Anda di halaman 1dari 42

PENGHANTAR HUKUM

BISNIS

ASURANSI

Kelompok 5:
-Alivia Rahayu (1702114816)
-Nova Desmayanti (1702114721)
-Sherina Fadhilla (1702121800)
-Ode Asra (1702121764)
-Ilham Mawardi (1702114753)
-Anandha Wahyu (1702121809)
SEJARAH ASURANSI
• Sejarah Asuransi di Dunia


Sekitar tahun 2250 SM bangsa Babylonia hidup di daerah lembah sungai
Euphrat dan Tigris (sekarang menjadi wilayah Irak), pada waktu itu apabila
seorang pemilik kapal memerlukan dana untuk mengoperasikan kapalnya
atau melakukan suatu usaha dagang, ia dapat meminjam uang dari seorang
saudagar (Kreditur) dengan menggunakan kapalnya sebagai jaminan dengan
perjanjian bahwa si Pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran hutangnya
apabila kapal tersebut selamat sampai tujuan, di samping sejumlah uang
sebagai imbalan atas risiko yang telah dipikul oleh pemberi pinjaman.
Tambahan biaya ini dapat dianggap sama dengan “uang premi” yang
dikenal pada asuransi sekarang. Di samping kapal yang dijadikan barang
jaminan, dapat pula dipakai sebagai jaminan berupa barang-barang muatan
(Cargo).Transaksi seperti ini disebut “RESPONDENT/A CONTRACT”.
SEJARAH ASURANSI
• Sejarah Asuransi Di Indonesia

• Bisnis asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda dan negara kita pada waktu itu disebut Nederlands Indie.Keberadaan asuransi di
negeri kita ini sebagai akibat berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor perkebunan dan perdagangan

• di negeri jajahannya.

• Untuk menjamin kelangsungan usahanya, maka adanya asuransi mutlak diperlukan. Dengan demikian usaha pera.suransian di Indonesia dapat dibagi
dalam dua kurun waktu, yakni zaman penjajahan sampai tahun 1942 dan zaman sesudah Perang Dunia II atau zaman kemerdekaan. Pada waktu
pendudukan bala tentara Jepang selama kurang lebih tiga setengah tahun, hampir tidak mencatat sejarah perkembangan. Perusahaan-perusahaan asuransi
yang ada di Hindia Belanda pada zaman penjajahan itu adalah :

• Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.


Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang dari Perusahaan Asuransi yang berkantor pusat di Belanda, Inggris dan di negeri lainnya.

Dengan sistem monopoli yang dijalankan di Hindia Belanda, perkembangan asuransi kerugian di Hindia Belanda terbatas pada kegiatan dagang dan
kepentingan bangsa Belanda, Inggris, dan bangsa Eropa lainnya. Manfaat dan peranan asuransi belum dikenal oleh masyarakat, lebih-lebih oleh
masyarakat pribumi.
Jenis asuransi yang telah diperkenalkan di Hindia Belanda pada waktu itu masih sangat terbatas dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran dan
pengangkutan.Asuransi kendaraan bermotor masih belum memegang peran, karena jumlah kendaraan bermotor masih sangat sedikit dan hanya dimiliki
oleh Bangsa Belanda dan Bangsa Asing lainnya.Pada zaman penjajahan tidak tercatat adanya perusahaan asuransi kerugian satupun.Selama terjadinya
Perang Dunia II kegiatan perasuransian di Indonesia praktis terhenti, terutama karena ditutupnya pemsahaan-

• perusahaan asuransi milik Belanda dan Inggris.


• Perasuransian adalah istilah hukum (legal term) yang
dipakai dalam perundang-undangan dan perusahaan
peasuransian.Istilah perasuransian berasal kata
“asuransi” yang berarti pertanggungan atau perlindungan
atas suatu objek dari ancaman bahaya yang menimbulkan
kerugian.Dalam pengertian “perasuransian” selalu
meliputi dua jenis kegiatan, yaitu usaha asuransi dan
usaha penunjang usaha asuransi.Perusahaan
perasuransian selalu meliputi perusahaan asuransi dan
penunjang asuransi.
• Pengertian Asuransi bila di tinjau dari segi hukum merupakan
asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau
lebih dimana pihak tertanggung mengikat diri kepada penanggung,
dengan menerima premi-premi Asuransi untuk memberi penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang di harapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung karena suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau untuk memberi pembayaran atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.Kata asuransi berasal dari
bahasa Inggris, insurance, dan secara aspek hukum telah dituangkan
dalam Kitab Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246, “Asuransi
adalah suatu perjanjian dimana seseorang penanggung mengikatkan diri
kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan,
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang taktentu.”
• Selain dalam KUHD pasal 246, juga dalam Undang – undang
asuransi No. 2 tahun 1992 pasal 1 disebutkan Äsuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dimana pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian,kerusakan,
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau memberikan suatu peristiwa pembayaran
yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.
PENGERTIAN ASURANSI

• Asuransi atau pertanggungan ,pengertian yuridisnya


dapat di temui dalam pasal 246 KUHD yang
memberikan batasan sebagai berikut
• Asuransi adalah suatu persetujuan dimana
penanggung berjanji pada tertsnggung untuk
membayar sejumlah kerugian yang telah di sepakati
bila terjadi suatu kerusakan ,kerugian,atau kehilangan
keuntungan itu ,di sebabkan oleh suatu peristiwa
yang pasti belum terjadi
• Dengan demikian ,antara penanggung dan
tertanggung terlah terjalin suatu ikatan bersama
berdasarkan hukum yang telah melahirkan hak dan
kewajiban
• Sedamglam asuransi dalam sudut pandang
hukum dapat di artikan seperti yang terdapat
dalam UU NOMOR 2 TAHUN 1992 Tentang
usaha perasuransian yang berisi

• “perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan


mana pihak tertanggung ,dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri jepada
tetanggung,dengan menerimapremi asuransi
untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian atau kerusakan “
• Di samping definisi asuransi di atas ada
definisi dari berberapa ahli sbb:
• 1.PROF WIRYONO PRODJODIKORO S.H
• Asuransi adalah suatu persetujuan
dimana pihak yang menjamin berjanji
kepada pihak yang di jamin untuk
menerima sejumlah uang sebagai pengganti
kerugian yang mungkin di derita oleh pihak
yang di jamin karena akibat dari peristiwa
yang belum jelas
• 2.PROF MEHR DAN CAMMACK

• Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi risiko kerugian dengan


cara pengumpulan unit unit eksposur dalam jumlah yang memadai untuk
membuar agar kerugian individu dapat di perkirakan kemudian, kerugian yang
dapat di di ramalkan itu dpat di pikul secara merata oleh mereka yang tergabung

• 3.PROF WIRYONO PRODJODIKORO,S.H

• Asuransi adalah suatu persetujuan di mana pihak yang menjamin berjanji


kepada pihak yang di jamin ,untuk menerima sejumlah uang sebagai pengganti
kerugian yang mungkin di derita oleh yang di jamin akibat dari sesuatu yang
mungkin terjadi

• 4.PROF MARK R GREEN

• Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi


resiko demgam jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah objek
yang cukup besar jumlahnya sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat
di ramalkan dengan batas batas tertentu
• 5. C ARTHUR WILLIAM JR

• Asuransi adalah sesuatu pengaman terhadap kerugian finansial yang di


lakukan oleh seorang penanggung.

• PENGERTIAN ASURANSI

• Menurut KUHD pasal 246 di sebbutkan bahwa asuransi atau pertanggungan


adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri
kepada seseorang tertanggung, dengan menerima sesuatu premi,untuk pengantian
kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang di harapkan
yang mungkin akan di deritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu

• Pengertian asuransi yang lain adalah merupakan suatu pelimpahan resiko


dari pihak pertama kepada pihak lain dalam di kuasai oleh aturan aturan hukum
dan berlakunya prinsi prinsip serta ajaran yang secara universal yang di anut oleh
pihak pertama maupun pihak lain dari segi ekonomi asuransi berarti suatu
pengumpulan dana yang dapat di pakai dalam menutup atau memberi ganti rugi
kepada orang orang yang mengalami kerugian. Pokok Pokok Hukum Bisnis Arus
Akbar Silondae Wirawan B.Livas
UNSUR ASURANSI

• Dari pasal 246 KUHD tersebut dapat di simpulkan ,bahwa


asuransi mempunyai tiga unsur yakni:

• 1.UNSUR PREMI ATAU ADANYA PREMI

• 2.UNSUR GANTI RUGI ATAU ADANYA GANTI RUGI ,DAN

• 3.UNSUR PERISTIWA ATAU ADANYA PERISTIWA YANG


BELUM PERNAH TERJADI

• Kalau kita lihat dari persetujuan atau perjanjian atau dari


hukum perdata ,asuransi termasuk perjanjian untung untunga
yang di atur dalam pasal 1774 KUHperdata yang berbunyi sbb
:bahwa “suatu prbuatan yang hasilnya mengenai untung
ruginya , baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak
,tergantung kepada sutu kejadian yang belum tentu,demikian
juga persetujuan pertanggungan yang di atur dalam kitab
undang undang hukum dagang “
• Dalam persetujuan pertanggungan /asuransi
,pihak tertangung mempunyai hak sejumlah
ganti rugi apabila ia menderita suatu peristiwa
seperti kecelakaan ,tetapi ia mempunyai
keajiban yaitu setiap bulanya menyerahkan
premi .sebaliknya penanggung mempunyai hak
untuk memungut premi tertanggung dan ia
menyerahkan polis asuransi pada pihak
tertanggung serta menyerahkan sejumlah uang
pertanggungan apabila peristiwa itu terjadi
kenyataan .
• Pasal225 KUHD menyatakan bahwa “suatu
pertanggungan harus di buat secara tertulis
yang di namakn polis “
Pengaturan Hukum Asuransi

• Keberadaan asuransi pada mulanya diatur dalam beberapa pasaldari


Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Dalam
perkembangannya asuransi sekarang ini telah diatur dengan Undang-
Undang No2. Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang
diundangkan pada tanggal 11 Februari 1992.

• Dengan diterbitkannya Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tidak


berarti keberadaan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
tidak berlaku lagi. Dengan kata lain, meskipun telah ada Undang-
Undang No.2 tahun 1992 maka Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) tetap berlaku sepanjang tidak berkepentingan dengan undang-
undang ini. Hal ini didasarkan pada Pasal 26 Undang-Undang No.2
tahun 1992 yang menentukan, bahwa “Peraturan perundang-
undangan mengenai usaha perekonomian yang telah ada pada saat
undang-undang ini mulai berlaku, sepanjang tidak bertentangan
dengan undang-undang ini, dinyatakan tetap berlaku sampai
peraturan perundang-undangan yang menggantikannya berdasarkan
undang-undang ini ditetapkan”.
• Salah satu dasar pertimbangan
diterbitkannya Undang-Undang No.2 Tahun
1992 adalah dalam rangka meningkatkan
peranan usaha perasuransian dalam
pembangunan, perlu diberikan kesempatan
yang lebih luas bagi pihak-pihak yang ingin
berusaha di bidang perasuransian, dengan
tidak mengabaikan prinsip usaha yang sehat
dan bertanggung jawab, yang sekaligus
dapat mendorong kegiatan perekonomian
pada umumnya
Asuransi Menurut Kuh Perdata

• Asuransi merupakan transaksi yang sangat lazim


dilakukan dalam praktek secara nasional dan
internasional. Karenanya, perlu diketahuibagaimana
sebenarnya struktur hukum dari transaksi derivative
ini, dan bagaimana pengaturan hukumnya, khususnya
hukum perdata.
• Dari segi hukum perdata,jelas bahwa asuransi
termasuk ke dalam ruang jelajah hukum
kontrak/perjanjian, asuransi pada galibnya tidak lain
dari suatu kontak antara para tertannggung dengan
penganggung. Konseksuensi yudirisnya adalah
berlakunya ketentuan-ketentuan hukum kontrak
terhadap transaksi derivative tersebut, termasuk
prinsip persyaratannya suatu kontrak dan prinsip
kebebasan kontrak.
• Sebagaimana diketahui bahawa menurut ketentuan hukum perdata,
maka sahnya suatu kontrak, termasuk kontrak asuransi, anatara lain
ditentukan oleh apakah sudah terpenuhinya persyaratan tentang
sahnya suatu kontrak sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUH
Perdata. Syarat sahnya suatu kontrak menurut Pasal 1320 tersebut
adalah sebagai berikut:

• Adanya kesepakatan kehendak

• Cakap berbuat

• Adanya hal tertentu

• Kausa yang halal

• Melihat kepada syarat-syarat sahnya suatu kontrak tersebut, maka


jelas bahwa suatu kontrak asuransi yang normal akan dengan mudah
dapatmemenuhi syarat-syarat sahnya kontrak tersebut. Karena itu,
dari segi keabsahan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
suatu kontrak asuransi yang normal, tidak mempunyai masalah.
Apakah kontrak asuransi merupakan suatu
kontrak bernama?

• Sebagaimana diketahui bahawa ada beberapa jenis kontrak dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata yang telah diatur khusus secara terperinci, yang dalam ilmu hukum disebut
dengan “ kontrak bernama”. Misalnya kontrak jual-beli, sewa-menyewa, tukar-menukar,
dan lain-lain. Dari semua jenis kontrak bernama yang terdapat dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, maka kontrak asuransi ke dalam kategori kontrak untung-
untungan sebagaimana diatur dalam Bab 12, buku ke III KUH Perdata, mulai dari Pasal
1774 sampai dengan Pasal 1791

• Menurut Pasal 1774 KUH Perdata, maka suatu kontrak untung-untungan merupakan
suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung-ruginya baik bagi semua pihak maupun
bagi pihak tertentu saja,bergantung pada perjanjian yang belum tentu. Oleh KUH Perdata,
perjanjian asuransi dengan tegas digolongkan dalam kontrak untung-untungan, yang
selanjutnya diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Dikatakan untung-
untungan karena pihak penanggung akan diuntungkan (karena pembayaran premi) jika
risiko yang diasuransikan tersebut ternyata tidak terjadi. Sebaliknya, bagi pihak tertanggung
akan diuntungkan ( dalam arti dibayar kerugiannya) jika risiko yang diasuransikan tersebut
benar-benar terjadi. Itulah sebabnya, maka oleh KUH Perdata perjanjian asuransi dengan
tegas digolongkan ke dalam kontrak untung-untungan.
Lalu apakah kontrak asuransi merupakan judi?

• Menurut versi hukum pidana, maka suatu perudian diartikan sebagai


seuatu perbuatan yang memenuhi suatu syarat berikut ini:

• Pebuatan di mana untuk dapat memenangkan (memperoleh untung)


bergantung pada hal yang bersifat untung-untungan atau

• Perbuatan di mana untuk dapat memenangkan (memperoleh


keuntungan) bergantung pada faktor lebih terlatih atau lebih mahir
dari orang tersebut, atau

• Perbuatan pertaruhan, yakni perbuatan yang dilakukan oleh orang lain


selain dari peserta taruhan.

• Sementara itu, KUH Perdata tidak memberikan suatu definisi terhadap


perjudian. Hanya saja, karena kontrak perjudian merupakan salah satu
model dari kontrak untung-untungan, karenanya pengertian yang
diberika kepada perjanjian untung-untungan juga dapat dipakai
terhadap perjanjian perjudian, yaitu yang mengartikan kontrak
untung-untungan sebagai kontrak yang hasilnya bergantung kepada
suatu kejadian yang belum tentu
Tujuan Asuransi

• Tujuan Asuransi/ pertanggungan ialah:

• Apabila perusahaan/perorangan menderita suatu musibah yang


telah ditentukan dalam persetujuan atau kejadian kerugian
yang diderutanya maka ada yang akan menanggung.

• Tanggung jawab perusahaan/perorangan itu kepada pihak


ketiga seolah-olah dipikulkan kepada pihak penanggung.

• Dengan demikian, maka tujuan pokoknya ialah


untuk memperkecil risiko yang harus dihadapiTertanggung
apabila terjadi peristiwa yang merugikan Tertanggung
(perusahan/perorangan). Dengan lain perkataan, tujuan hokum
dan tujuan ekonominya adalah pembagian risiko atau
pemindahan risiko.
Peranan dan Fungsi Asuransi

• Dalam masyarakat modern sekarang ini


perusahaan asuransi mempunyai peranan yang
sangat luas jangkauannya, yaitu menyangkut
kepentingan sosial maupun kepentingan
ekonomi. Disamping itu juga dapat menjangkau
baik kepentingan masyarakat luas atau
kepentingan individu. Perusahaan asuransi secara
langsung atau tidak langsung mempunyai
peranan yang cukup besar dalam bidang social
ekonomi. Perusahaan asuransi sebagai penolong
bagi setiap risiko usaha, agar setiap usaha yang
bersangkutan dapat tetap stabil menjalankan
usaha-usahanya; dengan demikian perusahaan
asuransi dapat menjaga stabilitas kepentingan
social ekonomi pada umumnya.
• Risiko itu sendiri secara terminologi telah diartikan beragam oleh para
ahli hokum, karena risiko secara substantive memiliki ruang lingkup dan
banyaknya segi-segi yang mempengaruhinya, sehingga setiap definisi
didasarkan atas sudut pandang dan titik berat dari mana seseorang
melihat dan mengamati, seperti menurut pendapat Sri Rezeki Hartono
menjelaskan tentang risiko adalah “ketidakpastian tentang terjadinya
atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang menciptakan kerugian.

• Sedangkan menurut pendapat H.M.N. Purwosutjipto bahwa risiko


merupakan kewajiban untuk memikul kerugian yang diakibatkan
karena suatu sebab atau kejadian diluar kesalahan sendiri. Adapun
menurut pendapat C.S.T Kansil risiko merupakan suatu ketidaktentuan
yang berarti kemungkinan terjadinya suatu kerugian di masa yang
akan datang, sehingga asuransi menjadikan suatu ketidakpastian
menjadi suatu kepastian (apabila terjadi kerugian) yang akan
mendapatkan ganti rugi.

• Menurut pendapat Radiks Purba menjelaskan bahwa risiko


merupakan kemungkinan kerugian yang akan dialami yang diakibatkan
oleh bahaya yang mungkin terjadi, tetapi tidak diketahui lebih dahulu
apakah akan terjadi dan kapan akan terjadi.
• Adapun karakteristik risiko yang dapat dilekatkan pada suransi
adalah:

• Risiko yang mungkin terjadi mengakibatkan kerugian yang


dapat diukur dengan uang.

• Risiko yang mungkin terjadi memiliki persamaan dengan


sejumlah besar risiko yang sama dengan risiko yang
diasuransikan (homogeanus exposure), sehingga perusahaan
asuransi dapat menggunakan statistik kerugian yang telah
tersedia.

• Risiko yang mungkin terjadi merupakan risiko murni sehingga


usaha untuk mencari keuntungan dari adanya kerugian dapat
dicegah.

• Risiko yang mungkin terjadi dapat mengakibatkan kerugian


secara tiba-tiba yang tidak dapat diduga sebelumnya oleh
pihak tertanggung.
Perbedaan Asuransi Menurut Ilmu
Pengetahuan

• Asuransi Kerugian (Losses Insurance)


• Asuransi Kerugian adalah asuransi yang
bertujuan untuk mendapatkan suatu
penggantian kerugian yang mungkin
ditimbulkan oleh suatu kejadian. Asuransi
kerugian ini memberikan jasa dalam
menanggulangi risiko atas kerugian,
kehilangan manfaat, dan tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari
peristiwa yang tidak pasti.
• Asuransi Sejumlah Uang (Sum Insurance)

Asuransi sejumlah uang meliputi asuransi jiwa dan asuransi sosial. Pembagian ini
berdasarkan rumusan Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Perasuransian sebagai
berikut:

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seorang yang dipertanggungkan.”

Pasal 1 butir 1 Undang-undang Perasuransian adalah

“Perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
diasuransikan.”
• Reasuransi
• Reasuransi adalah asuransi kembali oleh penanggung,
baik seluruh maupun sebagian risiko yang telah
ditanggungnya kepada penanggung lain atau proses
ketika satu penanggung mengatur dengan satu atau
beberapa penanggung lainnya dalam membagi risiko
pada reasuransi.
• Pasal 3 huruf a butir 3 Undang-Undang
Perasuransian menyebutkan adanya usaha reasuransi,
yaitu “Usaha uang memberikan jasa dalam
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi
oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau
Perusahaan Asuransi Jiwa.”
Perbedaan Asuransi Dengan
Kontrak Penjaminan

• Perjanjian asuransi musti dibedakan dari performance


bond atau kontrak perjanjian (guarantee contract), yang
dapat merupakan perjanjian ganti kerugian tetapi
bukan perjanjian asuransi. Sebagai contoh, A yang
menjamin bahwa B akan membayar utangnya kepada C
harus dibedakan dari perjanjian asuransi, terutama
asuransi kredit atau penjaminan dimana A berjanji akan
memberikan ganti kerugian kepada C apabila B gagal
membayar hutangnya. Perbedaan utama di antara
keduanya adalah bahwa apabila timbul suatu kejadian
yang dijamin, pada perjanjian asuransi penanggung
akan membayar tertanggung akan membayar
tertanggung tanpa tuntutan balik (recourse) kepada
kliennya tetapi pada kontrak penjaminan, penjamin
yang telah membayar klaim kepada penuntut memiliki
hak untuk menuntut kliennya atas jumlah ganti
kerugian yang dibayarnya kepada penuntut.
Polis Asuransi

• Polis asuransi merupakan isi dari kontrak asuransi.


Disitu antara lain di perinci hak-hak dan kewajiban
dari pihak penanggung dan tertanggung, syarat-
syarat dan prosedur pengajuan klaim jika terjadi
peristiwa yang di asuransikan, prosedur dan cara
pembayaran premi oleh pihak tertanggung dan hal-
hal lain yang dianggap perlu. Secara teoritis, polis
asuransi adalah kontrak yang bisa dinegoisasikan,
meskipun dalam kenyataannya banyak perusahaan
asuransi tidak berkenan untuk menegoisasikan isi polis
asuransi, dan sudah merupakan perjanjian standar
(baku) sehingga tidak akan diubah lagi, sehingga bagi
pihak tertanggung berada pada posisi “menerima
atau menolak” perusahaan asuransi tersebut (take it
or leave it)
Perlindungan Kepentingan Para
Pemegang Polis

• Pada awal pendirian, perusahaan asuransi dan reasuransi harus menempatkan sekurang-
kurangnya 20% dari modal disetor yang disyaratkan, dalam bentuk deposito berjangka dengan
perpanjangan otomatis pada bank umum di Indonesia yang bukan afiliasi dari perusahaan
assuransi dan perusahaan reasuransi yang bersangkutan.

• Deposito tersebut merupakan jaminan terakhir dalam rangka melindungi kepentingan pemegang
polis.

• Premi harus ditetapkan pada tingkat yang mencukupi, tidak berlebihan, dan tidak diterapkan
secara diskriminatif.

• Tingkat premi dinilai tidak mencukupi apabila;

• Sedemikian rendah sehingga sangat tidak sebanding dengan manfaat yang diperjanjikan dalam
polis asuransi yang bersangkutan.

• Penerapan tingkat premi secara berkelanjutan akan membahayakan tingkat solvabilitas


perusahaan.

• Penerapan tingkat premi secara berkelanjutan akan dapat merusak iklim kompetisi yang sehat.

• Tingkat premi dinilai berlebihan apabila sedemikian tinggi sehingga sangat tidak sebanding dengan
manfaat yang diperjanjikan dalam polis asuransi yang bersangkutan
Prinsip-Prinsip Asuransi

• Kepentingan Yang Dapat Diasuransikan


(Insurable Interest)
• Maksud prinsip ini ialah bahwa hak untuk
mengasuransikan akan timbul apabila ada suatu
hubungan keuangan antara tertanggung dengan
yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa untuk
suatu perjanjian asuransi harus ada kepentingan
yang nyata. Seseorang dapat dikatakan
mempunyai insurable interest atas sebuah benda
atau objek lainnya apabila hilangnya atau
rusaknya benda atau objek tersebut
menyebabkan kerugian finansial atau kerugian
lainnya kepada orang tersebut.
• Iktikad Baik (Good Faith)
• Iktikad baik merupakan sebuah tindakan untuk
mengungkapkan secara akurat dan lengkap terhadap
semua fakta material (material fact) mengenai sesuatu
yang akan diasuransikan, baik diminta maupun tidak.
Artinya adalah bahwa penanggung harus dengan jujur
menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang
luasnya syarat atau kondisi dari asuransi dan
tertanggung juga harus memberikan keterangan yang
jelas, teliti, dan benar atas objek atau kepentingan yang
dipertanggungkan, risiko-risiko yang dijamin maupun
yang dikecualikan. Prinsip ini menjadi sangat penting
karena secara umum tertanggung mengetahui lebih
lengkap objek yang akan diasuransikan dibandingkan
dengan penanggung. Lebih lanjut perhitungan besarnya
premi sangat dipengaruhi oleh beban risiko
• Sebab Akibat (Proximate Cause)

• Apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami musibah atau


kecelakaan maka pertama-tama akan dicari sebab-sebab yang efektif
dan efisien yang dapat menggerakkan suatu rangkaaian peristiwa
tanpa terputus hingga akhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan
tersebut. Sebuah prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab
kerugian yang efektif dan efisien adalah unbroken chain of events, yaitu
suatu rangkaian mata rantai peristiwa yang tidak terputus. Sebagai
contoh adalah kasus klaim kecelakaan diri berikut ini;

• Seseorang mengendarai kendaraan dijalan tol dengan kecepatan tinggi


sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik.

• Korban luka parah dan dibawa ke rumah sakit.

• Tidak lama kemudian korban meninggal dunia.

• Dari peristiwa tersebut, dapat diketahui bahwa kasus proksimalnya


adalah bahwa korban mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi
sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik
• Ganti Rugi (Indemnity)
• Ganti rugi merupakan suatu mekanisme saat
penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam
upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi
keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya
kerugian (KUHD Pasal 252, 253, dan dipertegas
dalam pasal 278).
• Apabila objek yang diasuransikan terkena
musibah sehingga menimbulkan kerugian maka
penanggung akan memberikan ganti rugi untuk
mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah
terjadi kerugian menjadi sama dengan sesaat sebelum
terjadi kerugian. Dengan demikian, tertanggung tidak
berhak memperoleh ganti rugi lebih besar daripada
kerugian yang diderita oleh tertanggung
• Pengalihan (Subrogation)
• Prinsip subrigasi diatur dalam Pasal 284
kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang
berbunyi:
• “Apabila seorang penanggung telah
membayar ganti rugi sepenuhnya kepada
tertanggung maka penanggung akan
menggantikan kedudukan tertanggung
dalam segala hal untuk menuntut pihak
ketiga yang telah menimbulkan kerugian
pada tertanggung.”
• Kontribusi (Contribution)
• Tertanggung dapat saja mengasuransikan harta
benda yang sama pada beberapa perusahaan asuransi.
Namun, apabila terjadi kerugian atas objek yang
diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsip
kontribusi. Prinsip kontribusi berarti bahwa apabila
penanggung telah membayar penuh ganti rugi yang
menjadi hak tertanggung maka penanggung berhak
menuntut perusahaan-perusahaan lain yang terlibat
dalam suatu pertanggungan (secara bersama-sama
menutup asuransi harta benda milik tertanggung)
untuk membayar bagian kerugian masing-masing
yang besarnya sebanding dengan jumlah
pertanggungan yang ditutupnya.
Struktur Pasar Asuransi
Nasional
• Struktur pasar asuransi umum komersial di
Indonesia dapat digambarkan melalui tiga
hal, yaitu, pertama, berdasarkan struktur
permodalan dan, kedua, berdasarkan pangsa
pasar para pelaku usaha asuransi, dan yang
ketiga, adalah berupa perbandingan antara
pelaku usaha milik nasional dan pelaku
usaha berbentuk patungan dengan pihak
asing.
Bentuk dan Isi Perjanjian Asuransi

• Menurut ketentuan Pasal 255 KUH Dagang ditentukan bahwa semua asuransi atau
pertanggungan harus dibentuk secara tertulis dengan suatu akta yang dinamakan polis.

• Polis asuransi atau pertanggungan merupakan isi dari perjanjian asuransi. Dalam
ketentuan Pasal 256 KUH Dagang ditentukan bahwa isi polis asuransi atau pertanggungan pada
umumnya kecuali asuransi jiwa harus memuat:

• Hari pembentukan asuransi

• Nama pihak yang selaku tertanggung menyetujui terbentuknya asuransi, yaitu atas
tanggungannya sendiri atau atas tanggungan orang lain

• Penyebutan yang cukup terang dari hal atau objek yang dijamin

• Jumlah uang, untuk mana diadakan jaminan (uang asuransi)

• Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh si penanggung

• Mulai dan akhir tenggang waktu di mana diadakan jaminan oleh penanggung

• Uang premi yang harus dibayar oleh tertanggung

• Pada umumnya semua hal-hal yang perlu diketahui oleh pihak penanggung, serta semua janji-
janji tertentu yang diadakan antara kedua belah pihak.
• Menurut Pasal 257 (1) KUH Dagang ditentukan
bahwa perjanjian asuransi lahirnya pada saat
terjadinya kesepakatan atau konsensus antara
penanggung dan tertanggung. Bahkan sebelum
polis ditandatangani.

• Akan tetapi, kalau polis belum ada maka


membuktikannya dengan alat lain sebagaimana
yang tercantum dalam pasal 258 KUH Dagang
seperti dalam bentuk catatan, nota ataupun fax.
Tata Cara Pembuatan
Perjanjian Asuransi
• Asuransi atau pertanggungan merupakan suatu perjanjian
dalam artian untuk terjadinya asuransi, maka penanggung dan
tertanggung mengadakan perjanjian sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku. Sebagai suatu perjanjian maka penutupan
asuransi harus memenuhi syarat-syarat seperti diatur dalam
pasal 1320 KUH Perdata, yaitu: sepakat, cakap, adanya objek
dan sebab yang halal. Mengingat persyaratan tersebut
merupakan syarat umum suatu perjanjian, maka terhadap
perjanjian asuransi yang bersifat khusus berlaku pula syarat-
syarat khusus sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang (KUHD). Yaitu pembayaran premi dan
kewajiban pemberitahuan.

• Perjanjian asuransi membuat klausula-klausula khusus


yang dirumuskan secara tegas dalam polis. Jenis atau
kesepakatan itu disebut klausa asuransi yang maksudnya untuk
menentukan batas-batas hak dan kewajiban para pihak,
tanggung jawab penanggung dalam pembayaran ganti
kerugian apabila terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian
Berakhirnya Perjanjian Asuransi

• Perjanjian asuransi atau pertanggungan berakhir karena hal-hal sebagai berikut :

• Tenggang waktu berlakunya telah habis.

• Tenggang waktu perjanjian asuransi ditentukan dalam polis dan Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) tidak mengatur secara tegas mengenai hal tersebut.

• Terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.

• Apabila peristiwa atau bahaya yang dijanjikan dalam polis terjadi maka perjanjian asuransi
berakhir.

• Pertanggungan berhenti.

• Berhentinya pertanggungan dapat terjadi karena persetujuan kedua belah pihak atau karena
faktor di luar kemauan para pihak. Persetujuan kedua belah pihak, misalnya karena premi tidak
dibayar dan biasanya diperjanjikan dalam polis. Pertanggungan berhenti di luar kemauan para
pihak, misalnya terjadi pemberatan risiko setelah pertanggungan berjalan (Pasal 293 dan 638
KUHD).

• Pertanggungan gugur.

• Pertanggunga gugur biasanya terdapat dalam asuransi pengangkutan. Apabila barang yang akan
diangkut diadakan pertanggungan kemudian tidak jadi diangkut maka pertanggungan gugur
Risiko Dalam Asuransi

• Secara umum arti risiko dalam pengertian


hukum adalah beban kerugian yang
diakibatkan karena suatu peristiwa di luar
kesalahannya. Dalam pengertian lain, yang
dimaksud dengan risiko dalam hukum
asuransi adalah suatu kejadian yang terjadi
di luar kehendak pihak tertanggung yang
menimbulkan kerugian bagi tertanggung,
risiko mana merupakan objek jaminan
asuransi.

Anda mungkin juga menyukai