Anda di halaman 1dari 6

KASUS APOTEKER MENJADI

TERSANGKA AKIBAT
MENGEDARKAN OBAT PCC
Anggota: Agung Prasta (3311181140) Andrea Fauzia (3311181129)
Alya Dhiya K (3311181149) Dede Dwi L (3311181134)
Dery Stiawan (3311181160) Futri Sofi(3311181145)
Hazra M (3311181 168) Ridzky N.A (3311181146)
JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menetapkan lima tersangka dalam kasus
peredaran obat jenis PCC (Paracetamol Caffein Carisoprodol) dan obat keras
lainnya di Kendari, Sulawesi Tenggara. Salah satunya yakni seorang apoteker
berinisial WYKA (34) dan asisten apoteker, AM (19). Penangkapan dilakukan
setelah polisi membentuk tim gabungan yang terdiri dari Badan Narkotika
Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara, Direktorat Intelejen Keamanan,
Direktorat Narkoba, dan Resimen Kendari. Kepala Biro Penerangan
Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, para
pelaku ditangkap di tempat terpisah. "Tersangka berprofesi sebagai apoteker
dan asisten apoteker ditangkap di TKP Apotek Qiqa Jalan Sawo 2 Kota
Kendari," ujar Rikwanto melalui keterangan tertulis, Jumat (15/9/2017 )
Sementara tiga tersangka lainnya yaitu R (27), FA (33), dan ST (39)
merupakan pihak swasta dan berwiraswasta. Dari penangkapan ketiganya,
polisi menemukan 1.643 butir obat yang dibuang di belakang rumah, 988 butir
dalam lemari baju, dan uang sebesar Rp 735.000. Ditemukan juga delapan
toples putih tempat menyimpan obat. "Total keseluruhan obat pil tersebut
2.631 butir," kata Rikwanto. Polisi juga berkoordinasi dengan Balai
Pengawasan Obat dan Makanan setempat serta Dinas Kesehatan. Hingga saat
ini, jumlah korban yang telah mengonsumsi obat bertambah menjadi 50 orang.
PCC (Paracetamol Caffeine Carisoprodol)

• Apa itu pil PCC ? Obat PCC merupakan obat yang mempunyai kandungan bahan aktif generik yang terdiri dari
paracetamol atau acetaminophen + caffeine + carisoprodol.
• Paracetamol atau disebut acetaminophen termasuk ke dalam jenis obat penghilang rasa sakit yang dijual
bebas. Parasetamol menghasilkan beberapa efek samping seperti mual, sakit perut bagian atas, gatal-gatal,
kehilangan nafsu makan.
• Caffeine atau kafein adalah zat yang terdapat pada kopi, teh ataupun cola untuk meningkatkan kesadaran, fokus,
dan waspada. Jika berlebihan, kafein bisa menyebabkan beberapa efek samping seperti cemas, serangan panik,
naiknya asam lambung, peningkatan tekanan darah dan insomnia. 
•  Carisoprodol adalah obat terbatas yang hanya bisa digunakan berdasarkan resep dokter. Efek samping yang
dapat muncul dari konsumsi carisoprodol adalah kehilangan kesadaran, merasa sangat lemah hingga koordinasi
tubuh yang buruk, detak jantung sangat cepat, kejang-kejang, kehilangan penglihatan.
DASAR HUKUM
• UU No. 23/92 Tentang Kesehatan
Memproduksi/ mengedarkan bahan yg mengandung zat adiktif yg tidak memenuhi standar dan atau
persyaratan yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 44 ayat 2 yaitu dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 tahun dan atau pidana denda paling banyak 100.000.000
• UU No. 8/99 Tentang Perlindungan Konsumen
- BAB 1 Pasal 4 (Hak konsumen) :
-Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang atau jasa.
-Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi atas jaminan barang atau jasa.
-Hak dilayani secara benar serta jujur serta tidak diskriminatif.
- BAB13 Pasal 62 (Sanksi) :
  - Ayat 1 : pelaku usaha yg melanggar sebagaimana dalam pasal diatas dipidana apabila melakukan
pelanggaran dengan penjara 5 tahun atau pidana denda paling banyak 2 milyar rupiah.
DASAR HUKUM
• UU No. 36/2009 Tentang Kesehatan
- Pasal 98
    - Ayat 1 : sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman berkhasiat bermutu dan terjangkau.
    - Ayat 3 : ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi pengedaran sediaan
farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan
pemerintah.
- Pasal 106
- Ayat 1 : sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan harus mendapat izin edar.
- Ketentuan pidana (bab 20)
- Pasal 196
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi atau alat
kesehatan yang tidak memenuhi standar persyaratan keamanan khasiat dan mutu dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak 1 miliyar rupiah.
KESIMPULAN
Pada kasus pengedaran obat PCC yang terjadi di kendari terdapat banyak
pelanggaran yang dilakukan oleh apoteker dan asisten apoteker yang
besangkutan. Pelanggaran yang dilakukan mulai dari pengedaran,
penyelundupan, tidak jelas cara pemakaian obat kepada konsumen. Akibat
beberapa pelanggaran tersebut, produsen pengedar obat dapat kaus dapat
dikenakan sanksi berlapis yaitu sanksi administratif dan sanksi pidana sesuai
peraturan hokum yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai