Anda di halaman 1dari 4

Pengertian karakter

Karakter berasal dari bahasa latin “kharakter”, “kharassein”, “Kharax”, dalam bahasa m
inggris: charakter dan Indonesia “karakter”, Yunani Character, dari charassein yang berarti membuat
tajam.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia,karakter diartikan sebagai tabiat; watak; sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Sementara dalam
kamus sosiologi&, karakter diartikan sebagai ciri khusus dari struktur dasar kepribadian seseorang
(karakter; watak).
Pengertian karakter sering kali dihubungkan dengan pengertian moral dan budi pekerti. Moral
berasal dari bahasa latin “mores” yang berarti adat kebiasaan. Kata “mores” bersinonim dengan mos,
moris, manner mores, manners, morals. Dalam bahasa Indonesia kata moral berarti akhlak atau
kasusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati atau tata tertib hati nurani
yang menjadi bimbingan tingkah laku batin dalam hidup.
Sifat-sifat karakter
1) Kebiasaan: ekpresi terkondisionir dari tingkah laku manusia.
2) Kecenderungan-kecenderungan: hasrat atau kesiapan-reaktif yang
tertuju pada satu tujuan tertentu, ataupun tertujua pada suatu obyek
yang konkrit, dan selalu muncul secara berulang-ulang.
Karakter kita terbentuk dari kebiasaan kita. Kebiasaan kita saat anak- anak biasanya bertahan
sampai masa remaja. Orang tua bisa mempengaruhi baik atau buruk, pembentukan kebiasaan anak-
anak mereka.
Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran yang di
dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, merupakan pelopor
segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk
pola berpikir yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika program yang tertanam tersebut sesuai
dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam.
Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika program
tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip universal, maka perilakunya membawa kerusakan dan
menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu pikiran harus mendapatkan perhatian serius.
Nilai-nilai karakter
Nilai – nilai karakter yang seharusnya dimiliki dan ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari
dalam Muchlas Samani dan Hariyanto, yaitu:

Jangkuan Sikap dan Perilaku Nilai Budi Pekerti

Sikap dan perilaku dalam hubungannya Berdisiplin, beriman,bertakwa,berfikir


dengan Tuhan jauh ke depan, bersyukur, jujur, mawas
diri, pemaaf, pemurah, pengabdian.
Sikap dan perilaku dalam hubungannya Bekerja keras, berani memikul risiko (the
dengan diri sendiri risk taker), berdisiplin, berhati
lembut/berempati, berfikir matang,
berfikir jauh ke depan (future oriented,
visioner), bersahaja, bersemangat,
bersikap konstruktif, bertanggung jawab,
bijaksana, cerdik, cermat, dinamis, efisien,
gigih, hemat, jujur, berkemauan keras,
kreatif, kukuh hati, lugas, mandiri, mawas
diri, menghargai waktu, pemaaf, pemurah,
pengabdian, pengendalian diri, produktif,
rajin, ramah tamah, rasa kasih sayang, rasa
percaya diri, rela berkorban, sabar, setia,
adil, hormat, tertib, sportif, susila,
tangguh, tegas, tekun, tepat janji/amanah,
terbuka ulet.
Sikap dan perilaku dalam hubungannya bijaksana, cerdik, cermat, jujur,
dengan keluarga berkemauan keras, lugas, menghargai
kesehatan, menghargai waktu, tertib,
pemaaf, pemurah, pengabdian, ramah
tamah, rasa kasih sayang, rela berkorban,
sabar, setia, adil, hormat, sportif, susila,
tegas, tepat janji/amanah, terbuka.
Sikap dan perilaku dalam hubungannya Bekerja keras, berfikir jauh ke depan,
dengan masyarakat dan bangsa bertenggang rasa/ toleran, bijaksana,
cerdik, cermat, jujur, berkemauan keras,
lugas, setia, menghargai kesehatan,
menghargai waktu, pemurah, pengabdian,
ramah tamah, rasa kasih sayang, rela
berkorban, adil, hormat, tertib, sportif,
susila, tegas, tepat janji/ amanah, terbuka
Sikap dan perilaku dalam hubungannya Bekerja keras, berfikit jauh ke depan,
dengan alam sekitar menghargai kaesehatan, pengabdian.

Muchlas Samani & Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 47.

Pengertian sikap
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa.Hal ini mencerminkan
perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap mungkin dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama
dengan perilaku.

b) Ciri-ciriSikap
Ciri-ciri sikap menurutPurwanto dalam Rina (2013:16) adalah:
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan itu dalam hubungan
dengan objeknya. Sifat ini yang membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti
lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada
orang-orang bila terdapat keadaan- keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap
orang itu.
3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu
objek dengan kata lain sikap itu terbentuk dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu
objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari
hal-hal tersebut.
5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang
membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Azwar (2013:17) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek sikap
antara lain:
1) Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan
kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut
terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan
sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
3) Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai
masalah.Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karna kebudayaanlah yang
memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
4) Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang
seharusnya faktual disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,
akibatnya berpengaruh terhadap sikap
konsumennya.
5) Lembaga pndidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan
sistem kepercayaa tidaklah mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
6) Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi
sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Perilaku
Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri,
perilaku juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung
atau tidak langsung Dan hal ini berarti bahwa perilaku terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan
untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan, dengan demikian suatu rangsangan
tertentu akan menghasilakan reaksi perilaku tertentu (Notoatmodjo, 2007).

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manusia


1.
a.
b. 1.
2.
3.
Faktor Personal
Faktor Biologis: terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-
faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah di
program secara genetis dalam jiwa manusia.
Faktor Sosiopsikologis: dapat diklasifikasikan ke dalam tiga komponen, yaitu: Komponen
afektif, merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya
dengan pembicaraan sebelumnya.
Komponen kognitif, aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
Komponen konatif, aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan
bertindak.
11
2. Faktor Situsional
Salah satu faktor yangmempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Kaum
behaviorisme percaya sekali bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap bentuk perilaku
seseorang. Menurutpendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-
faktor situasional meliputi.
1. Faktor – faktor ekologis
Kondisi alam (geografis) dan iklim (temperatur) dapat mempengaruhi
perilaku manusia
2. Faktor rancangan dan arsitektural
Contoh pengaruh rancangan dan arsitektural terhadap perilaku manusia
dapat dilihat pada penataan rumah.
3. Faktor temporal
Suasana emosi dan bentuk perilaku dipengaruhi oleh faktor waktu (temporal). Misalnya,
suasana emosi pagi hari tentu berbeda dengan suasana emosi siang hari dan malam hari.
4. Faktor teknologi
Jenis teknologi yang digunakan masyarakat dapat mempengaruhi pola-pola komunikasi
masyarakat baik pola pikir maupun pola tindakannya.
5. Faktor suasana perilaku
Dalam public speaking banyak sekali pembahasan tentang bagaimana suatu bentuk
penyampaian pesan harus disesuaikan dengan suasana perilaku pesertanya.
6. Faktor-faktor sosial
12

Ada tiga hal yang dibahas pada faktor ini, yaitu : sistem peran, struktur
sosial dan karakteristik individu.
7. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku
Pada dasarnya ada sejumlah situasi yang memberi keleluasaan untuk bertindak dan sejumlah
lain membatasinya. Jika kita menganggap bahwa pada situasi tertent kita diperboleh/dianggap wajar
melakukan perilaku tertentu, maka kita akan terdorong melakukannya.
8. Lingkungan psikososial
Lingkungan psikososial diartikan sebagai persepsi terhadap lingkungan.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua
menurut (Notoatmodjo, 2003), sebagai berikut.
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek,
yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Anda mungkin juga menyukai