Anda di halaman 1dari 38

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada

RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN
BAB 2
WILAYAH

A. KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI


BARAT
1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah
Tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Sulawesi Barat adalah untuk
mewujudkan tatanan ruang wilayah provinsi yang produktif dan berwawasan
lingkungan, yang mendukung pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan
taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan, serta berbasis pada
perkebunan, pertambangan, pertanian, perikanan, pariwisata dan
pendidikan. Berdasarkan tujuan tersebut maka sasaran penataan ruang
wilayah Provinsi Sulawesi Barat antara lain:
a. Terkendalinya pemanfaatan ruang lintas kabupaten di wilayah Provinsi
Sulawesi Barat baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh
masyarakat dan swasta.
b. Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya
lintas kabupaten.
c. Tersusunnya arahan pengembangan sistem pusat-pusat permukiman
perkotaan dan perdesaan dalam sistem struktur ruang provinsi.
d. Tersusunnya arahan pengembangan sistem prasarana wilayah provinsi
e. Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor
pembangunan
2. Struktur Ruang, Pola Ruang dan Kawasan Strategis
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah dilakukan dalam
pengembangan struktur ruang, pola ruang dan pengembangan kawasan
strategis wilayah agar tujuan penataan ruang wilayah provinsi tercapai.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang


Kebijakan pengembangan struktur ruang Provinsi Sulawesi Barat adalah
peningkataan akses pelayanan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah berbasis keunggulan lokal yang merata, hierarkis dan
sinergis. Berdasarkan kebijakan tersebut kemudian dijabarkan kedalam
strategi peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah, sebagai berikut:
 Mempromosikan Pusat Kegiatan Nasional (PKNp) Mamuju (ibukota
Kabupaten Mamuju) – Tampapadang - Belang Belang (MATABE) yang
potensil berfungsi sebagai pusat kegiatan terpadu kepelabuhanan,
kebandarudaraan, industri, perdagangan, pergudangan dan peti kemas,
Pusat-Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Majene (ibukota Kabupaten
Majene) sebagai kota pendidikan, Pasangkayu (ibukota Kabupaten
Mamuju Utara) dan mempromosikan Polewali (ibukota Kabupaten
Polewali Mandar) sebagai PKWp yang potensil dikembangkan menjadi
agropolitan, Pusat-Pusat Kegiatan Lokal (PKL) meliputi Mamasa (ibukota
Kabupaten Mamasa), Tobadak (Ibukota Kabupaten Mamuju Tengah),
Wonomulyo sebagai sentra lumbung beras, dan Topoyo yang
dikembangkan sebagai Kota Terpadu Mandiri;
 meningkatkan sinergitas antar kawasan perkotaan baik PKNp MATABE,
PKWp yang meliputi Majene Pasangkayu dan Polewali, PKL yang
meliputi Mamasa, Tobadak, Wonomulyo, dan Topoyo;
 mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan, khususnya daerah
pantai dan daerah irigasi teknis; dan
 mendorong kawasan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan agar lebih
produktif, kompetitif dan lebih livable untuk hidup dan berkehidupan
secara berkelanjutan, serta lebih efektif dalam mendorong
pengembangan wilayah sekitarnya, termasuk PKNp, PKWp dan PKL.
b. Kebijakan dan Strategi Pola Ruang
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi:

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

 Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung;


- Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi sistem ekologi
wilayah (ecoregion) termasuk ekohidrolika DAS; dan
- Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup terutama sektor
kehutanan
 Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya
- Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan
antar kegiatan budidaya; dan
- Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.
 Strategi untuk mewujudkan, peningkatan keterpaduan serta
keterkaitan antar kegiatan budidaya meliputi:
- Menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis
provinsi untuk memanfaatkan sumberdaya alam di ruang darat,
laut dan udara, termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis
untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah;
- Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam
kawasan beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan
untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan
- Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya
pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan
provinsi sebagai pendukung fungsi Sulawesi Barat sebagai
lahan pangan berkelanjutan;
- Mendukung kegiatan pengelolaan sumberdaya kelautan yang
bernilai ekonomi tinggi di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI),
Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia atau landasan kontinental
untuk meningkatkan perekonomian nasional;
 Strategi untuk mengendalikan perkembangkan kegiatan budidaya
agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan,

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

diwujudkan untuk menumbuhkembangkan agropolitan yang


memadukan agroindustri, agrobisnis, agroedukasi serta model
rumah kebun di klaster sentra-sentra produksi komoditas pertanian
unggulan;
c. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategi
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Sulawesi
Barat meliputi beberapa sudut kepentingan sebagai berikut:
 Kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi Sulawesi Barat dari
sudut pandang kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi:
- mengembangkan produktifitas sentra-sentra produksi pertanian,
perikanan, serta agro industri dan agribisnis;
- Membangun prasarana wilayah pendukung kegiatan produktif.
- mengembangkan dan meningkatkan fungsi kawasan dalam
pengembangan perekonomian Provinsi yang produktif, efisien, dan
mampu bermitra sejajar dalam perekonomian nasional atau
internasional;
- mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumberdaya
alam dan kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama
pengembangan wilayah;
- menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi yang mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian
lingkungan;
- mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak menurunkan
kualitas sosial ekonomi budaya masyarakat dan lingkungan hidup
kawasan;
- meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan
ekonomi.
 strategis pengembangan kawasan kepentingan pertumbuhan ekonomi
terkait peningkatan produktifitas sentra-sentra produksi pertanian,
perkebunan, agroindustri dan agrobisnis meliputi:

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

- mengembangkan dan meningkatkan fungsi kawasan dalam


pengembangan perekonomian provinsi yang produktif, efisien, dan
mampu bersaing dalam perekonomian nasional atau internasional;
- mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumberdaya
alam dan kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama
pengembangan wilayah;
- menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi yang mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal;
- mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak menurunkan
kualitas sosial ekonomi budaya masyarakat dan lingkungan hidup
kawasan
- mengembangkan kawasan pertanian berkelanjutan berupa sawah
irigasi teknis di Kabupaten Mamuju Utara, sawah irigasi teknis di
Kabupaten Mamuju, Kabupaten Mamuju Tengah terutama di KTM
Topoyo, Kabupaten Polewali Mandaryang dipaduselaraskan dengan
perencanaan dan manajemen DAS terutama S. Kaluku, S. Karosa, S.
Budong-Budong, S. Karama, S. Babalang, S. Tomo dan S. Lariang
untuk wilayah Kabupaten Mamuju Utara, Mamuju Tengah, dan
Mamuju, serta S. Sa’dang, S. Maloso, S. Mandar dan S. Mapili untuk
wilayah Kabupaten Polewali Mandar;
- Pengembangan kawasan-kawasan perkebunan kelapa sawit di
Kabupaten Mamuju Utara, Mamuju Tengah, dan Mamuju, perkebunana
kakao di seluruh wilayah Provinsi Sulbar, perkebunan jeruk Limau
China di kabupaten Mamuju Utara dan Mamuju Tengah, perkebunan
kelapa dalam di sepanjang pesisir selat Makassar kecuali kawasan
perkotaan, perkebunan kopi, teh dan hortikulura di Kabupaten
Mamasa;
- Mengembangkan kawasan terpadu pelabuhan, industri, pergudangan
dan perdagangan Belang-Belang sebagai outlet dan pintu masuk
komoditi dari dan ke seluruh wilayah Sulbar serta wilayah perbatasan
provinsi tetangga.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

- Strategi pengembangan kawasan strategis kepentingan pertumbuhan


ekonomi terkait pembangunan prasarana wilayah pendukung kegiatan
produktif meliputi:
- meningkatkan prasarana jalan untuk angkutan komoditi dari sentra –
sentra produksi serta angkutan sarana produksi seperti pupuk,
peralatan pertanian dan sebagainya ke sentra – sentra produksi;
- mengembangkan kawasan industri pengolahan komoditi dan
pergudangan;
- mengembangkan prasarana wilayah lainnya seperti irigasi, jaringan
listrik, telekomunikasi, air bersih dan sebagainya, sebagai pendukung
kegiatan usaha pertanian hulu – hilir.

B. KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN MAMUJU


UTARA
1. Visi Kabupaten Mamuju Utara
Keadaan ideal yang ingin diwujudkan Kabupaten Mamuju Utara dalam
visi pembangunan 2005-2025 adalah “Terwujudnya Mamuju Utara sebagai
Daerah Agropolitan yang Berbasis pada Keragaman dan Kemandirian”. Visi
pembangunan mengandung makna sebagai berikut.
a. Keragaman adalah potensi sosial budaya dan sumberdaya alam yang
dimiliki Kabupaten Mamuju Utara yang pengelolaannya akan menjadi
cara (means) untuk mewujudkan tujuan yang lebih jauh yakni
perwujudan daerah agropolitan. Poinnya disini adalah penghargaan
terhadap keragaman sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang
dijadikan potensi dalam mewujudkan daerah agropolitan dan
kemandirian.
b. Kemandirian yang dimaksud disini adalah kemandirian internal yang
mencakup tatanan lokal pemerintahan, pelaku swasta dan masyarakat
sipil/komunitas untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya lokal
secara berkelanjutan. Sedangkan kemandirian eksternal mencakup
tatanan pemerintahan, swasta dan komunitas di luar dari tatanan lokal

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

yang ditandai dengan interkoneksitas antar tatanan untuk mengelola dan


memanfaatkan sumberdaya eksternal secara berkesinambungan dan
saling menguntungkan, seperti menjalin kerjasama dan mendatangkan
investor yang dapat membantu percepatan pembangunan daerah. Jadi
kemandirian internal dan eksternal adalah saling terkait satu dengan
yang lainnya serta tidak dapat terpisahkan. Sehingga kemandirian yang
ingin dicapai adalah kemandirian wilayah dan kemandirian pelaku
pembangunan.
c. Agropolitan sebagai tujuan akhir pembangunan yang berhorizon waktu
20 (dua puluh) tahun, adalah mewujudkan Mamuju Utara sebagai kota
pertanian yang tumbuh dan berkembang dan mampu memacu
berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat melayani,
mendorong, menarik, dan menghela kegiatan pembangunan pertanian
(agribisnis) di wilayah sekitarnya. Dari sisi kawasan agropolitan terdiri
dari kota pertanian dan desa-desa sentra produksi pertanian yang ada
disekitarnya dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan
administrasi pemerintahan, tetapi lebih ditentukan oleh keadaan alam
dengan memperhatikan skala ekonomi yang ada. Dengan kata lain
kawasan agropolitan adalah kawasan agribisnis yang memiliki fasilitas
perkotaan. Sedangkan dari sisi pengembangan kawasan, agropolitan
adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis,
yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai
potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha
agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan
terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh
pemerintah.
2. Misi Kabupaten Mamuju Utara
Sebagai tindak lanjut dari pernyataan visi yang dijelaskan di atas,
maka dirumuskan misi yang harus diemban atau dilaksanakan oleh
Kabupaten Mamuju Utara, agar rencana pembangunan Kabupaten Mamuju

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Utara dapat terlaksana dengan baik dan tujuan pembangunan dapat


tercapai. Untuk mewujudkan visi Kabupaten Mamuju Utara maka ditetapkan
misi sebagai berikut
a. Mewujudkan SDM Berkapasitas Unggul dan Berdaya Saing Tinggi, didefinisikan
sebagai upaya memperkuat/membentuk SDM yang berkualitas dan berdaya saing
tinggi serta berkemampuan menguasai ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang mendukung keunggulan, dengan berbasis pada nilai-nilai
keragaman yang hidup dan berkembang di masyarakat.
b. Mewujudkan Kemandirian Pemerintah dan Masyarakat dalam Pembangunan
Daerah, dengan pengertian mensinergikan kemampuan dan kekuatan pemerintah
dan masyarakat dalam mengelola sumberdaya dan peluang yang berasal dari
potensi daerah sendiri maupun dari luar (interkoneksitas antar komponen) untuk
mewujudkan tatanan masa depan masyarakat dan pemerintahan yang mandiri.
Kemandirian pemerintah tercermin dari upaya optimalisasi manajemen keuangan
daerah, optimalisasi sumber-sumber pembiayaan pembangunan, dan optimalisasi
pengelolaan sumber daya alam dengan prinsip pembangunan yang mandiri,
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Sedangkan kemampuan diri
masyarakat tercermin dari adanya kemampuan masyarakat beradaptasi dengan
berbagai pihak untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya.
c. Mewujudkan Kemajuan Daerah yang Berbasis Agrosistem, dimaksudkan sebagai
upaya membangun/memperkuat struktur perekonomian daerah yang berbasis
pertanian dalam arti luas dengan memanfaatkan keunggulan kompetitif dan
komparatif melalui pembangunan sistem produksi, pasca panen, distribusi dan
pemasaran. Selain itu diupayakan perwujudan pembangunan SDM yang
berkualitas melalui penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan berpijak pada nilai agama dan budaya serta keragaman yang
dimiliki Mamuju Utara serta mengembangkan interkoneksitas antar komponen
internal dan eksternal untuk terbentuknya tatanan yang dapat mendorong kearah
kemandirian wilayah dan kemadirian pelaku pembangunan.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

3. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten

Mamuju Utara

a. Rencana Program Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

 Mewujudkan Kapasitas Sumberdaya Manusia Yang Memiliki


Daya Saing Tinggi.
Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia diwujudkan
dengan cara menuntut kemampuan pembangunan manusia dalam
meningkatkan akses masyarakat atas pendidikan dan kesehatan
yang layak, yang selanjutnya mengkondisikan akses dan
pemanfaatan ilmu-pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan
daya saing SDM dan daerah, serta mendorong apresiasi nilai-nilai
yang berbasis pada keragaman masyarakat Mamuju Utara secara
sosial-budaya. Maka arah pembangunan jangka panjang
Kabupaten Mamuju Utara dirumuskan sebagai berikut :
- Pembangunan pendidikan
- Pembangunan kesehatan
- Pengelolaan kependudukan
- Pengembangan IPTEK
 Mewujudkan Kemandirian Pemerintah Dan Masyarakat Dalam
Pembangunan Daerah
Terciptanya kemandirian pemerintah dan masyarakat dalam
pembangunan daerah merupakan suatu kondisi yang dicita-citakan
guna membentuk sebuah daerah yang kuat dalam mengelola
sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai. tingkat kesejahteraan
masyarakat yang tinggi dalam jangka panjang. Kondisi tersebut
menuntut berfungsinya kelembagaan pemerintah dan kelembagaan
masyarakat secara optimal dalam berkontribusi bagi akselerasi
pembangunan daerah. Penguatan kelembagaan pemerintah dan
kelembagaan masyarakat sehingga masing-masing mampu

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

mengatasi permasalahan pembangunan dengan memanfaatkan


sumberdaya yang ada merupakan dimensi pertama dari
perwujudan kemandirian dimaksud. Sedangkan dimensi lainnya
adalah pengembangan interkoneksitas diantara kelembagaan
pemerintah dan kelembagaan masyarakat tersebut, sehingga
terlahirkan kekuatan/sumberdaya baru sebagai hasil sinergi antara
keduanya, dan dengan itu pembangunan akan terjamin
keberlanjutannya, merupakan dimensi kedua dari kemandirian
dimaksud.
Guna mencapai kondisi di atas, maka arah pembangunan
jangka panjang Kabupaten Mamuju Utara sebagai berikut:
- Penataan organisasi pemerintah
- Pengembangan sumberdaya aparatur
- Penataan sistem nilai dan norma pemerintahan
- Pengelolaan keuangan daerah
- Penguatan kelembagaan masyarakat
- Pembangunan kesejahteraan sosial
- Pembangunan politik dan kesatuan bangsa
 Mewujudkan Daya Saing Daerah Yang Berbasis Agrosistem
Terciptanya daya saing daerah yang tinggi dan berbasis
agrosistem di Kabupaten Mamuju Utara, diperlukan untuk
mendorong pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, baik
aspek kewilayahan maupun aspek kegiatan usaha masyarakatnya.
Hal tersebut menuntut pembangunan ekonomi daerah yang optimal
mengelola sumberdaya alam untuk menghasilkan produktivitas dan
nilai tambah. Selain itu, pembangunan wilayah yang
memungkinkan tersedianya sarana, prasarana dan fasilitas untuk
mendukung aktivitas ekonomi juga harus menjadi perhatian. Kedua
pilar ini, yakni pembangunan ekonomi dan pembangunan wilayah,
diarahkan untuk mewujudkan Mamuju Utara sebagai daerah
agropolitan.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Untuk mencapai sasaran tersebut, maka arah pembangunan


jangka panjang Kabupaten Mamuju Utara dirumuskan sebagai
berikut:
- Pembangunan wilayah
- Pembangunan sarana dan prasarana wilayah
- Pengembangan struktur ekonomi daerah
- Pengembangan pelaku ekonomi daerah
- Pembangunan pertanian
- Pembangunan industri dan perdagangan
- Pembangunan perhubungan
- Pembangunan Koperasi, Usaha Kecil dan Usaha Menengah
(UKM)
- Pembangunan ketenagakerjaan
- Pembangunan lingkungan hidup
b. Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan
dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka
strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah
meliputi:
 Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Layanan Pendidikan,
arah kebijakan ini adalah bagaimana memastikan bahwa semua
anak yang berada pada usia sekolah benar-benarmemperoleh
pendidikan secara layak. Kebijakan ini bertumpu pada dua upaya
penting, yaitu, bagaimana “memaksa” anakanak yang tidak
bersekolah untuk memasuki sekolah dan bagaimana agar anak-
anak yang sudah bersekolah tidak “meninggalkan” bangku sekolah.
Untuk mendukung upaya ini, pemerintah daerah harus lebih
mengintensifkan berbagai program layanan pendidikan, subsidi dan
bantuan dana pendidikan untuk keluarga kurang mampu,
membangun sarana dan prasarana sekolah hingga ke pelosok-

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

pelosok desa, memperbaiki kualitas proses belajar-mengajar, dan


sebagainya. Keberhasilan kebijakan ini akan berdampak besar
terhadap peningkatan kualitas pembangunan manusia.
 Meningkatkan akses dan pemerataan kesehatan dan keluarga
berencana, Arah kebijakan ini bagaimana memastikan bahwa
semua orang tanpa kecuali bisa memperoleh layanan kesehatan
secara mudah, cepat, dan terjangkau pada saat membutuhkannya.
Untuk mendukung upaya ini, pemerintah daerah harus lebih
mengintensifkan berbagai program layanan kesehatan, subsidi dan
bantuan kesehatan bagi keluarga kurang mampu, membangun
sarana dan prasarana kesehatan hingga ke pelosok-pelosok desa,
memperbaiki manajemen layanan kesehatan, dan sebagainya.
Keberhasilan kebijakan ini, seperti halnya layanan pendidikan, akan
berdampak besar terhadap peningkatan kualitas pembangunan
manusia.
 Meningkatkan Pendapatan atau Pengeluaran Perkapita,
Kebijakan ini akan diorientasikan pada pengembangan aktivitas
ekonomi masyarakat terutama skala usaha mikro, kecil, dan industri
rumah tangga. Kebijakan Pemerintah Daerah diarahkan pada
pemberian kemudahan perizinan, meningkatkan akses terhadap
sumber-sumber pembiayaan, menyediakan bimbingan teknis dalam
pengelolaan usaha, peningkatan kualitas produk, dan
pengembangan teknologi, serta menfasilitasi kerjasama kemitraan
usaha dengan pihak swasta atau pelaku usaha skala besar..
 Menurunkan Angka Kemiskinan, Kebijakan ini akan diarahkan
pada upaya menurunkan jumlah dan persentase penduduk miskin.
Sedikitnya, ada dua skema kebijakan yang akan
diimpelementasikan, yaitu, pertama, menurunkan atau memperkecil
beban pengeluaran penduduk miskin. Skema ini muncul dalam
bentuk bantuan sosial (misalnya, BLT, Raskin, dan berbagai bentuk
transfer. lainnya), bantuan biaya pendidikan dan kesehatan, dan

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

pemberian subsidi (misalnya, pupuk dan sarana produksi lainnya).


Kedua, meningkatkan produktivitas dan pendapatan penduduk
miskin. Skema ini muncul terutama dalam bentuk pembangunan
infrastruktur perdesaan (misalnya irigasi, pasar, jalan desa, dsb),
penyediaan skim bantuan modal usaha, pelatihan keterampilan,
program padat karya perdesaan, dll.
 Meningkatkan Sarana dan Prasarana Wilayah, Kebijakan ini
difokuskan pada upaya menarik investasi, terutama dari luar
daerah, baik dalam bentuk PMDN maupun PMA. Agar upaya ini
dapat berhasil, maka pada tahap awal akan diidentikasi berbagai
potensi investasi daerah, terutama di sektor pertambangan,
pertanian, perkebunan, dan perikanan, melakukan penataan
regulasi dan perizinan yang pro-investasi, memperbaiki iklim
investasi dan meningkatkan realisasi investasi melalui pemberian
kepastian hukum, keamanan, kemudahan perizinan, dan
penyediaan berbagai insentif lainnya, serta meningkatkan promosi
dan kerjasama investasi, baik dengan pelaku usaha dalam negeri
maupun dengan pihak asing.
 Mengembangan Komoditas Unggulan Daerah, Kebijakan ini
akan difokuskan pada upaya peningkatan kuantitas, kualitas, dan
produktivitas komoditas unggulan daerah. Untuk mendukung upaya
ini, pemerintah daerah akan memberikan dukungan berupa
peningkatan infrastruktur pertanian dan perdesaan, pengembangan
teknologi pertanian tepat guna; peningkatan akses petani terhadap
sarana produksi pertanian dan permodalan, penguatan
kelembagaan petani, pengembangan manajemen usaha tani dan
sistem pemasaran, peningkatan kegiatan pasca panen dan
pengolahan hasil, dan pengembangan jaringan kemitraan dengan
berbagai stakeholder.
 Meningkatkan Pelayanan Publik, Kebijakan ini akan diarahkan
pada penyediaan layanan publik, terutama layanan yang terkait

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

dengan perbaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM),


pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs), dan
pemenuhan hak-hak dasar masyarakat. Dengan demikian,
kebijakan ini mensinergikan berbagai bentuk layanan publik, mulai
layanan yang terkait dengan dimensi ekonomi, dimensi sosial,
hingga dimensi lingkungan untuk menuju kehidupan masyarakat
yang lebih berkualitas.
 Memperkuat Kelembagaan Pemerintahan Daerah, Kebijakan ini
difokuskan pada penataan organisasi perangkat daerah sesuai
dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah. Kebijakan ini disertai
dengan upaya penyegaran organisasi perangkat daerah melalui
penempatan SDM-aparat sesuai dengan kompetensi, kemampuan,
dan kapasitasnya. Agar kebijakan ini dapat berjalan efektif, maka
diterapkan pakta integritas dan kontrak kinerja dengan seluruh
organisasi perangkat daerah dan pejabat pemerintahan daerah,
membangun kerangka koordinasi antar SKPD guna mewujudkan
efektifitas pelaksanaan program-program prioritas daerah,
merumuskan format komunikasi yang lebih efisien, efektif, produktif,
dan konstruktif dengan legislatif (DPRD) dalam rangka
merumuskan kebijakan dan program pembangunan daerah, dan
mengembangkan mekanisme konsultasi publik yang
memungkinkan masyarakat ikut berpartisipasi dalam perencanaan
pembangunan daerah, perumusan kebijakan publik, dan tata-kelola
pemerintahan daerah.
c. Program Pembangunan Daerah
Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan
jangka menengah daerah, maka dirumuskan langkah operasional
ke dalam kebijakan umum dan program pembangunan daerah,
kaitannya dengan penyusunan penyusunan Rencana Tata Ruang

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada


Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah pada
akselerasi kebijakan yang saling terintegrasi guna tercapainya
penataan ruang yang komprehensif, berikut ini program
pembangunan yang terkait RTR Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Ekonomi pada Kawasan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan sebagai berikut:
 Program Perencanaan Tata Ruang
 Program Pemamfaatan Ruang
 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
 Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial
 Program Peningkatan Dan Pengembangan Ekport
 Program Peningkatan Kualitas Dan Akses Informasi
Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup
 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
 Program Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,
Rawa, Dan Jaringan Pengairan Lainnya
 Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial
 Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
 Peningkatan Kesejahteraan Petani
 Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
 Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian
 Peningkatan Ketahanan Pangan
d. Tinjauan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

 Struktur Ruang Wilayah


Rencana pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan
ditujukan untuk mendorong percepatan dan pemerataan
pembangunan ekonomi wilayah dan membuka daerah terisolasi
serta memperkuat interaksi dan fungsi kawasan secara berjenjang
(PKW, PKL, PKLp, PPK, dan PPL) yang didukung dengan

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

pengembangan prasarana dan sarana wilayah yang lebih baik dan


lengkap. Dalam konteks lokal, rencana pengembangan sistem
pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Mamuju Utara ditujukan untuk
mewujudkan pemerataan pembangunan sosial dan ekonomi
melalui pembentukan sistem pusat-pusat kegiatan.
Rencana sistem pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Mamuju
Utara dirumuskan berdasarkan beberapa pertimbangan meliputi:
- Tujuan penataan ruang yang telah dirumuskan: “mewujudkan
Kabupaten Mamuju Utara sebagai pusat perkebunan kakao
dan kelapa sawit didukung kegiatan pertanian, perikanan,
industri, pertambangan, dan pariwisata inovatif dan infrastruktur
wilayah yang handal dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan hidup dalam rangka pemerataan kesejahteraan
masyarakat”. Dari tujuan tersebut, terlihat perlunya
pengembangan pusat-pusat kegiatan dengan basis komoditas
unggulan di Kabupaten Mamuju Utara yaitu sebagai pusat
perkebunan kakao dan kelapa sawit, termasuk industri
pengolahannnya. Pengembangan ini sesuai dengan rencana
pengembangan PKW Pasangkayu sebagaimana termuat dalam
Perpres tentang RTR Pulau Sulawesi. Selain itu, diperlukan
pengembangan pusat-pusat kegiatan di bawah PKW
Pasangkayu, untuk mendukung pengembangannya. Pusat-
pusat kegiatan yang dapat ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten Mamuju Utara meliputi PKLp, PPK, dan PKL.
- Kebijakan dan strategi penataan ruang yang telah ditetapkan,
yang pada intinya adalah untuk mengembangkan dan
meningkatkan sistem pusat-pusat kegiatan yang merata dan
berjenjang sesuai dengan skala pelayanan dan karakteristik
wilayahnya.
- Posisi geografis Kabupaten Mamuju Utara yang berada di Alur
Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II yang merupakan jalur

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

pelayaran internasional dari Asia Timur ke Australia dan berada


di lintas Barat Pulau Sulawesi bagian Barat yang
menghubungkan Makassar dan Palu dengan dukungan
ketersediaan pelabuhan sebagai simpul pergerakan utama ke
wilayah yang lebih luas.
- Mendukung pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten
Mamuju Utara, terutama perkebunan kakao dan kelapa sawit.
Pusat-pusat kegiatan yang dikembangkan akan menjadi pusat
jasa perdagangan, industri pengolahan, koleksi dan distribusi
dari komoditas unggulan yang ada di Kabupaten Mamuju Utara.
Pengembangan kegiatan perkebunan, pertanian, perikanan,
dan pariwisata termasuk industri pengolahannnya akan
mengerakan ekonomi lokal dan regional sehingga akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- Penciptaan keseimbangan pengembangan wilayah antara
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan dalam rangka
menciptakan pemerataan pembangunan dan mengatasi
ketimpangan wilayah melalui pengembangan sistem pusat-
pusat kegiatan sosial ekonomi.
- Kecenderungan perkembangan pusat-pusat kegiatan eksisting
dengan dukungan prasarana dan sarana wilayah sejak
pembentukan Kabupaten Mamuju Utara, yang berdasarkan
analisis skalogram urutan pusat kegiatan terdiri dari
Pasangkayu, Baras, Sarudu, Bambalamotu, dan Tikke sebagai
pusat kegiatan yang berkembang paling maju di Kabupaten
Mamuju Utara. Oleh karena itu, lima pusat kegiatan di atas,
selain Pasangkayu yang telah ditetapkan sebagai PKW oleh
RTRWN, dapat ditetapkan hierarkinya sesuai Permen PU
Nomor 16 di atas, yang sesuai kewenangan Pemerintah
Kabupaten Mamuju Utara dapat ditetapkan PKLp, PPK, dan
PPL.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

- Jarak antar ibukota kecamatan dengan dukungan jaringan jalan


eksisting dan potensi pengembangan jaringan jalan, yang
membentuk struktrur ruang di Kabupaten Mamuju Utara.
Atas dasar pertimbangan di atas, rencana pengembangan
sistem pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Mamuju Utara terdiri
dari:
- Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Kawasan Perkotaan
Pasangkayu Kecamatan Pasangkayu.
- Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) di Baras Kecamatan
Baras dan Sarjo di Kecamatan Sarjo.
- Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Sarudu Kecamatan
Sarudu, Bambalamotu di Kecamatan Bambalamotu, dan Tikke
di Kecamatan Tikke Raya.
- Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) di:
 Dapurang di Kecamatan Dapurang;
 Lilimori di Kecamatan Bulu Taba;
 Parabu di Kecamatan Lariang;
 Malei di Kecamatan Pedongga;
 Bambaira di Kecamatan Bambaira; dan
 Tammarunang di Kecamatan Duripoko.

Secara jelas, sistem pusat-pusat kegiatan yang


direncanakan di Kabupaten Mamuju Utara dapat dilihat pada Tabel
2.1 di halaman berikut ini.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Tabel 2.1
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Mamuju Utara

Skala
No Hierarki Lokasi Fungsi Utama
Pelayanan
1. PKW Pasangkayu  permukiman perkotaan; kabupaten,
Kec.  pusat pemerintahan kabupaten; beberapa
Pasangkayu  pusat kegiatan jasa kabupaten dan

perdagangan; antar provinsi

 pusat koleksi dan distribusi serta


pemasaran komoditas
perkebunan kakao dan kelapa
sawit, pertanian, perikanan, dan
peternakan;
 kegiatan industri pengolahan
kakao dan kelapa sawit, serta
pengolahan hasil pertanian,
perikanan;
 kegiatan pariwisata;
 simpul transportasi darat, laut,
dan udara.
2. PKLp Baras  permukiman perkotaan; kabupaten atau
Kec.Baras  pusat pemerintahan kecamatan; beberapa

 pusat kegiatan jasa kecamatan

perdagangan;
 pusat koleksi dan distribusi
komoditas perkebunan kelapa
sawit, pertanian, perikanan, dan
peternakan;
 kegiatan industri pengolahan
hasil perkebunan kelapa sawit,
pertanian, dan perikanan;
 kegiatan pariwisata;
 simpul transportasi darat dan
laut.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Skala
No Hierarki Lokasi Fungsi Utama
Pelayanan
Sarjo Kec. Sarjo  permukiman perkotaan;
 pusat pemerintahan kecamatan;
 pusat kegiatan jasa
perdagangan;
 pusat koleksi dan distribusi
komoditas perkebunan kelapa
dalam dan kakao, pertanian, dan
perikanan;
 industri pengolahan hasil
perkebunan kelapa dalam dan
kakao, pertanian, dan perikanan;
 kegiatan pariwisata;
 simpul transportasi darat.
3. PPK Sarudu Kec.  permukiman perkotaan; kecamatan atau
Sarudu  pusat pemerintahan kecamatan; beberapa desa

 pusat kegiatan jasa


perdagangan;
 pusat koleksi dan distribusi
komoditas perkebunan kelapa
sawit, pertanian jagung,
perikanan, dan peternakan;
 kegiatan industri pengolahan
hasil perkebunan kelapa sawit,
pertanian, dan perikanan;
 kegiatan pariwisata;
 simpul transportasi darat dan
laut.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Skala
No Hierarki Lokasi Fungsi Utama
Pelayanan
Bambalamotu  permukiman perkotaan;
Kec.  pusat pemerintahan kecamatan;
Bambalamotu  pusat kegiatan jasa
perdagangan;
 pusat koleksi dan distribusi
komoditas perkebunan kelapa
dalam dan kakao, pertanian
(padi sawah), dan perikanan;
 industri pengolahan hasil
perkebunan kelapa dalam dan
kakao, pertanian, dan perikanan;
 kegiatan pariwisata;
 simpul transportasi darat.
Tikke Kec. Tikke  permukiman perkotaan;
Raya  pusat pemerintahan kecamatan;
 pusat kegiatan jasa
perdagangan;
 pusat koleksi dan distribusi
komoditas perkebunan kelapa
dalam dan kelapa sawit,
pertanian jagung, perikanan, dan
peternakan;
 kegiatan industri pengolahan
hasil perkebunan
 simpul transportasi darat dan
laut.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Skala
No Hierarki Lokasi Fungsi Utama
Pelayanan
4 PPL Dapurang Kec.  permukiman perdesaan; beberapa desa
Dapurang  pusat pemerintahan kecamatan;
 pusat kegiatan jasa
perdagangan;
 pusat koleksi dan distribusi
komoditas perkebunan kakao,
pertanian jagung, dan perikanan;
 industri pengolahan hasil
perkebunan kakao, pertanian,
dan perikanan.
Lilimori Kec  permukiman perdesaan;
Bulu Taba  pusat pemerintahan kecamatan;
 pusat kegiatan jasa
perdagangan;
 pusat koleksi dan distribusi
komoditas durian, pertanian
jagung, dan perikanan;
 industri pengolahan hasil
perkebunan durian, pertanian
jagung, dan perikanan.
Parabu Kec  permukiman perdesaan;
Lariang  pusat pemerintahan kecamatan;
 pusat kegiatan jasa
perdagangan;
 pusat koleksi dan distribusi
komoditas jeruk, durian, jagung,
dan perikanan;
 industri pengolahan hasil
perkebunan jeruk, durian,
jagung, dan perikanan.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Skala
No Hierarki Lokasi Fungsi Utama
Pelayanan
Malei Kec.  permukiman perdesaan;
Pedongga  pusat pemerintahan kecamatan;
 pusat kegiatan jasa
perdagangan;
 pusat koleksi dan distribusi
komoditas kelapa dalam, kelapa
sawit, jeruk, dan perikanan;
 industri pengolahan hasil
perkebunan kelapa dalam,
kelapa sawit, jeruk, dan
perikanan.
Bambaira Kec.  permukiman perdesaan;
Bambaira  pusat pemerintahan kecamatan;
 pusat kegiatan jasa
perdagangan;
 pusat koleksi dan distribusi
komoditas padi, kakao, kelapa
dalam, dan perikanan;
 industri pengolahan hasil
perkebunan padi, kakao, kelapa
dalam, dan perikanan.
Tamarunang  permukiman perdesaan;
Kec. Duripoko  pusat pemerintahan kecamatan;
 pusat kegiatan jasa
perdagangan;
 pusat koleksi dan distribusi
komoditas kakao, jagung, dan
perikanan;
 industri pengolahan hasil
Sumber : RTRW Kabupaten Mamuju Utara

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Gambar 2.1 Struktur Ruang Kabupaten Mamuju Utara


 Pola Ruang Wilayah
Rencana pola ruang Kabupaten Mamuju Utara mempunyai
proporsi 37,9% kawasan lindung dan 62,1% kawasan budidaya.
Distribusi terluas dari kawasan lindung diperoleh dari kawasan
hutan lindung seluas 34,12%, sedangkan dari kawasan budidaya
adalah kawasan perkebunan kelapa sawit 15,5% dan hutan
produksi terbatas 14,7%. Secara jelas, pola ruang dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2
Pola Ruang Kabupaten Mamuju Utara
No Pola Ruang Luas (ha) %
A Kawasan Lindung 115.361,12 37,90
1 Kawasan Hutan Lindung 103.860,55 34,12
2 Kawasan Bergambut 171,62 0,06
3 Sempadan Pantai 707,06 0,23
4 Sempadan Sungai 5.424,82 1,78
5 Kawasan Sekitar Mata Air 71,47 0,02
6 Kawasan Pantai Berhutan Bakau 1.208,09 0,40
7 RTH Hutan Kota 149,14 0,05

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

8 Sungai 3.768,36 1,24


B Kawasan Budidaya 189.014 62,1
1 Kawasan Hutan Produksi Terbatas 44.866 14,7
2 Kawasan Hutan Produksi Tetap 1.392 0,5
3 Kawasan Hutan Produksi Konversi 8.452 2,8
4 Kawasan Hutan Rakyat 16.785 5,5
5 Kawasan Pertanian Tanaman Pangan 15.427 5,1
6 Kawasan Pertanian Holtikultura 2.187 0,7
7 Kawasan Perkebunan 13.509 4,4
8 Kawasan Perkebunan Campuran 18.063 5,9
9 Kawasan Perkebunan Kelapa Dalam 877 0,3
10 Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit 47.322 15,5
11 Kawasan Budidaya Perikanan 1.802 0,6
12 Kawasan Pertambangan Batuan 380 0,1
13 Kawasan Pertambangan Batubara 9.365 3,1
14 Kawasan Industri Besar 467 0,2
15 Kawasan Pariwisata 311 0,1
16 Kawasan Permukiman Perkotaan 2.043 0,7
17 Kawasan Permukiman Perdesaan 5.765 1,9
Jumlah 304.375 100,0
Sumber : RTRW Kabupaten Mamuju Utara

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Gambar 2.2 Pola Ruang Kabupaten Mamuju Utara

 Kawasan Strategis
Kabupaten Mamuju Utara merupakan salah satu wilayah
kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang berada di posisi segitiga
emas antara Provinsi Sulawesi Selatan dengan Provinsi Sulawesi
Tengah, yang berhadapan langsung dengan jalur perdagangan
internasional atau ALKI II. Kabupaten Mamuju Utara yang memiliki
potensi pengembangan di sektor perkebunan, pertanian, perikanan
yang sangat strategis, sehingga agroindustri di wilayah ini cukup
potensial untuk berkembang, mengingat potensi agroekologinya
untuk beberapa komoditas unggulan yang juga didukung letak
geografisnya yang mempunyai akses ke wilayah lebih luas. Selain
itu, pengembangan sektor pertambangan dan pariwisata juga akan
menjadi faktor pemicu pertumbuhan secara cepat. Sektor
pariwisata baik alam maupun budaya akan dapat menjadi daya
tarik tersendiri, dalam upaya meningkatkan perekonomian wilayah.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Mengacu pada tipologi kawasan strategis kabupaten dan


kriterianya, kawasan strategis di Kabupaten Mamuju Utara meliputi:
- kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
terdiri dari:
1) kawasan perkotaan strategis terdiri dari:
 Pasangkayu dan sekitarnya;
 Baras dan sekitarnya;
 Sarjo dan sekitarnya;
2) kawasan pertanian pangan berkelanjutan terdiri dari:
 Sawah irigasi teknis di sebagian Kecamatan Bambaira dan
sebagian Kecamatan Bambalamotu; dan
 Sawah setengah irigasi teknis di sebagian Kecamatan
Baras, sebagian Kecamatan Pasangkayu, sebagian
Kecamatan Tikke Raya, sebagian Kecamatan Bambaira,
dan sebagian Kecamatan Bambalamotu.
3) kawasan perkebunan strategis terdiri dari:
 kawasan perkebunan kakao dan kelapa dalam yang
mencakup sebagian Kecamatan Sarjo, sebagian
Kecamatan Bambaira, dan sebagian Kecamatan
Bambalamotu;
 kawasan perkebunan kelapa dalam, kelapa sawit, kakao,
dan jeruk terletak di:
- sebagian Kecamatan Baras, sebagian Kecamatan Bulu Taba,
dan sebagian Kecamatan Lariang;
- sebagian Kecamatan Pasangkayu, sebagian Kecamatan Tikke
Raya, dan Kecamatan Pedongga;
- kawasan perkebunan kakao, kelapa sawit, dan jeruk di sebagian
Kecamatan Sarudu, sebagian Kecamatan Dapurang, dan
sebagian Kecamatan Duripoku;
4) Kawasan Kota Terpadu Mandiri Baras.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

- kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya adalah


kawasan masyarakat adat Suku To’ Bunggu di Desa Kalola dan
Desa Wulai di Kecamatan Bambalamotu serta Desa Pakawa di
Kecamatan Pasangkayu yang akan dikembangkan sebagai
kawasan pariwisata budaya.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Gambar 2.3 Kawasan Strategis Kabupaten Mamuju Utara

C. LANDASAN HUKUM DAN KEBIJAKAN


Dasar hukum yang melandasari penyusunan Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada Kawasan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Mamuju Utara sebagai
berikut :
1. Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No.47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No.4286)
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No.125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No.4437).
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 4438)
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
6. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Pertanian Berkelanjutan
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
8. Udang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan Kawasan
Permukiman
9. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
10. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Kehutanan
11. Undang-Undang RI Nomor 5 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya
12. Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
13. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria
14. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
15. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi.
16. Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
17. Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No.4124.

D. RUANG LINGKUP
1. Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah mencakup wilayah berdesarkan pola ruang
Kabupaten Mamuju Utara untuk kawasan pertanian dan perkebunan sesuai
dengan arahan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi.

2. Ruang Lingkup Materi

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

Secara substantif materi RTR Kawasan Streategis sudut pandang


Ekonomi pada lahan pertanian pangan berkelanjutan dan perkebunan
meliputi rencana pusat-pusat pelayanan, arahan pemanfaatan ruang, arahan
pengendalian pemanfaatan ruang dan indikasi program pembangunan terkait
pengembangan lahan pertanian tanaman pangan dan perkebunan

3. Dimensi Waktu Perencanaan


Sesuai dengan UU.26/2007 tentang Penataan Ruang, maka dimensi
waktu RTR Kawasan Streategis sudut pandang Ekonomi pada lahan
pertanian pangan berkelanjutan dan perkebunan adalah disesuaikan dengan
RTRW dan RPJPD Kabupaten Mamuju Utara yaitu 20 tahun, yang akan
diperinci dalam tahapan perencanaan jangka menengah 5 (lima) tahunan,
dengan tahapan Rencana Penataan Ruang Wilayah Jangka Menengah
(RJM -I) kurun waktu Tahun 2014~2019; RJM-II kurun waktu Tahun
2020~2024; RJM-III kurun waktu Tahun 2025-2029; dan RJM-IV kurun waktu
Tahun 2020~2034
E. PENDEKATAN DAN TEKNIK PERENCANAAN
1. Azas Perencanaan
Menurut UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007, penataan ruang
diselenggarakan berdasarkan asas:
a. Keterpaduan;
Yang dimaksud dengan “keterpaduan” adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan yang
bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan.
Pemangku kepentingan, antara lain, adalah Pemerintah, pemerintah
daerah, swasta dan masyarakat.
b. Keserasian, Keselarasan, dan Keseimbangan;
Yang dimaksud dengan “keserasian, keselarasan, dan keseimbangan”
adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mewujudkan
keserasian antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

kehidupan manusia dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan


dan perkembangan antardaerah serta antara kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan.
c. Keberlanjutan;
Yang dimaksud dengan “keberlanjutan” adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya
dukung dan daya tampung lingkungan dengan memperhatikan
kepentingan generasi mendatang.
d. Keberdayagunaan dan Keberhasilgunaan;
Yang dimaksud dengan “keberdayagunaan dan keberhasilgunaan”
adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan
manfaat ruang dan sumber daya yang terkandung di dalamnya serta
menjamin terwujudnya tata ruang yang berkualitas.
e. Keterbukaan;
Yang dimaksud dengan “keterbukaan” adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan memberikan akses yang seluas-luasnya
kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan penataan ruang.
f. Kebersamaan dan Kemitraan;
Yang dimaksud dengan “kebersamaan dan kemitraan” adalah bahwa
penataan ruang diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan.
g. Pelindungan Kepentingan Umum;
Yang dimaksud dengan “pelindungan kepentingan umum” adalah bahwa
penataan ruang diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan
masyarakat.
h. Kepastian Hukum dan Keadilan;
Yang dimaksud dengan “kepastian hukum dan keadilan” adalah bahwa
penataan ruang diselenggarakan dengan berlandaskan hukum/ketentuan
peraturan perundang-undangan dan bahwa penataan ruang
dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil dengan
jaminan kepastian hukum.
i. Akuntabilitas
Yang dimaksud dengan “akuntabilitas” adalah bahwa penyelenggaraan
penataan ruang dapat dipertanggungjawabkan, baik prosesnya,
pembiayaannya, maupun hasilnya.

2. Pendekatan Perencanaan
Pendekatan perencanaan yang digunakan dalam penyusunan
Rencana Tata Ruang Kawasan Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Ekonomi pada Kawasan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan Kabupaten Mamuju Utara sebagai berikut :

a. Pendekatan Umum
 Tahap Persiapan Survey
Pada tahap persiapan survey beberapa hal yang akan dilakukan
konsultan sebagai berikut :
- Penelaan materi Rencana Tata Ruang Kawasan Kawasan Strategis
Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada Kawasan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan Kabupaten Mamuju Utara sesuai kerangka
acuan yang telah ditetapkan.
- Persiapan peta dasar yang menjadi acuan Penyusunan Rencana Tata
Ruang Kawasan Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan
Ekonomi pada Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Kabupaten Mamuju Utara.
- Pembuatan daftar data yang akan dicari di lapangan (list data).
- Pembuatan model-model untuk pengumpulan data di lapangan.
- Penyusunan program survey.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
- Pengamatan lapangan untuk mengetahui letak dan posisi Kawasan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Mamuju Utara
yang menjadi obyek perencanaan.
- Pengumpulan data sekunder pada instansi terkait.
- Wawancara kepada masyarakat dan pejabat setempat.
- Interview terhadap informan untuk mengetahui kondisi dan situasi
Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Mamuju
Utara yang menjadi obyek perencanaan.
- Pengamatan lapangan dalam hal keberadaan jenis tanah, kualitas air,
kondisi lahan, jenis komoditi dan karakteristik Kawasan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Mamuju Utara.
Evaluasi data dilakukan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
situasi, kondisi Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten
Mamuju Utara, antara lain :
Data Makro Wilayah, mencakup data :
- Kebijaksanaan pembangunan
yang diduga berpengaruh pada Kawasan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan Kabupaten Mamuju Utara dalam hal ini keterkaitan
dengan wilayah MATABE SULBAR dan ketetapan dalam Rencana
Tata Ruang Sulawesi Barat terutama penetapan fungsi yang akan
diemban Kabupaten Mamuju Utara sebagai pengembangan kawasan
Agropolitan.
- Potensi dan permasalahan
wilayah Kabupaten Mamuju Utara.
- Rona wilayah Kabupaten Mamuju
Utara meliputi : Rona sosial, rona ekonomi dan kegiatan/pola usaha,
rona fisik dan lingkungan, struktur tata ruang dan alokasi pemanfaatan
ruang, rona kelembagaan dan keuangan daerah.
 Kondisi demografi, antara lain :

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

 Jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, lapangan kerja,


tingkat pendapatan, dan sebagainya.
 Perkembangan penduduk, dalam hal jumlah, penyebaran dan
komposisi.
 Adat istiadat, kebiasaan masyarakat dan sebagainya.
 Aspek perekonomian, antara lain :
 Produksi tiap sektor kegiatan ekonomi.
 Perkembangan tiap sektor kegiatan ekonomi dan
hubungannya dengan tenaga kerja.
 Pola aliran barang dan jasa serta sistem pemasaran hasil
produksi.
 Aspek sumberdaya alam, antara lain :
 Keadaan tanah, air, dan iklim.
 Sumberdaya alam yang belum diolah.
 Keadaan dan kondisi pengelolaan tanah.
 Aspek fasilitas pelayanan dan prasarana, antara lain :
 Jenis Fasilitas yang ada, prasarana dan penyebarannya, baik
fasilitas untuk menunjang kegiatan sosial maupun ekonomi.
 Kemudahan hubungan antar kegiatan (aksesibilitas).
Data Mikro Kabupaten Mamuju Utara mencakup data :
 Karakteristik penduduk Kabupaten Mamuju Utara, sosial, dan
kebudayaan, antara lain :
 Jumlah dan penyebaran penduduk yang berlokasi di
Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten
Mamuju Utara.
 Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis
kelamin
 Tingkat pendidikan, agama, lapangan kerja, pendapatan dan
lain sebagainya.
 Perkembangan penduduk dalam hal jumlah penyebaran dan
komposisi.

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

 Adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan sebagainya.


 Aspek ekonomi Kabupaten Mamuju Utara, antara lain :
 Identifikasi potensi ekonomi di Kabupaten Mamuju Utara
antara lain : industri, transportasi, perkebunan, dan pertanian,
 Kegiatan usaha masyarakat Kabupaten Mamuju Utara
khususnya sekitar kawasan pertanian pangan berkelanjutan.
 Sistem hubungan antar sektor kegiatan ekonomi.
 Perkembangan keadaan dan tingkat pertumbuhannya.
 Aspek fisik dasar, antara lain :
 Keadaan iklim
 Keadaan Topografi
 Keadaan geologi dan struktur tanah
 Keadaan hidrologi
 Keadaan curah hujan
 Keadaan Iklim
 Tata guna lahan
 Aspek fasilitas pelayanan dan prasarana
 Jenis-jenis fasilitas, jumlah dan penyebarannya di sekitar
Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Mamuju
Utara baik untuk melayani kegiatan sosial maupun kegiatan
ekonomi.
 Jenis-jenis prasarana dan sarana perhubungan dan
prasarana lingkungan seperti jalan, listrik, drainase, air minum,
baik dalam kualitas, maupun kuantitasnya.
 Aspek pengelolaan sektor pembangunan Kabupaten Mamuju
Utara, antara lain :
 Kehutanan
 Pertanian
 Kawasan permukiman
 Sistem pembuangan limbah padat (Solid Waste)
 Sistem pembuangan limbah cair (Sewage)

LAPORAN AKHIR 2-2


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Ekonomi pada
RTR Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Perkebunan

 Pedoman umum pengembangan kawasan


 Sistem transportasi
 Pelabuhan

LAPORAN AKHIR 2-2

Anda mungkin juga menyukai