MENTAL
Disusun oleh:
1. Ratna Kumala Dewi 010117A081
2. Sheilla Arinandya Permata W 010117A096
3. Silvia Jauharotun Nur 010117A098
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1.Tujuan umum
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1Pengertian
a. Maturasi
b. Proses belajar
c. Penyesuaian diri secara social
2.1.2 Etiologi
a. Penyebab Organik
a) Abrupsio plasenta
b) Diabetes maternal
c) Kelahiran premature
d) Kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial
3). Faktor Pasca natal :
a) Cedera kepala
b) Infeksi
c) Gangguan degeneratif
2.1.4 Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-
hari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif
yang muncul pada masa kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan
disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif :
berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumah
tanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan
diri , kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca
natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.
2.1.5Klasifikasi
Retardasi mental sangat berat berarti secara praktis anak sangat terbatas
kemampuannya dalam mengerti dan menuruti permintaan atau instruksi.
Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya mampu
pada bentuk komunikasi nonverbal yang sangat elementer.
Tabel 1: Klasifikasi retardasi mental dalama setiap usia perkembangan
2.1.7 Pencegahan
1.Pencegahan primer
Dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat,
perbaikan keadaan sosio ekonomi, konseling genetic dan tindakan kedokteran
(umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik,
kehamilan pada wanita adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan pencegahan
peradangan otak pada anak-anak).
2.Pencegahan sekunder
Meliputi diagnose dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan
subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka
dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong).
3.Pencegahan tersier
Merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya disekolah
luar biasa. Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif atau
dektrukstif. Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis
dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh
karena mempunyai anak dengan Retardasi mental.
2.1.8 Penatalaksanaan
1.) Farmakologi
Anak Retardasi mental biasanya disertai dengan gejala hyperkinetik (selalu
bergerak, konsentrasi kurangdan perhatian mudah dibelokkan). Obat-obat
yang sering digunakan dalam bidang retardasi mentaladalah terutama untuk
menekan gejala-gejala hyperkinetik, misalnya :
a. Amphetamin dosis 0,2 - 0,4 mg/kg/hari
b. Imipramin dosis ± 1,5 mg/kg/hariEfek sampingan kedua obat diatas dapat
menimbulkan convulsi
c. Valium, Nobrium, Haloperidol dsb. dapat juga menekan gejala
hyperkinetik
Obat-obatan untuk konvulsi :
a. Dilantin dosis 5 - 7 mg/kg/hari (Dilantin dapat juga menurunkan gejala
hyperkinetik, gejalagangguan emosi dan menaikkan fungsi berfikir).
b. Phenobarbital dosis 5 mg/kg/hari (Phenobarbital dapat menaikkan gejala
hyperkinetik).
c. Cofein : baik untuk convulsi dan menurunkan gejala hyperkinetik
Obat-obatan untuk menaikkan kemampuan belajar :
a. Pyrithioxine (Encephabol, Cerebron).
b. Glutamic acid.
c. Gamma amino butyric acid (Gammalon).
d. Pabenol.
e. Nootropil.
f. Amphetamin dsb.
2.1.9 Komplikasi
a. Serebral palcy
b. Gangguan kejang
c. Gangguan kejiwaan
d. Gangguan konsentrasi /hiperaktif
e. Defisit komunikasi
f. Konstipasi
2.1.10 Perencanan Pulang dan Perawatan di Rumah
a) Rujuk anak dan keluarga ke lembaga dan ahki yang dapat memberi
bantuan khusus sehubungan dengan perawatan anak serta perawatan dan
hygene gigi
b) Rujuk keluarga ke lembaga-lembaga kemasyarakatan untuk konseling
genetik, bantuan keuangan, peralatan adaptif, dan layanan-layanan
pendukung
c) Bekerja sama dengan kelurga dalam membentuk dan
mengimplementasikan renacana perbaikan perilaku
d) Fasilitas pembelajaran keterampilan yang benar dalam hal sosial,
kemasyarakatan, komunikasi, keamamanaan masyarakat, dan menghindari
orang asing ,serta perkembangan minat berhubungan dengan kelompok
sebaya dan bersantai dan berekreasi.
e) Fasilitas keikutsertaan anak dalam program sekolah, program rekreasi, dan
lingkungan masyarakat.
1.) RiwayatKesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien menunjukkan Gangguan kognitif ( pola, proses pikir ), Lambatnya
ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa, Gagal melewati tahap perkembangan
yang utama, Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih
besar atau lebih kecil dari ukuran normal ), lambatnya pertumbuhan, tonus otot
abnormal (lebih sering tonus otot lemah), ciri-ciri dismorfik, dan terlambatnya
perkembangan motorik halus dan kasar.
b. Riwayatkesehatandahulu
Kemungkinan besar pasien pernah mengalami Penyakit kromosom ( Trisomi 21 (
Sindrom Down), Sindrom Fragile X, Gangguan Sindrom ( distrofiotot Duchene ),
neurofibromatosis ( tipe 1), Gangguan metabolism sejak lahir ( Fenilketonuria ),
Abrupsio plasenta, Diabetes maternal, Kelahiran premature, Kondisi neonatal
termasuk meningitis dan perdarahan intracranial, Cedera kepala, Infeksi,
Gangguan degenerative.
2.)Pemeriksaan fisik
a. Kepala :Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
b. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan
cepat berubah
c. Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
d. Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping
melengkung ke atas, dll
e. Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit
lebar/melengkung tinggi
f. Geligi : odontogenesis yang tdk normal
g. Telinga : keduanyaletakrendah; dll
h. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
i. Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
j. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari
gemuk dan lebar, klinodaktil, dll
k. Dada & Abdomen : tdpbeberapa putting, buncit, dll
l. Genitalia : mikropenis, testis tidakturun, dll
m. Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil
meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan anak
2) Pantau anak dalam memenuhi kebutuhannya
3) Libatkan anak dalam memenuhi kebutuhannya
4) Jelaskan secara berulang-ulang tentang perawatan diri
5) Beri dorongan anak untuk merawat dirinya
Rasional :
1) Untuk menentukan intervensi
2) Kebutuhan sehari-hari terpenuhi
3) Meningkatkan kemampuan dan harga diri anak
4) Meningkatkan pemahaman anak ttg perawatan diri
5) Meningkatkan motivasi anak.
Evaluasi atau hasil penilaian yang dapat di capai setelah tindakan keperawatan
antara lain:
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran
Peran orang tua sangatlah penting dalam perawatan anak dengan retardasi
mental, di dalam setiap kehidupan sehari-hari anak. Dan sebaiknya orang tua
ataupun keluarga menerima apapun kekurangan dari seorang anak dengan
retardasi mental, serta lebih memberikan support atau pujian yang dapat membuat
anak menjadi lebih baik. Serta peran serta perawat dalam memberikan dukungan
pendidikan kesehatan dan pelayanan keperawatan yang dapat berkontribusi dalam
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu dalam merawat anak
dengan retardasi mental.
.
DAFTAR PUSTAKA
Betz and Sowden. 2002. Buku saku keperawatan pediatri. Jakarta : EGC
Moorhouse.1999.Rencanaasuhankeperawatan.Jakarta :EGC