OLEH :
NO BP : 1710536020
S1 INTAKE AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2018/2019
ACTIVITY- BASED BUDGETING
Tahap keempat dari proses SPPM yaitu sistem penyusunan anggaran , dimana tahap ini
merupakan tahap yang jangka waktunya terpendek di antara tahap lainnya.dalam proses
perencanaan. Tahap perencanaan sebelum sistem penyusunan anggaran yaitu sistem perumusan
strategi, sistem perencanaan strategik dan yang terakhir adalah sistem penyusunan program
dimana pada tahap ini merupakan tahap yang jangka waktu kedepan yang jauh lebih panjang
dibandingkan dengan jangka waktu yang dicakup anggaran.
KONSEP ANGGARAN
Anggaran dapat diartikan sebagai rencana dalam satuan moneter standar, dimana rencana
tersebut terbagi menjadi rencana jangka panjang (lebih dari datu tahun) dan rencana jangka pendek
(satu tahun atau kurang) dalam satuan moneter standar.
Anggaran adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem penyusunan program dan
juga dari sistem perencanaan strategic yang berbasis Balanced Scorecard. Sistem penyusunan
program dapat digunakan untuk menjabarkan program- program dari ketiga perspektif yaitu:
customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan, sehingga sistem ini disebut dengan sistem
penyusunan anggaran yang berbasis Balanced Scorecard.
Tujuan dari sistem penyusunan anggaran adalah untuk dapat menghasilkan nilai melalui
pengelolaan terhadap aktivitas yaitu activity-based budgeting-sistem dimana perencanaan laba
berjangka waktu satu tahun atau kurang yang berisi tentang rencana pengarahan ke penciptaan
nilai. Jadi dapat disimpulkan bahwa activity-based budgeting merupakan proses dari penyusunan
rencana laba yang berjangka pendek dimana rencana laba jangka pendek berisi komponen penetu
laba yang dikehendaki oleh perusahaan dalam jangka waktu satu tahun kalender melalui
pengidentifikasian dan pemacuan value driver.
Di dalam sistem manajemen strategik yang berbasis Balanced Scorecard terdapat tiga
komponen sistem yaitu:
Seperti yang kita ketahui bahwa mitos merupakan keyakinan tentang sesuatu yang tidak
sesuai dengan realitasnya atau kenyataannya. Didalam anggaran juga terdapat mitos anggaran
yaitu keyakinan karyawan perusahaan tentang anggaran tradisional yang tidak lagi sesuai dengan
tuntutan lingkungan bisnis yang telah banyak berubah saat sekarang ini.
Didalam mitos, anggaran merupakan tanggung jawab dari fungsi keuangan atau fungsi
anggaran sedangkan dalam realitas anggaran merupakan tanggung jawab semua fungsi terutama
fungsi operasi. Selanjutnya yaitu mitos anggaran, anggaran tidak ada manfaatnya untuk
menghadapi lingkungan bisnis, karena dalan lingkungan seperti itu masa depan sulit diprediksi,
padahal anggaran digunakan untuk memprediksi masa depan sedangkan realitas anggaran ialah
peta perjalanan yang digunakan untuk mewujudkan masa depan, semakin bergolak lingkungan
yang kita hadapi maka semakin dibutuhkannya peta yang secara akurat menggambarkan
perjalanan yang akan dilakukan.
Sampai saat sekarang ini sistem penyusunan anggaran masih banyak dipakai oleh hampir
semua organisasi yang ada di Indonesia, baik itu perusahaan yang bermotif pada laba maupun
perusahaan nirlaba. Sistem penyusunan anggaran tradisinal ini didesai pada waktu kondisi
lingkungan bisnis memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) produser merupakan pemegang dalam
kendali bisnis, (2) pada saat lingkungan bisnis tidak kompetitif, (3) tidak begitu pesatnya
perubahan dan pervasif. Kondisi inilah yang menjadi landasan atau pondasi dalam mendesain
sistem penyusunan anggaran tradisional, dimana anggaran ini disusun oleh manajemen puncak dan
karyawan diperintahkan untuk melaksanakan anggaran melalui mata rantai komando dan struktur
organisasi fungsional hirarkis.
1. Tidak adanya keterkaitan yang erat antara anggaran dengan visi, tujuan dan strategi
perusahaan.
2. Perspektif non keuangan tidak terfokus, dan lebih dimaksudkan sebagai alat pengendalian
keuangan.
3. Tidak adanya motivasi karyawan untuk melakukan improvement atau peningkatan kerja
berkelanjutan terhadap proses yang digunakan untuk melayani pelanggan karena sistem ini
menggunakan pendekatan fungsional.
4. Penyusunan anggaran tradisional membutuhkan waktu yang lama.
1. Tidak berfokus pada tujuan pemuasan kebutuhan pelanggan, tetapi berfokus pada tujuan
fungsional.
2. Anggaran biaya hanya dihubungkan dengan wewenang manajer.
3. Tidak adanya motivasi manajer untuk melakukan improvement atau peningkatan kerja
berkelanjutan.
4. Dilandasi oleh problem-solving mindset (penyelesaian masalah) daripada opportunity
mindset.
5. Tidak terfokus pada rencana aktivitas namun berfokus pada aspek keuangan.
Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan sistem
anggaran tradisional yaitu pertama, pendekatan dengan menggunakan penyususunan anggaran
berbasis Balanced Scorecard dimana penyusunan ini digunakan untuk mengatasi ketebatasan
anggaran tradisional yang tidak dihubungkan dengan pencapaian visi,tujuan dan strategi
organisasi. Kedua yaitu pendekatan dengan menggunakan penyusunan anggaran berbasis
aktivitas, pendekatan ini digunakan untuk melengkapi pendekatan dengan menggunakan
penyususunan anggaran berbasis Balanced Scorecard. Pendekatan yang ke-dua ini juga berfungsi
untuk mengatasi ketebatasan anggaran tradisional yang tidak berfokus pada customer atau
pelanggan dan yang tidak memotivasi karyawan dalam meningkatkan kinerja.
Penyusunan anggaran berbasis aktivitas, penyususan anggarana ini lebih berfokus pada
penciptaan nilai dimana komponen terpentingnya adalah pendapatan, biaya dan aktiva. Didalam
penciptaan nilai ada tiga pemacu yang bertujuan untuk peningkatan top line (revenue) yaitu : (1)
pertumbuhan panga pasar sangat berpengaruh dalam peningkatan pendapatan. (2) adanya
peningkatan pertumbuhan penjualan. (3) Terakhir di pengaruhi oleh peningkatan produktivitas
aktiva.
Teknologi informasi saat sekarang ini sangat berguna terlebih lagi jika digunakan untuk
proses penyusunan anggaran . Teknologi informasi memudahkan bagi para akuntan terutama
manajer dalam pengambilan keputusan untuk perusahaann. Teknologi informasi digunakan untuk
membuat rencana laba jangka pendek untuk masa yang akan datang. Contoh perangkat lunak yang
dapat digunakan untuk menghasilkan activity-based budget seperti on-line analytical processor
yang dapat menghasilkan penyusunan anggaran dalam waktu yang singkat.