Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMBELAJARAN IPA SD

DOSEN PENGAMPU : VICKA MUNIATI ARIFIN, S.Pd, M.Pd

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 7

FAIZAL RAHMAN YUSUF (151418134)

TRI ADELIAWATI LALU (151418155)

SULITIAWTI ARAFAH (151418131)

JIHAN MATO (151418153)

KELAS : 4 E

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI GORONTALO

T.A 2019/2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadira Allah Subhanahu Wata’aala karena atas izin dan kuasaNya lah kami
dapat menyelesaikan Makalah Pembelajaran IPA SD meskipun dalam bentuk sederhana.
Tidak sedikit kendala dan kesulitan yang kami hadapi dalam menyelesaikan makalah ini,
namun berkat kerja keras dan motivasi maka segala permasalahan tersebut dapat teratasi.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kekhilafan yang tidak disengajakan sehingga saran dan kritikan dari semua pihak sangat
dibutuhkan.
Semoga Allah Subhanahu Wata’aala meridhoi semua usaha selama dalam kebijakan. Aamiin.

Gorontalo, Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PEMDAHULAUN....................................................................................................4
1.1...........................................................................................................................................
LATAR BELAKANG....................................................................................................4
1.2...........................................................................................................................................
RUMUSAN MASALAH................................................................................................4
1.3...........................................................................................................................................
TUJUAN.........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1........................................................................................................................................... BAG
AIMANA CARA MEMBELAJARKAN PEMBELAJARAN IPA SD.....................6
2.2........................................................................................................................................... SYAR
AT-SYARAT PROSES PEMBELAJARAN IPA SD.................................................9
2.3........................................................................................................................................... CAR
A MEMBELAJARKAN IPA YANG BERKUALITAS.............................................9
2.4........................................................................................................................................... CAR
A MENGEVALUASI PEMBELAJARAN IPA SD....................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................................15
3.1........................................................................................................................................... KESI
MPULAN........................................................................................................................15
3.2........................................................................................................................................... SARA
N.......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
 Pembelajaran IPA merupakan persiapan di masa depan, dalam hal ini masa depan kehidupan
anak yang ditentukan orang tua. Oleh karenanya, sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup
dalam masyarakat yang akan datang. Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian
pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar
Hamalik, 2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran
merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses
tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan, semester dan penyusunan
persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan perangkat kelengkapannya antara lain berupa
alat peraga dan alat-alat evaluasinya (Hisyam Zaini, 2004: 4).

Pembelajaran IPA sebagai media pengembangan potensi siswa sekolah dasar didasarkan
pada karakteristik psikologis anak; memberikan kesenangan bermain dan kepuasan intelektual
bagi mereka dalam membongkar misteri, seluk beluk dan teka-teki fenomena alam di sekitar
dirinya; mengembangkan potensi saintist yang terdapat dalam dirinya; memperbaiki konsepsi
mereka yang masih keliru tentang fenomena alam; sambil membekali keterampilan dan
membangun konsep-konsep baru yang harus dikuasainya. Selain itu penilaian dalam pengajaran
IPA dilakukan dengan menggunakan system penilaian (asesmen) yang adil, proporsional,
transparan, dan komprehensif bagi setiap aspek proses dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan jenjang dan karakteristik perkembangan intelektual anak seusia siswa SD maka


penyajian konsep dan keterampilan dalam pembelajaran IPA harus dimulai dari nyata (konkrit)
ke abstrak; dari mudah ke sukar; dari sederhana ke rumit, dan dari dekat ke jauh. Dengan kata
lain, dimulai dari apa yang ada pada/di sekitar siswa dan yang dikenal, diminati serta diperlukan
siswa. Secara psikologis, anak usia sekolah dasar berada dalam dunia bermain. Tugas guru

4
adalah menciptakan dan mengoptimalkan suasana bermain tersebut dalam kelas sehingga
menjadi media yang efektif untuk membelajarkan siswa dalam IPA.

Sesekali tidak boleh terjadi, pembelajaran IPA di sekolah dasar justru mengabaikan (apalagi
menghilangkan) dunia bermain anak. Pembelajaran IPA akan berlangsung efektif jika kegiatan
belajar mengajarnya mampu mencitrakan kepada siswa bahwa kelas adalah tempat untuk
bermain, aman dari segala bentuk ancaman dan hambatan psikologis, serta memfasilitasi siswa
untuk secara lugas mengemukakan dan mencobakan ide-idenya.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaiamana membelajarakan ipa di SD?
2. Apa saja syarat-syarat proses pembelajaran ipa?
3. Bagaiamana cara membelajarakan ipa yang berkualitas?
4. Bagaiamana cara mengvaluasi pembelajaran ipa?
1.3. TUJUAN
1. Mengetahui bagaiamana membelajarkan ipa di SD
2. Mengetahui apa saja syarat-syarat proses pembelajaran ipa
3. Mengetahui cara membelajarakan ipa yang berkualitas
4. Memgetahui cara mengevaluasi pembelajaran ipa

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. BAGAIMANA CARA MEMBELAJARKAN PEMBELAJARAN IPA SD
Pembelajaran IPA merupakan persiapan di masa depan, dalam hal ini masa depan kehidupan
anak yang ditentukan orang tua. Oleh karenanya, sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup
dalam masyarakat yang akan datang. Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian
pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar
Hamalik, 2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran
merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses
tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan, semester dan penyusunan
persiapan
IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu
dengan cara yang lain (Abdullah, 1998: 18). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri Sulistyorini, 2007: 39).
Tujuan Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa:
1. Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains, teknologi dan
masyarakat.
2. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan.

6
3. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-
hari.
5. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang pengajaran lain.
6. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

Pembelajaran IPA di SD hendaknya mampu membuka kesempatan untuk memupuk rasa


ingin tahu anak didik secara alamiah. Pembelajaran seperti ini akan membantu mereka mengem-
bangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan
cara berpikir ilmiah.
Fokus program pengajaran IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan
mengembangkan dunia di mana anak didik hidup. Untuk mencapai tujuan pendidikan IPA
tersebut, pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar IPA antara lain ialah:
 Pendekatan Pembelajaran IPA di SD
1. Pendekatan Lingkungkan
Pendekatan lingkungan adalah mengajarkan IPA dengan cara pandang bahwa
mengembangkan kebiasaan siswa menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara
bijaksana dengan memahami factor politis, ekonomi, sosial-budaya, ekologis yang
mempengaruhi manusia dalam dan memperlakukan lingkungan tersebut dibangun
melalui pemahaman siswa terhadap lingkungan itu sendiri.
2. PendekatanSain-Lingkungkan-Teknologi-Masyarakat
IPA merumuskan penjelasan untuk mengamati lingkungan, Teknologi yang
merupakan penerapan dari pengetahuan, merumuskan pemecahan permasalahan yang
terkait dengan adaptasi manusia terhadap lingkungan. Masyaraka tmerupakan lingkungan
manusia tempa tterjadinya kegiatan IPA, kegiatan ilmiah, dan kegiatan teknologi.
Secara umum tujuan penggunaan pendekatan ini adalah agar siswa memiliki
pemahaman tentang aspeksains, teknologi, lingkungan-lingkungan, dan masyarakat yang
pergunakan bagi perkembangan kognitif, menggunakan pemahaman sains dan teknologi
untuk diterpkan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial (masyarakat) siswa.

7
3. Pendekatan Faktual
Menurut funk.dkk.(1979), pendekatan faktual adalah merupakan suatu cara
menjabarkan IPA dengan menyiapakan hasi-hasil penemuan IPA kepada siswa dimana
pada akhir suatu instruksional siswa akan memperoleh informasi tentang hal-hal penting.
4. Pendekatan Konseptual
Agar dapat memahami suatu konsep, suatu pembelajaran memerlukan objek yang
kontkret, eksplorasi, mendapatkan fakta, dan melakukan manipulasi atau- pemrosesan
pendapat secara mental. Pendekatan konseptual memungkinkan siswa untuk
mengorganisasikan fakta kedalam suatu model atau penjelaan tentang sifat alam semesta.
Pendakatan ini menekankan pada penyampaian produk atau hasil IPA tidak mengajarkan
tentang proses bagaimana produk tersebut dihasilkan.
5. Pendekatan Pemecahan Masalah
Keterampilan memecahkan masalah merupakan keterampilan dasar yang
dikembangkan melalui serangkaian latihan. Latihan memecahkan permasalahan tersebut
juga melatih siswa untuk bertanggung jawab, memiliki kemampuan tinggi, tangap
terhadap berbagai kondisi dan situasi yang dihadapinya, dan memiliki kreatifitas. Salah
satu cara untuk melatih siswa adalah mengupayakan agar siswa beraksi secara aktif,
mengumpulkan data, menanggapi pertanyaan, dan mengorgaisasikan informasi yang
diperolehnya
6. Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan
suatu nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan
kepercayaan/agama, atau nilai yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu Negara.
7. pendekatan inkuiri
Inkuiri ditandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serankaian kegiatan
intelektual. Secara umum kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan, mendiskusikan,
membuat,hipotesis menganalisis, menafsirkan hasil untuk mendapatkan konsep umum
yang dipelajari.
8. Pendekatan keterampilan proses
Pendekatan ini lebih melibatkan siswa dengan materi konkret dan bekerja ilmiah.
Keterampilan proses yang umum diajarkan adalah mengorvasi, menyampaikan hasil

8
pengamatan, dan menyimpulkan serta melakukan percobaan/penelitian. Pendekatan
keterampilan proses dibahsa pada model tersendiri.
9. Pendekatan sejarah
Pendekatan sejarah adalah cara mengarjakan IPA dengan menyajikan berbagai
penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan/ahli IPA dan tentang perkembangan
temuan- temuan tersebut dikaitkan dengan ilmu IPA sendiri. Metode yang yang umum
digunakan untuk pendekatan ini adalah dengan membaca buku teks atau menjelaskan.

2.2. SYARAT-SYARAT PROSES PEMBELAJARAN IPA SD


Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis (1991: 41-46) bahan ajar dikatakan
berkualitas baik apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Syarat-syarat didaktik Bahan ajar harus mengikuti asas-asas pembelajaran yang
efektif. Hal itu dapat dicapai diantaranya dengan memperhatikan adanya perbedaan
individu, menekankan pada proses penemuan konsep, memiliki variasi stimulus
melalui berbagai media dan kegiatan belajar peserta didik, mengembangkan
kemampuan komunikasi social, emosional, moral dan estetika pada diri peserta didik,
serta menentukan pengalaman belajar berdasarkan tujuan pengembangan pribad
peserta didik, bukan berdasar pada materi bahan pelajran.
2. Syarat-syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan
bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada
hakikatnya harus dapat dimengerti oleh peserta didik.
Syarat- syarat teknis berkaitan dengan cara penulisan dan penyajian misalnya penggunaan
huruf cetak, perbandingan ukuran huruf, cetak tebal, bingkai gambar, keserasian warna, dll.
Beberapa kriteria kualitas dan syarat bahan ajar tersebut dapat digunakan sebagai dasar
dalam
2.3. CARA MEMBELAJARKAN IPA YANG BERKUALITAS
PEMBELAJARAN IPA YANG EFEKTIF
Pembelajaran yang efektif secara umum dapat diartikan sebagai pembelajaran yang
memberdayakan potensi siswa/peserta didik, serta mengacu pada pencapaian kompetensi

9
masing-masing peserta didik. Jika guru akan merancang pembelajaran IPA di SD, sebaiknya
memperhatikan 7 ciri utama pembelajaran efektif yang memberdayakan potensi siswa :
1. Berpijak pada prinsip konstruktivisme
Pembelajaran beranjak dari paradigma guru yang memandang bahwa belajar bukanlah
proses siswa menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru, melainkan proses
siswa membangun pemahaman terhadap informasi dan pengalaman sebelumnya. ( Guru
harus memandang bahwa siswa di dalam belajar bukan hanya berupa menghapal dan
mentransfer pengetahuan, tapi siswa juga harus mampu membangun pengetahuan dari
informasi dan pengalaman sebelumnya.).
Misalnya saat guru memberikan pengalaman yang berkaitan dengan materi sebelumnya
dan dihubungkan dengan materi yang akan diajarkan. Jika benda padatnya terdiri dari satu
unsur, atom, maka benda yang dipanaskan akan memuai. Ibaratnya seperti kayu, yang
mengandung air, akan menguap sehingga mengalami penyusutan.
Pada waktu apersepsi, kesempatan guru untuk menanyakan, menggali konsep-konsep
pengetahuan yang pernah didapatkan siswa sebelumnya. Pelajaran yang akan dikaitkan
dengan materi yang akan diajarkan. Jika ingin pembelajaran siswa aktif, guru juga harus
aktif sebagai fasilitator, menunjukkan jalan penyelesaiannya, bukan langsung hasilnya.
Supaya siswa bisa membangun pemahamannya, maka guru harus bertanya kepada
siswa,untuk mendapatkan balikan. Dalam belajar, seluruh panca indera siswa harus
dilibatkan.
2. Berpusat pada siswa
Siswa memiliki perbedaan satu sama lain,misalnya berbeda dalam minat,kemampuan,
pengalaman, dan cara belajar. Ada siswa yang lebih mudah belajar dengan cara dengar-baca.
Siswa yang lain lebih muda dengan cara melihat/kinestetika (gerak). Oleh karena itu,
kegiatan pembelajaran/organisasi kelas,materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar,dan
cara penilaian perlu beragam sesuai karakteristik siswa. Artinya, pembelajaran perlu
memperhatikan bakat,minat,kemampuan,cara dan strategi belajar,motivasi belajar, dan
latarbelakang social siswa. Misalnya dengan penilaian harus beragam,materi dan soal juga
harus beragam baik dari tingkat kesulitan maupun dari aspek yang lain.
Motivasi belajar, misalnya guru berkeliling saat siswa sedang mengerjakan tugas, dan
bimbingan. Pertanyaan harus jelas, ditujukan kepada siapa, jangan ngambang. Oleh karena

10
itu, pertanyaannya dilontarkan kepada kelas, seluruh siswa, kemudian menunjuk salah satu
siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.
3. Belajar dengan Mengalami
Pembelajaran perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari yang
terkait dengan penrapan konsep dan prinsip ilmu yang sedang dipelajari. Contohnya, kita
sedang mengajarkan tentang tumbuhan, struktur daun. Agar anak mempunyai pengalaman
melihat objeknya tentang struktur daun, bagaimana bentuknya, pangkalnya, sehingga nanti
bisa dibedakan.
Anak harus mencari daun-daun tersebut. Umumnya daun tersebut yang membungkus
daun seperti pelepah umumnya, bentuk daun tersebut menjari. Jika dalam pembelajaran
menggunakan pengalaman, semua konsep-konsep akan mudah dipahami dan ingatannya
menjadi kuat.
4. Mengembangkan keterampilan social,kognitif, dan emosional.
Siswa akan lebih mudah membangun pemahaman apabila dapat mengkomunikasikan
gagasannya kepada siswa lain atau guru. Dengan kata lain membangun pemahaman akan
lebih mudah melalui interaksi dengan lingkungan social. Dalam kelas, interaksi ini dapat
ditingkatkan dalam bentuk kerja kelompok. Pembelajaran perlu mendorong siswa untuk
mengkomunikasikan gagasan hasil temuannya. Dengan demikian,pembelajaran
memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan pendapat,
sikap,kemampuan maupun prestasi. Pembelajaran perlu memupuk rasa empati, dengan
tetap menyelaraskan pengetahuan,menentukan sikap dan tindakannya.
5. Mengembangkan keingintahuan siswa, imajinasi dan rasa fitrah bertuhan.
Artinya, dirinya sendiri adalah milik-Nya. Untuk peka, kritis, mandiri dan kreatif.
Sementara rasa fitrah bertuhan merupakan embrio/cikal-bakal untuk bertaqwa kepada
Tuhan. Agar dalam pembelajaran menjadi wahana untuk mengembangkan 3 ranah, yaitu
kognitif, akfektif, dan psikomotorik.
6. Belajar Sepanjang Hayat.
Siswa memerlukan kemampuan belajar sepanjang hayat untuk dapat bertahan dan
berhasil dalam menghadapi setiap masalah sambil menjalani proses kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, siswa memerlukan fisik dan mental yang kokoh. Pembelajaran perlu
mendorong siswa untuk dapat melihat dirinya secara positif dan mengenali dirinya baik

11
kelebihan maupun kekurangannya, untuk kemudian dapat mensyukuri apa yang
dianugrahkan tuhan kepada dirinya.
7. Perpaduan antara kemandirian dan kerjasama.
Siswa perlu berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritasnya. Dari ciri ini,
pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan semangat
berkompetisi sehat. Dalam memperoleh penghargaan, bekerjasama, dan solidaritas. Jadi,
pembelajaran juga perlu menyediakan tugas-tugas yang memungkinkan siswa dapat bekerja
secara mandiri.
2.4. CARA MENGEVALUASI PEMBELAJARAN IPA SD
Evaluasi proses bermaksud untuk mendapatkan informasi sejauh mana kegiatan
pembelajaran memberikan pengaruh kepada peserta didik. Karena yang ingin diketahui adalah
kualitas pembelajaran, maka pada hakikatnya informasi yang terkumpul pada evaluasi proses,
pengguna pertama adalah guru. Dengan hasil yang diperoleh dari evaluasi proses, seorang guru
IPA dapat menentukan sikap apakah proses pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, dan
apakah guru sudah dapat beralih ke pokok bahasan berikutnya , atau apakah ia haus
menggunakan pendekatan atau metode yang lain pada kegiatan berikutnya, dan lain
sebagainya.Alat evaluasi proses pembelajaran IPA yang diperlukan terdiri dari:
1. Alat evaluasi untuk mengukur kognitif
Penguasaan ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui pembelajaran dapat ditentukan
dengan menggunakan pertanyaan (tes) sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes tersebut
bentuknya obyektif atau bentuk uraian(esai). Untuk memilih yang mana diantara kedua
bentuk itu yang paling cocok untuk digunakan sangat tergantung pada waktu yang tersedia,
proses berfikir yang diukur, sifat materi yang akan ditanyakan dan banyaknya peserta didik
dalam satu kelas.
2. Alat evaluasi untuk mengukur afektif
Pengembangan afektif dimulai dari jenjang terendah yaitu dapat menerima suatu sikap
hidup. Latihan atau upaya untuk pengembangan afektif pada setiap jenjang memerlukan
waktu yang lebih lama dibandingkan pada jenjang kognitif. Oleh sebab itu untuk ranah afektif
ini harus terus menerus dilaksanakan agar nantinya dapat memberikan hasil yang baik
sehingga bisa membentuk sikap hidup peserta didik.

12
Contoh upaya melatih peserta didik untuk hidup disiplin yaitu dengan mengamati atau
mengobservasi apakah mereka tepat waktu dalam hal-hal berikut: datang di sekolah/kelas,
membayar SPP, mengikuti upacara sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan tugas
pratikum, mengerjakan kebun sekolah, mengerjakan sholat pada waktunya, menepati janji, dan
mengembalikan pinjaman pada waktu yang dijanjikan. Yang penting lagi setelah Guru
menemukan kekurangan pada diri peserta didik ,Guru harus memberikan nasihat(bantuan,
pengobatan, atau contoh yang baik), ternyata obat yang mujarab adalah diri pribadi Guru yang
merupakan contoh riil dan nyata bagi peserta didik.
3. Alat evaluasi untuk mengukur keterampilan
Pada bagian ini akan dibicarakan jenis ketrampilan apa yang dikembangkan dalam pelajaran
IPA sehingga guru dapat memusatkan latihannya pada ketrampilan tersebut pada waktu guru
melatihkan demonstrasi ataupun peserta didik melakukan percobaan.
a. Ketrampilan menggunakan tangan
Pendidikan IPA melatih peserta didik terampil menggunakan tangannya dengan menggunakan
bermacam-macam alat seperti gelas beker cara memegangnya sama seperti memegang gelas air
minum bedanya pada saat mau dituangkan ke wadah yang lain harus diupayakan cairan keluar
dari bibir yang sengaja dibuat.
b. Ketrampilan menggunakan indera penglihat
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan yang sering dilakukan dalam proses pembelajaran
IPA. Hasil pengamatan yang tepat hanya dapat diperoleh dengan cara melihat yang sudah baku.
Contohnya mengukur suhu air yang baru saja dipanaskan. Untuk mengetahui dengan tepat suhu
air tersebut, sipembaca harus meletakkan matanya sama tinggi dengan permukaan air raksa
dalam termometer. Kalau mata lebih rendah atau lebih tinggi hasil pembacaan akan keliru,
pengamatan berarti tidak tepat.
c. Ketrampilan menggunakan indera pengecap
Dalam proses pembelajaran IPA di tingkat SD/MI indera pengecap tidak sering digunakan
mengingat dengan cara mengecap membawa resiko pada kesehatan. Yang dilatih di tingkat
SD/MI hanya untuk mengecap rasa manis, pahit, asam, dan asin pada bagian tertentu dari lidah,
d. Ketrampilan menggunakan indera pencium
Merasakan bau dalam proses pendidikan IPA di SD/MI lebih banyak dilatihkan daripada
mengecap rasa. Melalui bau yang tercium peserta didik dapat mengenal bahan, karena banyak

13
diantara bahan tersebut memiliki bau khas. Contohnya bau cuka yang digunakan ibu di dapur,
bau tape, bau belerang, dan bau dari tempat penimbunan sampah. Semua contoh tersebut tercium
baunya karena adanya gas tertentu bercampur dengan udara yang kemudian merangsang
penciuman kita.
Penilaian proses pembelajaran yang berkenaan dengan ranah kognitif digunakan alat ukur
berbentuk tes objektif dan atau tes bentuk uraian. Dengan menggunakan kedua bentuk ini dapat
diketahui materi yang telah dan belum dikuasai begitu juga dapat diketahui jenjang berfikir yang
sudah atau belum dikuasai. Sedangkan untuk mengevaluasi proses pembelajaran IPA dari segi
afektif dan ketrampilan digunakan pedoman observasi. Di bawah ini akan dikemukaan contoh
cara-cara menyusun alat evaluasi tersebut:
- Guru kelas IV pada pelajaran IPA akan mengajar dengan pokok bahasan: Udara mempunya
sifat tertentu dan kegunaanya bagi kehidupan dengan subpokok bahasan: Udara terdiri dari gas
nitrogen, oksigen, karbondioksida, uap air, gas-gas dan zat-zat halus/partikel
- Kata kerja memahami pada tujuan di atas dapat diartikan misalnya menyebutkan, menjelaskan,
membuktikan.

14
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa pengertian daripada teori-teori
bagaimana cara membelajarakan ipa di SD, syarat-syarat proses membelajarkan ipa, cara
membelajarakan ipa yang berkualitas, dan cara mengvaluasi pembelajaran ipa,
merupakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar memiliki banyak
kajian yang berbeda berdasarkan teori-teori yang telah dikembangkan oleh para ahli.
 Tugas guru adalah menciptakan dan mengoptimalkan suasana bermain tersebut
dalam kelas sehingga menjadi media yang efektif untuk membelajarkan siswa dalam IPA.
Sesekali tidak boleh terjadi, pembelajaran IPA di sekolah dasar justru mengabaikan
(apalagi menghilangkan) dunia bermain anak. Pembelajaran IPA akan berlangsung
efektif jika kegiatan belajar mengajarnya mampu mencitrakan kepada siswa bahwa kelas
adalah tempat untuk bermain, aman dari segala bentuk ancaman dan hambatan
psikologis, serta memfasilitasi siswa untuk secara lugas mengemukakan dan mencobakan
ide-idenya.
3.2. SARAN
Sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar dalam kelas, kita harus
memiliki wawasan yang luas, tentang bagaimana cara mengajar yang menarik bagi siswa dan
tidak membosankan. Semoga kita dapat memahami dan menggunakan teori-teori serta
pendekatan yang sesuai dengan situasi dan keadaan kelas, sehingga proses belajar-mengajar
dapat berjalan dengan optimal.

15
DAFTAR PUSTAKA
https://mi-nurulhudasukorejo.blogspot.com/2017/10/makalah-evaluasi-proses-dan-hasil.html

https://silabus.org/hakikat-pembelajaran-ipa-di-sd/

https://supriyadikaranganyar.wordpress.com/2011/11/29/bagaimana-mengajarkan-sains-di-
sekolah-dasar/

http://www.bing.com/search?
q=bagaimana+guru+membelajarkan+IPA+di+sekolah+dasar&httpsmsn=1&msnews=1&refig=df
df7de2f8c84ff187cce1caa85af699&pq=bagaimana+guru+membelajarkan+ipa+di+sekolah+dasar
&sc=0-13&sp=-1&qs=n&sk=&first=17&FORM=PORE

http://fahmifathoni6arega11.blogspot.com/2014/06/pembelajaran-ipa-yang-efektif.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai