Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK III

SEPTEMBER
2019
1. Gangga Taruna Adhi Jaya (B94217097)
2. Mukhibbatul Ainia Rahma (B04217024)
3. Dio Rachmad Putra AKA (B94217042)
4. Maulana Surya Ihsan (B94217104)
5. Mochamad Agus Fathoni (B04217024)

Assalamualaikum Warahmatullah
Wabarakatuh
2
Hukum adalah seperangkat peraturan-peraturan yang tersusun
dengan baik dan teratur dan bersifat mengikat hakim dan
masyarakat. (Plato)

Hukum dalam Organisasi dan Kelembagaan


• Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga
• Kode Etik

Badan Hukum
• Publik; menyangkut kepentingan orang banyak atau
negara.
• Privat; menyangkut kepentingan pribadi dan orang-
orang yang berada di dalam badan hukum itu

3
Pasal 1653 KUHP petdata, mengenai perkumpulan :
1. Perkumpulan yang diadakan oleh kekuasaan umum.
2. Perkumpulan yang diakui oleh kekuasaan umum.
3. Perkumpulan yang diperkenankan atau untuk suatu maksud tertentu tidak berlawanan dengan undang-undang atau kesusilaan.

Organisasi dapat dinyatakan oleh undang-undang sebagai badan hukum, akan tetapi ada yang hanya berdasarkan oleh kebiasaan,
yurispridensi, atau doktrin dianggap sebagai badan hukum.
1. Kriteria sebagai badan hukum akan didapat dengan syarat yang telah diberikan oleh doktrin;
2. Adanya harta kekayaan yang terpisah.
3. Mempunyai tujuan tertentu.
4. Mempunyai kepentingan.
5. Adanya organisasi yang teratur.

4
Pembagian badan usaha bedasarkan status pemiliknya :
1. Perusahan swasta : Asing
2. Perusahaan negara : BUMN
Pembagian badan usaha berdasarkan jumlah kepemilikannya :
1. Perusahaan perorangan atau usaha kepemilikan tunggal
2. Perusahaan persekutuan atau usaha kemitraan
3. Badan hukum atau legal entily

5
Beberapa Teori mengenal Badan Hukum dalam Ilmu Hukum

Teori Fiktif Teori Von Ambetelijk Vermorgen


• Teori Fiktif dianut di beberapa Negara antara lain • menurut teori harta karena jabatan oleh Holder dan
Belanda. menurut Friedrich CarWon Savngny" bahwa Binder", badan hukum adalah suatu badan yang
hanya manusia saja yang mempunyai kehendak dan mempunyai harta yang berdiri sendiri.
dapat melakukan perbuatan dan badan hukum itu
adalah suatu abstraksi bukan merupakan suatu yang
konkrit maka karena hanya merupakan suatu yang
abstrak maka tidak mungkin menjadi suatu subjek
hukum itu berasal dari hubungan hukum, karenanya
badan hukum semata-mata hanya buatan Pemerintah
atau Negara melalui suatu kewenangan.

6
Pendirian Yayasan dalam Hukum Perdata disyaratkan pada dua aspek :

• Aspek Material. yang terdiri dari satu, harus ada suatu pemisahan kekayaan, dua, suatu tujan yang jelas. tiga, adanya organisasi (nama.
susunan dan badan pengurus):
• Aspek Formal, yaitu pendirian yayasan dengan akta otentik
Pendirian Yayasan dalam Hukum Perdata disyaratkan pada dua aspek :
• Yayasan didirikan oleh satu orang aiau leblh dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya sebagai kekayaan awal.
• Pendirian yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesua.

7
Di dalam Undang-Undang Nomor 16Tahun 2001 Undang Undang Nomor 28 Tahun 2004 telah
dicantumkan dengan jelas syarat untuk didirikannya Yayasan, yaitu:
1. Didirikan oleh satu orang atau lebih
2. Ada kekayaan yang dipisahkan dari kekayaan pendirinya;
3. Harus dilakukan dengan akta notaris dan di buat dalam Bahasa Indonesia;
4. Harus memperoleh pengesahan Menteri.
5. Diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
6. Tidak boleh memakai nama yang telah dipakai secara sah oleh Yayasan lain, atau bertentangan dengan ketertiban umum dan
kesusilaam.
7. Nama Yayasan hams didahului dengan kata Yayasan.

8
Dapat diartikan bahwa suatu Yayasan dapat didirikan oleh:

• Satu orang yaitu orang Indonesia (Warga Negara Indonesia), atau orang Asing (Warga Negara Aslng);

• Lebih dan satu orang yaitu orang Indonesia (Warga Negara Indonesia), orang Asing (Warga Negara Asing). orang Indonesia
beserna orang asing (Warga Negara Indonesia bersama-sama Warga Negara Asing);

• Satu badan hukum yaitu Badan Hukum Indonesia. Badan Hukum Asing;

• Lebih dan satu badan hukum yaitu: badan-badan hukum Indonesia, badan-badan hukum asing, badan hukum Indonesia bersama-
sama badan hukum asing.

9
• Setelah Undang-Undang Nomor 16Tahun 2001 Undang Nomar 28 tahun 2004 pembuatan akta pendirian yayasan yang dilakukan
dihadapan notaris harus mendapat pengesahan yang dilakukan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia guna memperoleh
status hukum.

10
Proses pengumuman yayasan sebagai badan hukum Sebelum disahkannya Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, di Indonesia tidak ada peraturan perundang-undangan
yang secara khusus mengatur tentang yayasan. Kata yayasan memang terdapat dalam beberapa
pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Pasal 365, 899, 900, 1680) dan Rv (Pasal 6
ayat 3, dan pasal 236), namun dalam pasal-pasal tersebut tidak terdapat definisi yang jelas tentang
yayasan.

Status badan hukum Yayasan diperoleh sejak tanggal pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM ( pasal 11 UU 16/2001 jo UU 28/2004) sedangkan
prosedurenya diuraikan dalam pasal 15 PP 63/2008 yaitu dalam jangka waktu maksimal 10 hari sejak tanggal Akta Pendirian, pendiri atau kuasanya melalui
notaris yang membuat akta pendirian Yayasan mengajukan permohonan secara tertulis dilampiri dengan :

11
1. Salinan akta pendirian Yayasan
2. Foto copy NPWP Yayasan yang dilegalisir Notaris.
3. Surat pernyataan kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan ditanda
tangani Pengurus dan diketahui oleh Lurah / Kepala Desa.
4. Bukti penyetoran atau keterangan Bank atas nama Yayasan atau
pernyataan tertulis dari pendiri yang memuat keterangan nilai kekayaan
yang dipisahkan sebagai kekayaan awal untuk mendirikan Yayasan.
5. Surat Pernyataan Pendiri mengenai keabsahan kekayaan awal tersebut.
6. Bukti penyetoran biaya pengesahan dan pengumuman Yayasan.

12
Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus, dan Pengawas. Pengelolaan
kekayaan dan pelaksanaan kegiatan yayasan dilakukan sepenuhnya oleh Pengurus. Pengurus
wajib membuat laporan tahunan yang disampaikan kepada Pembina mengenai keadaan
keuangan dan perkembangan kegiatan yayasan. Pengawas bertugas melakukan pengawasan
serta memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan.

Yayasan yang diwakili oleh organnya dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan
badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha. Khususnya pengelolaan yayasan secara langsung dilakukan baik didalam maupun diluar
dilakukan oleh salah satu organ yaitu pengurus. Hakekatnya antara yayasan dengan organ yayasan terdapat hubungan yang sangat erat. Di satu sisi
keberadaan organ yayasan tergantung epenuhnya pada keberadaan yayasan, tetapi disisi lain yayasan sangat bergantung pada organnya untuk
melakukan kegiatan mengelola yayasan dan melaksanakan fungsinya

13
Sebagaimana disebutkan dalam pasal 28 ayat (1) UU No. 28 tahun 2004, yang
dinamakan Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang
tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas oleh Undang-undang ini atau
Anggaran Dasar. Sedang yang dapat diangkat sebagai anggota Pembina adalah
adalah orang perseorangan sebagai pendiri Yayasan dan mereka yang berdasarkan
keputusan rapat anggota Pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk
mencapai maksud dan tujuan Yayasan. Anggota Pembina tidak diberi gaji dan/atau
tunjangan oleh Yayasan. Masa jabatan Dewan Pembina tidak ditentukan lamanya.
Anggota Dewan Pembina tidak boleh merangkap menjadi anggota Dewan Pengurus
maupun Dewan Penasihat.

14
Kewenangan Pembina menurut pasal 28 ayat (2) meliputi:
1. Keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar
2. Pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan anggota
Pengawas
3. Penetapan kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar
Yayasan
4. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan
Yayasan
5. Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran
Yayasan
Selain kewenangan tersebut, kewenangan lainnya adalah :
1) Pembina berwenang bertindak untuk dan atas nama Yayasan
2) Pembina berwenang untuk mengubah anggaran dasar yayasan
3) Pembina bertanggung jawab melaksanakan rapat tahunan yayasan
4) Pembina berhak untuk memberhentikan Dewan Pengurus yayasan 15

5) Pembina berhak untuk memberhentikan Dewan Penasihat yayasan


Sebagaimana yang diatur didalam pasal 30 Pembina bertugas untuk mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun. Dalam rapat tahunan, Pembina
melakukan evaluasi tentang kekayaan, hak dan kewajiban Yayasan tahun yang lampau
sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan mengenai perkembangan Yayasan untuk
tahun yang akan datang.

16
Ketentuan mengenai tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan pengertian pengurus diatur dalam
anggaran dasar, dimana susunan pengurus sekurang- kurangnya terdiri dari atas:
1. Seorang Ketua
2. Seorang Sekretaris
3. Seorang Bendahara
Pengurus adalah organ dalam Yayasan yang melaksanakan kegiatan / pengurus Yayasan sebagaimana di
maksud dalam Pasal 31 Ayat 1. Adapun guna menjalankan kegiatan kepengu-rusan, maka organ pengurus
yang minimal terdiri atas Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Oleh karena pengurus diberikan wewenang
untuk menjalankan pengelolahan dan kegiatan Yayasan, maka pengurus brtanggung jawab untuk
kepentingan tujuan Yayasan.
Pengurus tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengawas. Larangan perangkapan jabatan
dimaksud untuk menghindari kemungkinan benturan kepentingan dan tumpang tindih kewenangan, antara
tugas dan tanggung jawab Pembina, Pengurus, dan Pengawas yang dapat merugikan kepentingan
Yayasan atau pihak lain.
17
• Melaksanakan kepengurusan Yayasan;
• Mewakili Yayasan, baik di dalam maupun di luar pengadilan;
• Mengangkat dan memberhentikan pelaksanaan kegiatan Yayasan;
• Bersama-sama dengan anggota pengawas mengangkat anggota pembina jika Yayasan tidak lagi
mempunyai pembina;
• Mengajukan perpanjangan jangka waktu pendirian, jika Yayasan didirikan untuk jangka waktu
tertentu;
• Menandatangani laporan tahunan bersama-sama dengan pengawas;
• Mengusulkan kepada pembina tentang perlunya perbuatan penggabungan (merger) Yayasan;
• Bertindak selaku likuidator jika tidak ditunjuk likuidator dalam likuidasi/pembubaran Yayasan

18
Pembina, pengurus dan pengawas dilarang merangkap jabatan dan masing-masing harus bekerja secara professional. Pihak ketiga dapat
mengawasi kerja dari organ Yayasan tersabut, sebagai bagian pengawasan dari luar untuk menyelesaikan permasalahan Yayasan secara
represif. Jadi lembaga pemeriksaan di sini sebenarnya juga untuk menilai profesionalitas personel organ Yayasan. Yang dapat diangkat menjadi
pengurus adalah orang perseorangan, yang mampu dan cakap melakukan perbuatan hukum.
Berdasarkan keempat prinsip tersebut pada hakekatnya menunjukkan bahwa semua secara analogi, Pengurus yayasan, menjalankan tugas
kepengurusan harus senantiasa:

• Senantiasa bertindak dengan itikad yang baik;


• Senantiasa memperhatikan kepentingan yayasan dan bukan kepentingan Pembina, Pengurus, atau
Pengawas yayasan;
• Senantiasa kepengurusan yayasan harus dilakukan dengan baik sesuai dengan tugas dan kewenangan
yang diberikan kepadanya, dengan tingkat kecamatan yang wajar, dengan ketentuan bahwa Pengurus
tidak diperkenalkan untuk memperluas maupun mempersempit ruang lingkup geraknya sendiri;
• Senantiasa tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan benturan
kepentingan yayasan dengan kepentingan Pengurus yayasan.
19
• Dalam pasal 40 Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Dalam Ayat 1 ditentukan bahwa pengawas adalah
Organ Yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta nasihat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan.
• Tanggung jawab pengawas yayasan bukan hanya mengenai urusan pengelolaan namun juga urusan Administrasi.
• Pengawas sepatutnya mengetahuai kegiatan yayasan .

20
Wallahul Muwafiq Ila Aqwamit Thariq
Wassalamualaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai