Anda di halaman 1dari 1

Kewenangan Klinis Perawat

Fungsi Komite Keperawatan adalah meningkatkan profesionalisme tenaga


perawat di rumah sakit melalui proses kredensial bagi seluruh tenaga
keperawatan yang akan melakukan pelayanan keperawatan dan kebidanan di
rumah sakit. Dalam melaksanakan fungsi itu, salah satu yang menjadi tugas
Komite Keperawatan adalah menyusun rinician Kewenangan Klinis Perawat.

Kewenangan Klinis Perawat didapatkan setelah melalui proses kredensial


yang dilakukan oleh Sub Komite Kredensial Komite Keperawatan bersama
dengan Mitra Bestari. Kewenangan Klinis itulah yang dijadikan dasar bagi
Direktur Rumah Sakit untuk memberikan Penugasan Klinis.Menyusun
Kewenangan Klinis bisa jadi bukan pekerjaan mudah. Tapi Standar
Kompetensi Nasional Indonesia (SKKNI) yang dikeluarkan oleh PPNI bisa
menjadi rujukan. Atau seperti yang kami lakukan, penyusunan Kewenangan
Klinis menggunakan rujukan Nursing Intervention Clasification (NIC), karena
kami menerapkan SNL dalam Proses Asuhan Keperawatan. Hampir sama
dengan SKKNI, hanya sedikit berbeda dalam pengkategorian.

Perlu diketahui bahwa NIC bahkan merinci setiap kompetensi boleh


dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh perawat dengan grade nurse
assisten, basic nurse dan post basic nurse. Bila disetarakan, bisa digunakan
PK I, PK II, PK III, PK IV dan PK V. NIC juga merinci Kewenangan Klinis pada
setiap area seperti Medical Surgical Nursing, Midwifery Nursing, Pediatric
Nursing, Phsyciatric Nursing, Critical Care Nursing, Emergency Nursing,
Holistic Nursing, Nephrology Nursing, Oncology Nursing, Opthalmic Nursing,
Neuroscience Nursing, Neonatal Nursing dll.

Bagi Saudara yang menghendaki seperti apa Kewenangan Klinis perawat


yang kami susun, selakan email di kolom komentar dan sebutkan nama
Saudara dan dari RS mana.

Anda mungkin juga menyukai