NIM : 20180311156
Sesi : KJ 02
Mata Kuliah : Etika dan Perundang-undangan Farmasi (Tugas 11)
Dosen Pengampu : Dra. Ayu Puspitalena RTR. MP.Apt
Contoh Kasus yang terjadi di Indonesia terkait dengan Industru Obat Tradisonal
https://regional.kompas.com/read/2017/09/19/11583161/polisi-dan-bpom-gerebek-industri-
obat-tradisional-di-madiun
- Pasal 196 : Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan
sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau
persyaratan keamanan, khasiat dan kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud
dalam pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) di pidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
- Pasal 197 : Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan
sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar di pidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp
1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).
https://m.tribunnews.com/amp/regional/2019/07/22/gerebek-tempat-produksi-jamu-
tradisional-berbahan-kimia-obat-di-demak?page=2
3. Polda Sumbar Sita Ribuan Jamu Kadaluarsa dari Tangan Empat Tersangka
Siapa : Empat tersangka dengan inisial NH (55 tahun), P(68 tahun), K (59
tahun), dan I (43 tahun)
Kapan : 21 Februari 2018 pukul 03:05 WIB
Dimana : Sumatra Barat
Bagaimana : Khasus ini terungkap setelah jajaran Polda Sumatra Barat meringkus
empat tersangka penjual jamu kadaluarsa. Dalam penangkapan ada 24.700 botol jamu
ilegal berbagai merek yang dikemas dalam 494 kardus, sebanyak 200 kardus diantaranya
diamankan saat akan didistribusikan dikawasan Gunung Tuleh, Kabupaten Pesaman
Barat. Sedangkan 294 kardus jamu lainnya diamankan digudangnya yang berada di
kawasan Jorong Pasir Baru, Nagari Pilubang, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten
Padang Pariaman. Merek jamu yan dipasarkan para tersangka yakni merek Madu Mnggis
dan Raja Tawon serta berbagai merek lainnya. Dalam pendistribusian jamu tersebut,
mereka mematok harga sebesar Rp 12.500/botol untuk ukuran besar (600 ml), sedangkan
ukuran kecil (150 ml) dijual seharga Rp 5.000/botol. Untuk menghindarai kecurigaan
pelaku mengemas ulang jamu-jamu yang sudah kadaluarsa dan tidak memiliki izin edar
untuuk dijual kembali. Pelaku hanya menempelkan label merek botol dari plastik
menggunakan pengering rambut lalu botol-botol jamu yang tanggal kadaluarsanya telah
diperbarui dimasukan ke dalam kardus untuk didistribusikan. Ini sudah beroprasi selama
dua bulan di Sumbar dengan keuntungan yakni mencapai 10juta/bulan. Jamu ini telah
dicampur bahna kimia dalam peneglolahannya dan juga mengandung Dexamethasone
dan Fenylbutazol. Setelah dilakukan pengembangan lebih jauh, jamu-jamu itu diketahui
berasal dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Pelangaran Hukum :
- Dalam khasus ini tersangka di jerat dengan Pasal 197 Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan yaitu, Setiap orang yang dengan sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak
memiliki izin edar di pidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun
dan denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).
- Kemudian tersangka juga dijerat Pasal 62 Ayat (1) Pasal 8 ayat (1) huruf a dan
ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen yaitu, Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling
banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
https://www.google.com.sg/amp/s/www.jawapos.com/nasional/hukumkriminal/
21/02/2018/polda-sumbar-sita-ribuan-jamu-kadaluarsa-dari-tangan-empat-tersangka/
%3famp
Daftar Pustaka