Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PERMASALAHAN HUKUM DI SEKITAR

“DEPOT JAMU DI SAMARINDA BANYAK ILEGAL”


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Dosen pengampu : Dr. Nur Arifudim, S.H., M.H

Oleh :
Adeline Heydita Khaira (2308016002)
Maria Jesselyn Yustitia Pakpahan (2308016004)
Yumna Shafa Humayra (2308016018)
Eka Rizqia Damayanti (2308016040)
Milda Tri Amjelina (2308016051)

PROGRAM STUDI SARJANA HUKUM


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MULAWARMAN
KOTA SAMARINDA
2023
Latar Belakang
Jamu adalah obat tradisional Indonesia. Obat Tradisional ini berasal dari bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(genelik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Jamu termasuk salah satu bentuk obat tradisional racikan sendiri.
Dalam menjalankan usaha dan pengedarannya dibutuhkan izin dari BPOM. Sesuai
dengan peraturan menteri kesehatan Nomor 66 tahun 2015 tentang gerai djamoe terdaftar dan
etalase djamoe dan peraturan menteri kesehatan nomor 61 tahun 2016 tentang pelayanan
kesehatan tradisional empiris.
Dengan syarat dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya secara
empiris dan digunakan secara rasional, tidak bertentangan dengan norma agama dan norma
yang berlaku di masyarakat, dan tidak bertentangan dengan program pemerintah dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) imbau masyarakat untuk tidak
mengonsumsi jamu ilegal. Selain mengandung bahan kimia obat (BKO) Pencampuran BKO
dalam produk jamu dilarang. Penggunaan BKO secara rutin, bisa menimbulkan dampak
buruk bagi kesehatan, salah satunya bisa memicu gagal ginjal,” kata Deputi Bidang
Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplementer BPOM. Belakangan ini
banyak sekali produk jamu yang sering disita dan dimusnahkan karena membahayakan
kesehatan penggunanya. Namun yang kita sesalkan banyak sekali produk jamu yang begitu
saja masuk pasar dan masyarakat sering untung-untungan uji coba jamu tersebut. Jika
cespleng alias manjur, efek samping sering di nomor duakan. Yang ideal setiap jamu yang
beredar sudah harus ada izin produksi dan perdagangannya

Permasalahan
Pada Selasa, 28 Agustus 2023 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan
Polresta Samarinda mengamankan sekitar 110 jenis obat yang di jadikan bahan jamu kuat
tradisional ilegal. Selain jamu tradisional, polisi turut mengamankan uang tunai Rp 134 juta
diduga hasil penjualan jamu ilegal tersebut.
Penangkapan tersangka berawal dari operasi intensifikasi pengawasan obat tradisional
dan suplemen kesehatan ilegal dan/atau mengandung bahan kimia obat. Operasi dilakukan
bersama Balai Besar POM Samarinda pada 29 Agustus, di depot jamu dan gudang milik
tersangka yang beralamat di Jalan Untung Suropati, RT 25, Kelurahan Karang Asam Ulu,
Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda. Dari hasil penyelidikan, polisi menduga di
depot dan gudang tersangka merupakan agen obat tradisional tanpa izin edar serta tidak
memiliki izin usaha. Pelaku menjual obat tradisional secara ilegal secara sembunyi-sembunyi.
Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengedarkan sediaan farmasi berupa obat
tradisional tanpa izin edar/ilegal dengan cara diseduh dan dibeli langsung di depot jamu serta
sebagai agen obat tradisional tanpa izin edar yang menjual secara partai besar dan disimpan
di gudang, serta tidak memiliki perizinan berusaha.

2
Selain itu, jamu tersebut dijual secara partai besar dan disimpan di gudang. Dan juga
pelaku telah menjalankan aksinya selama 10 tahun belakangan. Pelaku menjalankan modus
nya dari para polisi dengan cara jamu yang memiliki BPOM di pajang di toko sedangkan
yang tidak memiliki BPOM di sembunyikan di dalam rumah pelaku.
Jamu ilegal memberikan efek samping terhadap pengguna yakni menyebabkan
gangguan fungsi hati, kerusakan ginjal, dan kematian.

Pembahasan
Berdasarkan pada uraian diatas, maka dapat dianalisis bahwa dalam kasus ini pelaku
berinisial MA dan YM terancam pidana penjara paling lama 15 tahun dan pidana denda
paling banyak Rp 1,5 miliar atas tindakannya mengedarkan jamu tradisional tanpa izin dan
mengandung bahan kimia yang mana tidak memenuhi standar atau syarat BPOM. Hal ini
dapat dibuktikan dengan 110 jenis jamu ilegal dan juga sejumlah uang senilai Rp
879.000.000 hasil penjualan tersebut. Ary Fadli menambahkan, tersangka dijerat dengan
Pasal 197 Juncto, Pasal 106 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan sebagaimana yang telah diubah dengan Pasal 60 poin ke-10 Juncto Pasal 60 poin
ke-4 Undang-Undang No.6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun
2022 menjadi Undang-Undang.

Anda mungkin juga menyukai