Anda di halaman 1dari 16

BAB III

LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA

A. Pengkajian Kasus

1. Kasus I

a. Identitas Pasien

Dari hasil pengkajian pada tanggal 20 Desember 2018 jam 10.30 WITA.

Pada kasus ini diperoleh hasil yang didapat dengan cara autoanamnesa dan

alloanamnesa, dimana penulis melakukan observasi secara langsung,

pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan perawat. Dari hasil

pengkajian tersebut diperoleh hasil bahwa pasien bernama Tn. S, usia 59

tahun, jenis kelamin laki-laki, nomer rekam medis 54.83.72, tanggal

masuk ruang IGD 20 Desember 2018 jam 10.30 wita, agama islam,

pendidikan S1, pekerjaan PNS, alamat rumah jalan KH. Wahid Hasyim,

pasien masuk IGD dengan Diagnosa Asma Bronkial.

b. Data khusus

1) Data Subjektif

Dari hasil pengkajian didapat pasien mengeluh sesak dan pusing sejak

tadi siang, klien mengatakan habis beraktivitas dan kelelehan, tiba-tiba

klien sesak lalu klien pergi ke Rumah Sakit. klien mengatakan

memiliki riwayat asma, klien megatakan tidak ada alergi makanan

dan obat-obatan, obat yang dikonsumsi di rumah klien adalah

29
30

salbutamol 10 mg, klien terakir makan pada pagi hari yaitu nasi, sayur

nangka, dan minum kopi.

2) Data Objektif

Data objektif yang diperoleh adalah terdapat suara napas tambahan

wheezing (Airway), frekuensi pernapasan: 32x/menit, pernapasan

cuping hidung, menggunakan otot bantu pernapasan, SPO2 : 87%,

irama napas ireguler (cepat dan dangkal) dan pola napas Takipnea

(Breathing), tekanan darah 105/56 mmHg dan Heart Rate :

105x/menit reguler dan kuat angkat, temperatur : 37,3ºC, Capilary

Refill Time: kembali <2 detik (Circulation). Kesadaran pasien

komposmentis dengan nilai GCS (Glasgow Coma Scale) : Eyes 4

(membuka mata spontan), Verbal 5 (orientasi penuh), Motorik 6

(Mengikuti perintah), kekuatan otot masing-masing 5 (Disability).

Pasien tampak gelisah, wajah pasien tegang, pasien juga tampak

berkeringat cukup banyak. Posisi pasien setengah duduk (Semi fowler)

c. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil, pada pemeriksaan

kepala didapatkan bentuk kepala mesochepal, tidak ada lesi, sebaran

rambut merata, rambut panjang berwarna hitam bercampur uban. Pada

pemeriksaan mata didapatkan pupil isokor berespon terhadap cahaya,

konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.

Pada pemeriksaan telinga didapatkan tidak ada gangguan pada

fungsi pendengaran. Pada pemeriksaan hidung didapatkan tidak ada


31

sekret , septum nasal utuh, tidak ada ganggan fungsi penciuman. Pada

pemeriksaan mulut didapatkan tidak ada stomatitis, lidah cukup bersih,

mukosa bibir pink, tidak ada sianosis.

Pada pemeriksaan tenggorokan didapatkan tidak ada gangguan

menelan. Pada pemeriksaan leher didapatkan tidak ada pembesaran

kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan dada didapatkan

bentuk dada simetris.

Pada pemeriksaan paru didapatkan menggunakan otot bantu

pernapasan, taktil fremitus sama dikedua paru, sonor di seluruh lapang

paru, terdapat wheezing. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan pasien

tidak asites, tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen.

Pada pemeriksaan ekstremitas, tidak terdapat kelemahan pada

ekstremitas, untuk ekstremitas atas kekuatan otot kanan 5, kekuatan otot

kiri 5, untuk ekstremitas bawah kekuatan otot kanan 5 dan kekuatan otot

kiri 5.

d. Analisa data

Tabel 3.1 Analisa data Kasus I

No Data Etiologi Problem


1 Ds; Klien mengatakan Sesak Hiperventilasi Ketidakefektifan Pola
dan pusing Napas
Do ; RR:32x/menit SPO2 :
87%, Pernapasan cuping
hidung, Pasien menggunakan
otot bantu pernapasan, Pola
napas Takipnea, Terdapat
suara napas tambahan
(wheezing)
32

2 DS: Pasien mengatakan Obstruksi Jalan Ketidakefektifan


napasnya terasa sesak Napas : Mukus Bersihan Jalan Napas
DO:RR:32x/menit, Berlebihan
Terdapat suara napas
tambahan wheezing, Spo2 :
87%

2. Kasus II

a. Identitas Pasien

Dari hasil pengkajian pada tanggal 19 Desember 2018 jam 21.30 WITA.

Pada kasus ini diperoleh hasil yang didapat dengan cara autoanamnesa dan

alloanamnesa, dimana penulis melakukan observasi secara langsung,

pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan perawat. Dari hasil

pengkajian tersebut diperoleh hasil bahwa pasien bernama Ny F. usia 22

tahun, jenis kelamin Perempuan, nomer rekam medis 01.00.82,44 tanggal

masuk ruang IGD 19 Desember 2018 jam 21.30 wita, agama islam,

pendidikan SMK, pekerjaan Karyawan, Klien mengatakan mengetahui

penyakit asma sejak 5 tahun yang lalu. pasien masuk IGD dengan

Diagnosa Asma Bronkial.

b. Data Khusus

1). Data Subjektif

Dari hasil pengkajian didapat pasien mengeluh sesak, batuk sejak dua

har yang lalu, klien mengatakan habis kerja lembur. klien mengatakan

memiliki riwayat asma, klien megatakan tidak ada alergi makanan dan

obat-obatan, klien memiliki kebiasaan mengkonsumsi minuman


33

dingin, klien mendapat terapi obat, combivent 2 flash, dan injeksi

dexamethason 1 ml,

2). Data Objektif

Data objektif yang diperoleh adalah terdapat suara napas tambahan

wheezing (Airway), frekuensi pernapasan: 32x/menit, pernapasan

cuping hidung, menggunakan otot bantu pernapasan, SPO2 : 81%,

irama napas ireguler (cepat dan dangkal) dan pola napas Takipnea

(Breathing), tekanan darah 97/59 mmHg dan Heart Rate : 125x/menit

reguler dan kuat angkat, temperatur : 37,6ºC, Capilary Refill Time:

kembali <2 detik (Circulation). Kesadaran pasien komposmentis

dengan nilai GCS (Glasgow Coma Scale) : Eyes 4 (membuka mata

spontan), Verbal 5 (orientasi penuh), Motorik 6 (Mengikuti perintah),

kekuatan otot masing-masing 5 (Disability). Pasien tampak gelisah,

wajah pasien tegang, pasien juga tampak berkeringat cukup banyak.

Posisi pasien setengah duduk (Semi fowler)

c. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil, pada pemeriksaan kepala

didapatkan bentuk kepala mesochepal, tidak ada lesi, sebaran rambut

merata, rambut panjang berwarna hitam bercampur uban. Pada

pemeriksaan mata didapatkan pupil isokor berespon terhadap cahaya,

konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. Pada pemeriksaan telinga

didapatkan tidak ada gangguan pada fungsi pendengaran. Pada


34

pemeriksaan hidung didapatkan tidak ada sekret , septum nasal utuh, tidak

ada ganggan fungsi penciuman.

Pada pemeriksaan mulut didapatkan tidak ada stomatitis, lidah

cukup bersih, mukosa bibir pink, tidak ada sianosis. Pada pemeriksaan

tenggorokan didapatkan tidak ada gangguan menelan. Pada pemeriksaan

leher didapatkan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid.

Pada pemeriksaan dada didapatkan bentuk dada simetris. Pada

pemeriksaan paru didapatkan menggunakan otot bantu pernapasan, taktil

fremitus sama dikedua paru, sonor di seluruh lapang paru, terdapat

wheezing.

Pada pemeriksaan abdomen didapatkan pasien tidak asites, tidak

terdapat nyeri tekan pada abdomen. Pada pemeriksaan ekstremitas, tidak

terdapat kelemahan pada ekstremitas, untuk ekstremitas atas kekuatan otot

kanan 5, kekuatan otot kiri 5, untuk ekstremitas bawah kekuatan otot

kanan 5 dan kekuatan otot kiri 5.

c. Analisa Data

d. Tabel 3.2 Analisa data Kasus II

No Data Etiologi Problem


1 Ds; Klien mengatakan Sesak Hiperventilasi Ketidakefektifan Pola
dan pusing Napas
Do ; RR:32x/menit SPO2 :
81%, Pernapasan cuping
hidung, Pasien menggunakan
otot bantu pernapasan, Pola
napas Takipnea, Terdapat
suara napas tambahan
(wheezing)
35

2 DS: Pasien mengatakan Obstruksi Jalan Ketidakefektifan


napasnya terasa sesak dan Napas : Mukus Bersihan Jalan Napas
bayuk Berlebihan
DO:RR:32x/menit,
Terdapat suara napas
tambahan wheezing, Spo2 :
81%

3. Kasus III

a. Identitas Pasien

Dari hasil pengkajian pada tanggal 28 Desember 2018 jam 13.30 WITA.

Pada kasus ini diperoleh hasil yang didapat dengan cara autoanamnesa dan

alloanamnesa, dimana penulis melakukan observasi secara langsung,

pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan perawat. Dari hasil

pengkajian tersebut diperoleh hasil bahwa pasien bernama Ny H. usia 41

tahun, jenis kelamin Perempuan, nomer rekam medis 01042906 tanggal

masuk ruang IGD 19 Desember 2018 jam 21.30 wita, agama islam,

pendidikan SMA, pekerjaan IRT, Klien mengatakan memiliki riwayat

asma. pasien masuk IGD dengan Diagnosa Asma Bronkial.

b. Data Khusus

1). Data Subjektif

Dari hasil pengkajian didapat pasien mengeluh sesak dan batuk sejak

kemarin, Klien mengatakan habis aktivitas. Pada saat itu klien sesak lalu

di bawa ke rumah sakit. klien mengatakan memiliki riwayat asma, klien

megatakan tidak ada alergi makanan dan obat-obatan, obat yang


36

dikonsumsi di rumah klien adalah salbutamol 10 mg, klien terakir kali

makan jam 10.00 pagi,

2). Data Objektif

Data objektif yang diperoleh adalah terdapat suara napas tambahan

wheezing (Airway), frekuensi pernapasan: 30x/menit, pernapasan cuping

hidung, menggunakan otot bantu pernapasan, SPO2 : 94%, irama napas

ireguler (cepat dan dangkal) dan pola napas Takipnea (Breathing), tekanan

darah 106/40 mmHg dan Heart Rate : 125x/menit reguler dan kuat angkat,

temperatur : 36,8ºC, Capilary Refill Time: kembali <2 detik (Circulation).

Kesadaran pasien komposmentis dengan nilai GCS (Glasgow Coma Scale)

: Eyes 4 (membuka mata spontan), Verbal 5 (orientasi penuh), Motorik 6

(Mengikuti perintah), kekuatan otot masing-masing 5 (Disability). Pasien

tampak gelisah, wajah pasien tegang, pasien juga tampak berkeringat

cukup banyak. Posisi pasien setengah duduk (Semi fowler)

c. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil, pada pemeriksaan kepala

didapatkan bentuk kepala mesochepal, tidak ada lesi, sebaran rambut

merata, rambut panjang berwarna hitam bercampur uban. Pada

pemeriksaan mata didapatkan pupil isokor berespon terhadap cahaya,

konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.

Pada pemeriksaan telinga didapatkan tidak ada gangguan pada

fungsi pendengaran. Pada pemeriksaan hidung didapatkan tidak ada sekret

, septum nasal utuh, tidak ada ganggan fungsi penciuman. Pada


37

pemeriksaan mulut didapatkan tidak ada stomatitis, lidah cukup bersih,

mukosa bibir pink, tidak ada sianosis.

Pada pemeriksaan tenggorokan didapatkan tidak ada gangguan

menelan. Pada pemeriksaan leher didapatkan tidak ada pembesaran

kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan dada didapatkan

bentuk dada normal, simetris.

Pada pemeriksaan inpeksi paru didapatkan menggunakan otot

bantu pernapasan, taktil fremitus sama dikedua paru, dari perkusi didapat

sonor di seluruh lapang paru, aukultasi terdapat wheezing. Pada

pemeriksaan abdomen inpeksi, aukultasi, perkusi dan palpasi didapatkan

pasien tidak asites, tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen.

Pada pemeriksaan ekstremitas, tidak terdapat kelemahan pada

ekstremitas, untuk ekstremitas atas kekuatan otot kanan 5, kekuatan otot

kiri 5, untuk ekstremitas bawah kekuatan otot kanan 5 dan kekuatan otot

kiri 5.

d. Analisa Data

Tabel 3.3 Analisa data Kasus III

No Data Etiologi Problem

1 Ds; Klien mengatakan Sesak Hiperventilasi Ketidakefektifan Pola

dan pusing Napas

Do ; RR:30x/menit SPO2 :

94%, Pernapasan cuping

hidung, Pasien menggunakan

otot bantu pernapasan, Pola


38

napas Takipnea, Terdapat

suara napas tambahan

(wheezing)

2 DS: Pasien mengatakan Obstruksi Jalan Ketidakefektifan

napasnya terasa sesak dan Napas : Mukus Bersihan Jalan Napas

batuk Berlebihan

DO:RR:30x/menit,

Terdapat suara napas

tambahan wheezing, Spo2 :

94%

B. Masalah keperawatan

1. Kasus I

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d obstruksi jalan napas :mukus

berlebih

b. Ketidakefektifan pola napas b/d hiperventilasi

2. Kasus II

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d obstruksi jalan napas :mukus

berlebih

b. Ketidakefektifan pola napas b/d hiperventilasi

3. Kasus III

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d obstruksi jalan napas :mukus

berlebih

b. Ketidakefektifan pola napas b/d hiperventilasi


39

C. Intervensi keperawatan

1. Kasus I

Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan Kasus I

Tanggal No NOC NIC


dx
20/12/18 I  Status Pernapasan :  Manajemen Jalan Napas
Kepatenan Jalan Napas
Setelah dilakukan asuhan 1.1 Berikan terapi oksigen
keperawata selama 2 x 15 1.2 Posisikan pasien untuk
menit diharapkan jalan napas memaksimalkan ventilasi
pasien paten dengan kriteria dengan posisi tripod
hasil : 1.3 Auskultasi suara napas , catat
1. Frekuensi pernapasan adanya suara napas tambahan
(4) 1.4 Berikan bronkodilator
2. Suara napastambahan 1.5 Monitor status pernapasan dan
(4) oksigenasi sebagaimana
3. Penggunaan otot bantu mestisnya
napas (4)
4. Batuk (4)
Keterangan :
1= Deviasi berat dari kisaran
normal
2= Deviasi yang cuku berat dari
kisaran normal
3= Deviasi sedang dari kisaran
normal
4= Deviasi ringan dari kiasaran
normal
5= Tidak ada deviasi dari
kisaran normal

II  Status Pernapasan Setelah  Manajemen Asma


dilakukan tindakan 2.1 Berikan oksigen sesuai
keperawatan selama 2 x 15 dengan kebutuhan
menit diharapkan 2.2 Monitor kecepatan dan irama
ketidakefektifan pola napas pernapasan
pasien teratasi dengan 2.3 Berikan air hangat
kriteria hasil : 2.4 Kolaborasi dengan dokter
1. Frekuensi pernapasan (4) 2.5 Monitor respirasi dan saturasi
2. Irama pernapasan (4) oksigen
3. Pernapasan cuping
hidung (4)

Keterangan :
1= Deviasi berat dari kisaran
normal
2= Deviasi yang cuku berat dari
40

kisaran normal
3= Deviasi sedang dari kisaran
normal
4= Deviasi ringan dari kiasaran
normal
5= Tidak ada deviasi dari
kisaran normal

2. Kasus II

Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan Kasus II

Tanggal No NOC NIC


dx
20/12/18 I  Status Pernapasan :  Manajemen Jalan Napas
Kepatenan Jalan Napas 1.1 Berikan terapi oksigen
Setelah dilakukan asuhan 1.2 Posisikan pasien untuk
keperawata selama 2 x 15 memaksimalkan ventilasi dengan
menit diharapkan jalan napas posisi tripod
pasien paten dengan kriteria 1.3 Auskultasi suara napas , catat
hasil : adanya suara napas tambahan
5. Frekuensi pernapasan 1.4 Berikan bronkodilator
(4) 1.5 Monitor status pernapasan dan
6. Suara napastambahan oksigenasi sebagaimana mestisnya
(4)
7. Penggunaan otot bantu
napas (4)
8. Batuk (4)
Keterangan :
1= Deviasi berat dari kisaran
normal
2= Deviasi yang cuku berat dari
kisaran normal
3= Deviasi sedang dari kisaran
normal
4= Deviasi ringan dari kiasaran
normal
5= Tidak ada deviasi dari
kisaran normal

II  Status Pernapasan Setelah  Manajemen Asma


dilakukan tindakan 2.1 Berikan oksigen sesuai dengan
keperawatan selama 2 x 15 kebutuhan
menit diharapkan 2.2 Monitor kecepatan dan irama
ketidakefektifan pola napas pernapasan
pasien teratasi dengan 2.3 Berikan air hangat
kriteria hasil : 2.4 Kolaborasi dengan dokter
3 Frekuensi pernapasan (4) 2.5 Monitor respirasi dan saturasi
4 Irama pernapasan (4) oksigen
41

5 Pernapasan cuping
hidung (4)

Keterangan :
1= Deviasi berat dari kisaran
normal
2= Deviasi yang cuku berat dari
kisaran normal
3= Deviasi sedang dari kisaran
normal
4= Deviasi ringan dari kiasaran
normal
5= Tidak ada deviasi dari
kisaran normal

3. Kasus III

Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan Kasus III

Tanggal No NOC NIC


dx
20/12/18 I  Status Pernapasan :  Manajemen Jalan Napas
Kepatenan Jalan Napas
Setelah dilakukan asuhan 1.1 Berikan terapi oksigen
keperawata selama 2 x 15 1.2 Posisikan pasien untuk
menit diharapkan jalan napas memaksimalkan ventilasi dengan
pasien paten dengan kriteria posisi tripod
hasil : 1.3 Auskultasi suara napas , catat
9. Frekuensi pernapasan adanya suara napas tambahan
(4) 1.4 Berikan bronkodilator
10. Suara napastambahan 1.5 Monitor status pernapasan dan
(4) oksigenasi sebagaimana mestisnya
11. Penggunaan otot bantu
napas (4)
12. Batuk (4)
Keterangan :
1= Deviasi berat dari kisaran
normal
2= Deviasi yang cuku berat dari
kisaran normal
3= Deviasi sedang dari kisaran
normal
4= Deviasi ringan dari kiasaran
normal
5= Tidak ada deviasi dari
kisaran normal

II  Status Pernapasan Setelah  Manajemen Asma


dilakukan tindakan 2.1 Berikan oksigen sesuai
42

keperawatan selama 2 x 15 dengan kebutuhan


menit diharapkan 2.2 Monitor kecepatan dan irama
ketidakefektifan pola napas pernapasan
pasien teratasi dengan 2.3 Berikan air hangat
kriteria hasil : 2.4 Kolaborasi dengan dokter
3 Frekuensi pernapasan (4) 2.5 Monitor respirasi dan saturasi
4 Irama pernapasan (4) oksigen
5 Pernapasan cuping
hidung (4)

Keterangan :
1= Deviasi berat dari kisaran
normal
2= Deviasi yang cuku berat dari
kisaran normal
3= Deviasi sedang dari kisaran
normal
4= Deviasi ringan dari kiasaran
normal
5= Tidak ada deviasi dari
kisaran normal

D. Intervensi Inovasi

Intervensi inovasi yang dilakukan kepada pasien Tn, S, Ny F, Ny H.

Yaitu diberikan posisi tripod dan pemberian air hangat yang bertujuan untuk

mengatasi dyspneu dan meningkatkan saturasi pasien. Pemberian Posisi

Tripod di lakukan selama 5 menit setelah itu sebelum diberikan tindakan

nebulizer klien diberikan minuman air hangat sebanyak satu tegukan. Adapun

langkah-langkah melakukan intervensi yaitu :

1. Kaji Status pernapasan klien (Suara Napas, RR, Saturasi dll)

2. Dokumentasikan hasil pengkajian

3. Berikan posisi yang tripod

4. Letakan tangan diatas tangan

5. Berikan posisi kaki di tekuk kearah kedalam


43

6. Ukur saturasi dengan oksimetri dan dokumentasi perubahannya

sebelum dan sesudah diberikan posisi tripod

7. Berikan minum air hangat satu teguk, sebelum diberikan nebuizer,

8. Cek nilai saturasi setelah pemberian air hangat

E. Implementasi Inovasi dan evaluasi

Tabel 3.7 Implementasi inovasi dan evaluasi

Hari/ Kasus Dx. Implementasi Evaluasi


tanggal kep
20/12/18 I I  Manajemen Jalan napas S; Klien mengatakan sesak
10.40 1.2 memberikan posisi tripod berkurang dna tidak terlalu
S; Klien mengatakan sesak sekali O; RR 27x/menit
O : posisi klien Tripod -Spo2 ; 98%
RR :3Ox/menit, SPO2 97% -N; 101xmenit
1.5. Memonitor Kecepatan dan -tidak ada wheezing
irama pernapasan -Irama pernapasan reguler
S; Klien mengatakan masih sesak A; Masalah keperawatan
O; RR 30x/menit SPO2 97% Ketidak efektifan pola napas
11.00 1.4 Melakukan kolaborasi teratasi dengan nilai skala 4 =
pemberian nebulizer deviasi ringan dari kisaran
Combivent 2 flash normal
S; klien mengatakan sesak mulai P; Hentikan intervensi
nerkurang 1.2,1.3,1.5 pasien pulang
11.20 O; Klien diberikan Nebulizer
dengan combivent 2 flash
10.45 II Manajemen Asma S; Klien mengatakan sesak
2.2 memonitor kecepatan dan irama berkurang dna tidak terlalu
pernapasan O; RR 27x/menit
S; klien mengatakan sesak berkurang -Spo2 ; 98%
O; RR 25x/menit, SPO2 97% -N; 101xmenit
2.3 memberikan air hangat 1 kali -tidak ada wheezing
tegukan -Irama pernapasan reguler
S: Klien mengatakan sesak A; Masalah keperawatan
11,20 berkurang Ketidak efektifan bersihan jalan
O; RR 25x/menit, SPO2 98% napas teratasi dengan nilai skala
4 = deviasi ringan dari kisaran
normal
P: hentikan intervensi 2.3, 2,4,
pasien pulang
19/12/18 II I  Manajemen jalan napas S; Klien mengatakan sesak
21.35 1.2 Membberikan posisi tripod berkurang dan batuk berkurang
S; Klien mengatakan sesak setelah diberikan posisi tripod
berkurang dan air hangat
O : posisi klien Tripod O; RR 25x/menit
RR :3Ox/menit, SPO2 97% -Spo2 ; 98%
1.5 melakukan monitor status -N; 89xmenit
pernapasan -tidak ada wheezing
21.45 S; Klien mengatakan masih sesak -Irama pernapasan reguler
44

O; RR 25x/menit SPO2 97% A;Masalah keperawatan


1.4 K olaborasi pemberian oksigen Ketidak efektifan pola napas
dan nebulizer teratasi dengan skala 4=deviasi
Combivent 2 flash ringan dari kisaran normal
21.50 S; klien mengatakan sesak mulai 4=ringan
nerkurang P; hentikan intervensi 1.2,
O; Klien diberikan Nebulizer 1.3,1.5, pasien pulang
dengan combivent 2 flash
21.45 II Manajemen Asma S; Klien mengatakan sesak
2.3 melakukan monitor irama berkurang dna tidak terlalu
pernapasan O; RR 25x/menit
S; klien mengatakan sesak -Spo2 ; 98%
berkurang -N; 89xmenit
O; RR 25x/menit, SPO2 97% -tidak ada wheezing
2.3. memberikan air hangat satu -Irama pernapasan reguler
kali tegukan A; Masalah keperawatan
21.60 S: Klien mengatakan sesak Ketidak efektifan bersihan jalan
berkurang napas teratasi dengan nilai skala
O; RR 25x/menit, SPO2 98% 4= deviasi ringan dari kisaran
normal
P; P: hentikan intervensi 2.3,
2,4, pasien pulang
28/12/18 III I  Manajemen Jalan Napas Klien mengatakan sesak
13.30 1.2 Memberikan posisi tripod berkurang dna tidak terlalu
untuk memaksimalkan ventilasi O; RR 24x/menit
S; Klien mengatakan sesak sekali -Spo2 ; 97%
O : posisi klien Tripod -N; 95xmenit
RR :3Ox/menit, SPO2 97% -tidak ada wheezing
1.3. Memonitor Kecepatan dan -Irama pernapasan reguler
irama pernapasan A; Masalah keperawatan
S; Klien mengatakan masih sesak Ketidak efektifan pola napas
13.50 O; RR 30x/menit SPO2 97% teratasi dengan nilai skala
1.5 Kolaborasi pemberian oksigen 4=deviasi ringan dari kisaran
dan nebulizer normal 4=ringan
Combivent 2 flash P: hentikan intervensi 1.2, 1.3,
S; klien mengatakan sesak mulai 1.5 pasien pulang
14.00 nerkurang
O; Klien diberikan Nebulizer
dengan combivent 2 flash
13.45 II  Manajemen Asma Klien mengatakan sesak
2.3 Berikan air hangat berkurang dna tidak terlalu
S; klien mengatakan sesak O; RR 23x/menit
berkurang -Spo2 ; 98%
O; RR 25x/menit, SPO2 97% -N; 93xmenit
2.5 .monitor status pernapasan dan -tidak ada wheezing
14.00 oksigenasi -Irama pernapasan reguler
S: Klien mengatakan sesak A;Masalah keperawatan
berkurang Ketidak efektifan pola napas
O; RR 25x/menit, SPO2 98% teratasi dengan deviasi ringan
dari kisaran normal 4.= ringan
P: hentikan intervensi 2.3, 2,4,
pasien pulang

Anda mungkin juga menyukai