Disusun Oleh :
RIFKI MUHAMMAD
201210330311076
DAFTAR ISI
2.2.1 Definisi......................................................................................
2.2.2 Patogenesis................................................................................
2.4 Pengaruh Ekstrak Biji Anggur Merah Terhadap Kadar Glukosa Darah ???/ Diabetes
Melitus ................................................................................................
3.2 Hipotesis..............................................................................................
BAB IV METODOLOGI.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Merokok merupakan masalah seluruh dunia baik negara maju maupun negara berkembang.
Sebanyak 65- 85 % tembakau telah dikonsumsi di seluruh dunia dalam bentuk rokok dan telah
timbul berbagai masalah kesehatan akibat kebiasaan merokok. Sudah banyak penelitian yang
gangguan kesehatan, seperti kanker, impotensi, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit
pencernaan, efek buruk bagi kehamilan dan janin, dan masih banyak lagi.
Bila melihat sejarahnya, merokok untuk pertama kalinya dilakukan oleh suku bangsa Indian di
Amerika. Merokok oleh bangsa Indian dilakukan untuk keperluan ritual seperti memuja dewa
atau roh. Selanjutnya pada abad ke 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika,
sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian
bangsawan Eropa. Tetapi, berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual,
di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan. Sampai akhirnya pada abad 17 para pedagang
Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan tindakan
yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan sarana
Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang erat dan terpadu antara ahli paru dengan ahli
radiologi diagnostik, ahli patologi anatomi, ahliradiologi terapi dan ahli bedah toraks, ahli
rehabilitasi medik dan ahli-ahli lainnya. Pengobatan ataupenatalaksaan penyakit ini sangat
bergantung pada kecekatan ahli paru untuk mendapatkan diagnosispasti. Penemuan kanker paru
pada stadium dini akan sangat membantu penderita, dan penemuan diagnosis dalam waktu yang
lebih cepat memungkinkan penderita memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam
dapat segera dilakukan, mengingat buruknya respons kanker paru terhadap berbagai jenis
sesegera mungkinmeski diagnosis pasti belum dapat ditegakkan. Kanker paru dalam arti luas
adalah semua penyakitkeganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri
maupun keganasan dari luarparu (metastasis tumor di paru). Dalam pedoman penatalaksanaan ini
yang dimaksud dengan kankerparu ialah kanker paru primer, yakni tumor ganas yang berasal
dari epitel bronkus atau karsinomabronkus (bronchogenic carcinoma). Menurut konsep masa kini
kanker adalah penyakit gen. Sebuah selnormal dapat menjadi sel kanker apabila oleh berbagai
sebab terjadi ketidak seimbangan antara fungsi onkogen dengan gen tumor suppresor dalam
proses tumbuh dan kembangnya sebuah sel.Perubahanatau mutasi gen yang menyebabkan
menyebabkan sel tumbuh dan berkembang tak terkendali. Perubahan ini berjalan dalam beberapa
tahap atau yang dikenal dengan proses multistep carcinogenesis. Perubahan pada kromosom,
misalnya hilangnya heterogeniti kromosom atau LOH juga diduga sebagai mekanisme ketidak
normalan pertumbuhan sel pada sel kanker. Dari berbagai penelitian telah dapat dikenal beberapa
onkogen yang berperan dalam proses karsinogenesis kanker paru, antara lain gen myc,
gen k-ras sedangkan kelompok gen tumor suppresor antaralain, gen p53, gen rb. Sedangkan
perubahan kromosom pada lokasi 1p, 3p dan 9p sering ditemukan pada sel kanker paru.
Kanker paru terjadi ketika sel-sel di paru-paru menggandakan diri dan tumbuh tanpa dapat
dikontrol oleh tubuh. Sebagian besar kasus kanker paru disebabkan oleh merokok atau merokok
pasif. Polusi udara, paparan asbes, nikel, krom dan radiasi juga dapat memicu kanker ini. Zat-zat
tersebut Kanker paru-paru dapat dibagi menjadi tiga: karsinoma sel kecil, karsinoma non sel
1. Karsinoma sel kecil :Sekitar 15% kanker paru adalah karsinoma sel kecil. Kanker ini tumbuh
dan berkembang cepat. Pada kebanyakan orang, jenis kanker paru-paru ini terlambat ditemukan,
2. Karsinoma non-sel kecil :Ini adalah jenis yang paling umum, ditemukan pada sekitar 80
persen pasien. Kanker ini berkembang lambat melalui beberapa stadium dalam jaringan paru.
Sel-sel yang diserang terutama adalah sel yang melapisi saluran ke paru-paru (bronkus utama)
Kanker ini jarang terjadi dan sangat terkait dengan paparan asbes. Perkembangan mesothelioma
sangat lambat. Kadang-kadang 25-50 tahun berlalu antara paparan asbes dan perkembangan
penyakit ini menyebabkan terlalu banyak rangsangan pada paru-paru sehingga sebagian sel-
selnya tumbuh abnormal. Mereka terus tumbuh lebih jauh tanpa menanggapi kecenderungan
Kanker paru adalah penyebab utama pada kelompok penyakit akibat keganasan. Terlihat
juga pada perempuan dari tahun ke tahun. Prognosis penyakit buruk bukan hanya
karena keterlambatan diagnosis tetapi juga akibat respons sel kanker yang rendah
terhadap berbagai obat sitostatik yang ada.. Angka tahan hidup 1 tahun 2347 penderita
kanker paru yang diteliti oleh National Cancer Institute pada tahun 1983-1998,
dihitung dengan life table method hanya 41,8% dan angka tahan hidup 5 tahun 12,0
%. Berbagai data memperlihatkan bahwa hal itu berkaitan dengan stage penyakit pada
antara bahan karsinogen yang terkandung dalam asap rokok dan polusi udara telah
dapat dibuktikan secara ilmiah sebagai bagian dari patogenesis kanker paru. Tetapi
usaha preventif primer yaitu mencegah orang merokok sangat sulit untuk dilakukan,
demikian juga usaha penemuan penyakit pada tahap dini juga belum menggembirakan.
Akibatnya sangat sedikit penderita yang terdeteksi pada stage dini, hal ini
mengakibatkan terapi tidak dapat lagi diberikan untuk tujuan kuratif. Di sisi lain
tampak bahwa pemberian multi-modality terapi pada penderita dapat memberikan hasil
yang lebih baik dibandingkan mereka yang hanya menerima modaliti tunggal.
memberikan hasil yang paling baik, bila dilakukan pada derajat yang operabel, yaitu
stage I dan II (intrapulmoner, intratorakal) serta pada jenis histologis yang cocok untuk
tindakan tersebut. Tetapi kesimpulan dari berbagai data menunjukkan bahwa umur
tahan hidup 5 tahun penderita kanker paru dengan TNM stage T1N0 dan T2N0 serta
telah menjalani reseksi lengkap (complete resection) masih berkisar antara 40-50%.2
Di luar negeri angka tersebut cukup tinggi, sedangkan data di Indonesia hanya 10-25%
penderita menjalani pembedahan3-5 dengan angka tahan hidup penderita kanker yang
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh paparan asap rokok
1.4.2 Klinis
Mengetahui bahaya paparan asap rokok dan bahaya Kanker Paru yang timbul akibat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas
yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok,
misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya
menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur pada sebatang rokok yang
tengah dibakar adalah 900ᴼC untuk ujung rokok yang dibakar dan 30ᴼC untuk ujung
rokok yang terselip diantara bibir perokok. Asap rokok yang diisap atau asap rokok yang
dihirup melalui dua komponen : komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan
demikian, asap rokok yang diisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan
asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap rokok yang
diembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke. Sidestream smoke atau asap
Ada bukti konklusif kalau tar yang terkandung dalam asap rokok dapat
menyebabkan kanker paru; faktor utamanya adalah usia individu saat mulai merokok,
kedalaman hisapan dan jumlah rokok yang dikonsumsi per hari. Polonium, sebuah unsur
radioaktif, juga diketahui hadir dalam asap rokok; lebih dari 100 senyawa telah
ditemukan termasuk nikotin, cresol, karbon monoksida, pyridene dan benzopyrene, yang
Ammonia
Rumus molekul NH3. Umumnya digunakan untuk pupuk dan pada pabrik serat
dan perantara plastik. Sudah dikenal semenjak zaman purba. Pada suhu dan tekanan
standar, NH3 adalah gas yang tidak berwarna dengan bau menusuk bila dalam
konsentrasi kecil. Dalam konsentrasi besar, mampu menghasilkan sensasi ketika dihirup.
Arsen
Senyawa kimia dengan simbol As. Nomor atom 33. Menyublim bila dipanaskan
dan tidak berubah pada udara yang kering, namun film oksida terbentuk di udara lembab.
Bila dipanaskan pada suhu 180 derajat Celsius di udara membentuk arsenik trioksida
Butana
Rumus molekul C4H10. Merupakan salah satu jenis hidrokarbon asiklik jenuh.
Toksisitas rendah.
Cadmium
Unsur kimia dengan simbol Cd dan nomor atom 48. Selalu berasosiasi dengan
seng walaupun hanya menyusun 0.15 bpj kerak bumi di urutan ke 57. Memiliki sifat
racun, khususnya dalam bentuk serbuk dan potongan. Manfaat utamanya adalah untuk
Karbon Monoksida
Rumus molekul CO, merupakan jenis oksida karbon. Merupakan senyawa karbon
inorganik. Merupakan hasil pembakaran tidak sempurna karena hanya memuat satu atom
oksigen. Ditemukan dalam asap knalpot. Tidak berbau dan tidak berwarna namun sangat
beracun. Afinitasnya terhadap hemoglobin darah 300 kali lebih kuat dari oksigen
sehingga paparan gas ini dapat mengurangi atau sepenuhnya menghilangkan kemampuan
konsentrasi tinggi.
Hydrogen Sianida
Rumus kimia HCN. Sangat beracun. Merupakan hasil dari reaksi amonia, metana,
Metanol
Nama lainnya metil alkohol. Rumus kimia CH3OH. Saat terbakar, metanol
memiliki asap biru dengan api transparan. Pengaruh terbesar pada selaput lendir. Dalam
tubuh, produk ini terbentuk oleh oksidasi dengan formaldehida dan asam formik,
keduanya beracun.
Naphthalene
Senyawa ini adalah turunan dari tar batu bara. Merupakan hasil dari distilasi tar
mentah menjadi minyak kimia. Pemberian larutan caustik pada minyak kimiawi
menghasilkan lapisan minyak. Lapisan minyak kemudian diberi larutan asam sehingga
menjadi lapisan minyak netral. Lapisan minyak netral kemudian di distilasi dan produk
Phenol
Rumus kimia C6H5OH, nama lainnya asam karbolik, asam fenilik, benzofenol
juga merupakan petrokimia paling penting. Biasa digunakan untuk pelapis triplek. Ia
memiliki bau khas dan rasa terbakar yang tajam. Beracun bila dihirup, dicerna atau
diserap oleh kulit. Ia juga mengakibatkan iritasi. Bila ada dalam larutan yang sangat
Isotop dari unsur kimia Polonium. Merupakan isotop Polonium paling stabil
dalam deret radioaktif Uranium dengan waktu paruh (half life) 138,4 hari. Muncul secara
Toluena
Rumus kimia C7H8. Umum diproduksi bersama dengan bensin, xylena, dan aromatik C9
Uretan Rumus kimianya adalah CO(NH2)OC2H5, yang disebut juga etil karbamat atau
etil uretan. Terbentuk karena pemanasan etanol dan urea nitrat pada suhu 120-130 derajat
Celsius atau karena tindakan amonia pada etil karbonat atau etil kloroformat.
Vinyl klorida Rumus kimia CH2=CHCl. Pengaruh terbesarnya ada pada kulit manusia
yang dapat menyebabkan sindrom Raynaud, lisis tulang distal di jari dan dermatitis
fibrosa. Menghirup gas vinyl klorida selama bertahun-tahun dapat menyebabkan jenis
kanker hati yang langka, angiosarkoma. Vinyl klorida digunakan sebagai bahan dasar
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan
pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan
Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan
cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,
cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara
digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini
mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu
sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya,
bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin
pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres,
satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu
ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama
besar.
1. Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses
2. Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan
kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan
3. aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights,
Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat
gabus.
1. Bidis: Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan diikat dengan
benang.Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi daripada rokok buatan pabrik.
Adaberbagai jenis yang berbeda di tiap negara. Yang terkenal dari Havana, Kuba.
3. Kretek: Campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma cengkeh berefek mati rasa
dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling berkembang dan banyak di
Indonesia.
kunyah. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan gusi, dan tembakau kering
5. Shisha atau hubbly bubbly: Jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa buah-
buahanyang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di Afrika Utara.
2.2.1 Definisi
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan
tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan
ketrampilan dan sarana yang tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin
kedokteran.Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang erat dan terpadu antara ahli paru
dengan ahli radiologi diagnostik, ahli patologi anatomi, ahliradiologi terapi dan ahli
bedah toraks, ahli rehabilitasi medik dan ahli-ahli lainnya. Pengobatan ataupenatalaksaan
penyakit ini sangat bergantung pada kecekatan ahli paru untuk mendapatkan
diagnosispasti. Penemuan kanker paru pada stadium dini akan sangat membantu
penderita, dan penemuan diagnosis dalam waktu yang lebih cepat memungkinkan
penderita memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam perjalanan penyakitnya
meskipun tidak dapat menyembuhkannya. Pilihan terapi harus dapat segera dilakukan,
mungkinmeski diagnosis pasti belum dapat ditegakkan. Kanker paru dalam arti luas
adalah semua penyakitkeganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru
sendiri maupun keganasan dari luarparu (metastasis tumor di paru). Dalam pedoman
penatalaksanaan ini yang dimaksud dengan kankerparu ialah kanker paru primer, yakni
tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinomabronkus (bronchogenic
carcinoma). Menurut konsep masa kini kanker adalah penyakit gen. Sebuah selnormal
dapat menjadi sel kanker apabila oleh berbagai sebab terjadi ketidak seimbangan antara
fungsi onkogen dengan gen tumor suppresor dalam proses tumbuh dan kembangnya
tumbuh dan berkembang tak terkendali. Perubahan ini berjalan dalam beberapa tahap
atau yang dikenal dengan proses multistep carcinogenesis. Perubahan pada kromosom,
misalnya hilangnya heterogeniti kromosom atau LOH juga diduga sebagai mekanisme
ketidak normalan pertumbuhan sel pada sel kanker. Dari berbagai penelitian telah dapat
dikenal beberapa onkogen yang berperan dalam proses karsinogenesis kanker paru,
antara lain gen myc, gen k-ras sedangkan kelompok gen tumor suppresor antaralain, p53,
gen rb. Sedangkan perubahan kromosom pada lokasi 1p, 3p dan 9p sering ditemukan
Dalam kaitannya dengan pengaruh karsinogenik, terdapat bukti kuat bahwa merokok merupakan
tersangka utama penyebab perubahan genetik yang menyebabkan kanker paru. Sangat banyak
bukti statistik, klinis, dan eksperimen yang memberatkan rokok. Secara statistik, sekitar 90%
kanker paru terjadi pada perokok aktif atau mereka yang baru berhenti. Terdapat korelasi linier
antara frekuensi kanker paru dan jumlah bungkus-tahun merokok. Peningkatan risiko menjadi 60
kali lebih besar pada perokok berat (dua bungkus sehari selama 20 tahun) dibandingkan dengan
bukan perokok. Atas sebab yang belum sepenuhnya jelas, perempuan memperlihatkan
kerentanan yang lebih tinggi terhadap karsinogen tembakau dibandingkan dengan laki-laki.
Meskipun berhenti merokok menurunkan risiko terjadinya kanker paru seiring dengan waktu,
risiko tersebut tidak pernah kembali ke level dasar. Pada kenyataannya, perubahan genetik yang
mendahului kanker paru dapat menetap selama bertahun-tahun di epitel bronkus bekas perokok.
Merokok pasif (berada dekat dengan perokok) meningkatkan risiko menderita kanker paru
hingga mendekati dua kali lipat dibandingkan dengan bukan perokok. Merokok melalui pipa dan
cerutu juga meningkatkan risiko, tetapi dengan derajat yang lebih ringan.
Bukti klinis terutama berupa pembuktian adanya perubahan progresif di epitel yang melapisi
saluran napas pada perokok kronis. Perubahan sekuensial ini paling jelas pada karsinoma sel
skuamosa, meskipun juga dapat ditemukan pada subtipe histologik yang lain. Pada hakikatnya,
terdapat korelasi linier antara intensitas pajanan ke asap rokok dan munculnya perubahan epitel
yang semakin mengkhawatirkan yang dimulai dengan hiperplasia sel basal yang relatif tidak
membahayakan dan metaplasia skuamosa dan berkembang menjadi displasia skuamosa dan
karsinoma in situ, sebelum memuncak menjadi karsinoma invasif. Di antara berbagai subtipe
histologik kanker paru, karsinoma sel skuamosa dan karsinoma sel kecil memperlihatkan
Bukti eksperimen, meskipun semakin banyak setiap tahunnya, tidak memiliki satu hal penting :
sejauh ini para peneliti belum mampu memicu timbulnya kanker paru pada hewan percobaan
dengan memajankan hewan tersebut ke asap rokok. Namun, kondensat asap rokok adalah
“ramuan penyihir” yang mengandung hidrokarbon polisiklik serta berbagai mutagen dan
karsinogen kuat lainnya. Meskipun tidak terdapat eksperimental, rangkaian bukti yang
Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru – paru (1977) :
1. Karsinoma Bronkogenik.
Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus.Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau
displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor.Terletak
sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki besar.Diameter tumor jarang melampaui
beberapa centimeter dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding
Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini timbul dari sel – sel
Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus.Terbentuk dari sel – sel kecil dengan inti
hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit.Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe
hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ – organ distal.
mukus.Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang – kadang dapat
dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru dan fibrosis interstisial kronik.Lesi
seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap
Merupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang
besar dan ukuran inti bermacam – macam.Sel – sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan
paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat – tempat
yang jauh.
1. Gejala awal.
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksibronkus.
2. Gejala umum.
a. Batuk Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai
batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum
b. Hemoptisis Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami
ulserasi.
a. Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.
b. Paliatif.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
d. Supotif.
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah
FAKTOR
PENYEBAB
ASAP
KARSINOGENIK TAR
NIKOTIN
AMONIA
KANKER
BUTANA
PARU
METANOL
PHENOL
KEMATIAN
3.2 Hipotesis
Adanya hubungan antara asap rokok dengan kejadian Kanker Paru, karena asap
rokok mengandung nikotin menyebabkan sifat adiksi ingin terus merokok dan menyebabkan
pajanan kronis terhadap bahan karsinogen.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.2.1 Populasi
4.2.1 Sampel