Anda di halaman 1dari 2

Resume Jurnal

Judul Jurnal : BEHIND THE SCENES: FATWAS OF MAJELIS ULAMA INDONESIA


Judul : Manifesto Fatwa di Indonesia
Volume : Vo.15 No.2 2004
Tahun : 2014
Penulis : Nadirsyah, Hosen
Riviewer : Mochamad Agus Fathoni
Tanggal : 6 September 2019

 Latar Belakang
Artikel ini membahas metode menjatuhkan fatwa, sumber-sumber fatwa, hubungan
antara fatwa di tingkat nasional dan lokal, dan topik fatwa. Ini berpendapat bahwa itu
tidak mudah bagi MUI untuk memuaskan masyarakat dan pemerintah: memiliki untuk
memilih antara pendapat, metode, dan argumen (bahkan yang kontroversial) sangat hati-
hati untuk menemukan cara yang seimbang membantu Muslim menghadapi masa kini
masalah tidak tercakup dalam Qur’an dan Sunnah.
Namun kenyataannya untuk mewujudkan Fatwa itu sangat sulit karena dalam setiap
Kepemimpinan memiliki metode yang berbeda dan di Majelis Ulama Indonesia unsur
perpolitikan itu masih ada. Memang organisasi masyarakat yang eksistensi sangat besar
dalam menaungi umat islam di Indonesia ada dua yaitu Nahdlatul Ulama yang disebut
kaum Tradisionalisme dan Muhammadiyah Kaum Modernis.
 Tujuan
1. mengetahui proses Ijtihad Majelis Ulama Indonesia dalam mengeluarkan Fatwa.
2. mengetahui sumber – sumber yang digunakan untuk menggali fatwa di Majelis Ulama
Indonesia.
3. Mempertajam metode berfikir ulama Indonesia dalam merumuskan Argumen dan
perbedaan pendapat.
4. Mengetahui sejarah Majelis Ulama Indonesia berdiri.
 Metodologi
Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan Observasi yakni
data yang dikumpulkan berupa kata-kata, maka akan dijelaskan atau dideskripsikan
melalui kata-kata. Dengan demikian laporan penelitian ini berisi kutipan-kutipan data
untuk memberikan gambaran penyajian laporan yang berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, foto, dokumentasi pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi
lainnya.
 Hasil
Terdapat perbedaan cara merumuskan suatu fatwa antara Nahdlatul Ulama dan
Muhammadiyah. Majelis Ulama Indonesia memiliki spesifikasi dalam melakukan suatu
Ijtihad. Dan sumber fatwa yang digunakan merupakan dari kitab-kitab klasik yang
memang penulisnya sudah diakui kemasyhurannya. Dan isi kitabnya memang membahas
suatu hukum yang memiliki kaidah sesuai ditentukan.
MUI memiliki komite khusus untuk diskusi sebelum dikeluarkannya fatwa. Sangat
pertama pada tahun 1975 memiliki tujuh anggota, namun jumlah tersebut dapat
berfluktuasi karena kematian dan substitusi. Ketua Komite Fatwa otomatis melanjutkan
untuk melayani sebagai Ketua Umum MUI yang: KH. Syukri Ghazali, fi Ketua pertama
dari Komite Fatwa, menggantikan Hamka sebagai Ketua Umum MUI.
Studi latar belakang dan menyebutkan statusnya fi kation anggota Komite Fatwa
antara 1975 dan 1998 34 menghasilkan sejumlah pengamatan yang menarik: Pertama,
keanggotaan Komite termasuk akademisi dan tradisional menyebutkan statusnya ulama
Beberapa anggota memiliki baik akademis dan pesantren (pesantren) spesifikasi
menyebutkan statusnya. Kedua, sejumlah anggota adalah lulusan dari universitas Timur
Tengah, selain lulus dari perguruan tinggi di Indonesia, khususnya IAIN (Institut Agama
Islam Negeri) dan IIQ (Institut Qur’an Studi).
 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengelolaan dari Struktural Organisasi Majelis
Ulama Indonesia. Dari beberapa spesifikasi yang sudah ditentukan. Melakukan
perumusan masalah yang memang memiliki keterkaitan dalam hukum agama islam dan
diselesaikan dan dijawab dengan suatu pengeluaran fatwa dalam masalah yang sudah
dirumuskan.
 Kelebihan penelitian
1. Penjelasan sangat detail
2. Dasar teori yang tepat
3. Membagi Pembahasan menjadi beberapa bagian sehingga mudah dipahami.
 Kekurangan penelitian
1. Bahasa yang digunakan sedikit sulit dipahami.

Anda mungkin juga menyukai