Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Mikribiologi Farmasi

Pembuatan Media

Nama : Nora Lidia Panjaitan

NIM : 20180311156

Sesi 06

Kelompok 01

Ketua: Andika Rahmat(201803111

Anggota : Anisa Aulia (20180311142)

Wida Eka Lesmana (201803111

Putriani (20180311155)

NoraLidiaPanjaitan
(201803111156)
UNIVERSITAS ESA UNGGUL

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

2019-2020

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas segala
berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN MEDIA yang merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas
praktikum Mata Kuliah Mikrobiologi di Program Study Farmasi Universitas Esa Unggul.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam nenyusun dan menyelesaikan laporan ini. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan khususnya kepada.
1. Dosen Mata Kuliah dan Pendamping Praktikum Mikrobiologi Farmasi, Inherni Marti
Abna, S.Si, M.Si
2. Pranata Laboratorium Pendidikan Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi
Molekuler FPIK, Ajeng,
3.Tim Asisten Laboratorium Mikrobiologi Farmasi
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI FARMASI ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penulisan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

Jakarata, September 2019


Penulis

DAFTAR ISI
A. Tujuan
1. Mempelajari cara pembuatan media dan syarat-syarat yang dibutuhkan oleh suatu
media untuk pertumbuhan mikroba.

B. Landasan Teori
Medium adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
diatas atau didalamnya. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan
pula untuk isolasi, memperbanyak, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan
mikroba. Sebenarnya tidak ada satu macam medium pun yang cocok untuk setiap
cendawan berbeda- beda. Beberapa cendawan dapat tumbuh dengan baik pada setiap
macam medium yang mengandung beberapa bahan organik, cendawan yang lain
memerlukan zat-zat kimia tertentu. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu
bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Media itu sendiri adalah adalah suatu tempat
yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme
untuk pertumbuhannya. Media terdiri atas bahan dasar dari sumber Karbon (C),
Nitrogen (N), Oksigen (O), Fosfat (PO4), dan unsur sekelumit (mikronutrient/trace
element). Media berdasarkan sifat terbagi menjadi 3, yaitu Media padat, Media semi
padat semi cair, Media cair. Media berdasarkan Komposisi/susunannya terdiri atas
Media Sintesis, semi sintesis, dan media non sintesis. Berdasarkan tujuan yaitu media
selektif atau penghambat dan media diperkaya. Contoh macam Jenis Media yang sering
digunakan ,yaitu Nutrient Agar, Nutrient Broth (NB) , PDA (Potato Dextrose Agar),
Salmonella Shigella (SS) Agar, Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). Komposisi
media terdiri atas Agar, Peptone, Meat/plant extract, Faktor tumbuh , Komponen
selektif, Komponen diferensial, Media buffer. Sifat – Sifat Media antara lain Media
dasar/umum, Media diperkaya (enriched media), Media diferensial/pembeda, Media
selektif, Media penguji, Media untuk penghitungan sel.
1. Komposisi Pertumbuhan
a. Agar
Agar adalah bahan yang paling umum digunakan sebagai gelling agent pada
media yang terbuat dari ekstrak alga. Agar bukan sebagai sumber nutrisi bagi
mikroorganisme namun fungsinya lebih bersifat mekanis yaitu memadatkan media cair
sehingga sel tidak larut dalam cairan. Struktur agar terdiri dari D- galactose, 3,6-
anhydro-L-galactose, dan D-glucuronic acid. Umumnya agar terbuat dari ganggang
merah. Agar cocok menjadi agen pemadat karena setelah dilarutkan pada suhu
mendidih dapat didinginkan sampai 40-42°C sebelum memadat dan tidak akan mencair
lagi sebelum suhu mencapai 80- 90°C. Pencairan dan pemadatan berkali-kali atau
sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang
asam.
b. Peptone
Peptone adalah hasil hidrolisis protein yang dibentuk dari proses enzimatik atau
digesti asam. Casein banyak digunakan sebagai substrat pembentuk peptone, tetapi
beberapa bahan lain seperti soybean meal juga sering digunakan.
c. Meat/plantextract
Ekstrak dagung dan tumbuhan mengandung asam amino, peptida dengan berat
molekul rendah, karbohidrat, vitamin, mineral dantrace metals. Ekstrak jaringan hewan
mengandung lebih banyak bahan protein larut air dan glikogen sedangkan ekstrak
tumbuhan lebih banyak terdapat karbohidrat di dalamnya.
d. Faktor tumbuh
Banyak mikroorganisme yang membutuhkan faktor tumbuh spesifik yang
harus ada dalam media pertumbuhannya. Beberapa diantaranya adalah
vitamin, asam amino, asam lemak dan nutrisi dari darah.
e. Komponen selektif
Suatu bahan yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme
non target disebut komponen selektif. Komponen selektif dipakai pada media selektif
yang berguna untuk mengisolasi bakteri spesifik dari populasi campuran. Bile salts
(garam empedu), selenite, tetra-hionate, tellurite, azide, phenylethanol, sodium lauryl
sulfate, sodium chloride (konsentrasi tinggi), dan beberapa pewarna (eosin, Crystal
Violet, dan Methylene Blue) umumnya dipakai sebagai bahan selektif. Bahan
antimikroba juga dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan bakteri tertentu,
diantaranya adalah ampicillin, chloramphenicol, colistin, cycloheximide, gentamicin,
kanamycin, nalidixic acid, sulfadiazine, dan vancomycin.
f. Komponen diferensial
Berbeda dengan komponen selektif, komponen diferensial ini tidak menekan
pertumbuhan mikroorganisme tertentu namun sebagai bahan untuk memudahkan
pembedaan mikroorganisme target dari populasi campurannya (deteksi visual). Bahan
diferensial seperti pH indikator akan membuat koloni target berbeda warna karena
memproduksi asam. Bahan lainnya berupa pewarna kromogenik yang mampu berubah
warna jika suatu reaksi enzim spesifik terjadi.
g. pH buffer / buffer salts
pH buffer digunakan untuk menjaga pH media selama digunakan untuk tumbuh
karena beberapa mikroorganisme akan tumbuh optimal pada kisaran pH yang spesifik.
2. Macam-macam Media pertumbuhan mikroorganisme
a. Nutrient Agar

Media Nutrient Agar ini mengandung banyak sumber nitrogen dengan jumlah
yang cukup. Media ini dapat digunakan sebagai uji air dan produk dairy. Selain itu juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroba yang tidak selektif, atau kata
lain berupa mikroorganisme heterotrof serta digunakan dalam prosedur bakteriologi
seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk
pertumbuhan sample pada uji bakteri dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur
murni.di dalam Nutrient Agar tidak mengandung sumber karbohidrat sehingga baik
digunakan untuk pertumbuhan bakteri, namun kapang tidak dapat tumbuh dengan baik.
Komposisi dari nutrient agar adalah:
 0,3% ekstrak daging sapi
 0,5% peptone
 5 gram NaCl
 1 liter air destilat
 15 gram/L Agar
b. Nutrient Broth (NB)
Merupakan media selektif yang digunakan oleh mikroorganisme yang
berbentuk cair. Namun sebenarnya nutient broth ini intinya sama saja dengan nutrient
agar. Komposisi dari nutrient broth antara lain:
 5 gram pepton
 1,85 L air destilasi atau aquades
 3 gram ekstrak daging

c. PDA(PotatoDextroseAgar)
Merupakan media komplek dan media diferensiasi untuk pertumbuhan jamur dan yeast
sehingga sering digunakan sebagai uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast
dengan menumbuhkan mikroba pada permukaan sehingga akan membentuk koloni
yang dapat diikat dan dihitung (Fardiaz, 1993). Selain itu PDA (Potato Dextrose Agar)
juga digunakan untuk pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang serta khamir
pada bahan makanan dan bahan lainnya. Komposisi medianya adalah:
 20% Kentang
 Agar
 1 liter Aquades
 2% Pepton
d. Salmonella Shigella (SS) Agar
Merupakan media selektif yang digunakan Enterobacteriaceae patogen khususnya
Salmonella spp. dan Shigella spp. dari makanan, alat-alat kesehatan lain dan bahan
percobaan klinik.
Komposisi dari Salmonella Shigella (SS) Agar ini antara lain:
 8,5 gram Bile salt atau garam bile
 0,33 gram Brilliant green
 5 gram Beef extract
 2,5 gram Pancreatic Digest of Casein
 2,5 gram Peptic Digest of Animal Tissue
 10 gram Lactose
 8,5 gram Sodium Citrate
 8,5 gram Sodium Thiosulfate
 1 gram Ferric Citrate
 0,025 gram Neutral Red
 13,5 gram Agar
e. Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan
berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa sepertiS. aureus,
P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan
koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang
dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu
mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada
tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosadan Salmonella sp
dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk
mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine)
merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli
dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan
metilin bklue sebagai indikator
memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang
tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang
lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli
umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most
probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat
digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh
air.
Medium dapat diklasifikasikan berdasarkan atas susunan kimia, konsistensi dan
fungsinya.
1. Klasifikasi Medium Berdasarkan Susunan Kimianya
a. Medium alamiah, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan alamiah
seperti ekstrak touge, wortel, tomat dll.
b. Medium semi alamiah, yaitu medium yang tersusun atas bahan-bahan
alamiah dan sintesis, contoh Potato Destros Agar, Touge Ekstak Agar dan lain-
lain.
c. Medium sintetik, yaitu medium yang susunan kimianya dapat diketahui
dengan pasti, medium ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan
makanan mikroba. Misalnya Sabouroud destros agar.
2. Klasifikasi Medium Berdasarkan Konsistensinya
a. Medium cair (liquid medium), yaitu medium yang berbentuk cair, tidak diberi agar,
contoh : Nutrien Broth.
b. Medium padat (solid medium), yaitu medium yang diberi agar, sehingga pada suhu
kamar mengeras. Medium ini dapat dibuat tegak atau miring (misalnya medium agar
tegak, medium agar miring).
3. Klasifikasi Medium Berdasarkan Fungsinya
a. Medium diperkaya (enrichment medium), yaitu medium yang ditambah zat-
zat tertentu (misalnya serum, darah, eksrak tumbuh-tumbuhan dan lain-lain), sehingga
dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba heterotrof tertentu. Tujuannya untuk
mengaktifkan mikroba tersebut.
b. Medium selektif (selective medium), yaitu medium yang ditambahzat kimia tertentu
yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain, misalnya medium
yang mengandung Kristal violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan
bakteri gram positif tanpa mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negatif.
c. Medium diferensiasi (diferensiasi medium), yaitu medium yang ditambahkan zat
kimia tertentu yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau
mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya (misalnya
medium agar darah dapat dipakai untuk
membedakan bakteri hemolotik dan nonhemolotik).
d. Medium penguji (assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu
yang digunakan untuk pengujian vitamin-vitamin, asam-asam amino,
antibiotik dan lain-lain.
e. Medium untuk perhitungan jumlah mikroba, yaitu medium spesifik yang
digunakan untuk menghitung jumlah bakteri, Actinomycetes, dan lain-lain.
f. Medium umum, yaitu medium yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
semua mikroba misalnya Nutrien Agar, PDA, dsb.
g. Mediumkhusus,yaitumediumuntukmenentukanpertumbuhanmikrobadan
kemampuannya mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu
E. PERTUMBUHAN MIKROBA
Pertumbuhan merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil kemudian
menjadi besar. Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume dari individu itu
sendiri. Pertumbuhan pada umumnya tergantung pada kondisi bahan makanan dan
juga lingkungan. Apabila kondisi makanan dan lingkungan cocok untuk
mikroorganisme tersebut, maka mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu yang
relatif singkat dan sempurna.
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat
suatu organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah
tinggi, bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan
lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran
koloni yang semakin besar atau subtansi atau massa mikroba dalam koloni tersebut
semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah
sel mikroba itu sendiri.
Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari tersediannya air. Bahan- bahan yang
terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan sel
dan memperoleh energi, adalah bahan makanan. Tuntutan berebagai mikroorganisme
yang menyangkut susunan larutan makanan dan persyaratan lingkungan tertentu,
sangat berbeda-beda. Oleh karena itu diperkenalkan banyak resep untuk membuat
media biak untuk mikroorganisme.
Mikroba merupakan mikroorganisme yang perlu diketahui kemampuannya untuk
tumbuh dan hidup sebab beberapa diantaranya sering dimanfaatkan untuk keperluan
penelitian.Sampai sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan terus menggali
potensi apa yang terdapat di dalam mikriba, oleh karena itu perlu diketahui seluk beluk
dari mikroba itu sendiri. Salah satunya yaitu faktor- faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi pertumbuhannya. Setiap mikroba memiliki karakteristik kondisi
pertumbuhan yang berbeda- beda. Pertumbuhan bakteri pada kondisi yang optimum
lebih cepat jika dibandingkan dengan jamur dan kapang. Hal ini disebabkan karena
bakteri memiliki struktur sel yang lebih sederhana, sehingga sebagian besar bakteri
memiliki waktu generasi hanya sekitar 20 menit jika dibandingkan dengan khamir dan
kapang yang struktur selnya lebih rumit dan waktu generasinya yang cukup lama.
Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total
massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Pertumbuhan merupakan suatu proses
kehidupan yang irreversible artinya tidak dapat dibalik kejadiannya. Pertumbuhan
didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme
yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan
ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil
pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi
pertumbuhan populasi mikroba.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang
berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase
kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum
pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat
kimia toksik, panas atau radiasi.
Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi
serta kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebut,
termasuk juga bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang
memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbeda dan pada akhirnya memberikan
gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya.
Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek- aspek fisik
dapat mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis meliputi
air, sumber karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh.
Pada organisme multiselular (banyak sel), yang disebut pertumbuhan adalah
peningkatan jumlah sel per organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar.
Pada organisme uniselular (bersel tunggal) pertumbuhan adalah pertambahan jumlah
sel, yang juga berarti pertambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau
suatu biakan. Pada organisme yang membentuk soenositik (aselular), selama
pertumbuhan ukuran sel menjadi besar, tetapi tidak terjadi pembelahan sel.
Pada mikroorganime, pertumbuhan individu (sel) dapat berubah langsung menjadi
pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel dan pertumbuhan
populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang kemudian terjadi, kadang-kadang
karena terlalu cepat perubahannya, sulit untuk diamati dan dibedakan. Pertumbuhan
dalam keadaan kesetimbangan bila terjadi secara teratur pada kondisi konstan,
sehingga jumlah pertambahan komponen kimia juga konstan. Misalnya, pertambahan
jumlah massa sel sebanyak dua kali dalam keadaan kesetimbangan akan
mengakibatkan penambahan jumlah komponen sel seperti air, protein, ARN dan ADN
sebanyak dua kali pula.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba
a. Tingkat keasaman (pH)
Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6 – 7,0 merupakan
kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan kapang dan khamir tumbuh
pada pH yang lebih rendah.
b. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum
tertentu untuk pertumbuhannya. Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhan, mikroba
dibedakan atas tiga kelompok sebagai berikut:
1) Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan pada
suhu 0-20o C.
2) Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan 20-
45o C.
3) Termofil, yaitu mikroba yang suhu pertumbuhannya diatas 45 o C.
Kebanyakan mikroba perusak pangan merupakan mikroba mesofil, yaitu tumbuh baik
pada suhu ruangan atau suhu kamar. Bakteri pathogen umumnya mempunyai suhu
optimum pertumbuhan sekitar 37o C, yang juga adalah suhu tubuh manusia. Oleh
karena itu suhu tubuh manusia merupakan suhu yang baik untuk pertumbuhan
beberapa bakteri pathogen. Mikroba perusak dan pathogen umumnya dapat tumbuh
pada kisaran suhu 4–66oC.
c. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai
sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon,
nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya.
Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.Kondisi
tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber
nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di
lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan
bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi
mikroba agar pertumbuhannya terkendali.
d. Oksigen
Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk
pertumbuhannya. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba dibedakan atas 4
kelompok sebagai berikut:
1) Aerob, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
2) Anaerob, yaitu mikroba yang tumbuh tanpa membutuhkan oksigen.
3) Anaerob fakultatif, yaitu mikroba yang dapat tumbuh dengan atau tanpa
adanya oksigen.
4) Mikroaerofil, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen pada
konsentrasi yang lebih rendah daripada konsentrasi oksigen yang normal di udara.
Mikroba perusak pangan sebagian besar tergolong aerob, yaitu membutuhkan oksigen
untuk pertumbuhannya, kecuali bakteri yang dapat tumbuh pada saluran pencernaan
manusia yang tergolong anaerob fakultatif.
C. Prosedur Kerja
Alat dan bahan:
1. Media Nutrien Agar (NA) (Oxoid)
2. Media Nutrien Broth (NB) (Oxoid)
3. Aquades
4. Cawan petri
5. Tabung reaksi
6. Batang pengaduk, pipet volume, erlenmeyer, penangas/elemen pemanas
Cara kerja:
1. Timbang media NA (Oxoid) dan NB (Oxoid) sesuai prosedur di kemasan. (Catatan:
Buatlah 50 ml media NA untuk setiap kelompok kecil praktikum dan 50 ml media NB
untuk satu golongan praktikum). Penimbangan media dilakukan secara teliti dan cepat,
kemudian serbuk media dimasukkan secara hati-hati ke dalam erlenmeyer.
2. Tambahkan aquades dan aduk sampai merata dengan batang pengaduk
3. Panaskan dengan hati-hati menggunakan penangas/elemen pemanas sampai media
tercampur homogen (ditunjukkan dengan warna yang kuning jernih). Perhatian pada
saat pemanasan jangan sampai terbentuk buih berlebihan sampai meluap!
4. Sebelum diautoklaf, tuangkan media NA dengan volume tertentu menggunakan pipet
volume : 5 ml ke dalam tabung reaksi untuk NA miring, 10 ml ke dalam tabung reaksi
untuk NA tegak, 15 ml untuk NA dalam cawan petri untuk percobaan 4b (metode isolasi
pour plate), sisanya untuk NA dalam cawan petri untuk percobaan 6 (pengenalan
mikroba di alam). Tutup tabung reaksi denganpenutup tabung (penutupan jangan terlalu
rapat!)
5. Sebelum diautoklaf,tuangkan NB ke dalam tabung reaksi untuk 6 kelompok
praktikum dalam 1 golongan. Masing- masing tabung reaksi @ 8 ml. Tutup tabung
reaksi dengan kapas atau penutup tabung (penutupan jangan terlalu rapat!)
6. Sterilkan seluruh media dalam tabung reaksi tersebut dengan menggunakan autoklaf
selama 15 menit, tekanan 1 atm 121oC. Pelajari cara mengoperasikan autoklaf dengan
benar!
7. Setelah diotoklaf : media NA 10 ml dalam tabung reaksi diletakkan tegak pada rak
tabung dan biarkan memadat, media NA 5 ml inkubasikan miring dan biarkan
memadat. Media sisa NA tuangkan dalam cawan petri dan biarkan memadat (untuk
percobaan 6 : pengenalan mikroba di alam). Media NA 15 ml dibiarkan sampai suhu
45-50oC (untuk percobaan 4b : metode isolasi pour plate).
8. Media NB dalam tabung reaksi biarkan dingin. Seluruh media NA dan NB ini akan
digunakan untuk percobaan selanjutnya.
E. Hasil
No Nama Gambar Keterangan
1

Anda mungkin juga menyukai