Anda di halaman 1dari 25

A.

Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1998 yang dikutip Santun dan Agus
(2008), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.

Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga merupakan perkumpulan dua


atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-
tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain.

2. Struktur Keluarga
Menurut Sudiharto (2007), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah:
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
3. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2014)
sebagai berikut:
a. Fungsi afektif (the affectife function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk memepersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosial dan tempat bersosialisasi (sosialization and sosial placement function)
adalah fungsi menengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar
rumah.
c. Fungsi reproduksi (the reproductive function), adalah fungsi untuk
memepertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan (the health care function), yaitu fungsi
untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang
kesehatan.
4. Struktur Keluarga
Menurut Sudiharto (2007), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah:
f. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

g. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
h. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
i. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
j. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
5. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2014)
sebagai berikut:
a) Fungsi afektif (the affectife function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk memepersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
b) Fungsi sosial dan tempat bersosialisasi (sosialization and sosial placement
function) adalah fungsi menengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah.
c) Fungsi reproduksi (the reproductive function), adalah fungsi untuk
memepertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d) Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan (the health care function), yaitu
fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga di bidang kesehatan.
6. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Menurut Suprajitno (2014) sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,
keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan,
meliputi:

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga


b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
B. KONSEP DASAR HIPERTENSI
1. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari
suatu periode. Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole konstriksi. Kontriksi
arteriole membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding
arteri (Udjianti WJ, 2011).

Hipertensi dapat di definisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolic di atas 90 mmHg.pada
populasi manula,hipetensi didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya 160 mmHg
(Brunner and sudarth, 2006).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana keadaan di mana seseorang mengalami


peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka
kesakitan (mortalitas) dan angka kematian (Mortalitas) (Kushariayadi, 2008).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan darah normal
seperti apa yang telah disepakati oleh para yaitu >140/90 mmHg (Aru W Sudoyo ,
2006).

Kriteria Penyakit Hipertensi Menurut JNC-V USA


Tekanan Darah
No Kriteria
Sistolik Diastolik
1. Normal <130 <85
2. Perbatasan 130- 85-89
(high normal) 139
3. Hipertensi
Derajat 1 : 90-99
ringan (mild) 140-
Derajat 2 : 159 100-109
sedang
(moderat) 160-
Derajat 3 : 179 110-119
berat
(severel) ≥210
Derajat 4 : 180-
sangat berat 209

(very severe) ≥210

2. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac ouput atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipetensi :
a. Genetik respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na
b. Obesitas terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat
c. Stres karena lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah,hal ini terjadi karena kurangnya efektivitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder
a. Penyakit Ginjal
1) Stenosis arteri renalis
2) Pielonefritis
3) Glomerulonefritis
4) Tomur-tumor ginjal
5) Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
6) Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
7) Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
b. Kelainan hormonal
1) Hiperaldosteronisme
2) Sindroma cushing
3) Feokkromositoma
c. Obat-obatan
1) Pil Kb
2) Kortikosteroid
3) Siklosporin
4) Eritropotein
5) Kokain
6) Penyalahgunaan alkohol
7) Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
d. Penyebab lainnya
1) Koartasio aorta
2) Preeklamsi pada kehamilan
3) Porfiria intermiten akut
4) Keracunan timbal akut

3. Pathofisiologi dan Clinical Pathway


Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor pada medula diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
sympatis,yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
spinalis ke ganglis sympatis di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang begerak kebawah melalui sistem saraf
sympatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini,neuron pre ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion kepembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya nerofinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah,berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsangan vasokonstiktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
nerofinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsangan emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi.medula adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriksi.korteks adrenal mensekresi
kortisol dan steroid lainnya,yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adenal. Hormon ini enyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskules,s emua faktor tersebut
cendrung mencetuskan keadaan hipertensi. (Brunner & Suddart;2002).

4. Tanda dan Gejala


Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita tekanan darah tinggi tidak
sama pada setiap orang.bahkan kadang timbul tanpa gejala Secara umum gejala yang
dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikit:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung teras cepat
e. Telinga berdeging
Crowin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah
mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :
a. Nyeri kepala saat terjaga,kadang-kadang disertai mual muntah akibat peningkatan
tekanan darah intrakranial.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing,muka merah,sakit kepala,keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk
terasa pegal dan lain-lian (Novianti, 2006).
5. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium
1) Albuminuria pada hipetensi karena kelainan parenkim ginjal.
2) Kreatinin serum bun meningkat pada hipertensi karena parenkim ginjal dengan
gagal ginjal akut
3) Darah perifer lengkap
4) Kimia darah (kalium,natrium,kretinin,gula darah puasa)
b. EKG
1) Hipertropi ventrikel kiri
2) Ischemi/infark miocard
3) Peninggian gelombang p
4) Gangguan kondisi
c. Rountgen foto
1) Bentuk besar jantung Noothing dari iga pada kwartasio dari aorta.
2) Pembendungan lebarnya paru
3) Hipertropi parenkim ginjal
4) Hipertropi vascular ginjal

6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaa non farmakologi
1) Pengaturan diet
Beberapa diet yang dianjurkan :
a) Rendah garam,diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada
klien hipetensi.dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagi anti
hipertensi.jumlah intake sodium yang di anjurkan 50-100 mmol atau setara
dengan 3-6 gram garam perhari.
b) Diet tinggi potasium,dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya
belum jelas.pemberian potasium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi,yang dipercya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding
vascular.
c) Diet kaya buah dan sayur.
d) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner
2) Penurunan berat badan
Penurunan berat badan menguranggi tekanan darah,kemungkinan dengan
mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup juga berkurang.
a) Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan
jantung.olahraga teratur selam 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu
mnggu sangat di anjurkan untuk menurunkan tekanan darah.olahraga
meningkatkan kadar HDL,yang dapat mengurangi terbentuknya
arterosklerosis akibat hipetensi.
b) Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol,penting untuk
mengurangi efek jangka panjang hipetensi karena asap rokok diketahui
menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja
jantung.

b. Penatalaksanaan medis medis


1) Terapi oksigen
2) Pemanttuan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan
a) Diurtik: chlorthalidion, hydromax, lasix, aldoctone, dyrenium, diuretic
bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung
dengan mendorong ginjal meningkat ekskresi garam dan lainnya
b) Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos jantung atau
arteri. Sebagian penyekat saluran kalsim bersifat lebih spesifik untuk
saluran lambat kalsium otot jantung; sebagian yang lain lebih spesifik untuk
saluran kalsim otot polos vascular dengan demikian, berbagai penyekat
kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan
kecepatan denyut jantung volume sekuncup dan TPR
c) Penghambat enzim mengubah angiotensin 2 atau inhibitor ACE berfungsi
unruk menurunkan angiotensin 2 dengan menghambat enzim yang
diperlukan untuk mengubah angiotensin 1 menjadi angitensin 2. Kondisi ini
menurunkan darah secara langsung dengan menurunkan TPR, dan secara
tidak langsung dengan menurunkan sekresi aldosterone, yang akhirnya
meningkatkan pengeluaran natrium pada urin kemudian menurunkan
volume plasma dan curah jantung
d) Antagonis (penyekat) reseptor beta (β-blocker), terutama penyekat selektif,
bekerja pada reseptor beta di jantung unruk menurunkan kecepatan denyut
dan curah jantung
e) Antagonis reseptor alfa (β-blocker) menghambat reseptor alfa otot polos
vascular yang secara normal berespon terhadap rangsangan saraf simpatis
dengan vasokontriksi. Hal ini akan menurunkan TPR
f) Vasodilator arterior langsung dapat digunakan untuk menurunkan TPR.
Misalnya: natrium, nitroprusida,nikardipin,hidralazin, nitroglisin,dll
(Brunner & Suddarth: 2002)
7. Komplikasi

Komplikasi umumnya terjadi pada hipertensi berat,yaitu apabila tekanan


diastolic sama/lebih besar dari 130 mmHg atau kenaikan darah yang mendadak
tinggi, di antaranya :
a. Stroke dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan darah tinggi di otak,atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh darah selain otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran darah ke
area otak yang diperdarahi berkurang. Arteri yang mengalami arterosklerosis
dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma.
b. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arteroklerotik tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang
menghambat aliran darah melewati pembuluh darah. Pada hipertensi kronis dan
hipertrofi venrtikel, kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat
dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung,
dan peningkatan resiko pembentukan bekuan
c. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah ke nefron
akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Dengan
rusaknya membran glomerulus, protein akan keluar melalui urine sehingga
tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema, yang sering
dijumpai pada hipertensi kronis.
d. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama pada hipetensi maligna
(hipetensi yang meningkat cepat dan berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi
pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan ke ruang interstisial di seluruh susunan saraf pusat. Neuraon disekitarnya
kolaps dan terjadi koma serta kematian.
e. Kejang dapat terjadi pada wanita preeklampsia. Bayi yang lahir mungkin
memiliki berat lahir kecil akibat perfusi plasenta yang tidak adekuat.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga

1. PENGKAJIAN
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur
keadaan klien dan keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga
maupun sosial, yang merupakan sistem yang berintegrasi dan kesanggupan untuk
mengatasinya.
Untuk mendapatkan data keluarga yang akurat perlu sumber informasi dari
anggota keluarga yang paling mengetahui keadaan keluarga dan biasanya adalah ibu.
Sedangkan informasi tentang potensi keluarga dapat diperoleh dari pengambilan
keputusan dalam keluarga, biasanya adalah kepala keluarga, atau kadang-kadang
orangtua.
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui cara :
a. Wawancara
Yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik,
mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dan sebagainya.
b. Observasi
Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah
dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan
lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan, keberhasilan dan sebagainya.
c. Studi Dokumentasi
Studi berkaitan dengan perkembangan kasus anak dan dewasa,
diantaranya melalui kartu menuju sehat, kartu keluarga dan catatan-catatan
kesehatan lain.
d. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik misalnya kehamilan dan
tanda-tanda penyakit. Data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1) Data Umum
a) Kepala keluarga dan komposisi keluarga
b) Tipe keluarga
c) Suku bangsa dan agama
d) Status sosial ekonomi keluarga
e) Aktivitas rekreasi keluarga
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
a) Tahap perkembangan keluarga
b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c) Riwayat kesehatan keluarga inti
3) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
b) Karakteristik tetangga dan komunitasnya
c) Mobilitas geografis keluarga
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e) Sistem pendukung keluarga
4) Struktur keluarga
a) Struktur peran
b) Nilai dan norma keluarga
c) Pola komunikasi keluarga
d) Struktur kekuatan keluarga
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi ekonomi.
b) Fungsi mendapatkan status sosial.
c) Fungsi pendidikan.
d) Fungsi sosialisasi.
e) Fungsi keperawatan.
Tujuan dari fungsi keperawatan :
 Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masa
kesehatan.
 Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan mengenal tindakan kesehatan yang tepat.
 Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit.
 Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/
memodifikasi lingkungan rumah yang sehat.
 Mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan dimasyarakat
f) Fungsi religious.
g) Fungsi rekreasi.
h) Fungsi reproduksi.
i) Fungsi afeksi.
6) Stress dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
c) Strategi koping yang digunakan
d) Disfungsi strategi adaptasi

7) Pemeriksaan keluarga
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga meliputi
pemeriksaan kebutuhan dasar individu, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang perlu.
8) Harapan keluarga
Perlu dikaji harapan keluarga terhadap perawat (petugas
kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang
terjadi.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pengertian

Diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada penyakit


Hipertensi adalah :

1) Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat


anggota keluarga yang sakit. Kemungkinan penyebabnya adalah adalah :
a) Tidak memahami mengenai sifat dan beratnya masalah.
b) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
c) Keluarga Tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang
pengetahuan dan kurangnya sumber daya keluarga
d) Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
e) Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan.
2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat.Kemungkinan
penyebabnya adalah :
a) Tidak mengetahui keadaan penyakit
b) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan
c) Sikap negatif terhadap yang sakit
d) Konflik individu dalam keluarga
e) Sikap dan pandangan hidup.
3) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan keluarga. kemungkinan penyebabnya adalah :
a) Kurang pengetahuan atau ketidaktahuan fakta
b) Rasa takut akibat masalah yang diketahui
c) Sikap dan falsafah hidup
4) Kecemasan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga menggunakan
sumber pelayanan kesehatan dalam masyarakat untuk memelihara kesehatan.
Kemungkinan penyebabnya adaalah :
a) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
b) Tidak adanya keuntungan yang diperoleh
c) Tidak mempunyai kartu jaringan pengaman sosial bantuan kesehatan
d) Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
e) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan
Skoring Diagnosa Keperawatan Menurut Maglaya dan Bailon (1978)

NO Kriteria Skor Bobot


1 Sifat masalah
Skala:
 Tidak atau kurang sehat 3 1
 Ancaman kesehatan 2
 keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat di ubah
Skala:
 Mudah 2 2
 Sebagian 1
 Tidak dapat 0

3 Potensial masalah dapat dicegah


Skala :
 Tinggi 3 1
 Cukup 2
 Rendah 1

4 Menonjolnya masalah
Skala:
 Masalah berat harus segera di tangani 2 1
 Ada masalah tapi tidak perlu di tangani 1
 Maslah tidak di rasakan 0
Skoring :

1) Tentukan skor untuk setiap kriteria.


2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot.

𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡
Angka Tertinggi

3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.


4) Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Perencanaan
Diagnosa
No
Keperawatan
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 2 3 4
1. Nyeri Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda
berhubungan asuhan vital.
dengan keperawatan
Ketidakmampua selama …×24 jam, 2. Berikan tindakan
n keluarga nyeri atau sakit nonfarmakologi untuk
merawat kepala hilang atau menghilangkan sakit
anggota berkurang. Dengan kepala,misalnya
keluarga yang kriteria hasil: kompres dingin pada
sakit. dahi,pijat punggung dll
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan 3. Hilangkan/minimalkan
selama …×24 jam, aktivitas vasokontriksi
nyeri atau sakit yang dapat
kepala hilang atau meningkatkan sakit
berkurang. Dengan kepala
kriteria hasil:
1. Mampu 4. Bantu pasien dalam
mengontrol nyeri ambulasi sesuai
(tahu penyebab kebutuhan
nyeri, mampu
menggunakan
tekhnik 5. Bantu dalam pemenuhan
farmakologi untuk nutrisi klayan
mengurangi nyeri,
mencari bantuan) 6. Mempertahankan tirah
baring selama pase akut
2. Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri.

3. Mampu
mengenali nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)

4. Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang.

Intoleransi Setelah dilakukan 1. Kaji respon klayan


2 aktifitas terhadap aktivitas.
asuhan
berhubungan
keperawatan
dengan ketidak 2. Instruksi klien tentang
selama ….x24jam
mampuan tehnik penghentian
diharapka klayan
keluarga energi misalnya
dapat menunjukkan
mengambil melakukan aktivitas
toleransi terhadap
keputusan dalam dengan perlahan
aktivitas dengan
melakukan
kriteria hasil:
tindakan yang 3. Berikan dorongan
tepat 3 unruk
1 4
1. Klien dapat
melakukan melakukan
2
aktivitas yang aktivitas/perawatan diri
sesuai dengan bertahap jika dapat
peningkatan ditoleransi
denyut
jantung,tekanan 4. Kaji faktor penyebab
darah dan kelemahan, contoh:
frekuensi napas pengobatan dan nyeri

2. Mempertahankan 5. Periksa tanda-tanda


warna dan vital sebelum dan
kehangatan kulit segera setelah aktivitas
dengan aktifitas

3. Melaporkan
aktivitas harian.

3. Kurangnya Setelah dilakukan 1. Mengkaji kembali


pengetahuan asuhan tingkat pengetahuan
berhubungan keperawatan keluarga tentang
dengan selama …×24 jam penyakit .
ketidakmampua klien terpenuhi
n keluarga dalam informasi 2. Memberikan penjelasan
mengenal tentang hipertensi. kepada keluarga tentang
masalah Dengan kriteria pengertian hipertensi.
kesehatan hasil:
1. Pasien dan
3. Membantu keluarga
keluarga
dalam mengidentifikasi
menyatakan
tanda gejala
pemahaman
tentang penyakit,
4. Mengevaluasi secara
kondisi, prognosis
singkat terhadap topik
dan program
yang didiskusikan
pengobatan
setelah dilakukan
2. Pasien dan
keluarga mampu penyuluhan kesehatan.
melaksanakan
prosedur 5. Kaji ulang masukan
yang dijelaskan kalori harian dan pilihan
secara benar diet.
v 3. Pasien dan
keluarga mampu
6. Anjurkan klien untuk
menjelaskan
tidak mengonsumsi
kembali apa yang
makanan dan minuman
dijelaskan
yang dapat
perawat/tim
meningkatkan tekanan
kesehatan lainnya.
darah.

7. Menjelaskan tentang
bahaya makanan yang
dapat meningkatkan
tekanan darah

8. Berikan pendidikan
kesehatan tentang cara
mencegah hipertensi

9. Menganjurkan keluarga
agar klien rutin
melakukan olahraga.
1 2 3 4

4. Kecemasan Setelah dilakukan 1. Kaji keefektifan


berhubungan asuhan strategi koping dengan
dengan keperawatan mengobservasi perilaku.
menggunakan selama …×24 jam
2. Catat laporan
sumber kecemasan hilang
gangguan tidur,
pelayanan atau berkurang.
kesehatan dalam Dengan kriteria peningkatan keletihan,
masyarakat hasil: kerusakan konsentrasi,
untuk peka rangsang, penurunan
1. Klien
memelihara toleransi sakit kepala,
mengatakan sudah
kesehatan ketidakmampuan untuk
tidak cemas
menyelesaikan masalah
lagi/cemas
berkurang 3. Bantu klien untuk
mengidentifikasi stressor
2. Ekspresi
spesifik dan kemungkinan
wajah rilek
strategi untuk
mengatasinya
3. TTV dalam
batas normal
4. Jelaskan perlunya
menghindari pemakaian
obat bebas tanpa
pemeriksaan dokter

5. Libatkan pasien
dalam perencanaan
perawatan dan beri
dorongan partisipasi
maksimum dalam rencana
pengobatan, Dorong
pasien untuk mengevaluasi
prioritas atau tujuan hidup

6. Kaji tingkat
kecemasan klien baik
secara verbal maupun

non verbal, Observasi


TTV tiap 4 jam

7. Dengarkan dan beri


kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan
perasaannya

8. Berikan support
mental pada klien,
Anjurkan pada keluarga
untuk memberikan
dukungan pada klien

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana
intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga dan
memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan (Sudiharto, 2007 ).
Kegiatan pada tahap impelementasi diantaranya :
a. Penyuluhan pada keluarga dengan pneumonia
b. Mendidik keluarga dalam hal perawatan dasar
c. Melaksanakan tujuan pada kasus pneumonia
d. Melakukan pencatatan dan pelaporan atau dokumentasi proses keperawatan.
Kegagalan dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan kesehatan
dalam memecahkan masalah kesehatatn keluarga disebabkan oleh banyak faktor,
diantaranya :
a. Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan
b. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh
c. Tidak mau menghadapi situasi
d. Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat
e. Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan (Nasrul Effendy, 1998).
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara (Sudiharto,
2007) :

a. Hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilan
b. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil perlu dilakukan sebagian, perlu disusun
rencana keperawatan yang baru
c. Perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan
melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai
dengan kesediaan keluarga.
d. Evaluasi disusun dengan menggunajan SOAP yang operasional dengan
pengertian :
S  Ungkapan perasaan atau keluhan yang dirasakan secara
subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi
keperawatan.
O  Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan atau penglihatan yang objektif
setelah implementasi keperawatan.
A  Merupakan analisa perawatan setelah mengetahui respon
subyektif dan obyektif keluarga yang dbandingkan dengan
kriteria dan standar yang telah di tentukan mengacu kepada
tujuan rencana keperawatan keluarga.
P  Perencanaan selanjutnya setelah dilakukan/dilaksanakan
oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.


Asmadi.2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.
Black, Joyce M & Hawks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8. Singapore: Elsevier.
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan: Jakarta.
Friedman. 2010. Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik. Jakarta : EGC.
Mubarrak, dkk. 2011. Ilmu Kperawatan Komunitas 2 ; Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.
Muhlisin, A. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Murwarni, A. 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam .Yogyakarta : Gosyen Publishing.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI

NAMA KELOMPOK:

1. NURLAELA DWI UTARI


2. NURUL AZMI
3. TIARA SEPTINA

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN PROVINSI NUSA


TENGGARA BARAT
T.A 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai