Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam
masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah
mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa
memberikan dampak positif maupun negatif.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai
salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara
pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat
membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala
masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan
untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti
tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau
budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kesehatan?
2. Aspek budaya apa yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan?
3. Perkembangan social budaya yang mempengaruhi status kesehatan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari kesehatan.
2. Untuk mengetahui aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan.
3. Untuk mengetahui Perkembangan social budaya yang mempengaruhi status kesehatan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan
Definisi kesehatan berdasarkan UU No.23,1992 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Istilah
kesehatan dalam kehidupan sehari-hari mungkin agak sedikit berbeda. Lingkup
kesehatan menjadi lebih sempit, yaitu digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu
dapat berfungsi secara normal. Benda mati seperti mesin dan komputer jika dapat
berfungsi normal maka dikatakan dalam keadaan sehat.
Dan pengertian kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Sedangkan pengertian kesehatan menurut organisasi
kesehatan dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan
adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan
hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”

B. Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku Kesehatan


Menurut G.M. Foster (1973) , aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan al :
1. Pengaruh tradisi
Ada beberapa tradisi didalam masyarakat yang dapat berpengaruh
negatif terhadap kesehatan masyarakat.
2. Sikap fatalistis
Hal lain adalah sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku
kesehatan. Contoh : Beberapa anggota masyarakat dikalangan kelompok
tertentu (fanatik) yang beragama islam percaya bahwa anak adalah titipan
Tuhan, dan sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha
untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit.
3. Sikap ethnosentris
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika
dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.
4. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Contoh : Dalam upaya perbaikan gizi, disuatu daerah pedesaan tertentu,
menolak untuk makan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan
vitaminnya tinggi. Setelah diselidiki ternyata masyarakat bernaggapan daun
singkong hanya pantas untuk makanan kambing, dan mereka menolaknya
karena status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing.
5. Pengaruh norma
Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak
mengalami hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter
yang memberikan pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan.
6. Pengaruh nilai
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan. Contoh : masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih
daipada beras merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih
tinggi diberas merah daripada diberas putih.
7. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi
terhadap perilaku kesehatan.
Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan berpengaruh terhadap
kebiasaan pada seseorang ketika ia dewasa. Misalnya saja, manusia yang biasa
makan nasi sejak kecil, akan sulit diubah kebiasaan makannya setelah dewasa.
8. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan
Apabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku
kesehatan masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa
yang akan terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktor-faktor yang
terlibat/berpengaruh pada perubahan, dan berusaha untuk memprediksi tentang
apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.

C. Perkembangan sosial budaya yang mempengaruhi status kesehatan


Ada tiga alur tingkatan pengaruh perubahan sosial dan budaya terhadap
kesehatan. Pengaruh ini dari urutan atas ke bawah menunjukkan peningkatan
kompleksitas dan pengaruhnya bersifat semakin tidak langsung pada kesehatan.
Pada alur paling atas, terlihat bagaimana perubahan pada kondisi mendasar
lingkungan fisik (contohnya: suhu ekstrim atau tingkat radiasi ultraviolet) dapat
mempengaruhi biologi manusia dan kesehatan secara langsung (misalnya sejenis
kanker kulit). Alur pada dua tingkatan lain, di tengah dan bawah, mengilustrasikan
proses-proses dengan kompleksitas lebih tinggi, termasuk hubungan antara kondisi
lingkungan, fungsi-fungsi ekosistem, dan kondisi sosial-ekonomi.
Alur tengah dan bawah menunjukkan tidak mudahnya menemukan korelasi
langsung antara perubahan lingkungan dan kondisi kesehatan. Akan tetapi dapat
ditarik benang merah bahwa perubahan-perubahan lingkungan ini secara langsung
atau tidak langsung bertanggung jawab atas faktor-faktor penyangga utama
kesehatan dan kehidupan manusia, seperti produksi bahan makanan, air bersih,
kondisi iklim, keamanan fisik, kesejahteraan manusia, dan jaminan keselamatan
dan kualitas sosial. Para praktisi kesehatan dan lingkungan pun akan menemukan
banyak domain permasalahan baru di sini, menambah deretan permasalahan
pemunculan toksi-ekologi lokal, sirkulasi lokal penyebab infeksi, sampai ke
pengaruh lingkungan dalam skala besar yang bekerja pada gangguan kondisi
ekologi dan proses penyangga kehidupan ini. Jelaslah bahwa resiko terbesar dari
dampak perubahan sosial dan budaya atas kesehatan dialami mereka yang paling
rentan lokasi geografisnya atau paling rentan tingkat sumber daya sosial dan
ekonominya.
Menurut Blum ada empat peranan lingkungan dalam menyebabkan
gangguan kesehatan, yaitu :
1. Sebagai agent ( penyebab penyakit)
Contoh peran lingkungan sebagai penyebab penyakit : adanya beberapa
mikroba penyebab penyakit baik dari golongan bakteri, jamur, virus maupun
protozoa, adanya zat-zat kimia di lingkungan, adanya radiasi, tekanan udara,
aliran listrik dan sebagainya.
2. Reservoir
Peran lingkungan sebagai reservoir dapat dijelaskan dengan adanya
manusia, hewan dan benda sebagai tempat berkembang biaknya bibit penyakit.
Contoh : air kotor, sampah dan sebagainya.
3. Vektor
Peran lingkungan sebagai penular atau penyebar penyakit dikarenakan
di lingkungan terdapat beberapa hewan yang berperan sebagai vektor penular
atau pemindah bibit penyakit sehingga terjadi penularan. Contoh: lalat, kecoa,
nyamuk dan sebagainya.
4. Medium transmisi
Peran lingkungan sebagai medium transmisi dikarenakan lingkungan
dapat berperan sebagai benda perantara agent. Contoh: udara, air, makanan
dan sebagainya.

Budaya yang Mempengaruhi Kesehatan


Dalam teori HL blum tentang status kesehatan, maka dijelaskan tentang
beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan, antara lain:
1. Lingkung fisik,
2. Sosial budaya,
3. Ekonomi,
4. Prilaku,
5. Keturunan, dan
6. Pelayanan kesehatan.
Selanjutnya Blum juga menjelaskan, bahwa lingkungan sosial budaya
tersebut tidak saja mempengaruhi status kesehatan, tetapi juga mempengaruhi
perilaku kesehatan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari
banyak suku bangsa yang mempunyai latar budaya yang beraneka ragam.
Lingkungan budaya tersebut sangat mepegaruhi tingkah laku manusia yang
memiliki budaya tersebut, sehingga dengan beranekaragam budaya,
menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam segala hal, termasuk dalam
perilaku kesehatan.
Dengan masalah tersebut, maka petugas kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dangan latar budaya yang beraneka
ragam, perlu sekali mengetahui budaya dan masyarakat yang dilayaninya, agar
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat akan memberikan hasil
yang optimal, yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat.
Manusai adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup
sendiri sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat.
Dengan definisi tersebut, Ternyata pengertian masyarakat masih dirasakan luas
dan abstrak sehingga untuk lebih konkretnya maka ada beberapa unsur
masyarakat, unsur masyarakat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Kesatuan sosial merupakan bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan
individu yang berinteraksi dengan kehidupan masyarakat.
2. Pranata sosial adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. Norma-
norma tersebut memberikan petunjuk bagi tingkah laku seseorang yang hidup
dalam masyarakat.
Kebudayaan dalam pengertian yang terbatas, banyak orang yang
memberikan definisi kebudayaan sebagai bangunan yang indah, candi, tari-
tarian, seni suara dan seni rupa.
Taylor memberikan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan yang
komleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan dan
kemampuan kesenian.moral hukam adat istiadat dan kemampuan lain serta
kebiasaan-kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut, Koentjaraningrat mendefinisikan bahwa kebudayaan
adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata
kelakuan yang haus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tesusun
dalam kehidupan masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi
setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau mengantisipasi
keadaan lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan, sebagai sumber
kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep
yang positif yang menekankan pada sumber-sumber social, budaya dan personal

B. Saran
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan,
maka perlu peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatan
masyarakat,.Penyedia layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah dan perusahaan
perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu
dan berkelanjutan.,Dibutuhkan kerjasama dalam merumuskan dan
mengembangkan program kesehatan masyarakat sesuai karakteristik daerah
setempat sehingga tahap perubahan menuju masyarakat sehat dalam pengelolaan
kesehatan masyarakat menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan
pada akhirnya memiliki self belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan
tanggung jawab bersama.

DAFTAR PUSTAKA
http://revliemrt.blogspot.com/2013/04/makalah-sosial-budaya.html
http://eksistensikesehatan.blogspot.com/2013/05/pengertian-kesehatan-secara-umum.html
http://www.kizzio.com/333-definisi-kesehatan.htm
http://revliemrt.blogspot.com/2013/04/makalah-sosial-budaya.html
http://dwiaritaafuaniyah.wordpress.com/2012/09/27/konsep-sehat-sakit/

Anda mungkin juga menyukai