1. Syok anafilaktik adalah syok yang terjadi akibat tubuh seseorang terpapar dengan zat-zat yang bersifat
alegenik. Syok ini dapat terjadi akibat penyutikan obat, vaksin makan obat-obatan tertentu atau
makanan.
2. Syok anafilaktik dapat terjadi antara 5 – 30 menit setelah tubuh terpapar dengan zat-zat yang bersifat
allergenic. Gejala-gejala syok anafilaktik adalah seluruh kulit menjadi ruam kemerahan, saluran nafas
tersumbat dan terjadi kehilangan kesadaran (tekanan daran turun, tekanan nadi < 20 mmHg, nadi teraba
cepat dan lemah).
3. Penderita yang diduga mengalami syok anafilaktik segera dibaringkan dalam posisi syok (kepala lebih
rendah dari tungkai/tungkai ditinggikan).
4. Pantau tanda-tanda vital : kesadaran, tekanan darah, nadi, pernafasan).
5. Jika syok anafilaktik disebabkan oleh penyutikan obat-obatan tertentu, pasang tornikuet proksimal dari
lokasi penyuntukan dan dibuka setiap 10-15 menit.
6. Berikan O2 intra nasal dengan kecepatan 21/ menit.
7. Berikan sutikan adrenalin/epinefrin 1:1.000 dengan dosis 0,01 ml/kg BB dengan dosis maksimal 0,3 ml
(3 strip) perkali; disuntikan secara subkutan/intramuskuler. Dosis yang sama dapat diulangi dengan jarak
15-20 menit sampai 2-3 kali, sampai tanda-tanda vital stabil.
8. Setelah tanda-tanda vital stabil, segera rujuk pasien kerumah sakit.
9. Protap dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.
1. Adanya ruangan
2. Adanya Petugas/asisten apoteker (2 orang)
3. Adanya meja dan kursi
4. Adanya lemari obat dan kunci lemari
5. Adanya obat-obatan
6. Adanya buku register, ATK, plasti obat, kertas puyer, etiket obat, mortal, alat penumbuk, tempat
sampah, kipas angin
7. Adanya ruang tunggu dan lampu
8. Adanya lemari dan meja bantu untuk pelayanan harian
Sumarni
dr.Nurin Erlyndia
Penata
Penata
NIP.195811301983032001
NIP.198202222009032005
PROTAP KB
No.441/ /PKM_SB/Protop/I/2016
1. Adanya ruangan
2. Adanya petugas
3. Adanya obat-obatan dan alat kontraseBBi
4. Adanya lemari
5. Adanya alat-alat/instrument pemasangan KB
6. Adanya sterilisator
7. Adanya meja dan kursi
8. Adanya gynecologic bed
9. Adanya timbangan dewasa
10. Adanya tensimeter dan stetoskop
11. Adanya buku catatan dan register (kartu)
PROTAP IMUNISASI
No. :441//PKM_SB/Protap/I/2016
1. Adanya ruangan
2. Adanya petugas
3. Adanya vaksin
4. Adanya kulkas
5. Adanya alat sterilisasi
6. Adanya alat-alat imunisasi/injeksi
7. Adanya meja/kursi
8. Adanya buku catatan/register
3. Petugas menganamnesa pasien. Apabila pasien baru diberikan buku KIA dan untu pasien lama meminta
KMS/buku KIA yang sudah dimiliki
4. Petugas memeriksa catatan imunisasi yang tertera di buku KIA dan menentukan imunisasi apa yang
akan diberikan
6. Petugas melakukan imunsasi terhadap bayi yang sehat, kemudian memberikan obat anti panas bila
dianjurkan
10. Protap ini dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi
PROTAP JURIM
No : 441/09/PKM_SB/Protap/I/2015
1. Surat masuk/keluar dicatat di buku agenda secara lengkap (nomor, tanggal, tujuan, diterima dari, lampiran dan
prihal)
3. Petugas mencatat pada lembaran disposisi secara lengkap nomor surat, tanggal, asal surat, tujuan
7. Petugas memberikan surat yang sudah di disposisi kepada petugas yang dituju
8. Setelah petugas yang dituju mengetahui isi surat tersebut, petugas yang dituju mengembalikan kepada petugas TU
9. Petugas TU menyimpan surat masuk File Holder dan disimpan di lemari arsip
10. Surat keluar yang sudah ditanda tangani oleh pimpinan ddi masukkan kedalam amplop lengkap dengan nomor dan
tujuannya.
12. Petugas mengantar surat kepada yang dituju dan membawa buku ekspedisi
13. Petugas memberikan buku ekspedisi kepada yang menerima surat. Penerima surat menandatangani buku ekspedisi
ROTAP CUTI
No: 800/11/PKM_SB/Protap/I/2015
II. Dasar :
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976
PROTAP BERKALA
No. : 800/13/PKM_SB/Protap/I/2015
Mengacu pada :
1. PP No. 7 Tahun 1999
2. PP No. 6 Tahun 1997
3. PP No. 3 Tahun 1980
Ruang Lingkup :
Dinas Kesehatan Kota Palembang
1. Di lingkungan kantor Dinas Kesehatan Kota Palembang, PNS yang akan mengajukan
kenaikan gaji berkala, melengkapi persyaratannya, yaitu :
1) SK Pengesahan terakhir
2) SK berkala terakhir
3) DP3 3 Tahun terakhir
4) PBB
2. PNS yang ditugaskan di UPT atau Dinas Kesehatan Kota Palembang, mengusulkan
permintaan untuk diterbitkan gaji berkala ke Walikota Palembang dengan
melampirkan bahan kepegawaian seperti tersebut diatas
3. Kenaikan gaji berkala dicatat dalam buku pengelola untuk dimonitor dan setelah 2
tahun kemudian dapat diterbitkan kenaikan gaji berkala berikutnya.
1. Adanya ruangan
5. Adanya petugas
6. Adanya timbangan dewasa/bayi, pengukuran tinggi badan dewa/bayi, meteran, alat pengukur
lila
1. Petugas menerima rujukan pasien dari poli BP umum, MTBS, BP Gigi atau KIA
7. Jika diperlukan, berikan PMT. Pemberian vitamin A sesuai dengan jadwal bulan Februari dan
Agustus atau disesuaikan dengan kondisi pasien
8. Pada kasus gizi buruk dengan komplikasi, pasien dirujuk ke Dokter untuk diteruskan ke RS
PROTAP APEL
No: 800/15/PKM_SB/Protap/I/2015
1. Lapangan
3. Pengeras suara
4. Absensi
1. Petugas dan peserta apel diharuskan dating sesuai dengan komitmen (07.30 WIB)
4. Penghormatan kepada Pembina apel yang dipimpin oleh komandan regu piket
12. Penghormatan kepada Pembina aepl dipimpin oleh komandan regu piket
1. Adanya ruangan
2. Adanya petugas dan dokter
3. Adanya meja dan kursi
4. Adanya timbangan berat badan
5. Adanya pengukur tinggi badan
6. Adanya tensi anak
7. Adanya stetoskop anak/bayi
8. Adanya thermometer
9. Adanya ARI timer
10. Adanya senter
11. Adanya meteran
12. Adanya buku register dan blanko (MTBS, DDTK)
Untuk mencegah infeksi/komplikasi pada bayi baru lahir baik yang ditolong oleh tenga
kesehatan maupun dukun terlatih
1. Adanya ruangan
2. Adaya 2 petugas
3. Adanya buku register bayi dan blangko (kohort bayi, balangko MTBM)
4. Adanya meja dan kursi
PROTAP KIA
Nomor : 441/19/PKM_SB/Protap/I/2015
Adanya ruangan
1. Adanya petugas
2. Adanya plat
3. Adanya timbangan
4. Adanya tensimeter
5. Adanya meja dan kursi
6. Adanya pencatatan dan pelaporan
7. Adanya meteran dan pita pengukur lila
8. Adanya protap tindakan
4. Pasien melakukan tindakan (jika diperlukan), merujuk ke laboratorium untuk pemeriksaan HB dan protein urin
7. Bagi bumil/bufas/bulin mesti dan perlu penangan lebih lanjut akan dirujuk ke rumah sakit
9. Memberikan pesan untuk control ulang satu bulan sekali, atau jika ada keluhan
PROTAP ISPA
Nomor : 443.13/20/PKM_SB/Protap/I/2015
4. Adanya timbangan
6. Adanya stestoskop
7. Adanya thermometer
9. Adanya tensimeter
3. Adanya alat pemeriksaan : tensimeter, stetoskop, tongue spatel, reflek hammer, thermometer, timbangan dan senter
6. Adanya wastafel
4. Pasien dianamnesa dan dilakukan pemeriksaan fisik (keadaan Umum, TD, nadi, pernafasan) ditempat tidur
5. Setelah dilakkukan pemeriksaan fisik, ditentukan apakah pasien perlu dilakukan tindakan/rujukan ke unit lain atau
RS, atau hanya diberi pengobatan
6. Apabila perlu tindakan pasien dilakukan tindakan kemudian pengobatan sesuai dengan diagnose
8. Pasien yagn perlu dirujuk ke unit lain (Gilingan mas, KIA, laboratorium, BP gigi) akan dibuatkan rujukan ke unit
tersebut
9. Pasien yang perlu penanganan lebih lanjut, dan puskesmas tidak mampu memberikan tersebut, akan dirujuk ke
rumah sakit
11. Petugas melengkapi status pasien dan mengisi buku register, pasien mengambil obat di apotik
dr.dr.Nurin Erlyndia
dr.Hj.Yulifa
NIP:198202222009032005 NIP:197306092003122006
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilam klien/ibu-ibu tenang pemberian ASI pada anak
1. Adanya ruangan
3. Petugas menganamnesis keluhan dan permasalahan meyusui, dan meminta klien untuk
memperagakan cara menyusui, untuk mengidentifikasikan masalah menyusui yan dialami
klien
7. Petugas meminta klien untuk menceritakan kembali apa yang sudah dijelaskan oleh petugas
Memberikan pelayanan kesehatan pada kelompok umur pra usia lanjut (45-49 tahun), usia lanjut (> 60 tahun)dan usia lanjut resiko tinggi ( >
70 tahun)
I. Tujuan :
Memberikan pelayanan kesehatan pada kelompok pra usia lanjut, usia lanjut dan usia lanjut resiko tinggi yang bermutu
Pelayanan kesehatan pada kelompok pra usia lanjut secara komprehesif dan sesuai standar
II. Petugas :
1. Timbangan dewasa
4. HB meter/Cuprisulfat/Talquist
6. Administrasi klinik (status, rekam medic, KMS usia lanjut/buku kesehatan lansia, kohor lansia, blangko rujukan)
IV.
1. Anamnesis klien secara lengkap (dengan mengisi medrec dan KMS/buku kesehatan usia lanjut) mengenai keluhan saat berkunjung baik saat berkunjung, baik
saat kunjungan baru atau lama
2. Pemerikasaan untuk kunjungan baru setiap tahun berjalan dilakukan :
2.1. Penilaian kegiatan sehari-hari
Kategori A : Jika sangat tergantung dengan orang lain dan tidak mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari
Kategori B : Jika ada gangguan dalam melakukan sendiri hidup sehari-hari, sehingga kadang-kadang memerlukan bantuan orang lain
Kategori C : Jika mandiri dan mampu melakukan sendiri kegiatan hidup sehari-hari tanpa bantuan orang lain
2.2. Penilaian ganguan mental emosional
2.3. Penilaian indeks massa tubuh dengan mengukur berat badan dan tinggi badan
2.4. Pengukuran tekanan darah
2.5. Pemerikasaan laboratorium :
2.5.1. Hemoglobin untuk mengetahui apaah anemia
2.5.2. Urine reduksi untuk mengetahui adakah penyakit diabetes melitus
2.5.3. Protein Urine untuk mengetahui adakah gangguan ginjal
3. Untuk kunjungan ulang dilakukan :
3.1. Pengukuran berat badan yang kemudian dinilai status gizi melalui indeks massa tubuh
3.2. Pengukuran tekanan darah
3.3. Pemeriksaan laboratorium sesuai dengan indikasi
4. Melakukan rujukan internal atau ke strata di atas sesuai indikasi
5. Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) sesuai dengan keadaan klien
6. Menginformasikan klien untuk mengikuti kelompok lansia terdekat dengan tempat tinggalnya tiap bulan
dr,Nurin Erlyndia
Hj.Reviyanti Eka Pradina,S.Kep
NIP.198202222009032005 NIP.197605081996032001
Pengurus/Penyimpan Barang
1. Deteksi dini adanya gangguan kognitif pada pasien dengan faktor resiko vaskuler
2. Tatalaksanaan kasus dengan gangguan kognitif secara komprehensif di puskesmas
3. Rujukan kasus gangguan kognitif yang tidak dapat ditangani di puskesmas ke rumah sakit
Dokter, Bidan
Dokter, Bidan, Perawat, Tenaga pelaksana gizi, Dokter gigi, perawat gigi
1. Pendaftaran
a. Pendaftaran Balita
Balita di daftar dalam pencatatan balita
Mintalah KMS/ Buku KIA pada ibu. Untuk balita yang baru pertama kali ditimbang dan tidak mempunyai KMS/ Buku KIA,
berikan KMS sesuai dengan jenis kelamin/ Buku KIA. Isi kolomnya secara lengkap, nama balita dicatat pada secarik kertas
dan diselipkan pada KMS/ Buku KIA. Bagi balita yang tidak mempunyai buku KIA/ KMS karena hilang, pencatatan
sementara menggunakan SIP Posyandu.
Ibu dipersilakan menuju ke tempat penimbangan.
b. Pendaftaran ibu hamil
Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil, kemudian dipersilakan menuju ke tempat penimbangan dan pengukuran
LILA.
c. Pendaftaran PUS
PUS didaftar dalam formulir catatan dan namanya ditulis di secarik kertas. Kemudian dipersilahkan langsung menuju ke tempat
penyuluhan, dilajutkan dengan penapisan status imunisasi TT oleh petugas kesehatan.
2. Penimbangan
a. Bayi/ balita ditimbang berat badannya dengan menggunakan dacin. Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/ buku bantu
dalam kg dan ons.
b. Ibu hamil ditimbang berat badannya dan diukur LILA-nya.
c. WUS/PUS diukur LILA-nya.
3. Pencatatan
a. Balita
Pada penimbangan pertama, isilah kolom identitas yang tersedia pada KMS/ Buku KIA.
Pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS.
Letakkan titik berat badan dan buat garis pertumbuhan anak. Hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini. Jika anak
bulan lalu tidak ditimbang, maka garis pertumbuhan tidak dapat dihubungkan.
Balita dengan gangguan pertumbuhan (2T dan atau BGM) dirujuk ke petugas kesehatan.
Catat setiap kejadian yang dialami anak.
Isi kolom ASI, imunisasi dan vitamin A bila diperlukan.
Salin semua data KMS/ Buku KIA pada SIP.
b. Ibu hamil
Hasil penimbangan berat badan dan pengukuran LILA ibu hamil dicatat dalam buku KIA dan register ibu hamil (SIP).
c. PUS/WUS
Hasil pengukuran LILA pada WUS dicatat pada register WUS/PUS.
4. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan untuk perorangan yang dapat diperkaya dengan penyuluhan kelompok. Penyuluhan dilakukan sesuai dengan
kondisi bayi/ balita, ibu hamil, ibu nifas, menyusui dan PUS/WUS.
5. Pelayanan Kesehatan dan KB
Pelayanan kesehatan yang diberikan berupa pemberian vitamin A pada ibu nifas, bayi dan balita, pemberian tablet tambah darah pada ibu
hamil, pelayanan KB, imunisasi dan pemberian oralit dan zink pada balita yang mengalami diare.
6. Protap dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.
Dokter umum, Dokter gigi, Bidan, Perawat/ Perawat gigi, Jurim, Analis
6. Seluruh hasil pemeriksaan didokumentasikan ke dalam buku register, kohort bayi/ balita/
apras.
1. Adanya ruangan
2. Adanya timbangan berat badan, pengukur tinggi badan atau panjang badan, meteran
3. Adanya alat permainan edukatif
4. Adanya form SDIDTK
5. Adanya buku bagan SDIDTK
6. Adanya obat gizi : kaBBul vitamin A, obat cacing
7. Adanya vaksin untuk kegiatan imunisasi dasar bayi
8. Adanya buku register, kohort balita
Asisten Apoteker
1. Petugas membuat usulan kebutuhan obat (Puskesmas dan Pustu) setiap 3 bulan sekali, yang
ditujukan kepada Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kota Palembang, berdasarkan rata- rata
pemakaian obat (puskesmas dan pustu) selama 3 bulan dan sisa stok obat tiap triwulan.
2. Obat- obatan yang sudah diterima dari gudang Farmasi disimpan dalam Gudang obat,
dicatat ke dalam kartu stok obat dan buku stok gudang obat.
3. Pengeluaran obat ke Apotek dilakukan satu bulan sekali berdasarkan usulan/ permintaan
dari Apotek.
4. Pengeluaran obat ke Pustu 13 ulu dilakukan tiga (3) bulan sekali berdasarkan usulan/
permintaan dari pustu 13 ulu.
5. Penyimpanan dan pengeluaran obat dari gudang menggunakan prinsip FIFO dan FEFO.
6. Setiap pengeluaran obat dari gudang (Puskesmas dan Pustu) dicatat ke dalam kartu stok dan
buku stok gudang obat.
7. Obat- obat di gudang yang sudah kadaluarsa (ex-pired) akan dikeluarkan dari gudang,
dicatat, dibuat berita acara untuk di-retur ke gudang farmasi Dinas Kesehatan Kota
Palembang.
8. Setiap awal bulan berjalan, Petugas gudang obat membuat berita acar stok opname obat-
obat di gudang obat.
9. Petugas membuat laporan bulanan pemakaian dan permintaan obat untuk dilaporkan kepada
pimpinan dan Dinas Kesehatan Kota Palembang.
10. Protap dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.
1. Lingkungan/ halaman puskesmas diupayakan selalu dalam keadaan bersih dari sampah/tumpukan
sampah
2. Tedapat ruang terbuka hijau, yang ditandai oleh pohon peneduh di beberapa lokasi
3. Tedapat tanaman-tanaman yang berfungsi untuk meningkatkan keindahan dan kenyamanan puekesmas
6. Drainase/selokan dihalaman puskesmas lancar/tidak tersumbat, baik oleh gulma maupun sedimen
7. WC selalu dalam keadaan bersih, terawat, ada pengharum/antiseftic, sabun dan tissue WC. Terdapat
sumber air bersih yang cukup di W.
1. Termotivasinya keluarga dan masyarakat untuk meyediakan, menggunakan dan memelihara sarana pembuangan
sampah yang memenuhi syarat kesehatan
2. Terlaksananya pemberian nasehat tentang pengurusan sampah yang memenuhi syarat kesehatan bagi rumah tangga
dan masyarakat
3. Terlaksananya pengawasan dan pembinaan sarana pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan, serta
tata cara penanganan sampah sesuai dengan peratuaran perundangan yang berlaku
1. Sampah organi adalah sampah yang dapat terurai melalui proses pembusukan, seperti kertas, daun, sisa makanan,
dan lain sebagainya. Sedangkan sampah anorganik adlah sampah yang tidak dapat terurai melalui proses
pembusukan, seperti sisa botol plastic, beling, kaleng, dan lain sebagainya
2. Sampah organic dan anorganik dibuang secara terpisah pada masing-masing kotak sampah, yang sudah dilapisi
palstik. Kotak sampah organic dan anorganik ini terdapat dihalaman puskesmas dan ruang tunggu puskesmas.
3. Sampah diangkut oleh petugas dengan menggunakan gerobak dan dibuang ke tempat pembuangan Sementara
(TBB)
4. Dari TBB, sampah diangkut petugas pakai mobil DKK dan dibuang ke TPA
5. Untuk di masing-masing ruang peleyanan (terutama pelayanan yang ada tindakannya), pengelolaan limbah
dilakukan secara terpisah menjadi sampah medis, sampah non medis dan safety box (untuk pembuangan spuit).
Masing-masing kotak sampah dilapisi plastic. Sampah medis yang berupa spuit akan dikumpulkan dari masing-
masing ruangan dan dikirim ke Puskesmas Pembina utnuk dibakar di incinerator. Sampah medis yang berupa
kapas, kasa, vial obat, handsceon dibuang ke dalam kotak sampah medis, dikumpulkan dari masing-masing
ruangan , dan dibuang ke TBB dihalaman puskesmas. Sampah medis yang berupa cairan, seperti darah, urine,
sputum akan dibuang melalui saluran pembuangan ke septitanc.
6. Sampah non medis merupakan sampah yang bukan berasal dari pelayanan kepada pasien, seperti kertas, plastic,
pena, dan lain sebagainya. Sampah non medis dari masing-masing ruangan diumpulkan di TBB dihalaman
puskesmas, untuk dibuang lebih lanjut ke TPA.
Lensi Oktalia,S.Kep
dr.Nurin Erlyndia NIP.198211132006042007
NIP.198202222009032005