Anda di halaman 1dari 9

NAMA : TRI ADELIAWATI LALU

KELAS : 3 E

NIM : 151418155

MK : KONSEP DASAR MATEMATIKA

A. Pengertian Pecahan
Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama berasal dari bahasa
Latin fractio yang berarti memecah menjadi bagian‐bagian yang lebih kecil. Sebuah pecahan
mempunyai 2 bagian yaitu pembilang dan penyebut yang penulisannya dipisahkan oleh garis
lurus dan bukan miring (/).
Pecahan biasa dapat digunakan untuk menyatakan makna dari setiap bagian dari yang utuh.
Apabila kakak mempunyai sebuah apel yang akan dimakan berempat dengan temannya, maka
apel tersebut harus dipotong‐potong menjadi 4 bagian yang sama. Sehingga masing‐masing
anak akan memperoleh bagian dari apel tersebut. Pecahan biasa mewakili ukuran dari masing‐
masing potongan apel.
Dalam lambang bilangan (dibaca seperempat atau satuperempat), ”4” menunjukkan
banyaknya bagian‐bagian yang sama dari suatu keseluruhan atau utuh dan disebut
”penyebut”. Sedangkan ”1” menunjukkan banyaknya bagian yang menjadi perhatian atau
digunakan atau diambil dari keseluruhan pada saat tertentu dan disebut pembilang. Pecahan
merupakan hasil bagi antara bilangan bulat dan bilangan asli. Bilangan yang dibagi disebut
pembilangan, Bilangan pembagi disebut penyebut. Nilai pembilang lebih kecil dari penyebut
(Pecahan Biasa).

B. Jenis - Jenis Pecahan


1. Pecahan Biasa
Pecahan biasa adalah pecahan yang pembilang dan penyebutnya berupa bilangan bulat.
𝟏 𝟐 𝟑
Contohnya: , 𝟕 , 𝟒 , dsb.
𝟑

2. Pecahan Murni
Suatu pecahan bisa disebut sebagai pecahan murni apabila pembilang dan penyebutnya
𝟏
berupa bilangan bulat dan nilai pembilangnya lebih kecil dari penyebut. Contohnya: ,
𝟖
𝟐 𝟑
, , dsb.
𝟏𝟎 𝟏𝟔

3. Pecahan Senama
Adalah pecahan yang mempunyai penyebut yang sama. Perhatikan contoh berikut
𝟏 𝟐 𝟑
ini: , 𝟖 , 𝟖 , dsb.
𝟖

4. Pecahan Sederhana
Adalah pecahan yang pembilang dan penyebutnya hanya mempunyai faktor persekutuan
𝟏 𝟐 𝟓
satu. Contohnya: , , , dsb.
𝟑 𝟓 𝟖

5. Pecahan Campuran
Pecahan ini merupakan pecahan yang pembilangnya lebih besar daripada penyebutnya,
sehingga jika disederhanakan menghasilkan bentuk bulat dan pecahan. contohnya:
𝟗 𝟏
 = 2𝟒
𝟒
𝟐𝟐 𝟐
 = 4𝟓
𝟓
𝟑𝟗 𝟑
 = 3𝟔 , dst.
𝟔

6. Pecahan Ekuivalen
Pecahan ekuivalen atau disebut juga pecahan seharga, senilai, atau pecahan yang sama.
Perhatikan contoh berikut:
𝟏 𝟐 𝟑 𝟒
 =𝟒 =𝟔 =𝟖
𝟐
𝟏 𝟐 𝟑 𝟒
 = 𝟔 = 𝟗 = 𝟏𝟐
𝟑

7. Pecahan Desimal
Merupakan pecahan yang penyebutnya adalah 10, 100, 1000, dst. Yang kemudian
dinyatakan dengan tanda koma. Contohnya:
𝟒
 = 0,4
𝟏𝟎
𝟓𝟔
 = 5,6
𝟏𝟎
𝟑𝟓𝟎𝟎
 = 3,5
𝟏𝟎𝟎𝟎

8. Persen atau Perseratus


Pecahan yang penyebutnya adalah 100 dan dinyatakan dengan lambang (%) ,
contohnya:
 7% = 7/100
 20% = 20/100
 75% = 75/100

9. Permil atau Perseribu


Pecahan yang penyebutnya adalah 1000 dan dinyatakan dengan lambang , contohnya:
 5 = 5/1000
 14 = 14/1000
 102 = 102/1000

C. Mengurutkan Pecahan

Pecahan yang penyebutnya sama mudah untuk dibandingkan atau diurutkan, tetapi untuk
pecahan yang penyebutnya tidak sama mengurutkannya sedikit sulit. Untuk itu dapat
dilakukan beberapa cara sebagai berikut :

1. Menyamakan penyebutnya dengan menggunakan pecahan senama


1 2
Supaya dapat melihat mana diantara dan yang lebih besar, maka dicari terlebih
5 4

dahulu pecahan-pecahan yang ekuivalen hingga diperoleh pecahan senama yang


penyebutnya sama.
Perhatikan contoh berikut ini.
1 4
 = 20
5
2 4 8 10
 = 8 = 16 = 20
4
2
Berdasarkan hal tersebut diperoleh pecahan yang penyebutnya sama yaitu ekuivalen
4
10 1 4 4
dengan sedangkan ekuivalen dengan . Maka dapat disimpulka bahwa <
20 5 20 20
10 1 2
sehingga 5 < 4.
20

2. Menggunakan titik-titik pada garis bilangan yang mewakili pecahan tersebut.


1 2
Buatlah garis bilangan, kemudian gambarlah titik dan titik pada garis bilangan
5 4

tersebut.

1 2 3
0 1
4 4 4

1 2 3 4
0 1
5 5 5 5

1 2
Pada garis bilangan tersebut terlihat bahwa 5 < 4.

D. Operasi pada Pecahan


1. Pembelajaran Penjumlahan pada Pecahan
Penjumlahan pada pecahan dapat diperagakan dengan benda kongkret seperti
menggunakan buah-buahan, kue, kertas, karton dan sebagainya.
a. Penjumlahan Pecahan yang Penyebutnya Sama
1 1
Contoh : 5 + 5

Dapat diperagakan dengan cara berikut.

+ =
1 1 2
+ =
5 5 5

Apabila dengan garis bilangan dapat diperagakan sebagai berikut.

1 2
0 0
5 5

Berdasarkan garis bilangan tersebut, terlihat bahwa :

1 1 2
+ =
5 5 5

b. Penjumlahan Pecahan yang Penyebutnya tidak Sama


Contoh :
2 1
+4
3

4 4×2 8
= =
3 3×2 6

1 1×3 3
= =6
2 2×3
4 1 8 3 11 5
Sehingga diperoleh +2 = +6= = 16
3 6 6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
0 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
2. Pembelajaran Pengurangan pada Pecahan
Pengurangan Pecahan yang Penyebutnya Sama
Kita dapat mengurangi pecahan yang penyebutnya sama dengan bangun datar dari
karton atau garis bilangan.
 Contoh :
3 1
−4
4
3
Luas daerah yang diarsir semula adalah 4

1
Dihapus arsirannya 4 menjadi

Contoh peragaan diperluas sehingga anak mempunyai pengalaman-pengalaman yang


banyak. Dari peragaan-peragaan dapat disimpulkan bahwa pengurangan pecahan yang
penyebutnya sama dapat dilakukan dengan mengurangkan pembilangnya sedangkan
penyebutnya tetap.

 Contoh, dengan menggunakan garis bilangan :

1 2 3 4 5
0 4 4 4 4 4
Catatan

Garis tebal menggambarkan hasil akhir.

Untuk pecahan yang tidak sama, dengan cara disamakan penyebutnya lebih dahulu,
seperti pada operasi penjumlahan.

3. Pembelajaran Perkalian pada Pecahan


Perkalian Bilangan Asli dengan Pecahan
Contoh :
1
Bila masing-masing anak makan bagian dari kue, maka untuk 3 anak makan . . .
4

bagian dari kue.

1 1 1
4 4 4

Dengan menggunakan konsep penjumlahan berulang akan didapat konsep perkalian


sebagai berikut.

1 1 1 1+1+1 3
+4 + = =4
4 4 4

1 1 1 1 3×1 3
+4 + = 3× = =4
4 4 4 4

Dalam kalimat sederhana dapat dinyatakan bahwa : “Bilangan asli dikalikan pecahan
hasilnya adalah bilangan asli dkalikan pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap atau
dalam bentuk umum sebagai berikut”

𝑏 𝑎×𝑏
𝑎×𝑐 = 𝑐

4. Pembelajaran Pembagian pada Pecahan


Pembagian Bilangan Asli dengan Pecahan Biasa
Contoh :
Kakak mempunyai 2 m pita dan akan dibuat bunga. Masing-masing bunga memerlukan
1
m. Berapa bunga yang dapat dibuat ?
2

Penyelesaian :
Untuk menjawab permasalahan di atas, kita pergunakan media gambar dari pita. Ada 2
1
m pita yang dibuat bunga. Setiap kali membuat bunga berarti mengurangi m dari 2 m
4

yang ada sampai pita habis dibuat bunga. Perhatikan uraian berikut :
1 1 1 1
2−2−2 −2−2

Dalam kalimat pembagian dapat ditulis sebagai berikut :


1
2∶ 2

1 bunga 1 bunga 1 bunga 1 bunga

Ternyata terlihat bahwa ada 4 bunga yang dapat dibuat dari 2 m pita tersebut, sehingga :

1
2∶ =4
2
1 2×2 2
2∶ =4= = 2×
2 1 1

Pola hubungan yang terbentuk tersebut dalam kalimat matematika dapat dinyatakan
sebagai berikut :

“ Apabila bilangan asli dibagi dengan pecahan biasa maka pembagian berubah
menjadi perkalian tetapi pecahannya dibalik (penyebut menjadi pembilang dan pembilang
menjadi penyebut) atau dalam bentuk umum sebagai berikut :

𝑏 𝑐
𝑎 ∶ 𝑐 = 𝑎×𝑏

Anda mungkin juga menyukai