
membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini menghilang waktu istirahat
dan menghebat waktu emosi terangsang (resting/ alternating tremor).
Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi
pada kelopak mata dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan (seperti orang
menghitung uang). Semua itu terjadi pada saat istirahat/tanpa sadar. Bahkan,
kepala penderita bisa bergoyang-goyang jika tidak sedang melakukan aktivitas
(tanpa sadar). Artinya, jika disadari, tremor tersebut bisa berhenti. Pada awalnya
tremor hanya terjadi pada satu sisi, namun semakin berat penyakit, tremor bisa
terjadi pada kedua belah sisi.
B. Rigiditas/Kekakuan
Pada stadium dini, rigiditas otot terbatas pada satu ekstremitas atas dan
hanya terdeteksi pada gerakan pasif. Biasanya lebih jelas bila pergelangan
difleksi dan ekstensi pasif dan pronasi serta supinasi lengan bawah secara pasif.
Pada stadium lanjut rigiditas menjadi menyeluruh dan berat sehingga
memberikan tahanan bila persendian-persendian digerakkan secara pasif.
Rigiditas merupakan peningkatan terhadap regangan otot pada otot antagonis
dan agonis.
Salah satu gejala dini dari rigiditas ialah hilangnya gerak asosiasi lengan
bila berjalan. Peningkatan tonus otot pada sindrom prakinson disebabkan oleh
meningkatnya aktifitas neuron motorik alfa. Kombinasi dengan resting tremor
mengakibatkan bunyi seperti gigi roda yang disebut dengan cogwheel
phenomenon muncul jika pada gerakan pasif.
C. Akinesia/Bradikinesia
9
optik, labirin, propioseptif dan impuls sensoris di ganglia basalis. Hal ini
mengakibatkan berubahan aktivitas refleks yang mempengaruhi motorneuron
gamma dan alfa.
D. Mikrofagia
Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa
kasus hal ini merupakan gejala dini.
10
Diagnosa Parkinson disease ditegakkan dari anamnesa dan pemeriksaan
klinis. Dari anamnesa perlu ditanyakan onset tremor yang dialami pasien, apakah
muncul secara mendadak atau secara perlahan, dan apakah adanya perburukan.
Selain itu juga perlu ditanyakan apakah pasien mengalami kekakuan pada sendi-
sendi tangan dan kakinya. Dan apakah ada mengeluhkan pergerakan yang
semakin lambat dan mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
seperti sulit memakai baju sendiri atau tulisan tangan semakin mengecil.
11
tahun dan respon jelas terhadap levodopa atau dopamine agonis.
3. Diagnosis “pasti”: memenuhi semua kriteria probable dan
pemeriksaan histopatologis yang positif.
a. Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan,
terdapat gejala yang mengganggu tetapi menimbulkan kecacatan,
biasanya terdapat tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul
dapat dikenali orang terdekat (teman)
b. Stadium 2: Terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal,
sikap/cara berjalan terganggu
c. Stadium 3: Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai
terganggu saat berjalan/berdiri, disfungsi umum sedang
d. Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya
untuk jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri
sendiri, tremor dapat berkurang dibandingkan stadium sebelumnya
e. Stadium 5: Stadium kakhetik (cachactic stage), kecacatan total, tidak
mampu berdiri dan berjalan walaupun dibantu
12
parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-obatan yang biasa diberikan
adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau meniru dopamin yang
akan memperbaiki tremor, rigiditas, dan slowness.6, 9
Perawatan pada penderita penyakit parkinson bertujuan untuk
memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit itu. Perawatan ini
dapat dilakukan dengan pemberian obat dan terapi fisik seperti terapi berjalan,
terapi suara/berbicara dan pasien diharapkan tetap melakukan kegiatan sehari-hari.
13
DAFTAR PUSTAKA
14