Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA

BAYI USIA 9-12 BULAN DESA SINAR HARAPAN, KECAMATAN KEDONDONG


PESAWARAN 2015

Oleh : Rosmiyati*)

ABSTRAK

Imunisasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada
bayi usia 0-12 bulan, dimana ada beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan
pemberian imunisasi. Cakupan imunisasi dasar (kelengkapan) di Kabupaten Pesawaran
2014, baru mencapai 62,3%. Salah satu penyebabnya adalah pendidikan ibu. Tujuan
penelitian ini diketahuinya hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kelengkapan
pemberian imunisasi dasar pada bayi usia 9-12 bulan di Desa Sinar Harapan, Kecamatan
Kedondong, Pesawaran tahun 2015.
Jenis penelitian survey analitik, dengan pendekatan cross sectional. Populasi ibu
yang mempunyai bayi usia 9–12 bulan, melakukan imunisasi ke Posyandu Sinar
Harapan, Kedondong, Pesawaran 2015, rata-rata per 3 bulan 40 bayi, dengan sampel
40. Penelitian dilakukan April sampai dengan Juli 2015. Analisa data menggunakan Uji
Chi Square, dengan alpha 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bayi yang mendapatkan imunisasi lengkap hanya 19
(47,5%), lebih banyak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap (21 (52,5%)).
Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa sebagian besar ibu bayi
berpendidikan tinggi (24 (60,0%)), selebihnya (16 (40,0%)) berpendidikan rendahAda
hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 9-
12 bulan (p=0,008), dengan OR=8,667. Diharapkan petugas kesehatan memberikan
penyuluhan kepada ibu yang mempunyai bayi agar membawa bayinya untuk imunisasi
dasar.

Kata kunci : Pendidikan, kelengkapan imunisasi dasar

PENDAHULUAN akan terlindungi dari berbagai penyakit


Badan kesehatan dunia (WHO), berbahaya tersebut, yang dapat
jumlah total kematian bayi 2011 menimbulkan kecacatan atau kematian.
sebanyak 6,9 juta atau 51 per 1.000 Kementerian Kesehatan
kelahiran hidup, dan lebih dari tiga juta melaksanakan Program Pengembangan
bayi meninggal setiap tahun di bulan Imunisasi (PPI) pada anak dalam upaya
pertama kehidupan. Seperempat (¼) menurunkan kejadian PD3I. Berdasarkan
sampai (½) dari semua kematian terjadi Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
dalam 24 jam pertama, dan 75% terjadi 1611/MENKES/SK/XI/2005, program
pada minggu kedua. pengembangan imunisasi mencakup satu
Kementrian Kesehatan RI (2014), kali HB-0, satu kali imunisasi BCG, tiga
mencatat setiap tahun lebih 1,4 juta kali imunisasi DPT-HB, empat kali
anak di dunia meninggal karena imunisasi polio, dan satu kali imunisasi
berbagai penyakit yang sesungguhnya campak. Tahun 2012, Indonesia
dapat dicegah dengan imunisasi. merupakan negara ASEAN yang memiliki
Beberapa penyakit menular yang kasus penyakit campak terbanyak
termasuk kedalam penyakit yang dapat 15.489 kasus, sedangkan urutan kedua
dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara terbanyak adalah Thailand 5.197.
lain : difteri, tetanus, hepatitis B, radang Delapan (8) negara ASEAN lainnya
selaput otak, radang paru-paru, pertusis, memiliki jumlah lebih sedikit dan tidak
dan polio. Anak yang telah di imunisasi lebih dari 3.000 kasus.

*) Dosen Program D-IV Kebidanan, FK Universitas Malahayati

146 Jurnal Dunia Kesmas Volume 5. Nomor 3. Juli 2016


Capaian AKB 32 di tahun 2012 (17,7%). Dari 10 provinsi di regional
kurang menggembirakan dibandingkan sumatera sebanyak 5 provinsi memiliki
target Renstra Kemenkes yang ingin cakupan imunisasi dasar lengkap pada
dicapai yaitu 24 di tahun 2014 juga bayi dibawah rata-rata provinsi (48,4%).
target MDGs sebesar 23 per 1.000 Provinsi dengan cakupan imunisasi dasar
kelahiran hidup di tahun 2015. lengkap pada bayi per September 2014
Penurunan AKB yang melambat antara tertinggi yaitu Kepulauan Bangka
tahun 2003 sampai 2012 yaitu dari 35 Belitung (60,0%) dan terendah
menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup, Sumatera Utara (36,5%).
memerlukan akses seluruh bayi terhadap Universal Child Immunization
intervensi kunci seperti ASI eksklusif (UCI) adalah tercapainya imunisasi dasar
atau imunisasi dasar, sementara secara lengkap pada bayi (0-11 bulan).
berdasarkan Riskesdas 2010 cakupan Imunisasi dasar lengkap pada bayi
ASI eksklusif sebesar 15%, imunisasi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4
DPT-HB3 sebesar 62%, dan imunisasi dosis polio, 4 dosis hepatitis B, 1 dosis
campak 74%. Dari 33 provinsi di campak. Cakupan desa/kelurahan
Indonesia, terdapat dua provinsi yang Universal Child Immunization (UCI)
telah mencapai target MDGs 2015 untuk provinsi lampung tahun 2011 yaitu
AKB yaitu Kalimantan Timur dan DKI Jumlah desa 2.462 desa UCI 2.182
Jakarta. Provinsi dengan AKB tertinggi Persentase 88,63 %, tahun 2012 jumlah
terdapat di Papua Barat sebesar 74 per desa 2.503 desa UCI 2.252 Persentase
1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh 89,97 % dan tahun 2013 jumlah desa
Gorontalo sebesar 67 dan Maluku Utara 2.463 desa UCI 2.445 Persentase 99,27
sebesar 62 per 1.000 kelahiran hidup. % (Data Kementrian Kesehatan RI,
(Profil Kesehatan Provinsi Lampung 2013).
2012). Cakupan imunisasi dasar lengkap
Di antara penyakit pada anak- pada bayi Provinsi Lampung per
anak yang dapat dicegah dengan September 2014 sebesar 54,5% dengan
imunisasi, campak adalah penyebab kabupaten/ kota tertinggi yaitu
utama kematian anak. Oleh karena itu Kabupaten Mesuji (68,4%) dan terendah
pencegahan campak merupakan faktor Kota Bandar Lampung (36%) sedangkan
penting dalam mengurangi Angka Kabupaten Pesawaran yaitu sebesar
Kematian Balita. Dari 22 tujuan yang (62,3%). (Data dan Informasi Kesehatan
disepakati dalam pertemuan dunia Provinsi Lampung 2014).
tentang anak, salah satunya adalah Berdasarkan data profil kesehatan
mempertahankan cakupan imunisasi Kabupaten Pesawaran 2014
campak sebesar 90%. Di seluruh negara menunjukkan bahwa cakupan imunisasi
ASEAN dan SEAR, imunisasi campak hepatitis B (91,3%), imunisasi BCG
diberikan pada bayi usia 9-12 bulan dan (96,8%), imunisasi Polio I (93,7%),
merupakan imunisasi terakhir yang DPT/HB I (92,8%), imunisasi Polio II
diberikan kepada bayi di antara (95,5%), imunisasi DPT/ HB 2 (90,5%),
imunisasi wajib lainnya (BCG, DPT, Polio, imunisasi Polio III (96,6%), imunisasi
Hepatitis, dan Campak). Dengan DPT/ HB 3 (94,1%), imunisasi Polio IV
demikian, diasumsikan bayi yang (96,8%) imunisasi Campak (91,0%).
mendapatkan imunisasi campak telah Berdasarkan data Pemantauan
mendapatkan imunisasi lengkap. Berarti Wilayah Setempat (PWS) Wilayah Kerja
besarnya cakupan imunisasi campak Puskesmas Kedondong laporan cakupan
juga menggambarkan besarnya cakupan kumulatif sampai dengan bulan
bayi yang telah mendapat imunisasi Desember tahun 2014 dari 21 desa
lengkap. (Profil Kesehatan Provinsi wilayah kerja puskesmas Kedondong
Lampung 2012). cakupan imunisasi dasar paling rendah
Menurut data Ditjen, PPPL, terdapat di desa Sinar harapan yaitu
Kemenkes RI, 2014 persentase cakupan Imunisasi BCG (74,5%), imunisasi Polio
imunisasi dasar lengkap pada bayi di I (76,5%), imunisasi DPT/HB I (88,3%),
Indonesia per September 2014 sebesar imunisasi Polio II(88,3%), imunisasi
48,4% dengan provinsi tertinggi Bali DPT/HB 2 (69,1%), imunisasi Polio III
(62,0%) dan terendah Maluku utara (69,1%), imunisasi DPT/HB III (70,2%),

Jurnal Dunia Kesmas Volume 5. Nomor 3. Juli 2016 147


imunisasi POLIO IV (71,3%), imunisasi tersusun dimana peneliti melakukan
Campak (45,7%). Cakupan imunisasi observasi dengan melihat register dan
dari data diatas yang belum memenuhi KMS bayi yang diambil ketika pelayanan
UCI (Universal Coverage Immunization), imunisasi di Posyandu
yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal berlangsung.Penelitian dilaksanakan
80% secara merata pada bayi di 100% pada bulan April sampai dengan Juli
Desa/ kelurahan pada tahun 2014 (Data tahun 2016. Pengolahan data dilakukan
PWS KIA Puskesmas Kedondong). dengan Editing, Coding, Proccessing dan
Dari hasil pendahuluan yang di cleaning. Analisa data univariat
lakukan di Posyandu Desa Sinar Harapan dilakukan untuk melihat distribusi
pada bulan April 2015 didapatkan bayi frekuensi variabel independent dan
berusia 9 bulan sampai 12 bulan tercatat variabel dependent, uji bivariat yang
data 15 orang. Sebanyak 4 orang digunakan adalah Chi Square. Derajat
berpendidikan SD, 5 orang kepercayaan yang diinginkan 95%,
berpendidikan SMP, dan sebanyak 6 dengan alpha 5%.
orang berpendidikan SMA atau
sederajat. Dari data diatas di dapatkan HASIL PENELITIAN DAN
ibu yang imunisasinya tidak lengkap PEMBAHASAN
sebanyak 9 orang yang berpendidikan Hasil uji Univariat
SD 3 orang, SMP 4 orang, dan SMA atau
sederajat 2 orang. Tabel 1
Berdasarkan Latar Belakang Distribusi Kelengkapan Imunisasi dan
diatas, maka peneliti tertarik untuk Tingkat Pendidikan Ibu Bayi Umur 9-12
melakukan penelitian tentang Bulan, Desa Sinar HarapanTahun 2015
“Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu
dengan Kelengkapan Pemberian Variabel Frekuensi %
Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 9-12 Kelengkapan
Bulan” di Posyandu Desa Sinar Harapan Imunisasi
Kecamatan Kedondong Kabupaten  Lengkap 19 47,5
Pesawaran Tahun 2015.  Tidak Lengkap 21 52,5
Pendidikan
METODE PENELITIAN  Rendah 16 40,0
Jenis penelitian survei analitik  Tinggi 24 60,0
dengan rancangan cross sectional yaitu
penelitian untuk mempelajari dinamika Berdasarkan table 1, diketahui
korelasi antara faktor – faktor risiko bahwa bayi yang mendapatkan imunisasi
dengan efek, dengan cara pendekatan, lengkap hanya 19 (47,5%), lebih banyak
observasi dan pengumpulan data yang tidak mendapatkan imunisasi
sekaligus pada suatu saat (point time lengkap (21 (52,5%)). Sedangkan
approach) artinya, tiap subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan,
hanya diobservasi dan pengukuran diketahui bahwa sebagian besar ibu bayi
dilakukan terhadap status karakter atau berpendidikan tinggi (24 (60,0%)),
variable subjek pada saat pemeriksaan selebihnya (16 (40,0%)) berpendidikan
(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam rendah.
penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mempunyai bayi usia 9-12 bulan yang Hasil uji Bivariat
melakukan imunisasi di Posyandu Desa Berdasarkan tabel 2, diketahui
Sinar Harapan Kecamatan Kedondong dari 16 responden dengan pendidikan
Pesawaran, rata-rata per 3 bulan rendah, dengan imunisasi dasar tidak
berjumlah 40 orang. Sampel yang lengkap sebanyak 13 (81,2%),
digunakan dalam penelitian ini total sedangkan dari 24 reponden dengan
populasi yaitu 40 responden. Variabel pendidikan tinggi, imunisasi dasar tidak
independen penelitian ini tingkat lengkap sebanyak 8 (33,3%). Hasil uji
pendidikan ibu dan variabel dependen chi square diperoleh nilai p=0,008,
kelengkapan imunisasi Dasar. Alat sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak
pengumpulan data pada penelitian ini Ha diterima, artinya ada hubungan yang
berupa Lembar Observasi yang sudah signifikan antara tingkat pendidikan ibu

148 Jurnal Dunia Kesmas Volume 5. Nomor 3. Juli 2016


dengan kelengkapan pemberian resiko 8,67 kali untuk tidak melakukan
imunisasi dasar pada bayi usia 9-12 imunisasi dasar lengkap dibandingkan
bulan. Selain itu juga diperoleh nilai OR dengan reponden dengan pendidikan
= 8,67 yang berarti bahwa responden tinggi.
dengan pendidikan rendah mempunyai

Tabel 2
Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kelengkapan Pemberian Imunisasi Dasar Bayi Usia 9-
12 Bulan, Desa Sinar Harapan, Kecamatan Kedondong Pesawaran Tahun 2015

Kelengkapan Imunisasi Jumlah


Tidak
Pendidikan Lengkap p OR 95 %
Lengkap n %
n % n %
Rendah 13 81,2 3 18,8 16 100 8,67
0,008
Tinggi 8 33,3 16 66,7 24 100 (1,90-39,44)

PEMBAHASAN karena semakin tinggi pendidikan ibu


a. Kelengkapan Imunisasi Dasar maka semakin mudah dalam menerima
Berdasarkan table 1, diketahui informasi sehingga ibu lebih rutin
bahwa bayi yang mendapatkan imunisasi melakukan imunisasi anaknya begitu
lengkap hanya 19 (47,5%), lebih banyak juga sebaliknya ibu yang berpendidikan
yang tidak mendapatkan imunisasi rendah akan kesulitan dalam menerima
lengkap (21 (52,5%)). Imunisasi adalah informasi sehingga ibu kurang
usaha memberikan kekebalan pada bayi mengetahui tentang kelengkapan
dan anak dengan memasukkan vaksin imunisasi anaknya. Dengan pendidikan
kedalam tubuh agar tubuh membuat zat formal menghasilkan prilaku yang
anti bodi untuk mencegah terhadap diadopsi oleh individu, namun pada
penyakit tertentu. Sedangkan yang sebagian orang pendidikan tidak
dimaksud vaksin adalah bahan yang mempengaruhi prilakunya hal tersebut
dipakai untuk merangsang pembentukan lebih besar dipengaruhi lingkungan yang
zat anti bodi yang dimasukkan kedalam diterima oleh individu tersebut. Hal ini
tubuh melalui suntikan seperti vaksin sejalan dengan penelitian Ristiani (2010)
BCG, DPT, hepatitis, campak dan polio. di BPS Tyas Trinusantari, Kota Agung
Jadwal imunisasi yang diwajibkan sesuai dan hasilnya p=0,000 artinya ada
program pengembangan imunisasi (PPI), hubungan antara tingkat pendidikan ibu
adalah BCG, polio, hepatitis B, DPT dan dengan status imunisasi dasar bayi usia
campak (Muslihatun, 2010). 9-11 bulan.
Menurut peneliti, kelengkapan Menurut peneliti responden yang
imunisasi bayi usi 9-12 bulan masih ada berpendidikan tinggi lebih paham akan
yang kategori kurang lengkap bisa informasi tentang pentingnya imunisasi
dipengaruhi oleh pendidikan ibu yang dasar pada bayi dikarenakan mereka tau
rendah sehingga ibu kurang mengetahui manfaat dan kerugian dari imunisasi di
jenis jenis imunisasi dan juga manfaat bandingkan dengan ibu yang
serta bahayanya kalau tidak dilakukan berpendidikan rendah.
imunisasi, bisa juga dipengaruhi oleh
lingkungan keluarga yang mempunyai c. Hubungan tingkat pendidikan ibu
pengertian yang salah tentang dengan kelengkapan imunisasi dasar
pentingnya imunisasi. Berdasarkan tabel 2, diketahui
ada hubungan yang signifikan antara
b. Tingkat Pendidikan Ibu tingkat pendidikan ibu dengan
Hasil penelitian menunjukkan kelengkapan pemberian imunisasi dasar
bahwa tingkat pendidikan ibu bayi pada bayi usia 9-12 bulan, dengan OR =
sebagian besar berpendidikan tinggi (24 8,67.
(60,0%)), selebihnya (16 (40,0%)) Hal ini sejalan dengan penelitian
berpendidikan rendah. Faktor pendidikan Ristiani (2010), yang berjudul hubungan
mempengaruhi kelengkapan imunisasi pengetahuan dan pendidikan ibu tentang

Jurnal Dunia Kesmas Volume 5. Nomor 3. Juli 2016 149


kelengkapan Imunisasi Dasar pada bayi Penelitian ini, peneliti hanya
usia 9-12 bulan di BPS Tyas Trinusantari, melihat pendidikan dan kelengkapan
Kota Agung, hasil uji chi square tanpa melihat ketepatan imunisasi bayi.
menunjukkan ada hubungan tingkat Sampel dalam penelitian ini hanya 40 ibu
pendidikan ibu dengan kelengkapan yang memiliki bayi usia 9-12 bulan dan
imunisasi dasar pada bayi (p = 0,000). waktu yang digunakan dalam penelitian
Penelitian ini didukung pula oleh ini hanya 2 bulan, sehingga hasil
penelitian oleh Istriyati (2011) yang informasi yang diperoleh belum
menyatakan bahwa ada hubungan maksimal. Apabila peneliti dapat
antara tingkat pendidikan ibu dengan mengembangkan lebih luas baik jumlah
kelengkapan imunisasi pada bayi di Desa sampel maupun waktu penelitian maka
Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo Kota kemungkinan peneliti akan mendapatkan
Salatiga (p=0,008). informasi yang lebih banyak, lebih luas
Pendidikan adalah upaya persuasi atau dan lebih variatif.
pembelajaran kepada masyarakat agar
masyarakat mau melakukan tindakan- KESIMPULAN DAN SARAN
tindakan (praktik) untuk memeilihara Berdasarkan uraian di atas dapat
(mengatasi masalah-masalah), dan disimpulkan bayi yang mendapatkan
meningkatkan kesehatannya. Perubahan imunisasi lengkap hanya 19 (47,5%),
atau tindakan pemeliharaan dan lebih banyak yang tidak mendapatkan
peningkatan kesehatan yang dihasilkan imunisasi lengkap (21 (52,5%)).
oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan Sedangkan berdasarkan tingkat
pada pengetahuan dan kesadarannya pendidikan, diketahui bahwa sebagian
melalui proses pembelajaran. Sehingga besar ibu bayi berpendidikan tinggi (24
perilaku tersebut diharapkan akan (60,0%)), selebihnya (16 (40,0%))
berlangsung lama (long lasting) dan berpendidikan rendahAda hubungan
menetap (langgeng), karena didasari tingkat pendidikan ibu dengan
oleh kesadaran (Notoatmodjo, 2010). kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
Hasil penelitian ini mendukung pendapat usia 9-12 bulan (p=0,008), dengan
Ki Hajar Dewantara yang menyatakan OR=8,667. Diharapkan petugas
pendidikan seseorang merupakan salah kesehatan memberikan penyuluhan
satu proses perubahan tingkah laku, kepada ibu yang mempunyai bayi agar
semakin tinggi pendidikan seseorang membawa bayinya untuk imunisasi
maka dalam memilih tempat-tempat dasar.
pelayanan kesehatan semakin
diperhitungkan. DAFTAR PUSTAKA
Menurut peneliti, ibu yang Aprina, Anita, 2014, Riset Keperawatan
mempunyai pendidikan tinggi (Tidak dipublikasikan), Bandar
diperkirakan lebih mudah dalam Lampung,
menerima informasi dan mengerti Arikunto, S., 2010, Prosedur Peneltian
pesan-pesan imunisasi yang Suatu Pendekatan Praktek (Edisi
disampaikan oleh petugas kesehatan, Revisi). Rineka Cipta, Jakarta
sehingga diharapkan dapat menerapkan Ihsan, F., 2011, Dasar-dasar
informasi yang diterimanya kemudian Kependidikan. Rineka Cipta.
memberikan imunisasi lengkap pada Jakarta
bayi nya. Ibu yang berpendidikan tinggi Hadinegoro,S, Pusponegoro, dkk. 2011,
dapat menikmati kehidupannya dengan Panduan Imunisasi Anak PP IDAI,
baik, karena lebih bersih, sehingga Jakarta,
mengurangi resiko infeksi, lebih baik Hasbullah, 2001, Dasar-dasar Ilmu
gizinya, lebih lengkap imunisasinya dan Pendidikan (Edisi Revisi), Raja
lebih memanfaatkan pelayanan Gravindo Persada, Jakarta
kesehatan. Peneliti berasumsi bahwa Hastono, Analisis Data Kesehatan, FKM
masih banyaknya bayi yang pemberian UI, 2007
imunisasinya tidak lengkap sangat Hidayat, 2012, Pengantar Ilmu
dipengaruhi oleh pendidikan masing- Keperawatan Anak 1. Salemba
masing individu. Medika, Jakarta

150 Jurnal Dunia Kesmas Volume 5. Nomor 3. Juli 2016


Lisnawati, L., 2011. Generasi Sehat kementerian kesehatan RI tahun
Melalui Imunisasi. Trans Ifo 2013, http://depkes.go.id ( 15
Media. Jakarta. April 2015).
Muslihatun, N., 2010. Asuhan Neonatus Ristiani, D., 2014, Hubungan
Bayi dan Balita. Fitramaya. Pengetahuan dan Pendidikan Ibu
Yogyakarta Tentang Kelengkapan Imunisasi
Notoatmodjo, S., 2012, Metodologi Dasar Pada Bayi Usia 9-11 Bulan.
Penelitian Kesehatan. Rineka Skripsi tidak diterbitkan. DIV
Cipta. Jakarta Bidan Pendidik Universitas
Notoatmodjo, S., 2010, Promosi Malahayati,
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi,
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Alfabeta, Bandung, 2014
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Yuni, Erlina. Otami, 2014, Panduan
Rineka Cipta. Jakarta Lengkap Posyandu Untuk Bidan
Proverawati, A., 2010, Imunisasi dan dan Kader, Nuha Medika,
Vaksinasi. Nuha Medika, Yogyakarta,
Yogyakarta. http://www. depkes. go. id/
Ranuh.I.G.N. dkk. 2011, Pedoman profil_kes_prov_2011/ p. prov.
Imunisasi Di Indonesia, Satgas Lampung
Imunisasi Ikatan Dokter Anak http://lib.unnes.ac.id
Indonesia, Jakarta http://www.repository.uinjkt.ac.id
Riskesdas, 2013, Badan penelitian dan
pengembangan kesehatan

Jurnal Dunia Kesmas Volume 5. Nomor 3. Juli 2016 151

Anda mungkin juga menyukai