DI SUSUN OLEH :
1. KARWINDA
2. KETRI DWI AGUSTINA
3. LASMITA
4. MIRAJ FERIGANI
5. MUFLIHATUL AINI
SEMESTER : 1 (SATU)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat nikmatnya dan atas
kehendak-Nya lah makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Saya menyadari, bahwa sebagai mahasiswa yang ilmu pengetahuannya belum
seberapa sehingga makalah ini masih memiliki kekurangan, maka dari itu
diharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih
baik.
Harapan saya, mudah-mudahan makalah yang sederhana ini banyak memiliki
manfaat yang baik dan diharapkan benar.
ii
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LatarBelakangMasalah
1
1.2RumusanMasalah
1
1.3TujuanPembahasan
1
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan
22
3.2DaftarPustaka
23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Sosialis adalah satu faham dan cara praktik yang mengamalkan beberapa
ciri khusus. Ianya adalah hasil tindak balas dari sistem kapitalis yang telah terguna
dalam beberapa kelompok manusia. Keadaan ekonomi terutama selepas kelahiran
Di sebagian tempat, golongan kapitalis ini telah menyebar dan ini telah
menyebabkan perasaan anti kapitalis mula membuak. Dari sini bermula era
kelahiran sosialis yang bercantum dengan faham Karl Marx (1818-1883) yang
membawa ide komunis. Ledakan anti kapitalis telah digaungkan lagi oleh Lenin
(1870-1924) dan Stalin (1879-1954) di Rusia dan akhirnya mereka berhasil
menumbangkan Czar Rusia yang terakhir melalui revolusi Bolsevik 1917.
Penguasaan komunis di Rusia juga memulakan era pemerintahan ekonomi melalui
sistem sosialis.
sosialisme pula lebih membela kumpulan pekerja buruh atau petani. Untuk
mewujudkan cita-citanya ia membangun manifesto dan memasuki wilayah politik
yang kemudian mendirikan partai sosialis atau juga lebih ekstrim dikenal partai
komunis.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sosialisme begitu diidamkan beberapa dekade lalu, ia seolah menjadi ideologi
alternatif yang mampu menguasai dunia. Puluhan negara mengadopsinya dan
mendewakannya, menjadikannya sebagai sebuah mitos dan juga kepercayaan.
Namun hanya dalam waktu yang relatif singkat, sosialisme tumbang layaknya
bidak-bidak domino. Satu persatu negara yang mengadopsinya kolaps, dan negara-
negara yang masih bertahan terpaksa untuk memodifikasinya. Sekarang kita
melihat China, Korea Utara, dan Kuba dalam ideologi yang unik. Mencoba
mempertahankan slogan sosialisme-nya namun berbalut dengan kapitalisme, atau
totalitarian.
Karl Marx mencita-citakan sebuah dunia tanpa kelas, dimana semua orang
mempunyai kesempatan dan hak hidup yang sama. Sebuah cita-cita yang
sebenarnya tidaklah buruk. Namun di sisi lain, disinilah letak kesalahan, atau
setidaknya kesukaran dari ideologi ini. Sosialisme menginginkan sebuah dunia
Utopis, dimana harta seolah tak lagi punya suara. Dimana orang tidak perlu untuk
bersusah payah mendapatkan kehormatan, dimana hidup yang nyaman adalah
milik semua orang. Berita baiknya adalah, semua orang menginginkan hal ini,
namun berita buruknya, dunia tidak bekerja dengan cara seperti itu.
Manusia dalam sejarahnya belum mampu berbuat adil kepada siapapun. Walaupun
kita mempunyai tatanan sosial berupa moral dan juga tatanan legal berupa hukum.
Ketimpangan akan selalu ada karena itu adalah keterbatasan dan juga sifat alami
dari manusia. Sifat ini ada bukan karena kita menyerah kepada hukum alam, namun
4
kita memang tidak mampu untuk menghindari hukum alam yang ada di sekitar kita.
Karena itulah, moral dan hukum dibuat oleh komunitas dan kemudian oleh negara.
Kedua hal itu untuk mengatur dan membatasi ketamakan manusia, individualisme,
dan kesewenang-wenangan.
Prinsip politik dan ekonomi sosialis yang dianut Presiden Hugo Chávez
memberikan dampak perubahan bagi rakyat Venezuela. Ambil alih negara dalam
berbagai sektor yang sempat dicampuri kepentingan swasta menjadi pembuka 5
kesempatan bagi kalangan buruh dan miskin yang sebagian besar adalah penduduk
asli Venezuela. Pendapatan sektor minyak sendiri dipakai untuk mendanai program
kesejahteraan rakyat, serta muncul dukungan pertumbuhan ekonomi rakyat dengan
pemberian modal untuk usaha kecil. Paham sosialis dalam diri Presiden Hugo
Chávez terlukis gamblang pada setiap program pembangunan ekonomi dan
keberpihakannya terhadap rakyat sehingga tidak kurang simpatisan bagi sosok
reformis berlatar belakang militer ini untuk keluar dari kemerosotan ekonomi
akibat krisis yang berkepanjangan.
Melalui pemilihan umum tahun 2013, jabatan sang presiden digantikan oleh
mantan menteri luar negeri sekaligus wakil presiden, Nicholás Maduro. Gesernya
kekuasaan tidak membuat kebijakan politik dan ekonomi yang revolusioner
muncul. Presiden yang baru justru melanjutkan kebijakan-kebijakan lama dan
menghasilkan masa depan ekonomi Venezeula yang sulit diprediksi untuk
mencapai pemulihan, serta menimbulkan perluasan krisis yang tidak kunjung
terobati. Mengenai usaha diversifikasi ekonomi yang menginginkan adanya sektor
selain minyak sebagai kekuatan ekonomi untuk meratakan sumber pendapatan
negara sepertinya tidak terwujud dengan baik. Selain itu, kesalahan mengelola
kebijakan di sektor minyak adalah melewatkan investasi penghasilan yang bisa
dipakai untuk memancangkan produksi malah tak ubahnya sistem kas yang sebatas
membiayai pengeluaran aktivitas sosial pada aspek perumahan, transportasi, dan
kesehatan sehingga menahan arus putar penerimaan negara sebagai modal untuk
meningkatkan kegiatan perekonomian.
Semenjak runtuhnya Uni Soviet hampir semua orang mengatakan sosialisme sudah
gagal. Krisis di Venezuela juga mendorong banyak orang untuk berteriak bahwa
sosialisme tidak dapat bertahan. Dari semua pendapat yang mengalir ini apa yang
ingin disampaikan adalah sistem kapitalisme, kendati semua keburukannya,
merupakan sistem yang paling mungkin bagi umat manusia.
“Jika pasar tidak monopolistik dan jika Anda memiliki daya beli untuk barang yang
Anda hasilkan dan untuk layanan, maka pasar berkoordinasi cukup baik. Anda
dapat pergi ke negara raksasa, seperti Amerika Serikat, dan Anda dapat membeli
apa saja, di mana saja di negara raksasa itu, kapan saja. Jadi, [pasar] itu berfungsi
dengan baik, jika Anda memenuhi dua kondisi ini.” (Rekaman video Heinz
Dieterich oleh O. Ressler, Jerman)
Faktanya pasar tidak pernah bisa dijinakkan. Pasar bersifat impulsif dan kacau. Bila
saja pasar bisa dijinakkan tentu kapitalisme tidak akan pernah mengalami krisis
dan Venezuela bisa berjaya berkat anjuran Dieterich. Tapi toh akhirnya teori
Sosialisme Abad 21 juga tidak mampu bertahan di hadapan realitas. Venezuela
mengalami krisis dan inflasi yang tajam justru karena ingin mempertahankan
program-program kesejahteraan sembari tetap mengadopsi ekonomi pasar
kapitalis. Dengan kata lain ekonomi Venezuela tidak pernah benar-benar
menghapuskan kapitalisme.
Selain itu, dari semua kritik dan gagasan yang diajukan atas kegagalan sosialisme
di Uni Soviet, tidak satupun dari mereka yang memahami Uni Soviet dan
keruntuhannya. Kenyataannya, keruntuhan Uni Soviet merupakan produk dari
keterisolasian Revolusi Rusia yang jauh telah diprediksi sebelumnya oleh Lenin
dan Trotski. Lenin dan Trotski sejak awal telah menekankan bahwa tanpa revolusi
di Eropa, terutama di Jerman waktu itu, maka Revolusi Rusia akan kalah. Prediksi
ini terbukti benar. Keterisolasian dan kesulitan internal akibat warisan
keterbelakangan ekonomi Rusia di masa lalu membangkitkan kembali sampah
lama birokrasi yang telah diperangi oleh negara buruh ini. Proses degenerasi
birokratik ini berlangsung untuk waktu yang lama, sebelum akhirnya Stalinisme
mengubur capaian-capaian Revolusi Oktober pada 1991.
Untuk mencegah agar negara buruh yang baru terbentuk dari revolusi sosialis tidak
mengalami birokratisasi, Lenin menganjurkan empat kondisi yang harus dipenuhi
oleh negara buruh: (1) Pemilu bebas untuk semua jabatan pemerintah dan setiap
orang bisa direcall setiap saat; (2) Gaji pejabat pemerintah tidak boleh lebih tinggi
daripada gaji buruh terampil; (3) semua posisi pemerintah harus digilir di antara
rakyat pekerja, sehingga bila semua adalah birokrat maka tidak ada lagi birokrat;
(4) Menghapus tentara tetap, dan menggantikannya dengan rakyat bersenjata.
Lenin juga menambahkan bahwa negara buruh adalah negara yang akan akhirnya
pupus dan menghilang. Tidak ada satupun kondisi ini yang dipenuhi oleh Uni
Soviet di bawah Stalin dan penerus-penerusnya. Yang ada adalah negara birokratik
dengan privilese-privilese bagi para pejabat dan mesin kekerasan yang kejam. Dari
fakta ini, apa yang gagal di Rusia bukanlah sosialisme melainkan Stalinisme,
sebuah karikatur sosialisme birokratis dan totaliter.
Ada dua peristiwa besar yang sering dianggap para kapitalis sebagai bukti
kegagalan sosialisme: pertama, runtuhnya Uni Soviet dimana Gorbachev
membuka pintu negaranya untuk pasar bebas dan kedua, runtuhnya Tembok Berlin
yang sempat memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur. Dari kedua peristiwa
itu tesis “Akhir Sejarah”dikemukakan oleh Francis Fukuyama, salah satu dari
10
banyak nabi kapital. Dalam bukunya yang berjudul The End of History and the
Last Man, ia menyatakan kemenangan definitif pasar bebas dan demokrasi borjuis
adalah sebuah keniscayaan. Oleh karenanya kapitalisme adalah peradaban final
dari umat manusia yang tidak dapat digantikan dengan sistem apapun. Sejak saat
itu, kita saksikan serangan luar biasa besar terhadap ide-ide Marxisme dalam skala
dunia pada 25 tahun terakhir ini dan masih terus berlangsung sampai sekarang.
Ide tentang kapitalisme sebagai bentuk akhir sistem ekonomi dan demokrasi
borjuis sebagai bentuk akhir pemerintahan manusia nampaknya dikonfirmasi oleh
20 tahun lebih pertumbuhan ekonomi dan melonjaknya pasar dunia yang
berlangsung hampir tanpa gangguan. Para politisi, gubernur bank sentral dan para
manajer Wall Street yakin bahwa mereka telah berhasil menjinakkan siklus boom-
and-slump ekonomi yang sebelumnya menjadi karakter utama dari kapitalisme.
Para pembela kapitalisme begitu gembira. Sejak runtuhnya Uni Soviet, mereka
terus saja berbicara tentang kematian sosialisme dan komunisme dan bahkan
Marxisme. Mereka menjanjikan masa depan yang damai penuh kemakmuran
berkat kemenangan pasar bebas dan demokrasi (borjuis) yang menopangnya.
“Liberalisme telah menang!”, begitu pekik mereka, dan oleh karenanya sejarah
telah mencapai ekspresi akhir dari kapitalisme. Inilah arti penting dari ungkapan
yang begitu terkenal dari Francis Fukuyama.
Selama dua puluh tahun terakhir, para ekonom borjuis terus saja membual tidak
akan ada lagi kejatuhan dan kemerosotan ekonomi, bahwa siklus semacam ini telah
dihapuskan sepenuhnya dari kapitalisme. Tapi sekarang roda sejarah telah
berubah. Hari ini tidak sedikitpun ada yang tersisa dari semua prediksi mereka yang
begitu percaya diri dalam strategi kapital. Sejarah telah berbalik dengan sepenuh
hati dan siap menyambut kelahiran peradaban baru.
Berkaitan dengan peristiwa runtuhnya Uni Soviet, apa yang gagal di Rusia
bukanlah sosialisme yang sesungguhnya, melainkan karikatur birokratik dari
sosialisme. Naiknya Stalin ke tampuk kekuasaan adalah kontra-revolusi, yang
dicapainya di atas tulang belulang kaum Bolshevik. Cita-cita membangun
masyarakat sosialis diselewengkan sama sekali. Rezim birokratik yang
dibangunnya adalah antitesis dari rezim demokratis yang dilahirkan oleh Revolusi
11
Oktober, oleh para Bolshevik dan oleh massa kelas buruh Rusia pada 1917. Lenin
menjelaskan bahwa dibutuhkan kontrol demokratis terhadap industri, masyarakat
dan negara oleh kaum proletar untuk menuju sosialisme. Dengan kondisi dimana
para elit birokrasinya mempunyai kekuasaan penuh atas hak-hak istimewa, sudah
sepatutnya hal-hal seperti korupsi, kolusi dan nepotisme berlangsung tanpa adanya
interupsi dan pada gilirannya membuka jalan ke kembalinya kapitalisme.
Negara- negara di dunia tak lagi berminat dengan sistem ini hingga beberaapa
pengikutnya diantaranya jerman timur (sekarang jerman) meninggalkan sistem ini.
Tawar menawar adalah salah satu bentuk aktifitas ekonomi yang sangat
penting.dengan adanya tawar menawar aktifitas ekonomi menjadi lebih
dinamis.Sebuah transaksi akan berakhir memuaskan jika terjadi taawar
menawar,pihak produsen bisa mengukur dan memperkirakan kualitas dan harga
sebuah barang yang diproduksi. Begitu juga konsumen akan lebih leluasa dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bisa memilah dan memilih harga mana yang sesuai dengannya.Karena harga
barang di pasar meski relatif seragam dengan adanya tawar menawar bisa menekan
harga sebagian barang.
Namun jika yang terjadi semua harga di pasar ditentukan oleh pemerinytah,
aktifitas ekonomi akan mengalami kelesuan`
Sebagai manusia secara dasar memerlukan dua unsur utama ; materi dan
imater.Unsur materi sangat jelas, aktifitas ekonomi yang menjadi sarana
pemenuhan kebutuhan tersebut.Adapun unsur imateri atau yang sering dikenal
dengan rohani tidak akan bisa jika hanya mengandalkan usaha manusia saja.Maka
butuh kepada konsep yang lebih ditentukan oleh pihak sang pencipta yang benar
benar sangat memahami kebutuhan rohani manusia.
Maka agama sebagai konsep yang real mengatur segala kebutuhan manusia
dalam ruang imateri bahkan hal hal materi, menjadikan agama sebagai syarat
mutlak yang tidak dapat ditinggalkan dari segala sisi kehidupan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
Dari sini bisa kita tarik kesimpulan bahwa, system ekonomi sosialis
tidak dapat bertahan walaupun sistem ini terlahir setelah sistem ekonomi kapitalis.
Uni soviet dan Venezuela adalah contoh besar kegagalan system ekonomi sosialis
dimata masyarakat. Dari semua pendapat yang mengalir ini apa yang ingin
disampaikan adalah sistem kapitalisme, kendati semua keburukannya, merupakan
sistem yang paling mungkin bagi umat manusia.
14
DAFTAR PUSTAKA
Marxis. 2014. Manifesto Partai Komunis Karl Marx & Friedrich Engel.Makassar:
Titik Api
http://www.militanindonesia.org/analisa-perspektif/lain-lain/8740-apakah-
sosialisme-sudah-gagal.html
www.wikipedia.id
15