2. Apotek tidak membeli obat dari jalur yang resmi seperti Pedagang Besar Farmasi (PBF)Menurut PP 51
tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian pasal 1 ayat 10 Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan
Farmasi adalah sarana yang digunakan untuk mendistribusikan atau menyalurkan Sediaan Farmasi, yaitu
Pedagang Besar Farmasi dan Instalasi Sediaan Farmasi".
ayat 12: "Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan".
Studi Kasus I
3.Sanksi yang didapat menurut UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 196: Setiap orang yang dengan
sengaja memproduksi mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standard dan
persyaratan keamanan, khasiat dan kemanfaatan dan mutu sebagaimana dimaksud dalam pasal 98 ayat (2) dan ayat
(3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
Pasal 197: Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi/ mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan
yang tidak memiliki ijin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta
rupiah).
UU RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 62 ayat (1) pelaku usaha yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda
paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Pasal 81 ayat (2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan
Studi Kasus I
Barang siapa dengan sengaja memproduksi dan/atau mengedarkan sediaan farmasi berupa obat atau bahan obat
yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) huruf a, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.300.000.000,-
(tiga ratus juta rupiah) sesuai dengan ketentuan dalam dalam Pasal 80 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan.
Pasal 75
Barangsiapa dengan sengaja :
a. Memproduksi dan/atau mengedarkan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) butir d.
b. Mengedarkan sediaan farmasi dan alat kesehatan tanpa izin edar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp.140.000.000,- (seratus empat puluh juta rupiah) sesuai dengan ketentuan Pasal 81 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan .
Studi Kasus II
STUDI KASUS (2)
Pasal 197: Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi/ mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki ijin edar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun dan denda paling banyak Rp. 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta
rupiah).
Studi kasus II
5. Sanksi yang didapat menurut PP No. 72 Tahun 1998 pada Pasal 76 adalah
Barangsiapa dengan sengaja :
a. Memproduksi dan/atau mengedarkan sediaan farmasi berupa obat
tradisional yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) huruf b;
b. Memproduksi dan/atau mengedarkan sediaan farmasi berupa kosmetika
yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) dan ayat (2) huruf c. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00
(seratus juta rupiah) sesuai dengan ketentuan Pasal 82 ayat (2) Undang-
undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Thank you for
Reading to